bab 3 ~ Wanita bodoh ~

Sovia menelan saliva nya saat mendengar ucapan mertuanya,rasanya tiba-tiba saja hatinya sangat terluka mendengar ucapan wanita itu,entah kenapa dari dulu setiap dia ingin keluar mertuanya sangat sulit memberi ijin kepadanya.

"Mah,aku keluar sebentar saja,aku langsung pulang kok mah."Ucap Sovia yang membuntuti mertuanya dari belakang.Dia masih berusaha agar mama mertuanya memberi ijin kepadanya.

"Ma,aku pergi karna ingin membahas pekerjaan ma,aku ingin bekerja dengan mereka agar aku bisa mendapat penghasilan."Ucap sovia dia berharap dengan begitu mertuanya langsung memberinya ijin untuk keluar.

Mama mertuanya langsung membalikan badan dan menoleh kepadanya,tatapannya begitu sinis dan terkesan merendahkan menantu miskin nya itu.

"Hahaha...Maksudmu kamu menjadi babu di luar sana,Sovia...Sovia....mau di tarok dimana wajah mama mertuamu ini,ya ampun naas banget sih hidupmu,dari pada kamu jadi babu di luar yang membuatku malu nantinya lebih baik kamu di rumah saja,aku tidak sudi punya menantu babu,apa kata orang nanti melihat kamu jadi babu di sana,cari kerjaan kok jadi babu kenapa nga cari kerja yang bergensi sedikit."Ucap mertuanya,mendengar ucapan yang sangat mengerikan itu seketika amarah Sovia kembali memuncak,dia sudah tidak sanggup lagi.

"Ma,...Maunya mama apa sih,aku tidak kerja mama keberatan,saat ada orang yang menawari ku pekerjaan mama juga tidak terima,terus aku harus bagaimana."

"Sudahlah Sovia,sudah takdirmu memang jadi orang tidak ada gunanya lebih baik kamu bereskan semua rumah dan kamu memasak karna sebentar lagi Maria pulang,nanti mama bilang Maria membayar gaji mu."Ucap mertuanya lalu meninggalkan Sovia yang masih mematung di sana.

"Dasar orang miskin seperti itu kalau tidak punya pendidikan seleranya pun jadi babu."Ucap mertuanya dan wanita itu sengaja meninggikan nadanya supaya Sovia mendengar ucapannya.

****

Sovia melupakan segalanya,dan dia tidak ingin menambah masalah di rumah itu karna dia sudah sangat yakin takkan ada orang satu pun di rumah itu yang akan membelanya.Keesokan harinya tidak jauh dari rumah mertuanya ada pesta pernikahan semua wanita termasuk Maria bersiap-siap berangkat kesana karna mereka semua di undang ke pesta itu.

Maria yang berpakaian sangat elegan dan cantik di dukung dengan make up yang sangat bagus membuatnya sangat cantik dan kelihatan kaya sangat berbeda dengan sovia yang hannya berpakaian apa adanya,karna memang dia tidak punya baju yang bagus.

Maria dan mertuanya pergi ke pesta dengan dandanan yang sangat bagus,di tambah mereka memakai tas yang mereka tenteng membuat mereka terlihat sangat modis sangat jauh berbeda dengan sovia yang begitu polos dengan pakaian yang masih jadul.

"Sovia,kamu tidak usah dekat dengan kami,mama malu punya mantu seperti kamu jadi kamu lebih baik belakangan saja."Ucap mama mertuanya tampa memikirkan perasaan Sovia sedikit pun,mendengar itu Sovia langsung tau diri dan langsung kembali masuk kedalam rumah.

"Wah menantu dan mertua yang sangat kompak,mantap bu,Lilis selalu dekat dengan mantu,terus menantu mu yang satu lagi mana Bu?" Tanya tetangga yang kebetulan juga akan pergi ke pesta itu.

Mendengar pujian yang dilontarkan kepadanya seketika lilis sebagai mertua kaya di gang ini merasa bangga,dia seorang mertua yang haus akan pujian.

"Aahh Bu Ratna bisa aja,kebetulan saja Maria memang anak yang sangat baik dan mengerti keadaan mertua sangat jauh sekali bedanya dengan menantuku yang satu lagi,dia benar-benar orang tidak tau diri seharusnya dia bersyukur dinikahi anakku,yang bekerja di bank sarjana lagi,tapi dia tidak pernah mengerti keadaan ku "Ucap Lilis,dia memasang wajah menyedihkan agar semua orang percaya dengan ucapannya itu.

"Masak sih Bu Lilis,padahal dia kelihatan alim,ternyata dia menantu durhaka."Ucap Ratna,Lilis menyunggingkan senyum jahat,dia tidak ingin orang menilainya sebagai mertua jahat karna dia selalu berpenampilan kuno dan kampungan.

