kabur.

"Karena itu, aku memintamu pergi dari rumahku ini, setidaknya tiap hari aku  tidak melihat preman dirumahku lagi. Aku jauh  lebih tenang tanpa ada kau di rumahku. Sungguh, sejujurnya selama  kau disini,  nyawaku terancam. Aku tidak yakin, aku bisa bertahan hidup hingga aku tua nanti." Albert melempar balik celana dallam itu dan parahnya mengenai boko*ng Lea.

"Aku bisa membunuhmu saat ini juga jika aku mau, Sayangnya aku tidak ingin mengotori tanganku. Aku pikir sia-sia membunuh pria bodoh seperti kau!" Lea menatap tajam Albert. Ia pun menginjak pakaian dalam yang dilempar Albert tadi di lantai.

"Ya, ya! Sudah menemukan uangnya? Jika sudah segera pergi dari rumahku ini!" Perintah Albert. Dia ingin mengibas tangannya, namun sakit di bahunya masih menyiksa dirinya.

"Ya, aku sudah menemukan uangnya.Ternyat kau menyimpan banyak sekali pound." ucap Lea.

"Aku menabungnya sudah lama. Koinnya setiap hari aku mengambil satu-dua koin dari laci ayahku." sahut Alber malas.

"Ternyata kau sangat obsesi dengan uang.Kau tidak beda jauh dengan ayahmu!" ledek Lea.

"Tutup mulutmu Lea Andrea.Kau cukup cerewet. Ngomong-ngomong kau mau kemana?"

"Tidak! kau tidak perlu tau aku hendak kemana, Jadi kau tidak perlu mengatakan apapun kepada ayahmu jika dia memaksa kau untuk berkata." sela Lea.

Albert menghembuskan napas kasar. Ya dia tidak bisa memaksa Lea, melihat Lea pergi dari rumahnya saja, Albert sudah sangat senang.

Lea pun gegas mengambil sebagian pound kertas lalu memasukkan ke dalam kantong celananya, tidak peduli dengan tatapan Albert.

"Aku ambil sebagian, ini sisamu, ku kembalikan ke dalam kaos kakimu." Lea menunjukkan nominal poundsterling yang ia ambil, lalu dia menunjukkan sisa uang kepada Albert, kemudian Lea masukkan lagi ke dalam kaos kaki itu. Dengan kesal Lea melemparkan kaos kaki itu kembali ke dalam laci lemari dengan sembarangan.

"Pintar. Sekarang bergegaslah pergi dari sini, aku muak melihat kau disini," sahut Albert.

"Kau!?" Lea mendekati ranjang Albert, ingin menekan luka itu, dia gemas dengan cerewetnya Albert, tapi dia masih memilik sedikit belas kasihan sebagai manusia. Setidaknya pria kaca mata tebal ini telah menolong dia dari dekapan Roberto.

Akan tetapi, belum juga Lea beranjak keluar dari kamar Albert. Terdengar suara teriakan muncul  dari depan pintu.

Albert menggelengkan kepala meminta Lea untuk tidak menjawab. Dia mengayunkan tangan kirinya meminta Lea bersembunyi entah dimana saja. Asal, Robert tidak menemukan gadis agresif itu. Sayangnya, Lea menolak dia menggelengkan kepalanya.

"Kau gila? Kau suruh aku masuk ke dalam lemarimu? Napasku bisa habis karena bau apek dari bajumu." Lea mengepalkan tangannya ingin rasanya dia memukul pria ini.

Kesal, Albert mengendikkan bahunya, "Terserah, terus lah berada di rumah ini hingga tubuh mu hanya tersisa kerangka saja!" Albert menutup wajahnya dengan selimut dia tidak ingin melihat Lea di hukum lagi.

Ceklek...

Pintu depan dibuka dengan sangat kasar. Oh tidak...itu pasti Roberto pria si pemalas itu.

"Lea...Lea..." Teriak Robert.

Lea tidak menjawab, dia perlahan menuruni tangga, mengintip pria tua itu dari tangga. Lalu, Lea bergegas kembali ke kamarnya yang letaknya tidak jauh dari kamar Albert. Lea mengambil pistol tidak lupa dia mengecek pelurunya.

Kretek..

Lea memeriksa isi pelurunya. Ya, sebenarnya Lea tidak memiliki cadangan peluru. Dia pun menyisipkan pistol itu dipinggangnya. Sebelum menemui Robert dia menemui Albert. Setidaknya dia harus berterima kasih kepada Albert.

"Terima kasih. Aku pastikan akan mengingat kebaikanmu ini.Ya, walaupun sedikit." Lea tersenyum. Tidak lupa dia melambaikan tangan.

"Dasar preman. Jika, kau ingin mengembalikan uangku jangan lupa harus ada bunganya." Albert tidak ingin melihat Lea bersikap manis seperti ini.

"Oh Tuhan, seperti nya hidup dan matimu berada ditanganku." Lea menatap sinis Albert.

"CK...kau harus berhati-hati. Di luar sana banyak orang jahat seperti ayahku." pesan Albert.

Lea menoleh menatap Albert kemudian ia menjulurkan lidahnya kepada Albert.

