malam harinya, Denis dan kedua orang tuanya Tengah menikmati makan malam dengan suasana hening dan juga tenang.
" Mami minta kau segera menikah" ucap ibunda Denis dengan wajah datarnya.
Uhuk uhuk
seketika itu pula, Denis yang sedang makan tersedap karena mendengar permintaan konyol sang mami.
" Kenapa, kau tidak mau?" tanya Vega dengan tatapan tajamnya yang ia layangkan pada sang anak.
Tentu saja, Hal itu membuat Denis mendengus kesal. karena jika sang Mami telah mengatakan sesuatu, maka mau tidak mau dirinya harus menurutinya.
Tapi sepertinya kali ini Denis tidak akan pernah menuruti ucapan ibunya itu. karena menurutnya, pasangan hidup itu harus benar-benar dicari.
Tidak bisa sembarangan memilih. seperti memilih sayur di pasar. Karena pasangan itu akan dibawa hingga tua.
" maaf Mom tapi Denis nggak bisa mengabulkan permintaan Momi kali ini" ucapnya Seraya meletakkan sendok di atas piring.
" kenapa? Apa kau masih kepikiran dengan mantan kekasihmu itu?" tanya Vega Seraya menatap Putra tunggalnya itu dengan ekspresi wajah menyelidik.
Seketika itu pula Denis menggelengkan kepala." sama sekali tidak mom. tapi, Denis masih ingin menikmati masa-masa kebebasan" ucapnya dengan tegas.
" tapi,..." ucapan Vega terhenti saat melihat kode dari sang suami. alias Papi Denis.
" itu terserah kamu Boy. lagi pula kami hanya mengingatkanmu saja. Jika suatu saat kami akan berpisah denganmu." ucap Robert mengingatkan.
Denis yang mendengarnya, menetap kedua orang tuanya secara bergantian." please lah Mam Pap, jangan bicara seperti itu. Denis masih mau bersama kalian" ucapnya dengan ekspresi wajah tak suka.
Karena memang, Denis sangat menyayangi kedua orang tuanya itu. bahkan dirinya tak segan-segan membunuh orang yang berani Mengusik kedua orang tuanya terutama sang ibu.
Vega yang mendengarnya tersenyum tipis." makanya kau Cepatlah menikah. agar Mommy sama papi tak pusing memikirkan ulahmu yang setiap hari hanya clubbing saja kerjanya" ucapnya mengomel.
Denis yang mendengarnya, tersenyum simpul. karena Entah mengapa, dirinya merasa rindu saat sang mommy mengomelinya seperti ini.
" hati itu tidak bisa dipaksa mom, jika nantinya Denis sudah siap menikah, pasti akan mengenalkan calon istri Denis padamu kalian" ucapnya tersenyum simpul.
Mendengar hal itu, Vega segera memalingkan wajah. karena dirinya tahu, yang dikatakan oleh Putra kesayangannya itu adalah hoax Semata.
" Halah dari dulu juga gitu," ucapnya Seraya berlalu dari sana. sementara Robert hanya terkekeh pelan melihat tingkah anak dan istrinya itu.
" kayaknya senang banget nih lihat anaknya teraniaya seperti ini" Sindir Denis dengan wajah sinis nya.
Tentu saja, Hal itu membuat Robert seketika tertawa terbahak-bahak." hahaha maaf Boy, tapi kali ini Papi setuju dengan ucapan Mommy mu" ucapnya beranjak dari kursi meja makan untuk menyusul sang istri..
Sementara itu, Denis yang mendengarnya hanya bisa menatap kepergian sang Papi dengan ekspresi wajah kesal dan hati dongkolnya.
Kemudian dirinya beranjak dari kursi meja makan menuju ke kamarnya. setelah sampai di sana, Denis segera merebahkan tubuh kekarnya di kasur empuknya.
" astaga, permintaan konyol macam apa ini." ucapnya Seraya menatap langit-langit kamarnya. walaupun Denis tahu, jika tujuan ibunya itu baik.
Apalagi mengingat usianya yang kini menginjak 32 tahun. hal itu tentu saja membuat kedua orang tuanya sedikit resah. Apalagi Vega adalah sosok wanita sosialita yang sangat disorot kehidupannya.
