Sampai di pesantren.
Kedua santri itu kembali ke dalam kamar masing-masing.
"Kenapa kamu masih mengikuti ku?" tanya pemuda itu dingin.
"Aku? kau berbicara pada ku?" tanya ku tak percaya dengan tangan yang menunjuk pada diri ku sendiri.
"Iya siapa lagi, orang di sini tidak ada siapapun selain diri mu" jawab pemuda itu.
"Begini ceritanya, aku ini ingin kembali ke raga ku, bisakah kau membantu ku tuan?" tanya ku mengutarakan tujuan awal ku.
"Azam itu nama ku, kau jangan memanggil ku dengan sebutan tuan, aku tidak suka" jawab Azam.
"Owh baiklah, bisakah kau membantu ku kembali ke raga ku?" tanya ku.
"Tidak bisa" jawab Azam kembali berjalan.
Aku dengan cepat langsung mengikutinya dengan berbagai pertanyaan yang terus berseliweran di kepala ku.
"Kenapa tidak bisa, ayolah tolong kembalikan aku ke raga ku, ku mohon Azam, hanya kau yang bisa melihat ku di sini" kata ku mengikutinya tanpa henti.
"Tidak bisa, aku tidak bisa membantu mu" jawab Azam.
"Kenapa?" tanya ku.
"Aku tidak tau caranya, aku memang bisa melihat mu, namun aku tidak pernah tau cara untuk mengambilkan sukma yang terpisah dari raga" jawab Azam.
Aku melihat wajah Azam, aku merasa dia sedang berbohong.
"Aku tidak percaya, aku yakin kau bisa membantu ku, kau jangan berbohong, dosa tau, gimana kau ini, kau itu Ustadz loh, kenapa modelannya kayak gini" omel ku.
"Sialan gadis in, sudah mengikuti ku, eh dia malah ngatain lagi" batin Azam.
"Ayolah, aku ingin di bantu oleh mu, ku mohon bantulah aku pliss" mohon ku.
"Tidak bisa, aku tidak mau membantu mu, kau cari orang lain saja sana" kata Azam dengan melihat ke arah lain.
Azam kembali berjalan, aku terus mengikutinya.
"Aku sudah mencarinya kemanapun, namun tak ada satupun yang bisa melihat ku, ayolah aku ingin kembali ke dalam raga ku, ku mohon Azam" mohon ku berharap dia mau membantu ku.
"Aku tidak mau, berhentilah ngikutin aku" jawab Azam.
"Aku tidak mau, aku akan tetap ngikutin kamu kemanapun sampai kamu mau membantu ku untuk kembali ke dalam raga ku" ngotot ku.
"Terserah mu, yang jelas aku tidak mau membantu mu" jawab Azam.
Aku terus mengikutinya, aku tidak akan biarkan dia pergi begitu saja.
"Eh jangan masuk, ini kamar mandi, kamu mau melihat ku mandi apa" kata Azam.
"Tidak lah, kau kira aku ini cewek apaan ngintip orang mandi, dah aku mau lihat-lihat pesantren ini dulu, bye Azam much" kata ku pergi meninggalkan dia yang geleng-geleng kepala karena ulah ku.
"Gadis yang aneh, kenapa aku harus ketemu sama gadis itu, menambah masalah ku saja, nyesel aku ke taman tadi, tau gini lebih baik aku di pesantren saja" kata Azam lalu masuk ke dalam kamar mandi.
Aku berkeliling di dalam pesantren yang sangat besar ini.
Banyak santri-santri yang terlihat di mata ku, tapi mereka tak ada yang bisa melihat ku.
"Jadi begini kegiatan anak pondok, lumayan berat sih, tapi mudah kalau kata aku" kata ku yang melihat anak-anak pondok yang sedang melakukan aktivitasnya.
Aku melihat-lihat apapun yang ada di dalam pondok pesantren ini tiba-tiba.
"Eh kamu ngapain di sini?" tanya seseorang.
Seorang gadis yang bajunya penuh dengan darah menghadang jalan ku.
Aku sempat terkejut karena pertanyaannya.
"Kenapa, emang gak boleh aku di sini?" tanya ku.
"Tidak boleh lah, kau tidak boleh ada di sini, di sini itu daerah kekuasaan aku, kau tidak boleh seenaknya masuk ke sini, pergi kau sana" usir hantu itu yang sepertinya tidak suka sama sekali pada ku entah apa alasannya.
"Aku tidak mau, aku ke sini juga di ajakin sama Azam, kau tidak boleh seenaknya ngusir ku" jawab ku yang tak akan mau mendengar perintah gadis songong itu.
