Sandiwara

Tepat pukul 9 pagi, wanita yang bernama Juli, selingkuhan suamiku benar benar datang ke tempatku bekerja. Mendapati kenyataan ini, membuatku sedikit tegang. Berarti wanita ini benar benar menantang saya. Yang ku harapkan dengan pertemuan kami ini adalah penyelesaian, jangan menimbulkan pertengkaran. Apalagi kini kami sedang di sekolah.

"Kita ke, ke ru ruangan saya saja." Ujarku dengan sedikit tergagap, muka tegang dan terasa panas sekarang. Aku geram, melihat wanita yang ada di hadapanku. Siapa yang tak geram, di hadapanku sekarang, berdiri wanita sexy penggoda suamiku.

"Baik kak." Suara lembut, dengan ekspresi wajah tenang, ia membalas tatapanku. Benar benar ia tak merasa bersalah dan takut sedikit pun kepada ku.

Aku berbalik badan, melangkah sambil mengelus dada yang bergemuruh. Juli, sang pelakor mengekoriku. Kami akan ke ruang laboratorium. Hari ini tak ada jadwal praktek di Laboratorium, di sana sepi. Dan di sana lah tempat bicara yang tepat untuk kami.

Aku mengajar mata pelajaran IPA, dan aku dipercaya mengemban tugas tambahan, sebagai kepala laboratorium. Jadi, aku bebas datang ke tempat ini.

Ku perhatikan detail sosok wanita yang duduk di hadapanku. Kami dibatasi oleh sebuah meja kerja sekarang.

Wajah Juli cantik, jelas ia terlihat lebih muda dariku, mungkin perbedaan usia kami ada lima tahun. kulitnya putih, tubuhnya langsing, secara fisik memang dia memang lebih menarik, tapi tetap bersyukur pada Allah atas semua pemberian Allah padaku, semoga Allah selalu mempercantik hati dan sikapku.

"Aku minta maaf ya kak."

Deg

Aku cukup terkejut dengan kalimat permintaan maaf yang terdengar tulus keluar dari mulutnya. Sejenak aku terpaku, dengan sikapnya yang terlihat kooperatif. Tadinya, dibayanganku, akan ada perang di ruangan ini. Walau sebenarnya dari tadi, aku selalu berusaha bersikap tenang.

"Aku gak tahu kak, kalau Abang Evan sudah punya istri. Dia ngakunya bujang." ujarnya dengan mata yang berkaca kaca. Seolah menyadari kelakuannnya salah.

Deg

Geram sekali aku mengetahui kenyataannya. Kalau Mas Evan, tak mengakui aku dan Raisya. Fakta ini membuat hati sakit bak diiris sembilu.

"Aku berjanji akan menjauhi Mas Evan. Tidak akan mau berhubungan lagi dengannya Kak." Ujarnya dengan terisak. "Maaf kan aku kak. Sungguh aku gak tahu, kalau Abang Evan sudah punya istri dan anak." Tangis wanita di hadapanku pecah. Aku jadi kasihan padanya.

"Baik lah, aku memafkan kamu. Ku pegang kata katamu, untuk menjauhi suamiku. Karena aku tak segan segan, laporkan kamu ke pihak berwajib."

Ujarku tegas, aku tak boleh kelihatan lemah pada Juli.

"Iya kak." Iya menganggukkan kepalanya.

Huufftt...

Aku pun menghela napas panjang, menghembuskannya berat, setelah Juli keluar dari ruangan ku. Ku pijat pelipisku berulang kali. Karena di bagian itu terasa sakit. Kepalaku tiba tiba rasanya mau pecah. Pertemuan kami cukup menguras energi dan perasaan ku, padahal tak ada percekcokan yang terjadi.

Perlu waktu satu jam untuk menangkan diri. Dan akhirnya aku bisa merasa tenang. Aku pun meninggalkan ruangan Laboratorium, dan bergegas menuju ruang guru. Satu jam lagi, aku ada les.

