Sovia cukup tercengang melihat sikap suaminya,saat tadi dia minta uang kepadanya dia punya seribu alasan agar tidak memberikan uang padanya,tapi saat Amira meminta kepadanya tanpa pikir panjang pria itu langsung memberikannya.Sakit, jelas Sovia sangat sakit hati atas sikap ketidak adilan suaminya.
"Mas,kamu tidak salah,saat aku meminta uang kepadamu,kamu tidak memberikan sedikit pun kepadaku,tapi saat Amira meminta kamu dengan mudah memberinya kamu anggap apa aku mas,bukankah menafkahi istri itu kewajibannya?" Sovia dengan marah,langsung membentak Adrian yang tidak bisa bersikap adil sedikit pun.Dan saat itu Adrian langsung bangkit dan mendekati Sovia,
"Maksud kamu apa,menurutmu aku tidak memberikan nafkah kepadamu,terus kamu makan dan minum dirumah ini siapa yang memberikan hah,kamu itu harusnya tau diri jangan cuma taunya menuntut,dasar istri durhaka nga tau diri,disaat istri orang lain banting tulang untuk membantu suaminya kamu cuma santai dirumah tampa memikirkan apa pun dan itu pun kamu masih banyak menuntut."Ucap Adrian tidak mau kalah,rasanya dia cukup muak melihat istrinya yang terlalu banyak tingkah.
Sovia terdiam mendengar ucapan sukanya,dia tidak menyangka jika suaminya setega itu bicara kasar kepadanya,dia tidak sadar betapa lelahnya dia sebagai istri di rumah itu,posisinya tidak lebih dari seorang babu di rumah mertuanya.
"Santai kamu bilang mas,santai apa kamu tidak pernah melihat jika semua pekerjaan rumah ini aku yang mengerjakan,kamu tidak tau atau kamu pura-pura tidak tau,"Jawab Sovia,rasanya dia benar-benar tidak kuat lagi hidup bersama pria yang tidak pernah menghargainya sama sekali.
"Itu sudah kewajiban mu sebagai istri,membantu mama mertua adalah kewajiban mu,coba kalau kamu punya pekerjaan seperti kak Maria pastinya kamu juga tidak akan di biarkan melakukan itu semua."Jawab Adrian santai,Sovia geleng-geleng kepala melihat sikap suaminya,penyesalan kini tumbuh di hatinya ,filing seorang ibu itu memang sangat besar,ternyata ini lah yang takutkan oleh ibunya hingga melarangnya dulu untuk menerima lamaran Adrian.
"Sudahlah mas aku lelah,aku sangat kecewa kepadamu."Ucap sovia,saat itu ternyata mertuanya juga sudah sampai di rumah,dan ternyata mereka mendengar pertengkarannya dengan Adrian.
"Apalagi sih Adrian,kenapa lagi kalian ribut."tanya mamanya lalu mendekati Adrian dan duduk di samping anaknya.
"Entahlah ma,aku pusing setiap hari Sovia ngajak berantem,dia tidak punya perasaan kepada suami yang sudah lelah bekerja sepanjang hari."Jawab Adrian,dia sengaja memasang wajah lesu agar mamanya marah.Seketka mertuanya menatap sinis ke arah Sovia tapi pada saat itu Sovia tidak perduli dia langsung meninggalkan mereka dan masuk kedalam kamar.
Sovia memasuki kamarnya,dadanya terlihat naik turun menahan emosinya,kali ini dia sudah tidak mampu lagi bertahan,dia sudah tidak mampu hidup bersama pria yang tidak menghargainya sama sekali,Sovia mengambil tas dari atas lemari lalu mengambil semua pakaiannya dan keluar dari kamarnya,
"Mau kemana kamu Sovia?" Tanya Adrian saat melihat Sovia sudah keluar dari kamar dengan menenteng tas yang berisi pakaiannya.
"Aku mau pulang mas ke rumah orang tua ku,aku sudah tidak mampu hidup bersama pria yang tidak menghargai sama sekali."Ucap Sovia lalu menenteng tasnya dan berjalan melewati semua orang yang berada di sana.