"AZAM" kaget gadis itu.
"Iya Azam, dia itu satu-satunya manusia yang bisa lihat aku, ya udah aku ikutin aja dia sampai ke sini" jawab ku.
"Ada prihal apa kau mau mengikuti calon suami ku?" tanya gadis itu dengan nada serius.
"SUAMI haha mana mau Azam sama kamu, kamu saja tidak cantik, bau lagi" jawab ku sedikit menghinanya.
Wajah gadis itu berubah, wajah yang tadinya bersih kini penuh dengan darah yang membuatnya terlihat mengerikan.
"Kau jangan mencari gara-gara ya, kau harus jaga sikap, jangan asal ngomong saja" kata gadis itu tak terima dengan hinaan ku.
"Baiklah, aku ke sini itu cuman ingin meminta bantuan Azam untuk ngembalikan aku ke dalam raga ku itu aja, gak ada yang lain" jeals ku.
"Kenapa kau tidak meminta bantuan pada orang lain saja?" tanya gadis itu.
"Susah, aku aja tadi berkeliling di jalanan hanya nemuin Azam seorang yang bisa ngelihat ku, yang lainnya itu tidak bisa" jawab ku.
"Cuman hal itu saja kan?" tanya gadis itu.
Aku merasa sedikit aneh dengan pertanyaan gadis yang ada di depan ku saat ini.
"Iya hanya itu saja, aku tidak akan melakukan hal-hal yang tidak-tidak kok, kamu jangan khawatir, oh ya siapa nama ku" jawab ku.
"Rina" kata Rina.
"Oh, nama ku Raisa, kita boleh berteman selama aku masih belum kembali ke dalam raga ku, btw apakah kau menyukai Azam?" tanya ku.
"Iya tapi dia tidak menyukai ku dan selalu menghindari ku setiap hari, mangkanya aku cemburu kalau ada orang yang menyukainya, malahan di pesantren ini hampir seluruh santriwatinya menyukai Azam" jawab Rina.
Terlihat api cemburu yang ada di matanya.
"Terus apa yang kau lakukan setelah tau hal itu?" tanya ku penasaran.
"Aku mengerjai mereka setiap malam biar mereka tidak menyukai Azam lagi" jawab Rina.
"Apakah itu berhasil?" tanya ku.
"Tidak sama sekali, mereka tidak mengerti kalau teror-teror yang berdatangan itu aku lakukan untuk membuat mereka tidak lagi menyukai Azam" jawab Rina.
"Cinta tidak itu akan ada habisnya, kau yang sabar saja, kau juga berbeda alam dengan Azam, kalian berdua tidak akan bisa bersatu" kata ku.
Wajah Rina langsung di tekuk kala mendengar ucapan ku yang tak sengaja membuat angan-angannya hancur tak tersisa.
"Aku tau, mendengar kata tidak akan bisa bersatu, aku jadi sedih, aku menyukainya tapi takdir sedang tidak berpihak pada ku" jawab Rina dengan raut wajah sedihnya.
"Yang sabar saja, oh ya kamu itu meninggal kenapa?" tanya ku.
"Aku ketabrak mobil di depan pesantren, aku santri di sini juga, aku masih belum mau kembali ke alam ku, aku mau berkeliaran dulu di sini, setelah aku puas baru aku akan kembali, sedangkan kamu kenapa kok bisa begini" jawab Rina.
"Aku kecelakaan, semua teman-teman ku meninggal dunia, hanya aku sendiri yang selamat dari insiden kecelakaan itu, namun aku di nyatakan koma, sebenarnya aku ingin pergi bersama dengan teman-teman ku, tapi sayangnya mereka melarang ku untuk ikut, ya gini deh jadinya, masih bergentayangan karena belum kembali ke dalam raga" jelas ku dengan wajah murung.
"Teman-teman mu benar, mereka itu sudah tiada, mereka harus kembali, sedangkan kau masih di ambang hidup dan mati, kau harus semangat jangan menyerah dulu, yakin lah kalau kau bisa kembali ke raga mu, kau tau menjadi manusia itu paling menyenangkan, tidak seperti makhluk halus yang keberadaannya tidak di hargai" jawab Rina.
"Iya sih, dah aku mau jalan-jalan lagi, nanti aku akan cari kamu setelah aku puas berjalan-jalan di pesantren ini" kaga ku.
"Oke" jawab Rina menghilang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Duta 0306
si Rina sok baik haha
2022-10-03
2
Maria Saputri
penasaran lanjut lagi dong thor
2022-10-03
1
Cinta Arabela
lanjut Thor
2022-10-03
1