"Kalian lihat saja,dia hannya berpura-pura,polos kami selalu berusaha memberikan yang terbaik untuknya tapi dia menolak kebaikan yang kami berikan makanya aku nga peduli dengannya coba menantuku yang ini,dia selalu menuruti kemauanku,makanya kami bisa dekat seperti ini."Ucap Lilis.Dia tersenyum jahat,

"Biarkan saja si Sovia di bully orang sini,enak aja dia hidup dengan nyaman,menikmati gaji anakku,tapi dia terlalu banyak tingkah."Batin Lilis.Setelah berbincang akhirnya sampai di pesta dan mereka berpisah di pesta karna Lilis dan Maria menghampiri orang-orang yang bergaya modis.

Setelah acara pesta selesai Sovia langsung pulang dia enggan pulang bersama Kaka dan mama mertuanya karna dia juga sudah yakin kalau mama mertuanya malu untuk pulang bersama dengannya.Sesampainya di rumah dia melihat suaminya yang sedang tidur selonjoran di sopa sambil memainkan ponselnya,dia terlihat senyum-senyum memandangi ponsel itu.

"Mas,kenapa kamu dari tadi kelihatan bahagia memandangi ponsel mu?" Tanya Sovia,sebenarnya dia malas menanyakan hal yang sangat membuatnya terlalu cemburuan tapi dia juga ingin tau apa yang membuat suaminya senyum-senyum.

"Eh...Kamu sudah pulang,aku cuma membalas pesan chat dari group kantor."Ucap Adrian,setelah itu dia mematikan ponselnya dan memasukkan ke dalam sakunya.

"Mas,kamu gajian hari ini kan,berikan aku uang mas,baju-baju semua sudah jelek aku mau beli baju baru,aku malu kalau ada pesta baju ku itu-itu saja." Ucap Sovia,dia langsung duduk di samping Adrian dan berharap pria itu mau memberikannya uang.

Adrian menghela napas berat,Melihat hal itu Sovia langsung menatapnya,dia sudah tau arti dari helaan napas suaminya itu,itu sudah biasa terjadi setiap sovia minta uang,

"Mas,sejak aku menikah denganmu sudah hampir setahun sepotong baju pun kamu belum pernah kamu belikan untukku,kok kayaknya kamu menikahi hannya untuk babu keluarga mu ya mas,selama kita menikah apa pun belum pernah kamu kasih ke aku,sebenarnya gunanya kamu sebagai kepala rumah tangga apa sih mas?" Tanya Sovia,melihat reaksinya yang seperti biasanya Sovia menjauh dari suaminya,

"Kamu kan tau dek,kalau aku masih banyak tanggungan,belum lagi aku harus membayar biaya kita tinggal di rumah ini,kamu kan tau sendiri berapa yang harus ku bayar sama mama tiap bukan belum lagi angsuran mobil,harusnya kamu pengertian sedikit dek."Ucap Adrian,

"Sudah lah mas,aku lelah,"

"Kaka,kamu sudah pulang,kak bagi duit dong kak soalnya aku mau perawatan ke salon sudah lama aku tidak perawatan."Ucap Amira,adik perempuan Adrian yang paling kecil.

Saat itu dengan sigap Adrian membuka dompetnya lalu menyerahkan uang merah sebanyak lima lembar kepada adiknya setelah menerima uang itu Amira langsung pergi dari hadapan mereka.Seketika Sovia merasa hatinya bagai ditusuk jarum yang begitu tajam.

