Saat Adrian melamar Sovia satu tahun yang lalu,Sovia merasa dirinya wanita yang paling bahagia di dunia.Wajar saja dia menganggap dirinya wanita yang paling bahagia karna saat itu seorang pria yang sudah mapan melamar dirinya yang tidak punya apa-apa.
Saat itu ibunya melarangnya untuk menerima lamaran Adrian dengan alasan mereka sangat jauh berbeda,orang tuanya tidak ingin suatu saat Sovia menderita.Tapi karna sovia sudah sangat jatuh cinta kepada Adrian dia menerimanya dengan cepat,bahkan banyak tetangga yang memuji keberuntungan sovia di lamar pria mapan.
Sovia tidak pernah menyangka pernikahannya dengan Adrian adalah awal dari penderitanya,apalagi karna suaminya Adrian tidak mau pisah rumah dari mertuanya yang begitu sombong dan angkuh yang selalu membandingkan Maria istri dari anak pertamanya.
Seperti yang terjadi hari ini Maria pulang dari sekolah sambil membawa barang belanjaan mungkin dia sedang gajian dan wanita itu membeli sebuah tas untuk mertuanya dan sontak saja mertuanya memuji Maria setinggi langit.
"Kamu baik banget sih nak,ngapain mesti beli tas untuk mama,pasti kamu dapat gaji banyak ya."Ucap mama mertuanya dia sengaja meninggikan nada suaranya agar Sovia dengar apa yang dia ucapkan nya.
"Tidak juga ma,kebetulan aja tadi aku lewat dari toko aku tas ini pas banget untuk ya udah aku beliin aja."Jawab Maria,dia memang wanita yang cukup royal hingga mertuanya selalu memujinya setinggi langit.
"Sesekali belilah barang bagus sama orang dapur,biar nga dekil,ya begitulah kalau dia tidak punya pendidikan jadinya dia hannya bisa mengharapkan pemberian suami."Ucap mertuanya lagi membuat Sovia semakin tidak tahan lagi.Sovia berjalan ke depan menghampiri Maria dan juga mertuanya dia sudah benar-benar tidak tahan mendengar makian mertuanya yang ditujukan untuknya.
"Ma,maksud mama menyindirku setiap saat apa sih ma,aku tau ma aku tidak punya pendidikan dan pekerjaan tapi tidak seharusnya mama setiap saat menghinaku,lagian ma aku juga bekerja di rumah ini jika mama membayar pembantu mama sudah berapa bayar gaji."Ucap Sovia dengan sangat marah,wajahnya terlihat memerah karna menahan emosi selama ini.
"Hei....Wanita kampungan,berani sekali kamu membentak mamaku,begitulah kalau wanita tidak punya pendidikan,dia tidak akan tau tata Krama dengan orang tua."Jawab Raka yang tiba-tiba sudah berdiri di depan pintu,
"Tapi bang mere...."
"Diam kamu,jika kamu merasa iri dengan maria istriku yang bisa memberikan apa pun yang di inginkan ibuku,maka carilah pekerjaan yang pantas denganmu jangan cuma mengharap gaji suami."Ucap Raka memotong pembicaraan Sovia,seketika Sovia merasa tenggorokannya kering,air matanya hampir jatuh dan suaranya mulai serak akhirnya dia kembali kebelakang dan melanjutkan pekerjaannya dengan berlinang air mata.
"Aku lelah Tuhan,aku sudah tidak mampu,mungkin ini balasan dari Tuhan untuk anak yang tidak mau mendengar nasehat orang tua."Batin Sovia,sudah dari empat bulan yang lalu Sovia ingin meminta cerai kepada suaminya Karan sudah tidak tahan menerima semua penghinaan mertuanya tapi dia takut ibunya akan jatuh sakit jika dia tau pernikahannya dengan Adrian tidak berjalan lancar.
****
Malam semakin larut,semua orang sudah hampir tertidur Sovia juga sudah sangat mengantuk tapi dia berusaha untuk tidak tidur karna dia menunggu suaminya.
"Kamu belum tidur,apa yang kamu lakukan bukankah besok kamu akan bangun pagi untuk memasak nanti kamu marah lagi dan ibu marah lagi kepadamu."Ucap Adrian saat dia masuk kedalam kamar dan melihat Sovia masih terjaga dan dia sedang duduk sambil merenung.
