Aku Bukan Pelayanmu
Namanya Isabella Windia Farhana. Seorang gadis cantik berusia 21 tahun yang bekerja di salah satu restoran yang ada di kota X negara A.
Dirinya bekerja untuk menghidupi ayah dan ketika adiknya. Dirinya merupakan tulang punggung keluarga.
Karena sang ayah mulai sakit-sakitan sehingga tidak dapat untuk memenuhi kebutuhan Windia dan adik-adiknya.
Sebab itulah Windia memutuskan untuk bekerja dan memutuskan untuk berhenti berkuliah. Awalnya sang ayah menolak dengan keras keputusan dari wanita itu.
Namun akhirnya lulus juga saat Windia mengatakan jika dirinya bisa sukses tanpa ijazah sarjana.
Pagi ini Isabella Windia Farhana gadis yang lebih akrab disapa Windia itu Tengah bersiap-siap. Karena hari ini dirinya akan melamar pekerjaan di sebuah restoran mewah di kota x.
Walaupun, dirinya hanya tamatan SMA. tapi dianya yakin bisa keterima di restoran tersebut. bahkan, Windia tidak masalah jika dirinya harus ditempatkan di bagian cuci piring.
Yang jelas saat ini, tujuan dirinya bekerja adalah untuk mencari uang yang banyak agar bisa membawa sang ayah berobat ke rumah sakit.
Karena memang, ayahnya itu sudah lama mengalami kondisi yang memprihatinkan. di mana laki-laki itu, hanya bisa berbaring di atas ranjang karena kondisinya yang sudah sakit-sakitan.
ceklek
Suara pintu dibuka dari luar. dan Tak lama kemudian, seorang gadis cantik masuk ke dalam kamar.
" Kak? udah siap, belum?" Tanya Gadis itu Seraya menghampiri Windia. Hal itu membuat Winda seketika menoleh.
" sudah ayo kita berangkat," ucapnya Seraya beranjak dari duduknya. Dirinya melangkahkan kaki menuju ke kamar sang ayah.
" Ayah, Windia berangkat ya doakan supaya hari ini mendapatkan pekerjaan," ucapnya Seraya menatap Sendu laki-laki yang tengah berbaring itu.
Sementara sang adik yang bernama Annabella Lotus itu, hanya bisa memandang dari ambang pintu.
Entah mengapa gadis berusia 17 tahun itu sama sekali tidak memiliki empati pada sang ayah. Hal itu yang terkadang membuat Windia merasa geram.
Bahkan mereka berdua sering hampir saja baku hantam jika tidak ada sang ayah yang menengahi. Entah dosa apa Yang Ayahnya berbuat hingga Gadis Remaja itu sangat membenci ayahnya sendiri.
" Annabella, Apakah kau tidak mau bersalaman dengan ayahmu dulu sebelum berangkat ke sekolah?" Tanya Windia Seraya menoleh dan menatap sang adik sekilas.
" tidak perlu lagi pula Ayah juga pasti akan selalu mendoakan ku, itu sudah menjadi kewajiban dirinya sebagai orang tua," ucap Annabella dengan sedikit Ketus.
Sontak saja, hal itu membuat Windia segera beranjak dari duduk. untuk memberikan, pelajaran pada adik keduanya itu. agar tidak sembarangan berbicara.
" kau memang keterlaluan Annabella," sentaknya dengan tangan terangkat ke atas bersiap untuk menampar pipi sang adik.
Namun, hal itu diurungkan oleh Windia saat mendengar suara sang ayah.
" sudah kalian jangan bertengkar hanya karena ayah benar apa kata Annabella Windia, tidak ada seorang ayah pun yang tidak mendoakan kelancaran urusan anak-anaknya," ucap Edward menengahi kedua putrinya itu.
Karena memang, sudah sering Edward melihat dan mendengar keributan dari Windia dan Annabella. Itu tak lain dan tak bukan adalah karena dirinya.
Mendengar hal itu Windia dan Annabella sama-sama menoleh ke arah sang ayah. " cih dasar tak berguna " ucapnya Seraya menatap sinis pada Edward.
" Jaga mulutmu!!" Sentak Windia dengan meninggikan suaranya Seraya menatap tajam ke arah sang adik.
Hal itu membuat ketegangan di antara keduanya kembali terjadi dan Tak lama kemudian Rose masuk ke dalam kamar.
Gadis berusia 12 tahun itu menatap ke arah kedua Kakaknya yang saling bersi tegang itu dan saling melemparkan pandangan dingin dan syarat akan permusuhan.
