EPISODE 4 PENDIRIAN ABAH UCUP

Waroh sudah tergeletak dengan mulut yang berbuih. Sebuah botol racun serangga telah tergeletak di sebelahnya. Abah Ucup panik melihat Putri sulungnya tak sadarkan diri. Sang Ibu juga menangis histeris sambil memangku anak nya. Ia tak menyangka jika sang anak menenggak racun serangga hanya karena patah hati.

"Gimana ini Bah!"

"Ya dibawa ke puskesmas toh! Abah ngeluarin motor dulu."

Abah Ucup pun membuka sarungnya dan ia lilitkan di pundaknya hingga seperti tali. Tak berapa lama. Abah Ucup pun menggendong Waroh. Ia naikan sang anak ke atas motor. Sehingga mereka menuju ke puskesmas dengan mengendarai motor posisi Waroh diapit oleh Abah Ucup dan Bu Salamah. Beruntung suasana masih gelap. Sehingga tak ada yang melihat kepergian mereka. Abah Ucup cukup cepat mengemudikan sepeda motornya. Ia sampai ke kecamatan sebelah yang jarak tempuh 20 menit dari desa Sumber Waras.

Tiba di Puskesmas tersebut terdapat seorang perawat yang berjaga. Perawat itu cepat memberikan pertolongan. Lalu ia menelpon dokter. Tak lama seorang dokter datang dengan mengenakan pakaian biasa. Dokter itu memeriksa kondisi Waroh. Abah Ucup dan Bu Salamah menunggu di luar. Mereka menanti kabar dari dalam.

Bu Salamah masih menangis tersedu-sedu di depan ruangan puskesmas itu. Ia menyalahkan suaminya.

"Ini semua gara-gara Abah. Kalau sampai Waroh kenapa-kenapa. Lah wes ngerti itu Rohim mau melamar Waroh kok malah disuruh ngelamar Laila."

Abah Ucup hanya diam. Dia tidak mau ribut di tempat umum. Kepalanya sakit. Namun ia tetap pada pendiriannya. Namun karena istrinya terus menyalahkan dirinya dan suaranya makin keras. Abah Ucup pun jengah. Abah Ucup pun menyatakan pendapatnya.

"Kamu itu perempuan ngerti apa! Dari dulu ga becus ngurus Waroh. Itu Waroh itu ya hasil didikan mu toh! Apa-apa mau nya dituruti. Maunya harus pokoknya harus. Itu yang bikin kita malah malu kalau ia menikah dengan Rohim. Kamu mau anak kita jadi buah bibir orang kalau menikah dengan Rohim tapi dia malah kurang ajar sama suaminya?"

"Loh justru beruntung toh Bah. Siapa tahu Rohim itu bisa membimbing Waroh biar jadi lebih baik."

"Lah iya kalau lebih baik. Kalau mereka cerai karena anakmu ga tahan hidup sama Rohim? Aku ini bapaknya. Aku paham anak ku satu-satu. Waroh itu kalau ingin apa harus. Nanti kalau sudah bosan wes ga dianggap lagi. Ganti lain lagi. Dia itu kepingin sama Rohim karena Rohim itu banyak di kagumi Sama gadis-gadis."

"Bapak itu apa-apa Laila terus. Jadi Waroh begini jadinya."

"Apapun yang terjadi pokoknya Laila itu untuk Kang Rohim. Titik. wes ga pakai Koma!"

Bu Salamah masih menangis namun ia diam. Ia sudah sangat paham watak Abah Ucup yang keras. Suaminya itu tak akan berubah. Namun Bu Salamah yang jarang kumpul di majelis pengajian atau orang-orang Sholeh. Sehingga cara berpikirnya berbeda dari Abah Ucup. Walau ia tak paham agama tapi ia yang sering ngobrol dengan pak Toha. Ia pernah mendengar dari pak Toha. Saat duduk main gaplek di tempat orang hajatan.

"Memangnya bisa kita yang begini ini punya ilmu?"

"Bisa Bah. Salah satu upaya untuk mendapatkan keberkahan ilmu kata beliau Guru saya dulu, adalah dengan menghormati guru kita. karena Guru adalah yang menjadi perantara aliran ilmu Allah. Nah keberkahan itu bisa di dapat dari adab seorang murid atau santri kepada gurunya. Contoh saya itu loh, walau saya lebih tua sama Rohim. Tapi dia itu berilmu. Maka saya Menghormati beliau. Saya itu selalu memperlakukan beliau dengan baik. Karena bagi saya dia adalah Guru saya dalam mempelajari ilmu-ilmu agama untuk menjalankan perintah Allah."

Disana membuat Abah terkesan dengan sosok Rohim. Ia membayangkan betapa Rohim itu adalah sosok yang begitu baik. Jika Pak Toha seorang PNS di kecamatan dan takmir di masjid Nurul Iman saja menghormati Rohim. Apalagi dia yang hanya orang biasa. Terlebih anaknya di kamar oleh Rohim. Maka tentu ia ingin menghormati orang berilmu itu dengan memberikan yang terbaik kepada Rohim. Sehingga jika Laila dan Waroh pilihannya. Maka Abah Ucup lebih memilih anak bungsunya untuk menjadi istri Rohim.

Karena Laila akhlaknya baik. Sedari kelas lima SD anaknya itu terbiasa mondok di saat malam hari di desa Tegal Jati yang berjarak dua desa dari desanya. Saat pagi putrinya akan pulang. Sampai ketika SMP sang anak minta agar boleh mondok 24 jam. Maka sejak SMP putri bungsunya akan pulang kerumah hanya ketika libur lebaran. Bahkan ketika libur sekolah putrinya tak ingin pulang dengan alasan kasihan Buk Nyai sendirian ketika musim libur. Ditambah lagi saat SMA sang anak mondok di pulau Jawa sampai ke jenjang S1 nya di Jawa.

Karena bagi Laila keberkahan ilmu itu tidak ada di buku, tidak ada di toko, apalagi yang menjual. Sedangkan ilmu ada bukunya, ada tokonya. Maka ia mencari keberkahan ialah dari gurunya. Ia selalu patuh pada gurunya. Ia selalu membantu, melayani kebutuhan gurunya. Tanpa ia sadari keberkahan dari Guru telah ia dapatkan dengan ia yang memiliki kemudahan mempelajari setiap ilmu-ilmu di pondok pesantren. Kemudahan dalam mencari ilmu dunia pun ia peroleh hingga ia mendapatkan beasiswa menyelesaikan S1 nya.

Guru yang ridho dan doa dari sang guru agar muridnya diberikan kemudahan dalam setiap mencari ilmu. Di dunia pesantren sebuah keberkahan dari guru itu begitu kental saat mondok. Maka akan terasa aneh bagi orang yang tak pernah mondok saat melihat alumni pondok atau santri yang begitu hormat pada gurunya. Namun hal ini tentu pada santri yang paham akan ilmu pentingnya menghormati guru demi keberkahan ilmu tadi. Jika santri yang hanya mondok tanpa ingin mencari ilmu maka akan lain cara mereka bersikap kepada guru, dan sudah tentu terjadi seperti pada Waroh.

Putri Sulung Abah Ucup itu hanya mondok saat malam di waktu ia SD. Saat seterusnya ia tak pernah ingin mondok. Jika mengaji ia hanya berangkat, karena senang akan ada uang jajan dan bebas dari tugas rumah. Bukan niat menuntut ilmu.

Walau kulit putri keduanya tak seputih Waroh, namun wajah Laila cukup manis. Ia memiliki bulu mata yang lentik. Hidungnya cukup mancung, kulitnya kuning Langsat. Laila lebih mirip dengan Abah Ucup, sedangkan Waroh lebih mirip Bu Salamah dengan kulit putih.

Saat Abah masih menghisap rokok lintingannya. Dokter keluar dari ruangan.

"Alhamdulilah masih bisa diselamatkan Pak. Tapi harus kita rawat dulu berapa hari ya Pak, Bu?"

"Alhamdulilah...." Bu Salamah cepat menghampiri putrinya yang sedang akan dipindahkan ke ruang inap. Sedangkan Abah Ucup pun mengikuti dari arah belakang.

"Angel, angel nduwe anak kok Atos e koyo watu." Gerutu Abah Ucup dalam hati.

[Susah. Susah punya anak kok keras kayak batu]

Terpopuler

Comments

Rozh

Rozh

ceritanya bagus bgt kak

2024-01-03

2

Sang

Sang

simbah @Andini Andana karya ini langsung saya referensikan untuk simbah loh, banyak ilmu terselip di karya othor ini, ajak kak @Ai Emy Ningrum juga yok, kita bisa rapat bareng di karya kak othor ini, udah banyak yg tamat loh mbah 😁😁😁

2023-06-14

3

Samaniah

Samaniah

lha yo piye neh to pak ne...waroh kan yo anakmu🤣🤣🤣

2023-02-12

0

lihat semua
Episodes
1 EPISODE 1 AHMAD ROHIM
2 EPISODE DUA MELAMAR PUTRI ABAH UCUP
3 EPISODE 3 KEMARAHAN WAROH
4 EPISODE 4 PENDIRIAN ABAH UCUP
5 EPISODE 5 WAROH VS ABAH UCUP
6 EPISODE 6 SURAT ABAH UCUP
7 EPISODE 7 LAILA DI LAMAR LAGI
8 EPISODE 8 PERSAHABATAN MUKIDI DAN ROHIM
9 EPISODE 9 KEPULANGAN LAILA
10 EPISODE 10 Waroh, Laila dan Mukidi
11 EPISODE 11 MUKIDI DAN BU SRI
12 EPISODE 12 JAWABAN LAILA
13 EPISODE 13 SMS Laila dan Rohim
14 EPISODE 14 Firasat Laila
15 EPISODE 15 PENANTIAN LAILA
16 EPISODE 16 Cinta Yang Baru Tumbuh
17 EPISODE 17 Laila Jatuh Hati
18 EPISODE 18 LAILA TERSIPU-SIPU
19 EPISODE 19 Rohim Menggoda Laila
20 EPISODE 20 ISI HATI LAILA
21 EPISODE 21 Akhlak dan Adab Rohim
22 EPISODE 22 Laila mengenal Sosok Mukidi
23 EPISODE 23 Munajat Cinta Seorang Ibu
24 EPISODE 24 Layu Sebelum Berkembang
25 EPISODE 25 Tawa Rohim
26 EPISODE 26 Aku Cinta Padamu
27 EPISODE 27 GOSIP TENTANG LAILA
28 EPISODE 28 LAILA TANPA KELUH KESAH
29 EPISODE 29 Mukidi Mendambakan Istri Sholehah
30 EPISODE 30 Hujan Lebat Di Sumber Sari
31 EPISODE 31 Kediaman Rohim
32 EPISODE 32 Cinta Laila da Rohim
33 EPISODE 33 Isu Tentang Rohim
34 EPISODE 34 Mukidi Melamar Gadis
35 EPISODE 35 Jawaban Untuk Mukidi
36 EPISODE 36 Hati Bu Salamah
