Bab 2. Hari pertama kerja

Yanti terpaksa menerima pemberian pak Hendra. Terlebih lagi, pekerjaannya saat ini juga membutuhkan alat make up untuk sehari-hari.

"Ya, sudah. Yanti terima pemberian, Om. Makasih ya, Om," ucap Yanti sambil tersenyum.

"Nah, gitu. Lain kali kalau kita ketemu lagi, Yanti pakai make up yang Om kasih ya. Oke?"

"Siap, Om."

"Om pamit dulu. Sampaikan salam untuk ayahmu. Semoga cepat sembuh." kata pak Hendra pamit.

Yanti kembali mencium punggung tangan pak Hendra.

"Nanti, Yanti sampaikan," jawab Yanti.

Yanti menatap kepergian pak Hendra yang dipanggilnya 'Om'. Yanti segera masuk dan segera menyimpan barang-barang pemberian pak Hendra.

Keesokan harinya, Yanti bersiap berangkat bekerja. Karena ia ini adalah hari pertamanya bekerja, dia tidak ingin terlambat. Berbekal alat make up pemberian pak Hendra, Yanti berangkat dengan senang hati.

Sepanjang perjalanan, wajah cerianya membuat setiap yang melihatnya menjadi ikut terbawa bahagia. Yanti memang seolah tidak pernah bersedih. Meski beban seberat apapun, dia hadapi dengan senyum.

Sampai di tempat kerja, dia diberi seragam dan harus berdandan. Setidaknya tidak terlihat kusam karena harus menghadapi berbagai karakter pelanggan yang berbeda.

Yanti mencoba merias wajah polosnya dengan bedak tipis dan lipstik. Awalnya, Yanti tidak percaya jika dengan polesan yang sederhana saja, penampilannya sudah sangat berubah. Biasanya dia hanya memakai kaos oblong dan celana gombrong. Hari ini, dia memakai pakaian rapi dan sepatu berhak tanggung. Bodinya terlihat seksi dan kulit putih mulusnya terlihat karena rok seragamnya yang pendek.

"Ayo, semua berkumpul!" teriak pak Deri yang merupakan atasan Yanti.

Semua pekerja baru berkumpul menjadi satu. Mereka berjumlah 10 orang, semuanya seorang wanita.

"Hari ini, bos kecil akan akan datang untuk menyambut pegawai baru dan akan memberi sedikit pencerahan. Aku harap , kalian semua mendengarkan dengan baik. Jangan membuat aku malu," kata pak Deri lagi.

"Siap, pak."

Suara kesepuluh pegawai baru kompak. Mereka saling melirik satu sama lain. Tidak berapa lama, semua orang terlihat gugup menyambut bos kecil datang. Sebenarnya Yanti penasaran, kenapa dia disebut bos kecil. Padahal dia terlihat sudah dewasa.

Bos kecil sudah memasuki ruangan dan Yanti sangat kaget saat melihat seorang pria yang sepertinya pernah dilihatnya. Yanti berusaha mengingat pria tersebut. Ternyata, bos kecilnya adalah pria yang mobilnya kemarin tergores sepedanya. Sementara KTP-nya juga masih berada di tangan pria itu.

Karena takut dikenali, Yanti terus menunduk selama pria itu memberikan arahan dalam bekerja. Tetapi tidak sedikitpun yang masuk dalam pikiran Yanti. Yang ada dalam pikiran Yanti saat ini, hanyalah bagaimana caranya, pria itu tidak mengenalinya.

Untunglah sampai acara selesai, semua baik-baik saja. Setelah bos kecil pergi, Yanti menarik nafas lega.

"Akhirnya, bebas juga," gumam Yanti dalam hati.

"Jangan bubar dulu. Hari ini akan ada pembagian tugas untuk masing-masing pegawai baru. Jadi nanti kalian tidak bingung lagi, apa-apa yang harus dikerjakan dan tidak tumpang tindih dalam bekerja," kata pak Deri.

Pak Deri segera memberikan arahan untuk masing-masing pekerjaan. Yanti sangat senang karena dia berada di bagian pakaian. Menurut dia, ini lebih menantang karena harus menghadapi banyak karakter cewek yang hobbi belanja.

Yanti dan 2 orang temannya, Sasa dan Mina berjalan menuju tempat tugasnya. Mereka tampak senang, meski akan banyak tantangan di tempat ini. Mereka bergabung dengan beberapa pegawai senior yang lebih dulu bekerja di sini.

Pelanggan pertama datang. Sepasang kekasih sedang memilih baju.

"Ada yang bisa saya bantu, Mbak?" tanya Yanti ramah.

"Iya, aku butuh baju untuk ke pesta, tolong diberi rekomendasi yang cocok, untuk bentuk tubuh seperti aku ini," kata Mbak-mbak itu.