Sesaat setelah pertemuan itu, aku menjadi tenang, harapanku semoga kedepan tidak akan ada masalah lagi dalam hubungan saya dan mas Evan.

Aku pun mulai melakukan pekerjaanku. Mengajar di kelas IX. Pukul 11.45 Wib habis les ke 6 dan waktunya istirahat kedua. Aku melangkah kembali ke ruang guru. Perut sudah mulai terasa lapar. Saat masuk ke ruang guru. Putriku Raisya sudah menyambutku. Ia memang kalau pulang sekolah, di antar Abang tukang becak ke sekolah tempat aku kerja. Dan putri ku yang baik dan pengertian itu, akan menunggu ku duduk manis di bangku meja kerja ku.

"Sayang... Itu ice creamnya, yang beliin siapa?" tanya ku dengan penasarannya. Aku hanya kasih uang jajan 2000 rupiah setiap hari pada Raisya. Dan aku selalu siapkan bekal untuknya di sekolah.

"Dibeliin Muallim,.. Armand. Ayahnya Reza Ma." Ujarnya centil, dengan tatapan fokus ke ice cream yang ia makan. Reza, adalah anaknya Pak Armand.

Pak Armand? pak Kepala sekolah belikan Ice cream pada Raisya, koq bisa?

"Ini ma, uang ongkos ku." Raisya menyodorkan uang 2000 ke tanganku. Itu ongkos nya kalau pulang naikik becak langganan.

"Koq uangnya kembali. Emang, tadi gak bayar ongkos?" tanya ku lembut, sambil melap bibirnya Raisya, yang belepotan karena makan ice cream.

"Gak ma, kan aku pulang ikut Muallim, Armand." Sahutnya lagi cepat. Raisya sepertinya tak ingin diajak bicara. Karena fokus makan ice cream.

Oohh.. Berarti pak kepala yang menjemput anaknya yang satu sekolah dengan Raisya.

Entahlah, kadang heran dengan sikap pak Armand. Dia tegas, dan Seolah tak peduli dengan keluh késah bawahannya. Tapi, lihatlah ini kedua kalinya ia membawa Raisya pulang. Ia yang pernah membuat aturan, tak boleh membawa anak kecil ke sekolah, karena akan menggangu ke efektif an saat bekerja. Nyatanya mengajak anakku pulang dan membawa ke sekolah ini.

Raisya sibuk makan ice cream, sehingga tawaran makan dariku, tak diopeni. Aku pun memutuskan makan dengan serius, dan sesekali harus ikut nimbrung bicara dengan sesama guru di ruangan itu. Karena mereka suka sekali bercanda dengan Raisya yang lucu dan asyik diajak bercanda.

Dert

Terdengar notif pesan masuk ke HP ku. Aku yang baru selesai makan, buru buru merogoh ponsel dari tas ku. Berharap Mas Evan yang kirimi pesan.

Deg

Kedua bola mataku membelalak, dengan jantung berdebar kuat. Ternyata bukan Mas Evan yang mengirim pesan. Melainkan Juli, wanita itu mengirimkan pesan dengan kata kata kasar. Ia juga menuliskan kalimat, yang menyatakan dia sangat mencintai Mas Evan, dan apapun yang terjadi tak akan melepaskan mas Evan.

Ternyata Juli tidak sungguh-sungguh dengan janjinya, sikap baiknya saat berjumpa denganku tadi, hanya sandiwaranya saja.

TBC.

Dukung novel ini sayangku. Kita ada give away di akhir bulan

Terpopuler

Comments

YuWie

YuWie

aq ikut deg2an ngadepin pelakor sekarang

2022-10-21

0

N⃟ʲᵃᵃ࿐𝕴𝖘𝖒𝖎ⁱˢˢ༄༅⃟𝐐

N⃟ʲᵃᵃ࿐𝕴𝖘𝖒𝖎ⁱˢˢ༄༅⃟𝐐

siluman berwajah bidadari oplas🤭

2022-10-04

0

Ayra

Ayra

lanjut thor

2022-10-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!