" kalian berdua kenapa bisa bertengkar di sini biarkan Ayah beristirahat," ucap Rose dengan nada dinginnya.
hal itu sukses membuat Annabella yang terlihat garang dan bengis pada sang kakak dan ayahnya, seketika menciut karena sikap tegas adiknya itu.
Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk segera berangkat ke tempat masing-masing. Windia dengan tujuannya bekerja.
Sementara Annabelle, dengan tujuan menuntut ilmu. memang di antara mereka bertiga, hanya Rose yang mempunyai sifat dingin.
karena hal itulah yang membuat Windia dan Annabella. selalu merasa ciut saat berhadapan dengan Adik bungsunya itu.
*****
" Ayah jangan pernah memanjakan kak Annabella ya," ucap Rose dengan wajah datar dan nada Tegas.
Hal itu tentu saja membuat Edward yang mendengarnya, tersenyum tipis. "kau benar-benar mirip ibumu Rose." Ucapnya Seraya mengusap air mata.
"Ya kan Rose memang anaknya ibu, Ya pasti aku mirip ibu. ayah ini ada-ada saja," ucap Gadis itu Seraya terkekeh kecil. " pokoknya ayah nggak usah khawatir Aku akan terus melindungi ayah," ucapnya seraya menggenggam tangan yang sudah hampir keriput itu.
Hal itu semakin membuat Edward berlinang air mata "terima kasih, terima kasih atas semua yang kalian berikan pada Ayah, maaf jika Ayah belum bisa membahagiakan kalian," ucapnya tersenyum.
Rose yang mendengarnya mendengus kesal." Ayah selalu saja ngomongnya kayak gitu," ucapnya Seraya memalingkan wajah." Udah ah Rose mau berangkat sekolah," ucapnya seraya berlalu dari kamar sang ayah.
********
Sementara itu di belahan bumi yang lain tepatnya di sebuah klub ternama, seorang laki-laki tampan nan muda, tengah- duduk di sebuah kursi panjang.
Dirinya sangat menikmati alunan musik yang begitu memekakkan telinga. Namun sepertinya itu tidak berlaku untuk laki-laki yang bernama Denis Ricardo.
Seorang laki-laki muda yang mempunyai perusahaan terbesar di negara A. Selain tampan, dirinya adalah seorang Casanova handal.
" Ayo Sayang tambah lagi," ucap Denis dengan menyodorkan gelas pada wanita yang ada di hadapannya itu.
Denis pun akhirnya melewati malam yang sangat panjang bersama wanita-wanita sewaannya. Pagi harinya, barulah Denis pulang ke rumah.
Dirinya yakin sekali Jika akan mendapat dampratan dari daddy dan Maminya. Namun demikian sepertinya laki-laki berkulit putih itu tak akan pernah merasa kapok.
" Denis, Dari mana saja kau?" Tanya seorang wanita paruh baya dengan suara yang begitu melengking. Hal itu membuat Denis sempat menutup kupingnya karena merasa berdenging.
" mom kalau ngomong tuh bisa nggak sih nggak usah teriak-teriak," ucapnya kesal.
Hal itu tentu saja, membuat sang mami melangkah ke arah Denis dengan gerakan cepat. dan seketika itu pula telinga laki-laki itu menjadi sasarannya.
" bicara apa tadi, hmm?" tanya wanita paruh baya itu dengan Tatapan yang sangat mengerikan.
Hal itu tentu saja, membuat Denis meringis. karena jika sudah begitu, laki-laki itu tidak akan berani berhadapan dengan wanita yang ada di hadapannya.
" ampun mom, maafin Denis." ucapnya Seraya mengatupkan kedua tangannya ke depan dada.
Memang, Denis akan berubah menjadi seorang anak kecil jika sedang berhadapan dengan kedua orang tuanya. apalagi, berhadapan dengan maminya sendiri.
Image-nya sebagai seorang Casanova yang dingin dan juga bos yang kejam, seketika akan luluh lantak di hadapan ibunya.
Karena memang Denis sangat menyayangi wanita yang telah melahirkannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Shautul Islah
nyimak dulu thor kalau ga membosankan aku kasih like dan komen juga.🙏🙏🙏
2023-02-02
1
Anfit Annisa Fitri Tangka
Minyakk
2023-01-13
0
NenkAnii
lanjut Thor🥰 SEMANGAT 💪
2022-10-01
0