Yanti mencari pakaian pesta yang cocok untuk mbak-mbak itu. Setelah menemukannya, Yanti meminta Mbak itu untuk mencobanya. Saat, sang wanita mencoba pakaian, sang pria malah berusaha mendekati Yanti.

"Hai, Cantik. Boleh tukeran nomor telepon? Belum punya kekasih kan?" tanya pria itu bertubi-tubi.

"Maaf, saya tidak memiliki nomor telepon."

"Kok bisa," tanya pria itu heran.

"Karena saya tidak memiliki Handphone," jawab Yanti sambil tersenyum.

Tanpa sepengetahuan mereka, gadis itu terus memperhatikan gerak-gerik kekasihnya yang sedang merayu Yanti. Setelah hatinya cukup yakin, jika kekasihnya mata keranjang, gadis itu keluar dan langsung menampar wajah kekasihnya. Tentu saja suasana jadi kacau. Yanti jadi bingung dengan apa yang terjadi.

Pertengkaran sepasang kekasih itu akhirnya dapat diatasi oleh pak Deri dan beberapa orang pegawai lain. Sementara Yanti, di panggil oleh bos kecil untuk di mintai keterangan.

Yanti sangat kaget dan bingung jika nanti bos kecil mengenalnya.

Yanti mengetuk pintu perlahan, dan suara tegas dari bos kecil itu terdengar keras.

"Masuk!"

Yanti membuka pintu dengan pelan. Dia berjalan sambil menunduk untuk menyembunyikan wajahnya. Berharap, bos kecil tidak mengenalnya.

"Jadi, kamu penyebab masalah hari ini?" tanya Deni datar.

Yanti semakin menundukkan kepalanya karena dia tahu, Deni sedang melihatnya.

"Siapa nama kamu. Jika kamu masih tidak mau menjawab, hari ini juga kamu akan saya pecat. Silahkan tinggalkan tempat ini," kata Deni kesal.

Mendengar dia akan dipecat, dia sangat panik dan dia tidak ingin dipecat pada hari pertama dia bekerja. Capek-capek cari pekerjaan yang bisa mendapatkan gaji bulanan, masa harus cari pekerjaan baru lagi.

"Bukan. Saya tidak tahu apa yang Bapak maksud. Bukan saya penyebabnya. Mereka bertengkar sendiri," bela Yanti yang tanpa sadar mengangkat kepalanya.

"Kamu, kamu gadis yang kemarin kan?" kata Deni kaget.

"Bapak mengenali saya?" tanya Yanti sambil tersenyum takut.

"Kamu pikir, karena penampilanmu berubah, aku tidak akan mengenalimu. Jadi kamu bekerja di tempatku untuk membayar hutang-hutangmu?"

"Benar. Jadi jangan pecat saya," kata Yanti setengah memohon.

"Sampai kapan kamu akan bisa membayar biaya perbaikan mobilku?"

"Sebenarnya berapa biayanya?"

"20 juta."

"Hhh, sebesar itu?" tanya Yanti kaget.

"Memang, kamu pikir biaya perbaikan mobil itu murah?"

"20 juta, aku bisa kumpulkan kira-kira harus bekerja disini berapa bulan?" gumam Yanti.

"Lalu, kamu pikir, aku mau kamu cicil? Aku akan memberimu jalan agar hutang kamu lunas dan kamu bisa mendapatkan uang yang cukup besar," kata Deni sambil tersenyum licik.

"Tidak. Pasti pekerjaan itu sangat sulit dilakukan," jawab Yanti cemas.

"Tidak juga. Menikahlah denganku."

"Apa, menikah?"

Deni menatap tajam wajah Yanti yang tiba-tiba berubah pucat. Yanti sendiri masih syok dan tidak percaya, bos kecil itu akan melamarnya. Mereka baru kemarin bertemu, mana mungkin bos kecil jatuh cinta padanya. Yanti mulai curiga, dengan keinginan bos kecil. Pasti hanya ingin mempermainkannya.

"Benar, kita menikah. Jika kamu setuju, tidak hanya hutang kamu lunas, kamu akan mendapatkan apapun yang kamu inginkan. Dan juga status sebagai nyonya Deni," kata Deni sambil melebarkan matanya.

"Sayangnya, saya sama sekali tidak tertarik," jawab Yanti tersenyum tipis.

"Kamu menganggap tawaranku ini serius?"

"Lalu?"

"Jangan kira, aku akan tertarik menikah dengan gadis sepertimu. Jangan berpikir, ini seperti drama idola," ucap Deni ambil tertawa mengejek Yanti.

Benar dugaanku. Ternyata ada bos, yang suka mempermainkan bawahan, gumam Yanti.

Terpopuler

Comments

@ £I£I$ Mυɳҽҽყ☪️

@ £I£I$ Mυɳҽҽყ☪️

ada apa ini, kenapa tiba tiba ngajak nikah ..

butuh rahim yah...?

2022-11-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pertemuan
2 Bab 2. Hari pertama kerja
3 Bab 3. Flashback Deni
4 Bab 4. Jebakan
5 Bab 5. Di rumah suami
6 Bab 6. Hati mulai terusik
7 Bab 7. Sudah dewasa
8 Bab 8. Menemui Ayah
9 Bab 9. Dia Vani
10 Bab 10. Pindah rumah
11 Bab 11. Belajar memasak
12 Bab 12. Aku sudah menikah
13 Bab 13. Cemburu buta
14 Bab 14. Kecelakaan
15 Bab 15. Berpura-pura
16 Bab 16. Penyesalan Deni
17 Bab 17. Penyesalan Deni 2
18 Bab 18. Vani, Vano dan Vina
19 Bab 19. Bekerja di butik
20 Bab 20. Belajar desain
21 Bab 21. Bertemu dia
22 Bab 22. Sebenarnya tahu atau tidak?
23 Bab 23. Berkata jujur
24 Bab 24. Kedatangan Vani
25 Bab 25. Bertemu Ayah
26 Bab 26. Bertemu dokter Dimas
27 Bab 27. Memaafkan dan jujur
28 Bab 28. Indahnya ketika cinta datang
29 Bab 29. Bertemu teman kerja
30 Bab 30. Ada yang cemburu
31 Bab 31. Curhatan Vina
32 Bab 32. Identitas Yanti
33 Bab 33. Mendapatkan Kalung Vani
34 Bab 34. Romansa di tempat kerja
35 Bab 35. Masih sahabat
36 Bab 36. Membuat Deni melayang
37 Bab 37. Bertemu Ayah Ibu
38 Bab 38. Pertengkaran
39 Bab 39. Gugatan Cerai
40 Bab 40. Pergi keluar Negeri
41 Bab 41. Cinta atau benci
42 Bab 42. Jalan-jalan bersama
43 Bab 43. Bukti Cinta
44 Bab 44. Hanya Teman
45 Bab 45. Kedatangan Mami
46 Bab 46. Lahirnya sang jagoan
47 Bab 47. Vano dan Clarisa
48 Bab 48. Rencana pernikahan Vano
49 Bab 49. Pertemuan
50 Bab 50. Pernikahan Vano
51 Bab 51. Malam bersamamu
52 Bab 52. Pernyataan Rujuk
53 Bab 53. Kebahagiaan milik kita
54 Promo karya baru 'Gairah Cinta Kakak Angkat'
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1. Pertemuan
2
Bab 2. Hari pertama kerja
3
Bab 3. Flashback Deni
4
Bab 4. Jebakan
5
Bab 5. Di rumah suami
6
Bab 6. Hati mulai terusik
7
Bab 7. Sudah dewasa
8
Bab 8. Menemui Ayah
9
Bab 9. Dia Vani
10
Bab 10. Pindah rumah
11
Bab 11. Belajar memasak
12
Bab 12. Aku sudah menikah
13
Bab 13. Cemburu buta
14
Bab 14. Kecelakaan
15
Bab 15. Berpura-pura
16
Bab 16. Penyesalan Deni
17
Bab 17. Penyesalan Deni 2
18
Bab 18. Vani, Vano dan Vina
19
Bab 19. Bekerja di butik
20
Bab 20. Belajar desain
21
Bab 21. Bertemu dia
22
Bab 22. Sebenarnya tahu atau tidak?
23
Bab 23. Berkata jujur
24
Bab 24. Kedatangan Vani
25
Bab 25. Bertemu Ayah
26
Bab 26. Bertemu dokter Dimas
27
Bab 27. Memaafkan dan jujur
28
Bab 28. Indahnya ketika cinta datang
29
Bab 29. Bertemu teman kerja
30
Bab 30. Ada yang cemburu
31
Bab 31. Curhatan Vina
32
Bab 32. Identitas Yanti
33
Bab 33. Mendapatkan Kalung Vani
34
Bab 34. Romansa di tempat kerja
35
Bab 35. Masih sahabat
36
Bab 36. Membuat Deni melayang
37
Bab 37. Bertemu Ayah Ibu
38
Bab 38. Pertengkaran
39
Bab 39. Gugatan Cerai
40
Bab 40. Pergi keluar Negeri
41
Bab 41. Cinta atau benci
42
Bab 42. Jalan-jalan bersama
43
Bab 43. Bukti Cinta
44
Bab 44. Hanya Teman
45
Bab 45. Kedatangan Mami
46
Bab 46. Lahirnya sang jagoan
47
Bab 47. Vano dan Clarisa
48
Bab 48. Rencana pernikahan Vano
49
Bab 49. Pertemuan
50
Bab 50. Pernikahan Vano
51
Bab 51. Malam bersamamu
52
Bab 52. Pernyataan Rujuk
53
Bab 53. Kebahagiaan milik kita
54
Promo karya baru 'Gairah Cinta Kakak Angkat'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!