Yanti menarik nafas dalam-dalam, berusaha agar tidak marah karena dipermainkan oleh Deni.
"Kamu sudah tahu kesalahan kamu hari ini? Jika kamu masih ingin bekerja, kamu harus mau menerima hukuman," kata Deni serius.
"Hukuman?" tanya Yanti cemas.
"Tentu saja hukuman. Apa harus di beri hadiah? Mulai besok, kamu akan menjadi asistenku untuk sementara. Menggantikan Riko yang sedang cuti seminggu. Ingat, jika pekerjaanmu baik, kamu akan tetap bisa bekerja di sini. Tapi, jika kamu membuat kesalahan lagi, bye bye. Selamat tinggal untuk pekerjaanmu," kata Deni sambil menatap wajah gadis yang tampak kacau di depannya.
"Saya hanya lulusan SMA. Saya tidak akan bisa menjadi asisten Bapak," kata Yanti sedih.
"Kamu tidak usah khawatir, kamu hanya menggantikan sementara bukan selamanya. Dan tugas kamu cukup ikut dan nurut saja perintahku," kata Deni sinis.
"Semudah itu? Ini tidak mungkin, pasti ada yang tidak beres," gumam Yanti.
"Oh ya, besok, ikut aku tugas ke luar kota."
"Apa, tugas luar kota?" tanya Yanti kaget.
Bos kecil yang bernama Deni ini benar-benar selalu membuatnya kaget.
Apa ini balas dendam dari dia karena aku belum bisa membayar denda perbaikan mobilnya? Uang sebanyak itu memang membutuhkan waktu yang cukup lama, harusnya pak Deni paham hal itu dan tidak menyulitkan seperti ini, batinnya.
"Itu salah satu tugas asisten. Menemani tugas ke luar kota. Jika kamu tidak bersedia, silahkan keluar dan bayar hutang kamu segera."
"Tentu saya bersedia," jawab Yanti gugup.
"Sekarang, kamu boleh pulang. persiapkan keperluanmu. Kita akan menginap disana beberapa hari," kata Deni.
"Kenapa harus menginap?" tanya Yanti.
"Kenapa? Kamu ternyata terlalu banyak bertanya dan selalu protes dengan tugas kamu. Tinggal turuti perintah, apa susahnya. Tidak aku suruh masuk kandang macan juga. Yang jadi bos disini, kamu atau aku?" tanya Deni kesal karena Yanti terlalu banyak bicara.
"Tentu saja anda. Saya hanya pegawai kecil. Maka kasihanilah saya. Biarkan hutang saya, saya bayar dengan mencicil, gimana Bos?" tanya Yanti berusaha mencari kelonggaran.
"Asalkan, kamu tanpa protes bersedia ikut ke luar kota, hutang kamu boleh kamu cicil sampai lunas. Bagaimana?" tanya Deni berusaha membuat kesepakatan baru.
"Baik, Pak Deni. Saya anggap, Pak Deni setuju saya boleh mencicil. Kalau begitu, berikan kartu identitas saya sekarang," kata Yanti sambil mengulurkan tangan.
"Aku hanya bilang boleh mencicil, tapi aku tidak bilang akan mengembalikan kartu identitas kamu. Lagipula, kartu identitas ini tidak aku bawa," kata Deni sambil tersenyum licik.
"Ya sudah, kalau tidak dibawa. Yanti mohon, besok bawa ya Bos. takutnya nanti hilang," kata Yanti.
"Kamu berani memerintah, atasanmu?"
"Bukan memerintah, tapi meminta. Gitu saja tidak bisa membedakan," kata Yanti setengah bergumam.
"Sudah-sudah, mending sekarang kamu pulang dan persiapkan untuk perjalanan kamu besok."
"Baiklah, Pak Deni. Tapi besok saya datang kesini jam berapa?"
"Pertanyaan bagus. Kamu tunggu saja, di jalan raya dekat rumah kamu sekitar jam 9."
"Baik, saya pergi dulu. selamat siang," pamit Yanti.
Yanti melangkah keluar dengan hati dongkol. Awalnya Yanti mengira, dia akan dimaafkan. Karena, pak Deni terlihat suka bergurau dan tidak pemarah seperti waktu pertama bertemu. Tetapi ternyata, pak Deni itu suka berubah-ubah sikap tergantung hatinya.
Sementara itu, Deni tersenyum sinis melihat Yanti. Gadis yang membuat ibunya bersedih sepanjang hari. Lalu ada hubungan apa, Yanti dengan ibunya Deni?
Flashback on.
