EPISODE 3 KEMARAHAN WAROH

Kobaran Api terlihat dari arah dapur di kediaman Abah Ucup. Istri Abah Ucup terbangun karena mendengar suara benda yang jatuh dari arah dapur. Ia keluar dari kamar dengan tergopoh-gopoh, karena mencium bau angit. Saat tiba di ambang pintu dapur, perempuan berusia 45 tahun itu dikagetkan dengan asap yang mengepul dari arah luar dapur. Ia cepat berlari karena melihat pintu yang terbuka.

“Astaghfirullah… Ono opo iki?”

[Astaghfirullah... Ada apa Ini?]

Saat tiba di luar, ia kaget melihat Putri Sulungnya sedang membakar baju-baju adiknya. Bahkan kedua mata Istri Abah Ucup itu semakin membesar melihat ada separuh ijazah dan akte ikut terbakar. Istri Abah Ucup itu menjerit histeris.

"Ono Opo Toh Roh... OPO seng mbok bakar iki... Ya Allah Gustiii.... Tolong... Bah.. Abah.... Tangio Bah...."

[Ada apa sih Roh... Apa yang kamu bakar ini.... Ya Allah Tuhan.., Tolong.... Bah.... Abah... Bangun Bah.,.]

Bu Salamah terlihat berlari ke arah sumur. