Sore harinya, Windia memutuskan untuk pulang ke rumahnya sebentar. karena memang restoran ini bukan Hingga jam 12 malam.
Hal itulah yang membuat Windia memutuskan untuk tulang terlebih dahulu. walaupun hanya sekedar memberi kabar pada adik-adiknya.
" Maaf Bu, Saya pulang dulu ya. Karena saya harus memberitahukan keluarga saya, jika saya sudah mendapatkan pekerjaan. dan nantinya akan pulang larut malam." ucap Windia pada Vega.
Sontak saja hal itu membuat Vega, menoleh ke arah sumber suara seraya menyunggingkan senyuman tipis.
" kamu mau pulang?" tanya Vega Seraya menatap ke arah Windia. dengan segera, Gadis itu menganggukkan kepala.
Tak lama berselang, senyum tipis kembali tercetak di wajah sedikit keriput wanita itu. Seraya tetap hanya menatap ke arah seorang laki-laki yang Windia tak kenal.
" Denis, kamu mau kan nganterin Winda pulang,?" tanya Vega dengan senyuman penuh arti.
" Maaf Mam tapi aku tidak bisa," ucapnya dengan cepat. karena dia tahu, apa yang ada di kepala sang mommy.
Namun, keputusan laki-laki itu seketika berubah tatkala melihat tatapan tajam dari wanita paruh baya itu. Akhirnya, mau tidak mau, Suka tidak suka, Denis menyanggupi permintaan sang mommy.
" huft, baiklah sebahagia Mommy sajalah," ucapnya Seraya menghela nafas panjang. kemudian berjalan meninggalkan Vega dan juga Winda." kau masih berada di situ, mau pulang atau tidak?" tanya Denis dengan ekspresi wajah menyeramkan.
Hal itu tentu saja membuat Windia seketika tersadar dari lamunannya. kemudian mengikuti langkah laki-laki itu hingga mereka berdua, keluar dari dalam restoran tersebut.
Sementara itu, di ruangan lain tepatnya di ruangan Manager, seorang pria Tengah mengeram kesal. Karena rencananya yang gagal total.
Flashback on.
Sesaat setelah dia membuatkan minuman itu, dirinya segera bergegas ke meja pelayan. dan dengan segera, menyuruh pelayan itu untuk menyerahkan Minuman itu pada Windia.
Siapa lagi orangnya jika bukan Ello. laki-laki paruh baya itu, bahkan sudah merencanakan hal itu saat jam makan siang.
Namun ternyata, ekspektasinya tak berjalan mulus. karena Minuman itu ternyata diminum oleh salah satu pelayan yang ada di sana.
Sehingga, Hal itu membuat Ello harus menanggung akibatnya dengan melakukan hal yang seharusnya ia lakukan bersama Windia.
Setelah selesai, Ello segera pergi dari sana dengan wajah merah padam dan juga tubuh yang sedikit gemetar. karena harus menghadapi kepuasan pelayan itu di atas ranjang.
Entah apa yang akan pelayanan itu rasakan, saat nanti dirinya tersadar dari semuanya. yang jelas Elio tak perduli dengan itu.
yang ia pedulikan adalah bagaimana caranya bisa menaklukkan pegawai restoran yang baru itu.
*******
Sementara itu di sebuah mobil, suasana tampak sangat hening dan juga sangat Canggung. Windia yang sedari tadi hanya diam, sesekali melirik ke arah kursi kemudi.
Di mana, Denis berada apalagi melihat sikap dan ekspresi laki-laki yang ada di sampingnya itu membuat Windia menciut nyalinya.
Sementara Denis, laki-laki itu tak sekalipun melirik ke arah Windia. Bahkan, dirinya bertanya dengan ekspresi datar dan juga pandangan fokus ke depan.
" Di mana rumahmu?" tanyanya Seraya masih fokus dengan jalanan. Hal itu membuat Windia, sesaat kebingungan.
Brak
" kau tuli, ya? "tanya Denis dengan tatapan setajam silat yang seakan menghunus tepat di jantungnya.
Hal itu tentu saja membuat Windia gelagapan dibuatnya." rumah saya ada di jalan Y" ucapnya dengan cepat.
