Mengganggu suster

Aku menghapus air mata ku, melihat sekilas ke arah mayat teman-teman ku setelah itu keluar dari dalam kamar mayat.

"Aku kemana ini, aku harus cari orang yang bisa melihat ku di sekitar sini" kata ku.

Mata ku tak sengaja melihat sesuatu, aku lalu menghampirinya.

"Halo pak dokter, apakah kau melihat ku?" tanya ku pada dokter yang berjalan dengan terburu-buru.

Dokter itu diam tak menjawab, bahkan dia tidak melirik sama sekali ke arah ku.

"Oh tidak, dia tidak melihat ku, bagaimana ini, pokoknya aku harus cari orang yang bisa melihat ku dengan wujud seperti ini" kata ku kembali berjalan untuk mencari orang yang bisa melihat ku.

"Hai nona apakah kau bisa melihat ku?" tanya ku pada tante-tante yang tengah duduk di kursi tunggu.

Tante itu diam tak menjawab, masih fokus dengan ponsel yang di pegangnya.

"Tidak juga, hadeh bagaimana ini, ayolah Raisa kau harus semangat, ingat kau harus bisa kembali ke dalam raga mu, kau jangan putus asa oke" kata ku menyemangati diri sendiri.

Aku melihat sekeliling ku, mata ku menangkap seorang suster yang sedang menjaga apotik.

Dengan cepat aku langsung menghampirinya.

"Halo suster apakah kau melihat ku?" tanya ku dengan senyuman manis.

Suster itu diam ia tengah mencari obat untuk pasien.

"Ku rasa suster ini juga tidak bisa melihat ku, iih kenapa susah banget nyari orang yang dapat melihat ku dengan wujud seperti ini" kata ku.

Aku mengamati suster yang terus fokus dengan obat-obatan di depannya.

"Bosen tau, aku kerjain aja deh" kata ku tersenyum jahil.

Suster itu masih sibuk memilih obat dan meletakkannya di atas meja, aku mengambil obat itu dan kembali meletakkan ke tempat semula.

"Loh kok obat ini gak bertambah, malah berkurang, ada apa ini perasaan baru aja aku tarok di sini, masa iya aku lupa" kata suster itu bingung.

"Haha" tawa ku saat berhasil menjahilinya.

Suster itu kembali mengambil obat dan meletakkan di atas meja dan aku kembali meletakkan obat itu di tempat semula.

"Gak beres ini, aku yakin sekali barusan aku telah mengambil obat itu dan meletakkannya di meja, tapi kenapa obat itu kembali ke tempat semula" kata suster itu masih bingung dengan keanahen yang sedang dia hadapi.

"HAHAHA" tawa ku semakin menjadi melihat suster itu yang semakin kebingungan.

Suster itu mengambil obat lalu meletakkan di atas meja, aku mengangkat obat itu ke udara.

Wajah suster itu begitu terkejut dengan obat yang tiba-tiba terangkat ke udara tanpa ada orang yang melakukannya.

"Arrgghhh hantu, tolong ada hantu" teriak suster itu berlari dengan secepat kilat.

Aku tertawa terbahak-bahak melihat suster yang berlari ketakutan karena ulah ku.

"Hahaha seru juga ngerjain suster, pantas saja makhluk halus kerjaannya cuman usilin manusia tiap hari, jadi ini yang mereka rasakan, benar-benar seru" tawa ku begitu senang di saat orang lain kesusahan.

Di saat aku sedang tertawa terbahak-bahak tiba-tiba aku teringat dengan tujuan awal ku.

"Aku ke sini buat mastiin suster itu bisa lihat aku atau enggak, kenapa aku malah ngerjain dia yang jelas-jelas tak bisa ngelihat aku, lebih baik aku nyari orang yang dapat melihat keberadaan ku dari pada aku tertawa sendiri kayak orang gila di sini" kata ku.

Aku lalu keluar meninggalkan rumah sakit tempat raga ku di rawat.

Aku berjalan tanpa arah, di kanan dan kiri ku banyak sekali pengendara roda dua dan empat yang berlalu lalang di jalanan.

"Aku harus cari orang yang bisa liat aku, tapi siapa, di sini tidak ada satupun orang yang merasa aneh kala melihat ku, apa mungkin di antara mereka semua tidak ada yang dapat melihat ku" kata ku.

"Bagaimana ini, kalau benar itu terjadi, aku harus apa, aku tidak punya cara untuk bisa kembali ke dalam raga ku, aku ingin kembali beraktivitas seperti dulu" kata ku mulai gelisah di tengah keramaian.

"Raisa oh Raisa, kamu harus yakin jika akan ada orang yang bisa lihat dan nolongin kamu, kamu jangan putus asa dulu, kamu cari saja dulu, cepat atau lambat kamu pasti bisa menemukannya" kata ku menyakinkan diri.

