bab 5 ~ berharap ~

Sovia menatap makanan yang ada di hadapannya ,sedikit pun dia tidak selera melihat makanan itu,akhirnya dia membawa makanan itu kembali ke dapur dan menyimpannya di tudung saji.

"Dek kenapa tidak makan,jangan seperti itulah dek,kamu harus menghargai makanan itu."Ucap Adrian yang sudah berdiri di belakangnya.

"Aku belum mau makan mas."Jawab Sovia Tampa menoleh kearah suaminya yang masih berdiri di tempatnya.Setelah berbicara Sovia memasuki kamar mandi dan melihat sudah banyak tumpukan piring kotor disana,rasanya dia ingin sekali membuang semua piring itu dari sana tapi dia tidak memiliki keberanian untuk melakukan itu,yang dia lakukan hannya menatapnya dan mungkin akan membereskan semuanya.

Saat ingin membersihkan semuanya tiba-tiba sovia merasa kepalanya begitu penting dan dia sangat mual dia tidak tau apa yang terjadi tiba-tiba

"Brakk.....Sovia terjatuh di kamar mandi dan pingsan.Mendengar suara yang sanga keras yang berasal dari kamar mandi Adrian berlari dari depan

"Sovia.....Apa yang terjadi denganmu."Adrian memekik lalu menghampiri Sovia yang sudah tergeletak di sana.Semua orang yang berada di sopa barusan langsung berlari menuju dapur dan melihat apa yang terjadi.

"Ada apa adrian.." Tanya mamanya,sambil berkacak pinggang di dekat pintu.

"Aku tidak tau ma,tiba-tiba saja Sovia pingsan,mungkin dia kelelahan,di rumah ini,harusnya mama jangan terlalu menekan dia ma disini,biar bagaimana pun dia itu istriku."Ucap Adrian sambil membopong tubuh istrinya memasuki kamar,

"Siapa yang menekannya,dianya saja yang berlebihan,semua omongan mama benar adanya,kamu menikah dengan orang yang tidak punya pendidikan jadi ya begini,dia hannya bisa menumpang hidup sama kamu bisa di bilang dia itu parasit."Jawab sang mama,suaranya sengaja di naikkan agar Adrian mendengarnya.

Adrian keluar dari kamarnya,dia semakin lama semakin muak melihat ibunya,yang terlalu egois dan menuntutnya padahal dia sudah menuruti keinginnya untuk tidak memberikan uang kepada istrinya,sudah menuruti ke inginannya untuk tidak peduli kepada istrinya tapi semakin lama ibunya semakin membuatnya pusing dengan semua ocehannya setiap hari.

"Cukup ma,aku sudah muak setiap hari mendengar ocehan mama,jika mama terus menerus begini lebih baik aku membiarkannya pergi dari rumah ini,aku ingin melihat siapa yang akan membereskan semua pekerjaan rumah.Padahal saat dia tadi hendak pergi bukankah mama yang menyuruhku memanggilnya."Ucap Adrian dengan penuh emosi dia benar-benar tidak tahan melihat ibunya yang setiap hari memojokkan istrinya.

Saat itu Sovia sudah terbangun dan dia mendengar semua pertengkaran di rumah mertuanya,dia sedikit lega saat mendengar suaminya yang membelanya di hadapan semua keluarganya,setidaknya dia masih bisa bernapas dengan tenang saat ada yang membelanya dari mertuanya yang sangat cerewet dan menyebalkan.

"Kamu sudah bangun? Aku sudah menyuruh bidan datang kerumah untuk memeriksa keadaanmu maafkan mama yang terlalu egois ya dek,aku juga minta maaf karna belum bisa menjadi suami yang baik untukmu."Ucap Adrian.Mebdengar ucapan itu Sovia seketika merasa sedih,ingin sekali dia meminta agar mereka segera pindah dari rumah mertuanya tapi dia takut Adrian akan kembali menolak permintaanya.Dan saat ini dia hannya bisa mengangguk.

Sovia meminum air putih yang ada di sampingnya dia tidak tau kenapa sepanjang hari ini rasanya semua badannya sangat lelah dan Indra penciumannya sangat tajam,dia selalu merasa mual saat mencium sesuatu yang berbau menusuk.

"Dek bidan nya sudah datang,biarkan dia memeriksa mu."Ucap Adrian,dia mengantar bidan desa memasuki kamar mereka.

Setelah melakukan pemeriksaan,bidan itu memberikan satu buah taspack kepada Sovia,

"Untuk apa ini kak?" Tanya Sovia kaget,saat menerima taspack itu,

"Silahkan kamu cek dari pemeriksaan secara manual sepertinya gejala yang kamu hadapi karna kamu sedang hamil,tapi biar lebih akurat kamu tes dulu semoga saja hasilnya positif."Jawab bidan dengan senyum ramahnya.