*** bersambung***

Terpopuler

Comments

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

semangat thor lanjutkan seruuuu banget

2023-02-06

0

DWI NOVA

DWI NOVA

ih ko jadi suami pelit amat sih ke istri lw aku mending berpisah ja ,

2023-01-30

0

pecinta kucing

pecinta kucing

hadeh

2022-12-10

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 ~ Makan hati ~
2 bab 2 ~ Semua demi cinta dan keluarga ~
3 bab 3 ~ Wanita bodoh ~
4 bab 4 ~ Perubahan ~
5 bab 5 ~ berharap ~
6 bab 6 ~ Berubah ~
7 bab 7 ~ Tidak dihargai ~
8 bab 8 ~ Rawat ibuku ~
9 bab 9 ~ Terpaksa ~
10 bab 10 ~ Kaka ipar ~
11 bab 11 ~ Raisa ~
12 bab 12 ~ Wanita baik ~
13 bab 13 ~ Suami lupa tanggung jawab ~
14 bab 14 ~ Usaha kecil-kecilan ~
15 bab 15 ~ Amira ~
16 bab 16 ~ keributan ~
17 bab 17 ~ Memberimu pelajaran~
18 bab 18 ~ Terlihat berbeda ~
19 bab 19 ~ Istri polos ~
20 bab 20 ~ Jangan membuatku malu ~
21 bab 21 ~ pekerjaan memalukan ~
22 bab 22 ~ Pria menyedihkan ~
23 bab 23 ~ Ternyata mereka hannya munafik ~
24 bab 24 ~ Tidak Sudi ~
25 bab 25 ~ Mulai berubah ~
26 bab 26 ~ Curiga ~
27 bab 27 ~ Aku tidak berarti ~
28 bab 28 ~ Kejam sekali ~
29 bab 29 ~ penganiayaan ~
30 bab 30 ~ Pria munafik ~
31 bab 31 ~ Kembali ke kampung ~
32 bab 32 ~ Baru terasa ~
33 bab 33 ~ Berantem ~
34 bab 34 ~ Memulai kehidupan baru ~
35 bab 35 ~ Menerima hukuman ~
36 bab 36 ~ Wanita gila ~
37 bab 37 ~ Wanita sederhana ~
38 bab 38 ~ Nikahi aku mas ~
39 bab 39 ~ Wanita murahan ~
40 bab 40 ~ Bangga ~
41 bab 41 ~ Aku belum siap ~
42 bab 42 ~ Menyesal ~
43 bab 43 ~ pelajaran hidup ~
44 bab 44 ~ Aku tidak mau mas ~
45 bab 45 ~ Rencana pernikahan ~
46 Bab 46 ~ aku tidak menyukai mu ~
47 bab 47 ~ Pernikahan ~
48 bab 48 ~ Kehamilan ~
49 Bab 49 ~ Saya seorang dokter ~
50 bab 50 ~ Kemarahan mama Lilis ~
51 bab 51 ~ Tetangga semua tau ~
52 bab 52 ~ Fitnah ~
53 bab 53 ~ Mulai tidak cocok ~
54 bab 54 ~ Pelajaran ~
55 bab 55 ~ Keliling kota ~
56 bab 56~ Pikirkan dengan baik ~
57 bab 57~ Ibu egois ~
58 bab 58 ~ Kerja sama ~
59 bab 59 ~ Di lamar seorang dokter ~
60 Bab 60 ~ Pernikahan Amira ~
61 bab 61 ~ Berakhir damai ~
Episodes

Updated 61 Episodes

1
bab 1 ~ Makan hati ~
2
bab 2 ~ Semua demi cinta dan keluarga ~
3
bab 3 ~ Wanita bodoh ~
4
bab 4 ~ Perubahan ~
5
bab 5 ~ berharap ~
6
bab 6 ~ Berubah ~
7
bab 7 ~ Tidak dihargai ~
8
bab 8 ~ Rawat ibuku ~
9
bab 9 ~ Terpaksa ~
10
bab 10 ~ Kaka ipar ~
11
bab 11 ~ Raisa ~
12
bab 12 ~ Wanita baik ~
13
bab 13 ~ Suami lupa tanggung jawab ~
14
bab 14 ~ Usaha kecil-kecilan ~
15
bab 15 ~ Amira ~
16
bab 16 ~ keributan ~
17
bab 17 ~ Memberimu pelajaran~
18
bab 18 ~ Terlihat berbeda ~
19
bab 19 ~ Istri polos ~
20
bab 20 ~ Jangan membuatku malu ~
21
bab 21 ~ pekerjaan memalukan ~
22
bab 22 ~ Pria menyedihkan ~
23
bab 23 ~ Ternyata mereka hannya munafik ~
24
bab 24 ~ Tidak Sudi ~
25
bab 25 ~ Mulai berubah ~
26
bab 26 ~ Curiga ~
27
bab 27 ~ Aku tidak berarti ~
28
bab 28 ~ Kejam sekali ~
29
bab 29 ~ penganiayaan ~
30
bab 30 ~ Pria munafik ~
31
bab 31 ~ Kembali ke kampung ~
32
bab 32 ~ Baru terasa ~
33
bab 33 ~ Berantem ~
34
bab 34 ~ Memulai kehidupan baru ~
35
bab 35 ~ Menerima hukuman ~
36
bab 36 ~ Wanita gila ~
37
bab 37 ~ Wanita sederhana ~
38
bab 38 ~ Nikahi aku mas ~
39
bab 39 ~ Wanita murahan ~
40
bab 40 ~ Bangga ~
41
bab 41 ~ Aku belum siap ~
42
bab 42 ~ Menyesal ~
43
bab 43 ~ pelajaran hidup ~
44
bab 44 ~ Aku tidak mau mas ~
45
bab 45 ~ Rencana pernikahan ~
46
Bab 46 ~ aku tidak menyukai mu ~
47
bab 47 ~ Pernikahan ~
48
bab 48 ~ Kehamilan ~
49
Bab 49 ~ Saya seorang dokter ~
50
bab 50 ~ Kemarahan mama Lilis ~
51
bab 51 ~ Tetangga semua tau ~
52
bab 52 ~ Fitnah ~
53
bab 53 ~ Mulai tidak cocok ~
54
bab 54 ~ Pelajaran ~
55
bab 55 ~ Keliling kota ~
56
bab 56~ Pikirkan dengan baik ~
57
bab 57~ Ibu egois ~
58
bab 58 ~ Kerja sama ~
59
bab 59 ~ Di lamar seorang dokter ~
60
Bab 60 ~ Pernikahan Amira ~
61
bab 61 ~ Berakhir damai ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!