"Aku harus tanya semua orang, aku yakin di antara mereka pasti ada yang bisa lihat aku, hmm mari kita mulai dari orang itu" kata ku dengan menunjuk ke arah pemadam kebakaran yang tengah memadamkan api yang sangat besar.

"Aku harus ke sana, aku harus pastiin jika pemadam kebakaran itu dapat melihat ku atau tidak" kata ku lalu berlari mendekati pemadam kebakaran.

"Halo pak pemadam kebakaran, apakah kau bisa melihat ku?" tanya ku dengan harapan yang begitu tinggi.

Petugas pemadam kebakaran sedang berusaha memadamkan api di mobil yang terbakar.

Dia tidak melirik sedikitpun ke arah ku dan hanya terus fokus memadamkan api.

"Heis kenapa dia diam saja, bilang iya kek gitu, biar aku senang, tapi ini apa dia malah cuekin aku" kata ku mulai kesal karena merasa di abaikan.

"Kau sudah membuat ku kesal pemadam, aku akan beri kau pelajaran, lihat ini" kata ku menyemprotkan selang ke muka pemadam itu.

"Arrrrgghh" teriak pemadam kebakaran itu.

Baju pemadam kebakaran basah kuyup tak tersisa.

"Haha suruh siapa cuekin aku, rasakan itu haha" tawa ku pergi meninggalkan pemadaman kebakaran yang berhasil ku kerjain.

"Adooi, aku harus kemana lagi nyari orang yang bisa lihat ku, apa di sini gak ada satupun gitu yang bisa lihat aku, heis dasar mata mereka pada buta, kenapa mereka tidak melihat ku sih" omel ku di sepanjang perjalanan.

Aku berkeliling sepanjang jalan, bertanya pada semua orang yang aku temui tapi hasilnya tetap nihil, tak ada yang melihat ku sama sekali di sini.

"Alamak aku ini ingin kembali ke raga ku, capek juga bergentayangan di mana-mana kayak gini, woyy adakah yang bisa melihat ku" teriak ku di jalanan dengan sekeras mungkin.

Namun hal itu masih sia-sia, pasalnya tak ada satupun yang mendengarnya.

Aku melihat seorang kakek-kakek, dengan cepat aku langsung menghampirinya untuk memastikan jika dia dapat melihat ku.

"Halo kek, apakah kakek melihat ku?" tanya ku.

Kakek itu diam saja tidak bergerak sedikitpun, tatapan matanya juga kosong, wajahnya terlihat serius yang membuatnya terlihat misterius.

"Aneh kakek ini, dah lah aku tinggalin aja, aku yakin dia juga tidak bisa melihat ku" kata ku pergi meninggalkan kakek itu.

Aku terus berjalan tanpa henti.

"Seru juga sih bergentayangan gini, aku bisa bebas masuk ke manapun tanpa bayar lagi, wow seru sekali jadi kayak gini" teriak ku.

Aku berhenti tepat di depan taman kota, mata ku menangkap tiga orang laki-laki berpeci yang sedang duduk di pinggir jalan.

"Widih ganteng benar, samperin ah" kata ku menghampiri mereka.

Aku memutari ketiganya dengan senang, aku menyentuh peci kedua laki-laki yang duduk di paling pinggir, lalu aku menyentuh peci pemuda yang berada di paling tengah.

Tiba-tiba pemuda itu mencekal tangan ku membuat ku terkejut.

"Hei apakah kau bisa melihat ku?" tanya ku kaget bercampur girang.

"Tentu saja kenapa tidak" jawab pemuda itu.

"Yeeyy akhirnya aku menemukan orang yang sudah aku cari-cari dari tadi" girang ku.

"Ustadz bicara sama siapa?" tanya Dimas.

"Sama aku, kenapa kau" jawab ku.

"Bukan siapa-siapa, ayo kita kembali ke pesantren saja, udah mau sore, nanti di marahin pak kyai" ajak pemuda itu lalu berdiri.

"Iya tadz" jawab keduanya.

Mereka bertiga melangkah meninggalkan aku sendirian di taman.

"Eh kok aku di tinggalin, wah gak bener ini, aku harus ikutin mereka" kata ku.

Aku mengikuti mereka bertiga dari belakang.

Saat berjalan tak ada percakapan yang terjadi di antara mereka bertiga, aku hanya terus mengikuti mereka tanpa mengatakan sepatah katapun.

Terpopuler

Comments

Duta 0306

Duta 0306

kalo ga salah cerita ini udah ada dulu kan Thor??

2022-10-02

1

Anastasya

Anastasya

ada2 di Raisa mah🤣😂

2022-10-02

0

Riana Aurelia

Riana Aurelia

Hadeh sifat usil Raisa keluar 🤦🏻‍♀️

2022-10-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!