Hari itu, Deni pulang lebih awal karena sedang tidak ada pekerjaan yang mendesak. Dia ingin memberi perhatian pada ibunya dan mengajak ibunya pergi makan diluar.
"Deni, tumben pulang cepat?" tanya Bu Sekar sedih.
"Iya, Bu. Hari ini, Deni ingin menemani ibu. Sepertinya sudah lama kita tidak pergi makan bersama. Tapi kenapa ibu tampak sedih?"
"Deni, ayahmu memiliki wanita lain," ucap Bu Sekar sambil meneteskan air mata.
"Apa, dari mana ibu tahu kalau ayah memiliki wanita lain?" tanya Deni emosi.
"Kemarin, ibu menemukan nota pembayaran kalung emas. Tidak hanya itu, sebelumnya ibu juga menemukan pakaian wanita muda di dalam mobilnya. Ibu tidak berani bertanya pada ayahmu. Karena setiap kali ini bertanya, dia akan bilang, jika itu milik pak Hadi untuk anaknya," kata Bu Sekar sedih.
"Ibu, ibu tenang saja. Biar Deni yang akan mencari tahu kebenarannya. Jika benar ayah memiliki wanita simpanan, Deni pastikan, wanita itu tidak akan bisa bersama ayah lagi," kata Deni menenangkan ibunya.
"Deni, ibu bahagia memiliki anak sepertimu. Meskipun ibu bukan ibu kandungmu, tapi ibu sangat menyayangimu," kata Bu Sekar sambil memegang tangan Deni.
"Ibu, sejak ibuku koma, ibu sudah merawat aku dengan penuh kasih sayang. Sekarang, ibuku sudah meninggal, hanya ibu tempat Deni bisa berbakti. Deni akan membuat ibu tersenyum bahagia. Deni tidak akan membiarkan ayah, menyakiti ibu," kata Deni.
"Terimakasih, Deni."
Setelah mengetahui kabar perselingkuhan ayahnya, Deni meminta seseorang untuk mengawasi dan mencari tahu kemana saja ayahnya pergi, setelah pulang kerja.
Tidak butuh waktu lama, informasi tentang selingkuhan ayahnya sudah dia dapatkan. Deni sangat terkejut ketika tahu siapa wanita selingkuhan ayahnya. Dia adalah anak pak Hadi, Yanti.
Pak Hadi, dulu pernah bekerja sebagai sopir di rumah keluarga Hendra. Tetapi, beberapa tahun yang lalu, pak Hadi sakit dan mengundurkan diri.
Mungkin, karena ayahnya sudah memberikan mereka uang yang banyak sehingga pak Hadi tidak perlu bekerja lagi dan menjadikan anaknya sebagai simpanan ayahnya. Itulah yang ada didalam pikirannya saat ini.
Deni memutar otak untuk bisa memisahkan ayahnya dari jerat gadis kecil itu. Gadis itu baru saja lulus SMA, dan dia sudah menjadi sugar baby ayahnya.
Menjijikkan, gumamnya dalam hati.
Deni mulai menjalankan rencananya dengan membuat mobilnya bersinggungan dengan sepeda Yanti. Rencananya berhasil membuat Yanti berhutang padanya. Menyerahkan kartu identitas dan membuat Yanti tidak bisa begitu saja lepas darinya.
Setelah tahu, Yanti bekerja di tempatnya, Deni mulai menjalankan rencananya. Mengirim sepasang kekasih untuk bertengkar di tempat kerja Yanti hingga membuat Yanti takut di pecat. Sekarang dia berhasil membuat Yanti menjadi asistennya selama beberapa hari.
Deni ingin membuat rencana agar antara Yanti dan ayahnya tidak memiliki kesempatan untuk bisa bersama. Dengan kata lain, Deni ingin mengikat Yanti dengan ikatan yang ayahnya tidak akan bisa memiliki Yanti Samapi kapanpun. Dan Yanti akan tetap berada didalam kendali Deni. Deni tidak akan memberi mereka kesempatan untuk memadu cinta lagi. Pengorbanan Deni untuk ibunya, sebagai balasan atas kasih sayang yang sudah diberikan Bu Sekar padanya selam ini.
Flashback off.
Suara dering ponselnya, menyadarkan dirinya dari lamunannya. Ternyata yang menghubunginya adalah Riko, untuk memberitahukan bahwa Riko sudah menyiapkan semua yang diminta Deni.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
@ £I£I$ Mυɳҽҽყ☪️
kamu salah paham Deni..
Yanti sama sekali tidak tau menahu tentang pak Hendra suka sama dia...
dasar Hendra nya saja yang tukmis 🤣
2022-11-08
0