37 EPISODE 37 COBAAN MUKIDI
38 EPISODE 38 Lebih Baik Sakit Gigi
39 EPISODE 39 Mukidi Kembali Di coba
40 EPISODE 40 Kekompakan Tim Mukidi
41 EPISODE 41 Desa Sumber Sari Guyup
42 EPISODE 42 Sepatu Tanpa Telapak
43 EPISODE 43 Kesedihan Abah Ucup.
44 EPISODE 44 Kisah Kasur Butut Rohim
45 EPISODE 45 Bu Sri dan Telur
46 EPISODE 46 Kejujuran Abah Ucup
47 EPISODE 47 Laila di mata anak Didiknya
48 EPISODE 48 Laila dan Rohim
49 EPISODE 49 Bu Toha Di Kediaman Laila
50 EPISODE 50 Isi Hati Lulu 1
51 EPISODE 51 Isi Hati Lulu 2
52 EPISODE 52 Sejarah Kali Bening
53 EPISODE 53 ROHIM MENDIDIK FURQON
54 EPISODE 54 Santri Baru
55 EPISODE 55 Pak Toha dan Keluh Kesahnya
56 EPISODE 55 Ummu Shibyan
57 Mukidi Melamar lagi
58 EPISODE 58 Mukidi Bahagia
59 EPISODE 59 Kekaguman Imam
60 EPISODE 60 Tangis Imam
61 EPISODE 61 Kedatangan Imam
62 EPISODE 62 Asal Muasal Panggilan Abi dan Umi
63 EPISODE 63 Kabar Bahagia Mukidi
64 EPISODE 64 Mukidi Bikin Gemes
65 EPISODE 65 Mukidi Bikin Gemes 2
66 66 Rohim dan Dokter Non Muslim
67 67 Orang Tua Bisa Juga Durhaka
68 68 Ajeng mengenal Laila
69 69 Umi Laila dan Santri ndalemnya
70 70 Waroh masih Waroh yang Lama
71 71 Semua ada Sebab nya
72 72 Umi Laila dan Ke 5 santrinya
73 73 Tamu dari kota untuk Rohim
74 74 Meminta Pendapat Abi Rohim
75 75 Telepon di Pagi Hari
76 76 Sosok Rohim di Mata Mukidi dan Istri
77 77 "Laila Untuk Kang Rohim"
78 78 Kelembutan Hati Laila
79 79 Mediasi Umi Laila pada Orang Tua
80 Bab 80 Cobaan Umi Laila
81 Bab 81 Kebahagiaan harus diperjuangkan
82 Bab 82 Kesedihan Umi Laila dan Abi Rohim
83 Bab 83 Harapan Furqon dan Umi Laila
84 Bab 84 Musyawarah Hak Asuh Ayra
85 Bab 85 Kesabaran Umi Laila
86 Bab 86 Tirakat
87 Bab 87 Kegundahan Umi Laila akan Santrinya
88 Bab 88 Umi Ku, Idola ku
89 Bab 89 Cermin Ajaib
90 Bab 90 Reuni Kali Bening
91 Bab 91 Flashback Kisah Masalalu
92 Bab 92 Ngaji Kebangsaan dan Kesedihan Hati Umi Laila
93 Bab 93 Khidmah
94 BAB 94 Laila Untuk Kang Rohim (The End)
Episodes

Updated 94 Episodes

1
EPISODE 1 AHMAD ROHIM
2
EPISODE DUA MELAMAR PUTRI ABAH UCUP
3
EPISODE 3 KEMARAHAN WAROH
4
EPISODE 4 PENDIRIAN ABAH UCUP
5
EPISODE 5 WAROH VS ABAH UCUP
6
EPISODE 6 SURAT ABAH UCUP
7
EPISODE 7 LAILA DI LAMAR LAGI
8
EPISODE 8 PERSAHABATAN MUKIDI DAN ROHIM
9
EPISODE 9 KEPULANGAN LAILA
10
EPISODE 10 Waroh, Laila dan Mukidi
11
EPISODE 11 MUKIDI DAN BU SRI
12
EPISODE 12 JAWABAN LAILA
13
EPISODE 13 SMS Laila dan Rohim
14
EPISODE 14 Firasat Laila
15
EPISODE 15 PENANTIAN LAILA
16
EPISODE 16 Cinta Yang Baru Tumbuh
17
EPISODE 17 Laila Jatuh Hati
18
EPISODE 18 LAILA TERSIPU-SIPU
19
EPISODE 19 Rohim Menggoda Laila
20
EPISODE 20 ISI HATI LAILA
21
EPISODE 21 Akhlak dan Adab Rohim
22
EPISODE 22 Laila mengenal Sosok Mukidi
23
EPISODE 23 Munajat Cinta Seorang Ibu
24
EPISODE 24 Layu Sebelum Berkembang
25
EPISODE 25 Tawa Rohim
26
EPISODE 26 Aku Cinta Padamu
27
EPISODE 27 GOSIP TENTANG LAILA
28
EPISODE 28 LAILA TANPA KELUH KESAH
29
EPISODE 29 Mukidi Mendambakan Istri Sholehah
30
EPISODE 30 Hujan Lebat Di Sumber Sari
31
EPISODE 31 Kediaman Rohim
32
EPISODE 32 Cinta Laila da Rohim
33
EPISODE 33 Isu Tentang Rohim
34
EPISODE 34 Mukidi Melamar Gadis
35
EPISODE 35 Jawaban Untuk Mukidi
36
EPISODE 36 Hati Bu Salamah
37
EPISODE 37 COBAAN MUKIDI
38
EPISODE 38 Lebih Baik Sakit Gigi
39
EPISODE 39 Mukidi Kembali Di coba
40
EPISODE 40 Kekompakan Tim Mukidi
41
EPISODE 41 Desa Sumber Sari Guyup
42
EPISODE 42 Sepatu Tanpa Telapak
43
EPISODE 43 Kesedihan Abah Ucup.
44
EPISODE 44 Kisah Kasur Butut Rohim
45
EPISODE 45 Bu Sri dan Telur
46
EPISODE 46 Kejujuran Abah Ucup
47
EPISODE 47 Laila di mata anak Didiknya
48
EPISODE 48 Laila dan Rohim
49
EPISODE 49 Bu Toha Di Kediaman Laila
50
EPISODE 50 Isi Hati Lulu 1
51
EPISODE 51 Isi Hati Lulu 2
52
EPISODE 52 Sejarah Kali Bening
53
EPISODE 53 ROHIM MENDIDIK FURQON
54
EPISODE 54 Santri Baru
55
EPISODE 55 Pak Toha dan Keluh Kesahnya
56
EPISODE 55 Ummu Shibyan
57
Mukidi Melamar lagi
58
EPISODE 58 Mukidi Bahagia
59
EPISODE 59 Kekaguman Imam
60
EPISODE 60 Tangis Imam
61
EPISODE 61 Kedatangan Imam
62
EPISODE 62 Asal Muasal Panggilan Abi dan Umi
63
EPISODE 63 Kabar Bahagia Mukidi
64
EPISODE 64 Mukidi Bikin Gemes
65
EPISODE 65 Mukidi Bikin Gemes 2
66
66 Rohim dan Dokter Non Muslim
67
67 Orang Tua Bisa Juga Durhaka
68
68 Ajeng mengenal Laila
69
69 Umi Laila dan Santri ndalemnya
70
70 Waroh masih Waroh yang Lama
71
71 Semua ada Sebab nya
72
72 Umi Laila dan Ke 5 santrinya
73
73 Tamu dari kota untuk Rohim
74
74 Meminta Pendapat Abi Rohim
75
75 Telepon di Pagi Hari
76
76 Sosok Rohim di Mata Mukidi dan Istri
77
77 "Laila Untuk Kang Rohim"
78
78 Kelembutan Hati Laila
79
79 Mediasi Umi Laila pada Orang Tua
80
Bab 80 Cobaan Umi Laila
81
Bab 81 Kebahagiaan harus diperjuangkan
82
Bab 82 Kesedihan Umi Laila dan Abi Rohim
83
Bab 83 Harapan Furqon dan Umi Laila
84
Bab 84 Musyawarah Hak Asuh Ayra
85
Bab 85 Kesabaran Umi Laila
86
Bab 86 Tirakat
87
Bab 87 Kegundahan Umi Laila akan Santrinya
88
Bab 88 Umi Ku, Idola ku
89
Bab 89 Cermin Ajaib
90
Bab 90 Reuni Kali Bening
91
Bab 91 Flashback Kisah Masalalu
92
Bab 92 Ngaji Kebangsaan dan Kesedihan Hati Umi Laila
93
Bab 93 Khidmah
94
BAB 94 Laila Untuk Kang Rohim (The End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!