Sovia berjalan menuju kamar mandi,dia melakukan semua yang di ajarkan oleh bidan setelah itu dia keluar lalu menyerahkan hasilnya kepada bidan dan mereka menunggu dengan tenang,wajah Sovia sangat tegang menunggu hasilnya sejujurnya dia belum siap untuk hamil karna hubungannya dengan mertuanya yang kurang baik,takutnya saat dia hamil nanti dia akan semakin menderita.

"Selamat Sovia kamu sedang hamil,untuk pemeriksaan lebih akurat ada baiknya kamu ke rumah sakit sekalian melakukan USG,"Ucap bidan,Sovia tidak tau harus bahagia atau sedih,sekilas dia bahagia karna akhirnya dia dipercayakan untuk menjadi ibu,dan sekilas dia takut menjalani hari-hari.karna dia tinggal bersama mertuanya.

Setelah selesai melakukan pemeriksaan bidan keluar dari kamar Sovia,saat dia melewati ruang tamu dia sudah di sambut oleh mertua dan Kaka ipar Sovia.

"Bu bidan ada apa dengan menantuku,apa terjadi sesuatu kepadanya,aku sudah memperingatkan dia untuk tidak terlalu capek tapi dia nga bisa dibilangin."Ucap lilis bersilat lidah.Di samping dia seorang mertua yang sombong dan angkuh dia memiliki sifat haus akan pujian orang,makanya tidak heran dia selalu bersikap berpura-pura baik di hadapan semua tetangga agar dia dibilang mertua baik dan perhatian.

"Nga papa kok Bu,tapi aku ada kabar gembira buat ibu,sebentar lagi ibu akan punya cucu,selamat ya Bu,tolong di ingatkan menantunya untuk menjaga kandungannya dan makan makanan bergizi dan tidak boleh terlalu kelelahan.

"Benarkah!!!! alhamdulilah,akhirnya doa-doa ku dikabulkan oleh sang pencipta."Ucap nya dengan wajah pura-pura bahagia,padahal dibalik itu dia sama sekali belum menginginkan punya cucu karna itu akan menambah pengeluaran dari dompetnya.

"Iya Bu,kalau begitu saya permisi ya Bu."Jawab bidan.Setelah itu dia keluar dari rumah dan bergegas meninggalkan rumah itu,setelah bidan pergi Adrian baru sampai entah dari mana dia dari tadi.

Adrian melewati semua keluarganya di ruang tamu,dia masih sedikit kesal melihat ibunya yang selalu menekannya selama ini,

"Adrian kamu memang sangat bodoh kok bisa istrimu hamil,kalau begitu biaya yang setiap bulan kamu kasih ke aku harus kamu tambahi,karna mulai hari ini istrimu akan memakan makanan bergizi."Ucap ibunya,Adrian mengabaikan ucapan ibunya dia langsung pergi meninggalkan mereka dan menemui istrinya yang masih berada di kamar.

"Dek kenapa kamu hamil,aku belum siap dek kamu kan tau biaya kiat saja disini sudah tinggi,bagaimana jika nanti di tambah biaya bayi,kamu kok bisa tidak menjaganya agar tidak hamil."Ucap Adrian dengan wajah masam,terlihat jelas pria itu tidak menerima kehamilan Sovia,

"Mas,anak itu kan rejeki,kamu kok bisa ngomong begitu mas."Jawab sovia,Adrian langsung pergi dan tidak mau tau dengan ucapan istrinya,kepalanya langsung pusing memikirkan berapa biaya yang harus dia berikan untuk ibunya kedepannya.

*** bersambung**""

Terpopuler

Comments

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

luar biasa thor lanjutkan seruuuu banget

2023-02-06

0

pecinta kucing

pecinta kucing

😬😬

2022-12-10

0

bunda s'as

bunda s'as

aduuuuuh ... mumet ini mah sovia udah pergi ajah kabuuuuur ....

