Hal itu tentu saja membuat wanita paruh baya itu segera tersenyum tipis." kalau kamu mau, saya bisa menolong mu." ucapnya dengan tersenyum.
Seketika itu pula, Windia Seperti mendapat angin segar. dengan segera, dirinya berbalik arah dan menatap wanita paruh baya itu.
" Maaf apa Ibu sungguh-sungguh?" Tanya Windia ragu-ragu. karena dirinya Tahu betul jika zaman sekarang tidak bisa mempercayai satu orang
Apalagi dengan orang asing yang sama sekali tidak Ia karena. dengan masih tersenyum, wanita paruh baya itu menganggukkan kepala.
" saya benar-benar serius." ucapnya Seraya menarik tangan Windia menuju ke depan sebuah restoran.
seketika itu pula, Windia mematung tatkala digelandang wanita itu masuk ke dalam restoran. Di mana restoran itu, adalah tempat ia diusir oleh security tadi.
" Selamat pagi Bu Vega." sapa Berapa Karyawan bersama security Soraya menundukkan kepala tanda hormat.
Vega hanya menganggukkan kepala dan kemudian menyerah seorang karyawannya untuk memanggil manajer restoran ini.
Tak lama berselang, karyawan itu datang bersama seorang laki-laki paruh baya. dan mereka segera menghampiri Vega.
" Pagi Bu ada apa?" tanya sang Manager yang bernama Ello itu. Vega yang mendengarnya, menatap sekilas ke arah gadis yang ia bawa itu dengan mengulas senyum tipis.
" Saya mau mempekerjakan gadis ini di bagian keuangan." ucap Vega Seraya mengelus kepala Windia.
Hal itu tentu saja, membuat semua orang yang ada di sana terkejut. terutama security yang tadi mengejeknya.
" Baik bu Mari Nona ikut saya," ucap Ello dengan senyuman penuh misteri. sementara Windia, gadis itu sebenarnya merasa tidak nyaman saat menatap ekspresi wajah sang Manager.
Namun, dengan segera Windia menepis pikiran buruk itu. Apalagi saat ini dirinya Tengah membutuhkan banyak biaya untuk pengobatan sang ayah.
Sementara Vega tersenyum tipis. seakan wanita paruh baya itu Tengah merencanakan sesuatu. sesuatu yang sangat spektakuler. Karena rencana ini akan mempengaruhi kehidupannya nanti.
****
Sementara itu, di ruangan yang serba putih itu Windia dan Ello tengah berbincang-bincang. dan sesekali, laki-laki paruh baya itu mencuri pandang dengan Tatapan yang sulit diartikan.
Sementara Windia, gadis cantik itu sebenarnya merasa tidak nyaman saat mendapat tatapan yang kurang beretika itu.
Namun, dengan segera Windia menepis pikiran-pikiran aneh itu. karena dirinya hanya fokus untuk mencari uang.
" bagaimana, Apakah kau berminat nona,?" tanya laki-laki paruh baya itu. Windia yang mendengarnya hanya menganggukkan kepala.
" baik kalau begitu kamu boleh bekerja hari ini," ucapnya Seraya melangkah pergi. sementara Windia hanya menghela nafas lega.
" syukurlah orang itu sudah pergi." gumamnya Seraya mulai mengerjakan pekerjaan yang ada di depan mata.
****
Sementara itu, Vega datang ke kantor Sang putra untuk mengatakan sesuatu. dia merasa seperti mendapat angin segar saat menemukan gadis yang pantas untuk anaknya.
" Saya mau bertemu dengan bos kalian." ucap Vega dengan nada angkuhnya. hal itu tentu saja membuat si resepsionis segera mempersilakannya masuk.
" Halo boy apa kabar!" ucap Vega lantang. hal itu tentu saja membuat semua orang yang ada di sana menatap ke arah sumber suara.
Karena memang saat ini semua orang telah mengadakan meeting rutin. hal itu tentu saja membuat Denis menghela nafas panjang.
Karena dirinya tahu, jika momennya sudah kemari, itu tandanya semua pekerjaan yang ada di kantor harus berhenti.
" Ada apa Mommy kemari?" tanya laki-laki itu Seraya memberikan kode pada para karyawan untuk meninggalkan tempat itu.