Hal itu sedikit banyak membuat Denis merasa tertekan. bahkan terkadang, dirinya berandai-andai menjadi anak orang biasa saja.
" Huh enak paling ya jadi anak orang biasa saja" gumamnya Seraya menetap lampu yang ada di atasnya itu.
*****
Sementara itu di sebuah restoran X, terlihat orang gadis cantik Tengah mondar-mandir di depan pintu masuk restoran itu.
Dirinya seperti membawa sebuah map coklat yang ia genggam di depan dadanya. Tak lama kemudian seorang security, datang menghampirinya.
" Permisi mbak mau ngapain ya?" tanya laki-laki paruh baya itu. seketika itu pula, wanita itu menatap sang lawan bicara.
" Eh ini Pak saya mau melamar pekerjaan di sini, pada lowongan?" tanya Gadis itu sopan.
Sayangnya, kesopanan yang ditunjukkan oleh Gadis itu berbanding terbalik dengan yang ditunjukkan oleh security itu.
" nggak ada! lebih baik kamu pergi saja! Saya tahu kamu pasti Gelandangan yang menyamar menjadi karyawan kan? sudah pergi sana!" bentak laki-laki paruh baya itu.
Seketika itu pula gadis yang tak lain adalah Windia itu, menunjukkan kepala karena ketakutan dan tubuhnya sedikit mundur ke belakang.
" Maaf pak Tapi saya benar-benar ingin melamar pekerjaan di sini." ucapnya masih menundukkan kepala.
Seketika itu pula, security itu tertawa terbahak-bahak." hahaha zaman sekarang Gelandangan pinter akting juga ya!" ucapnya dengan nada sinis.
Windia yang dikatakan seperti itu, sedikit merasa tersinggung. dengan segera gadis itu mengamati dirinya dari atas sampai bawah.
Dirinya merasa tak ada yang salah dengan pakaiannya. walaupun dirinya mengakui jika kemeja yang ia gunakan sedikit berwarna kuning karena memang sudah lama.
Namun apakah pantas orang-orang menghina hanya karena penampilannya saja. menurutnya sangatlah tidak pantas.
" untuk apa masih di sini, sana pergi!" bentak laki-laki itu kemudian masuk ke dalam restoran. Hal itu, membuat Windia sedikit malu. karena semua orang yang ada di sana mulai memperhatikannya.
Dengan langkah gontai, gadis cantik itu meninggalkan restoran itu. dan tiba-tiba saja,..
Bruk
Seseorang menabraknya dengan tergesa-gesa. itu tentu saja membuat Windia terhuyung ke belakang hingga terjatuh.
Tak lama berselang, seorang wanita datang dengan membawa sepatu heels-nya yang berada di tangan." Hei jangan lari kau," teriaknya lantang.
Hal itu tentu saja membuat Winda, seakan paham dengan situasinya saat ini. dengan segera gadis cantik itu memukul dada laki-laki yang ada di hadapannya.
Hingga membuat, laki-laki itu terkapar tak berdaya. tak lama berselang, wanita paruh baya itu datang dan mengambil tasnya yang ada di tangan laki-laki itu.
" dasar kalau mau uang itu kerja malah maling" sentaknya Seraya hendak memukul laki-laki yang tak lain adalah preman itu.
Dengan segera, preman itu lari terbirit-birit. Ia melihat ada masa yang menanti di belakang wanita yang telah di jambret itu.
" Maaf Ibu nggak papa?" tanya Windia Seraya menyerahkan tas itu pada pemiliknya.
Wanita paruh baya itu hanya menganggukkan kepala." Iya nak saya nggak papa terima kasih ya atas bantuannya" ucapnya tersenyum tipis.
" sama-sama Bu, kalau begitu saya permisi dulu." ucapnya hendak melangkah pergi. namun seketika terhenti saat mendengar ucapan wanita itu.
" Kau mau ke mana, nak?" tanyanya membuat Windia Ketika menoleh.
" Saya mau melamar kerja," ucapnya tersenyum simpul.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Wrin Budayani
Tuhan sll punya cara untuk menyelamatkan hamba Nya ..
2023-01-23
0
Nila
lanjut
2023-01-23
0