"Thank you!" Lea tersenyum dia bergegas keluar dari kamar Albert.

"Sebaiknya aku harus bicara dengan Ayahku, aku tidak mau menikahi wanita preman ini percuma aku tidak bisa bertahan lama, jika kelakuan dia seperti ini terus," gumam Albert.

Lea yang hendak melangkah turun anak tangga menghentikan langkahnya dia menyebulkan lagi kepalanya masuk ke kamar Albert lagi.

"Aku pikir hentikan omong kosong itu.Sampai kapanpun aku tidak akan menikahi pria seperti kau," hina Lea.

"Kau pikir, kau itu seorang wanita? Aku juga tidak sudi menikahi Preman seperti dirimu. Aku tidak bisa membayangkan, nasibku tiap hari harus dengan mu,yang suka bermain dengan belatih dan pistol," Albert melirik sekilas lalu kembali pejamkan matanya.

" Aku pun sama," sergah Lea.

Lalu, Lea bergegas menemui pria berambut putih itu. Dia melihat pria itu sudah terkapar diatas sofa ruang tamu, Lea ingin mengeluarkan pistol lalu melepaskan timah panas dikepala pria tua itu.

" Lea..!" Suara Robert perlahan menghilang dia kini sudah terlelap di sofa.

"Brengs**ek!" Lea menatap tajam pria tua itu.

Yakin, Roberto sudah pulas.Lea menjentikkan jari didepan Robert memastikan pria itu benar-benar tidur. Melihat Robert tidak ada respon, ia sedikit berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya, Lea mulai menyimpan surat-surat penting ke dalam tas kecil yang sudah usang. Pakaiannya Lea memakai dobel ditubuhnya. Lalu, Lea mulai mengakali kamarnya, gulingnya sengaja dia selimuti seperti orang sedang tertidur. Lea berharap semoga idenya ini bisa berhasil, dan bisa menghambat Roberto mengejar dia dengan anjing miliknya, berjenis Cuban itu.

"Beres.." Lea mengangguk-angguk kepalanya.

Lea mulai menaiki ventilasi kamar lalu ia melompat turun dari jendela.

brugh...

Albert yang belum tidur mendengar bunyi hentakan kaki di lantai. Dia tau itu Lea.

"Preman itu sudah pergi!" Albert menghela napas.

Lea bergegas lari meninggalkan rumah terkutuk itu. Dia berlari masuk kedalam kebun anggur yang terdapat di belakang rumah Robert. Ia mengendap-endap berharap anjing piaraan Roberto tidak mencium aroma tubuhnya. Jika, mencium aroma tubuh Lea, para anjing galak itu pasti akan menggonggong, itu bisa membangunkan Roberto.

Lea berjalan mundur matanya terus mengawasi ke arah rumah Roberto, rumah berlantai tiga itu tersimpan kenangan buruk dia disana, dimana setiap harinya dia dan Albert seperti kucing dan tikus jarang akur. Dia juga tidak lagi diganggu Robert.

Lea merasa langkahnya tetap ditempat, dia seperti berada dibatas tembok. Tapi, Lea ingat betul kebun anggur ini tidak memiliki tembok pembatas. Lea, melihat disekitar nya mengamati kebun anggur itu. Dia masih berada di tengah-tengah kebun. Namun__

"Aku masih di tengah kebun.Tapi, sebentar ini apa?" gumam Lea.

Dia meraba-raba kebelakang tangannya menyentuh benda keras. Lea mengernyit, dia tidak ingin melihat. Dia pikir itu Roberto.Oh Tuhan...jantung Lea hampir copot dia pikir itu Roberto.

"Shif**t." Lea mengumpat.

Lea pikir Albert bekerja sama dengan Roberto. Albert sengaja meminta dia kabur lalu dia dan ayahnya mengejar Lea. Kemudian, Lea di bawa kembali ke tempat terkutuk itu, lalu ia disiksa dan diperko__. Lea menyadarkan dirinya dari lamunannya. Perlahan dia menunduk melihat kearah bawah kakinya.

"Sepatu boots?"

Lea, tau Roberto juga suka boots tapi aroma tubuhnya berbeda. Perlahan Lea memutar badannya, matanya membulat ketika ia mendongakkan kepalanya matanya bertemu pria bermata coklat. Dengan banyak bulu halus menghiasi wajahnya.

Lea membulatkan matanya, dengan cepat dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Lea mengerjap ia mengamati wajah pria itu seperti salju di kutub selatan, tangannya memegang tongkat dengan pistol terselip dia pinggang nya.

"Oh...God!" Lea melangkah mundur ke belakang.

♥️♥️♥️

Lea Andrea.

Bruno sang Detektif

Terpopuler

Comments

arie

arie

lolos dari kandang macan masuk dalam kandang singa.lea...lea...nasibmu...

2023-03-03

1

Susanti Wahyuningsih

Susanti Wahyuningsih

lanjjuuttt,,,😊
🌹🌹🌹🌹

2022-10-11

1

adrian

adrian

kenapa bruno nggak bawa kabur lea aja

2022-10-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!