Dengan segera, mereka semua meninggalkan ruangan itu.
" boy, apa kamu mau menikah?" tanya Vega to the point. hal itu tentu saja membuat Denis yang mendengarnya mengerutkan kening karena merasa bingung.
Mengapa tiba-tiba Sang Mommy datang ke kantornya dengan pembahasan yang sama seperti kemarin." Apa maksudmu Mommy?" tanya Denis kebingungan.
Vega yang mendengarnya, tersenyum simpul. kemudian, menepuk punggung laki-laki itu." mommy sudah menemukan gadis yang tepat untuk menjadi pendamping hidupmu" ucapnya dengan ekspresi wajah tanpa dosa.
Seakan, kalimat yang baru saja dikeluarkan oleh wanita paruh baya itu adalah Kalimat yang biasa saja.
Tentu saja hal itu membuat Denis dengan cepat menggelengkan kepala." Maaf Mom, tapi aku tidak mau," ucap Denis tegas. hal itu tentu saja membuat mereka kembali merasa kesal.
Karena Lagi Dan Lagi, Putra semata wayangnya itu menolak perjodohan yang Ia buat. bahkan dulu, Denis akan bersikap lebih parah dari ini.
" Boy Ayolah, kau coba dulu dengan gadis ini Siapa tahu cocok. kan jodoh tidak ada yang tahu." ucapnya setengah memaksa.
Akhirnya, dengan terpaksa Denis menyetujui permintaan Sang Mommy." Baiklah kalau begitu, Denis setuju. tapi hanya sebatas pengenalan saja tak lebih." ucapnya dengan nada malas.
Hal itu tentu saja membuat Vega girang bukan kepalang. karena akhirnya pertahanan baterainya runtuh juga. dan itu membuat wanita paruh baya itu seperti mendapat angin segar.
" Oke nanti Mommy akan memberitahu Kapan kalian akan bertemu." ucapnya Seraya beranjak dari duduknya.
Dengan riangnya, Vega berjalan dengan sesekali bernyanyi ringan. hal itu tentu saja membuat sebagian karyawan yang ada di sana, menjadi sedikit kebingungan.
Namun hal itu tidak berlaku bagi karyawan yang sudah lama bekerja di perusahaan milik keluarga Denis itu.
*****
Sementara itu, di dalam ruangan Denis tampak menarik rambutnya dengan kuat. karena merasa frustasi dengan tuntutan orang tuanya.
Terutama sang ibu. yang mana, setiap hari setiap detik, selalu merongrongnya agar segera menikah. Namun demikian, Denis malah Semakin Sayang pada wanita paruh baya yang telah melahirkannya itu.
****
Kembali lagi di restoran X Windia mengerjakan semua laporan keuangan dengan begitu tenangnya. karena memang dulunya Ia adalah seorang bendahara sekolah.
Ditambah dengan jurusan yang ia ambil waktu SMA. semua berhubungan dengan uang. Hal itu membuat Windia sedikit lancar untuk mengerjakan laporan ini.
Sementara itu, di ruangannya seseorang Tengah mengamati gerak-gerik Windia. dengan tetapan buasnya.
Siapa lagi jika bukan Ello. sejak kemunculan gadis yang bernama Windia itu, membuat Ello, sedikit tertantang untuk mendapatkannya.
Walaupun dirinya telah memiliki dua istri. Namun sepertinya, hal itu tidak membuatnya puas. bahkan ingin sekali segera mencicipinya.
" Aduh benar-benar menggiurkan." ucapnya Seraya mengusap bibirnya. lama dirinya berpikir Jalan apalagi yang harus dia tempuh untuk mendapatkan gadis itu.
Hingga satu rencana, terlintas di otaknya. dengan segera, laki-laki paruh baya itu bangkit dari duduknya, kemudian menuju dapur untuk membuat sesuatu.
" Eh Pak Manager ada apa, mau buat kopi?" tanya salah satu karyawan yang kebetulan berpapasan dengannya.
Sementara Ello, laki-laki paruh baya itu hanya menganggukkan kepala Seraya menunjukkan langkahnya menuju dapur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments