Sejak bertemu dan berkenalan dengan Daniella, tingkah laku Jono memang agak berubah. Pemuda berusia 20 tahun itu jadi suka melamun sendiri dan lebih sering mendengarkan lagu-lagu cinta yang melankolis. Bawaan Jono memang jadi aneh dan perubahan itu cuma emak yang merasakannya.
Memang, Emak lebih perhatian terhadap anak laki-lakinya itu dibanding bapaknya. Mungkin juga karena Jono lebih dekat dengan Emak. Atau sudah menjadi tabiat wanita, segala hal diperhatikan, apalagi menyangkut buah hati tercinta. Sebesar apa pun seorang anak, kadang tatap menjadi kanak-kanak di mata ibu. Perubahan watak atau tingkah laku sedikit saja bisa dirasakan dan tak luput dari perhatian.
"Kenapa lu, jadi aneh sekarang?" tanya Emak penasaran.
"Aneh napa, Mak?" Jono menoleh acuh. Sejenak dia juga memandang emaknya dengan aneh.
"Tingkah lu itu, kayak ayam nelen karet! Bengong sana, bengong sini. Biasanya dengerin lagu-lagu dangdut, sekarang lagu pop. Segala lagu asam dan garam dalam belanga, lu dengerin!" Emak nyap-nyap.
"Itu lagunya Tulus, Mak. Judulnya Hati-hati di Jalan. Bagus liriknya, berasa Jono bakal ngalamin hal seperti itu nantinya," sahut Jono blak-blakan. Pemuda itu mengutarakan apa yang ada dalam benaknya dengan enteng. Dia tak punya rasa risih atau malu jika mengatakan isi hati pasa sang Emak.
"Bodo amat, dah! Mau yang nyanyi Tulus, kek. Tukul, kek. Emak nggak nanya, yang Emak heran kenapa lu jadi lain sekarang?" Emak menyelidik. Tak hanya dengan pertanyaan, tapi juga dengan sorot mata memicing tertuju pada Jono.
"Jono lagi jatuh cinta sama Daniella, Mak." Jono mengakui perasaannya tanpa malu-malu dan lugas.
Emak sontak kaget. Dia memang berhasrat menikahkan Jono diusia muda. Selama ini memang Emak sibuk mencarikan jodoh untuk Jono. Mendengar anak lelaki satu-satunya itu sedang jatuh cinta, bukan main girangnya hati Emak.
"Jatuh cinta sama siapa, lu? Ayo, bilangin Emak, biar dilamar sekalian," seru Emak bersemangat. Didekatinya Jono yang kini justru terlihat bengong.
"Berat ini kayaknya, Mak," Jono pesimis. Dia teringat akan perbedaan antara dia dan Daniella. Latar belakang keluarga Daniella sungguh membuat Jono merasa ragu akan perasaannya.
"Berat? Emang itu cewek segemuk apa? Emak mah bodo amatlah. Mau kurus, mau gemuk. Asal lu demen, Emak sama Bapak nggak jadi soal," celutuk Emak mengomentari jawaban Jono. Rupanya Emak berkelakar, menanggapi jika gadis yang disukai Jono berbadan gemuk.
Jono melengos mendengar ucapan emaknya.
"Bukan soal gemuk dan berat badan. Makanya Emak dengerin dulu."
Suara Jono terdengar sewot.
Emak cuma nyengir.
"Ya, udah. Cewek mana yang lu demenin itu?" telisik Emak lagi. Wanita itu semakin tidak sabar ingin tahu tentang siapa yang berhasil mencuri hati anak laki-lakinya.
"Anak komplek, Mak. Namanya Daniella, baru pindah dari Bandung. Dia itu blasteran, bapak Belanda ibu Sunda. Pokoknya kalau Emak melihatnya, pasti setuju sama dia," Jono bicara panjang lebar. Mata Jono terlihat berbinar. Dalam otaknya sudah terbayang wajah cantik Daniella.
"Ya, udah. Emak mau ngomong sama Bapak lu dulu. Kapan waktunya melamar," tukas Emak serius.
Emak seolah tak memperhatikan latar belakang Daniella. Dalam pikiran Emak, dia bisa segera dapat anak mantu. Menikahkan Jono dengan gadis yang dicintai. Berbeda dengan Jono yang berpikir akan statusnya dengan Daniella. Ada perbedaan yang mencolok.
Jono jadi kaget setengah mati mendengar tanggapan Emak. Buru-buru mau melamar, kenal sama Daniella saja ibaratnya baru sebatas nama.
"Jangan dulu, Mak! Jono juga belum pedekate sama dia." Jono melarang keinginan wanita yang telah melahirkannya itu.
"Halah! Segala macam pepede, lu pikirin!" sela Emak.
"Pedekate, Mak. Pen-de-kat-an, bukan pe-pe-de!" sahut Jono kesal.
Emak tak peduli melihat wajah Jono yang jadi cemberut. Dia masih menggebu ingin segera bertemu dengan wanita pujaan hati anaknya.
"Jadi gimana ini ceritanya?" Emak bingung.
"Ya, nggak tau, Mak. Jono juga lagi bingung ini."
Emak merengut mendengar ucapan Jono. Rasa-rasanya bakal lama lagi dia akan dapat menantu. Padahal cara diam-diam, Emak sudah lama menabung untuk biaya lamaran si Jono.
"Dia masih kuliah, Mak. Anak orang kaya lagi, itu yang bikin Jono minder." Kali ini Jono terlihat memelas, tak berdaya mengingat perbedaan antara dia dan Daniella. Di mata Jono, selain kaya, Daniella juga terpelajar, berpendidikan tinggi. Berbanding terbalik dengan dia dan keluarganya.
"Terserah elu aja, deh. Emak nggak mau tau dia masih kuliah dan anak orang kaya. Kalau lu jantan sebagai laki-laki, ayo ajak Emak sama Bapak ke rumahnya, kita lamar dia," ujar Emak bersemangat.
Jono hanya melongo. Makin bingung harus bicara apa pada Emaknya untuk menjelaskan hubungannya dengan Daniella saat ini. Belum juga dekat, Emak sudah mau main lamar aja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
[AIANA]
bayangin ayam nelen karet ky apa cobaaa
2022-10-20
1