"Mas,sampai kapan aku harus menjadi babu keluargamu,aku disini kerja tidak dapat apa-apa kecuali hinaan dari ibumu setiap saat mas."Ucap Sovia hannya itu yang bisa dia lakukan setiap malam mengadu kepada suaminya,tetapi apa yang di harapkan dari pria yang sangat mencintai ibunya,kecuali rasa kecewa dan sakit hati.
"Sudahlah dek,kamu kan tau sendiri kalau aku banyak utang,jadi kita tidak akan bisa mengontrak lagian bukan kah kalau kita tinggal sama itu jauh lebih baik,tidak bayar rumah dan juga semua kebutuhan dapur selalu lengkap tampa capek-capek mikir,"
"Tapi mas,aku lelah aku sudah tidak sanggup mas," Pekik Sovia,suaranya terdengar sampai keluar kamar hingga membangunkan mertuanya yang sudah tidur pulas.
"Adrian....Apa yang kalian lakukan malam-malam hingga harus berteriak,kalian tidak punya malu sama tetangga?" Ucap ibunya berang,dia keluar dari kamarnya saat mendengar suara Sovia.
"Sudahlah mas aku lelah."Ucap Sovia lalu tidur mengambil selimut dan menutup tubuhnya dan membelakangi Adrian yang sudah berbaring di sampingnya.
Sovia menagis sesenggukan,dia merasa tidak ada gunanya sama sekali menceritakan kesedihannya kepada keluarganya Karna dia memang tidak peduli dengannya.Dia hanya bisa menangis untuk meluapkan seluruh emosinya.
Mertuanya terlalu tinggi bicara,dia tidak sadar jika anaknya tidak pernah memberinya gaji bahkan mereka sudah menikah hampir satu tahun sekalipun Adrian belum pernah membelikan dia sepotong baju pun,dia memakai bajunya waktu gadis hingga terlihat penampilannya yang terlalu lusuh dan kolot.
Semakin hari Sovia semakin sadar jika suaminya tidak pernah mencintainya,ucapan yang dulu di ungkapkan saat melamarnya dihadapan ibunya hanyalah topeng,satu hal yang membuat Sovia heran kenapa Adrian melamarnya dan menikahinya jika memang tidak menyukainya.
Keesokan harinya Sovia bangun dan menyiapkan sarapan untuk semua orang,setelah itu dia kembali ke dapur dia tidak ingin bergabung dengan mereka rasanya kehadirannya juga di meja makan tidak di harapkan keluarga itu ,tapi hal yang paling menyakitkan saat suaminya juga tidak menanyakan keberadaannya.
****
Pagi ini setelah semua orang berangkat dari rumah Sovia,bergegas membereskan semua pekerjaan rumah,dia ingin keluar rumah bertemu teman lamanya yang baru pulang dari luar Malaysia,sebelumnya mereka sudah janjian untuk bertemu di cafe.
Setelah semuanya beres,dia segera ganti pakaian,dia tidak ingin sahabatnya menunggunya lama.
"Mau kemana kamu?" Saat keluar dari kamarnya tiba-tiba saja mama mertuanya sudah berada di rumah,wanita itu menatapnya dengan sinis.
"Maaf ma,aku mau keluar sebentar mau bertemu dengan temanku."Jawab Sovia di sangat takut wanita itu tidak memberinya ijin.
"Sudahlah Sovia,kamu tidak usah banyak gaya,sekarang lebih baik kamu membersihkan semua rumah ini,nga usah gaya-gayan mau keluar rumah."Ujar mertuanya.
"Ma,aku cuma sebentar saja,"Ucap sovia dengan nada memelas."
"Aku bilang tidak,ya tidak jangan banyak tingkah kamu sudah menikah dengan anakku,semua aturan ku adalah mutlak tidak bisa di bantah sekarang kamu masuk dan selesaikan semua pekerjaan rumah."Ucap mertuanya.Setelah mengucapkan kata-katanya wanita itu pergi ke dapur.
**** bersambung****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Anhy Salewa
lawan sovia mertua apa itu
2024-05-22
0
Imam Sutoto Suro
good luck thor lanjutkan
2023-02-06
0
Nyonya Gunawan
Rasanya mo q robek" az tuch mulut mak lampir
2023-01-29
0