Setelahnya Denis segera melajukan mobilnya menuju ke tempat yang diberitakan oleh gadis yang ada di sampingnya itu.
***
Setelah selesai mengantarkan Windia pulang, Denis segera melajukan mobilnya meninggalkan area rumah itu.
Tanpa mengatakan sepatah kata pun pada gadis itu. sehingga membuat Windia, menghela nafas panjang." Astaga ada ya orang sedingin itu" gumamnya Seraya masuk ke dalam rumah.
Sesampainya di dalam rumah, Windia segera masuk ke kamar sang ayah untuk memberi kabar.
" ayah, hari ini aku kerja hingga larut malam. aku pulang hanya untuk memberitahukan hal ini pada Ayah." ucapnya Seraya duduk di tepi ranjang.
Edward yang mendengarnya, segera membuka matanya yang dari tadi tertutup." kau bekerja seharian, bahkan sampai malam?" tanya laki-laki paruh baya itu.
Dengan ragu-ragu, Windia menganggukkan kepala. Hal itu membuat Edward semakin merasa sedih. karena, seharusnya dirinyalah yang menjadi tulang punggung. bukannya sang anak.
" Maafkan ayah ya, seharusnya Ayah yang memberikan nafkah padamu bukan malah sebaliknya." ucapnya Seraya menggenggam tangan Putri sulungnya itu.
" tidak apa-apa ayah, Aku merasa bahagia kok dengan semua ini" ucapnya tersenyum tipis. Setelahnya, pasangan ayah dan anak itu saling berpelukan.
" drama aja terus," ucap Annabella mencibir. sontak saja hal itu membuat Windia segera menoleh ke arah sumber suara.
Namun kali ini Windia tidak menanggapi perkataan pedas sang adik. dirinya lebih baik segera berangkat kembali ke restoran tempat dia bekerja.
" kalau begitu Windia pamit bekerja dulu ya," ucapnya Seraya mencium tangan Edward. setelahnya melenggang pergi meninggalkan rumah itu.
****
Sementara itu, di lain tempat tepatnya masih di restoran yang sama, Denis mendapat tatapan tajam dari sang mommy.
" Kenapa kau bisa meninggalkan dia, dia itu pulang hanya untuk berpamitan pada keluarganya." ucap Vega dengan mata melotot.
Namun, bukannya menurut Denis malah membuang muka ke arah lain. hal itu mendapatkan getakan dari sang Mommy.
" huuft, mom aku tuh tahu apa yang mumi akan perbuat pada gadis itu. perlu diingatkan aku itu nggak mau di jodohkan, aku bisa cari sendiri" ucapnya Seraya beranjak dari duduk.
" Jika kamu tidak mau menuruti perintah mommy, maka bersiap-siaplah. karena Mommy akan mencabut semua fasilitas yang ada pada dirimu. termasuk juga perusahaan yang kau pegang itu." ucap Vega dengan tegas.
Hal itu tentu saja membuat Denis yang mendengarnya menggerutu kesal." Kenapa sih maksa banget buat aku sama dia?" tanya Denis dengan jengkel.
" karena Mommy yakin, bahwa Windia itu gadis yang baik dan juga tepat buat kamu sayang," ucapnya Seraya menepuk pundak sang anak.
" hmm kalau begitu, kita lihat saja nanti" gumamnya dalam hati Seraya melenggang pergi.
****
Sementara itu, Windia yang baru saja kembali dari rumah, kini berpapasan dengan Denis. dan tanpa sengaja, gadis itu tersandung oleh kaki laki-laki yang ada di depannya itu.
Sehingga, Hal itu membuat siapapun yang melihat mereka berdua pasti akan langsung menganggap jika mereka berdua Tengah bercumbu.
Hal itulah yang dilihat oleh Vega. wanita paruh baya itu, tersenyum penuh kegirangan saat melihat adegan yang ada di hadapannya itu.
" huh, tadi aja sok nolak, kini malah main nyosor aja," ucapnya mencibir. Sontak saja, hal itu membuat Denis segera melepaskan gadis itu. Yang sedari tadi, pinggangnya ia tahan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Dardanis Darwis
asyik
2023-06-12
0
Nila
lanjuut thor 💪
2023-01-23
0