2022-10-03

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 ~ Makan hati ~
2 bab 2 ~ Semua demi cinta dan keluarga ~
3 bab 3 ~ Wanita bodoh ~
4 bab 4 ~ Perubahan ~
5 bab 5 ~ berharap ~
6 bab 6 ~ Berubah ~
7 bab 7 ~ Tidak dihargai ~
8 bab 8 ~ Rawat ibuku ~
9 bab 9 ~ Terpaksa ~
10 bab 10 ~ Kaka ipar ~
11 bab 11 ~ Raisa ~
12 bab 12 ~ Wanita baik ~
13 bab 13 ~ Suami lupa tanggung jawab ~
14 bab 14 ~ Usaha kecil-kecilan ~
15 bab 15 ~ Amira ~
16 bab 16 ~ keributan ~
17 bab 17 ~ Memberimu pelajaran~
18 bab 18 ~ Terlihat berbeda ~
19 bab 19 ~ Istri polos ~
20 bab 20 ~ Jangan membuatku malu ~
21 bab 21 ~ pekerjaan memalukan ~
22 bab 22 ~ Pria menyedihkan ~
23 bab 23 ~ Ternyata mereka hannya munafik ~
24 bab 24 ~ Tidak Sudi ~
25 bab 25 ~ Mulai berubah ~
26 bab 26 ~ Curiga ~
27 bab 27 ~ Aku tidak berarti ~
28 bab 28 ~ Kejam sekali ~
29 bab 29 ~ penganiayaan ~
30 bab 30 ~ Pria munafik ~
31 bab 31 ~ Kembali ke kampung ~
32 bab 32 ~ Baru terasa ~
33 bab 33 ~ Berantem ~
34 bab 34 ~ Memulai kehidupan baru ~
35 bab 35 ~ Menerima hukuman ~
36 bab 36 ~ Wanita gila ~
37 bab 37 ~ Wanita sederhana ~
38 bab 38 ~ Nikahi aku mas ~
39 bab 39 ~ Wanita murahan ~
40 bab 40 ~ Bangga ~
41 bab 41 ~ Aku belum siap ~
42 bab 42 ~ Menyesal ~
43 bab 43 ~ pelajaran hidup ~
44 bab 44 ~ Aku tidak mau mas ~
45 bab 45 ~ Rencana pernikahan ~
46 Bab 46 ~ aku tidak menyukai mu ~
47 bab 47 ~ Pernikahan ~
48 bab 48 ~ Kehamilan ~
49 Bab 49 ~ Saya seorang dokter ~
50 bab 50 ~ Kemarahan mama Lilis ~
51 bab 51 ~ Tetangga semua tau ~
52 bab 52 ~ Fitnah ~
53 bab 53 ~ Mulai tidak cocok ~
54 bab 54 ~ Pelajaran ~
55 bab 55 ~ Keliling kota ~
56 bab 56~ Pikirkan dengan baik ~
57 bab 57~ Ibu egois ~
58 bab 58 ~ Kerja sama ~
59 bab 59 ~ Di lamar seorang dokter ~
60 Bab 60 ~ Pernikahan Amira ~
61 bab 61 ~ Berakhir damai ~
Episodes

Updated 61 Episodes

1
bab 1 ~ Makan hati ~
2
bab 2 ~ Semua demi cinta dan keluarga ~
3
bab 3 ~ Wanita bodoh ~
4
bab 4 ~ Perubahan ~
5
bab 5 ~ berharap ~
6
bab 6 ~ Berubah ~
7
bab 7 ~ Tidak dihargai ~
8
bab 8 ~ Rawat ibuku ~
9
bab 9 ~ Terpaksa ~
10
bab 10 ~ Kaka ipar ~
11
bab 11 ~ Raisa ~
12
bab 12 ~ Wanita baik ~
13
bab 13 ~ Suami lupa tanggung jawab ~
14
bab 14 ~ Usaha kecil-kecilan ~
15
bab 15 ~ Amira ~
16
bab 16 ~ keributan ~
17
bab 17 ~ Memberimu pelajaran~
18
bab 18 ~ Terlihat berbeda ~
19
bab 19 ~ Istri polos ~
20
bab 20 ~ Jangan membuatku malu ~
21
bab 21 ~ pekerjaan memalukan ~
22
bab 22 ~ Pria menyedihkan ~
23
bab 23 ~ Ternyata mereka hannya munafik ~
24
bab 24 ~ Tidak Sudi ~
25
bab 25 ~ Mulai berubah ~
26
bab 26 ~ Curiga ~
27
bab 27 ~ Aku tidak berarti ~
28
bab 28 ~ Kejam sekali ~
29
bab 29 ~ penganiayaan ~
30
bab 30 ~ Pria munafik ~
31
bab 31 ~ Kembali ke kampung ~
32
bab 32 ~ Baru terasa ~
33
bab 33 ~ Berantem ~
34
bab 34 ~ Memulai kehidupan baru ~
35
bab 35 ~ Menerima hukuman ~
36
bab 36 ~ Wanita gila ~
37
bab 37 ~ Wanita sederhana ~
38
bab 38 ~ Nikahi aku mas ~
39
bab 39 ~ Wanita murahan ~
40
bab 40 ~ Bangga ~
41
bab 41 ~ Aku belum siap ~
42
bab 42 ~ Menyesal ~
43
bab 43 ~ pelajaran hidup ~
44
bab 44 ~ Aku tidak mau mas ~
45
bab 45 ~ Rencana pernikahan ~
46
Bab 46 ~ aku tidak menyukai mu ~
47
bab 47 ~ Pernikahan ~
48
bab 48 ~ Kehamilan ~
49
Bab 49 ~ Saya seorang dokter ~
50
bab 50 ~ Kemarahan mama Lilis ~
51
bab 51 ~ Tetangga semua tau ~
52
bab 52 ~ Fitnah ~
53
bab 53 ~ Mulai tidak cocok ~
54
bab 54 ~ Pelajaran ~
55
bab 55 ~ Keliling kota ~
56
bab 56~ Pikirkan dengan baik ~
57
bab 57~ Ibu egois ~
58
bab 58 ~ Kerja sama ~
59
bab 59 ~ Di lamar seorang dokter ~
60
Bab 60 ~ Pernikahan Amira ~
61
bab 61 ~ Berakhir damai ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!