"Sovia,berani kamu melewati pintu ini maka kamu harus bersiap jadi janda."Teriak Lilis,Sovia mengehentikan langkahnya lalu menoleh ke arah mertuanya,
"Terserah ma,aku sudah pasrah silahkan cari wanita yang pantas menurut mama untuk Adrian,aku sudah tidak mampu hidup di rumah ini."Ucap Sovia lalu keluar dari rumah dengan perasaan sakit hati.
"Adrian cepat kejar istrimu,kalau dia pergi siapa yang akan membereskan rumah ini."Ucap lilis,Adrian langsung beranjak pergi mengejar Sovia yang sudah semakin jauh meninggalkan tempat itu.
"Dek......Dek...Ayolah jangan seperti ini kenapa,kamu tidak malu dilihat orang,jangan seperti anak-anak."Ucap Adrian lalu dia mencengkram pergelangan tangan Sovia dan merampas tasnya lalu menyeretnya dengan paksa masuk kedalam rumah.
"Lepaskan aku mas,"Sovia memekik,dia berusaha melepaskan tangan Adrian yang mencengkram tangannya tapi tenaganya tidak sebanding dengan suaminya,setelah sampai di dalam kamar,Adrian mendorong tubuh Sovia keatas ranjang lalu menutup pintu dan mengunci Sovia di dalam kamarnya.
*****
Lena keluar dari dalam rumah dengan membawa sepiring singkong goreng untuk ibunya yang sedang duduk di teras rumah.
"Bu ini singkongnya,silahkan dinikmati." Ucap Lena,lalu duduk di samping ibunya yang sudah renta.
"Rasanya sudah sangat lama tidak bertemu dengan Sovia,aku sangat merindukan dia,kenapa dia tidak pernah pulang semenjak dia menikah."Ucap wanita itu,dia menghela napas berat.Sudan beberapa bulan ini dia selalu memimpikan hal-hal buruk yang terjadi kepada Sovia,berulang kali dia mencoba menghubungi Sovia tapi nomornya sudah lama tidak aktif.
"Mama,Kaka pasti baik-baik saja,jangan terlalu dipikirkan sekarang mama pokus untuk kesehatan mama saja."Jawab Lena,sudah beberapa bulan terakhir ini kesehatan mamanya terus menurun,Lena juga setiap hari berusaha menghubungi nomor kakaknya tapi hasilnya tetap nihil.
"Mama takut jika mama mati,dia tidak sempat melihat mama."Jawab mamanya,Lena yang mendengar ucapannya mamanya cukup kaget,
"Mama,tidak boleh berpikiran seperti ini,besok aku akan menemui Kaka ke kota dan membawanya pulang ke rumah ini,yang terpenting itu mama sehat jangan pikirkan semua yang merusak pikiran mu."Ucap Lena,melihat hari sudah mulai gelap Lena membawa ibunya masuk kedalam rumah,sebagai seorang anak Lena merasa sangat kasihan melihat ibunya yang sudah renta,tapi harus memikirkan kakaknya.
****
Malam sudah mulai larut,Adrian membawa sepiring nasi kedalam kamar nya dia melihat istrinya Sovia yang sedang tertidur dengan kepala di sandarkan di pinggiran ranjang.Saat mendengar suara pintu Sovia membuka matanya dia sudah melihat suaminya yang berdiri di hadapannya dengan membawa sepiring nasi dan kantong kresek di tangannya.
"Dek maafkan aku,bukan niat ku tadi tidak memberikan permintaan mu,tapi tadi aku tidak pokus mendengar ucapan mu,sekali lagi maafkan aku ya dek,ini tadi aku belikan untukmu beberapa pasang baju semoga pas untukmu."Ucap Adrian lalu meletakkan kantong kresek di samping Sovia setelah dia dia keluar dari kamar dan meninggalkan Sovia yang terlihat masih bingung.
Sovia sangat tidak selera saat melihat makanan di hadapannya,dia menoleh kantong kresek lalu membukanya,dia sedikit merasa heran saat seorang Adrian tiba-tiba membeli baju untuknya untuk jumlah yang lumayan banyak menurutnya,sedikit pun Sovia tidak merasa bahagia,karna dia sudah terlanjur kecewa kepada keluarga suaminya.
*** bersambung***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
lanjutkan thor seruuuu banget
2023-02-06
0
Nyonya Gunawan
Pergi az sovia
2023-01-29
0
pecinta kucing
kabur
2022-12-10
0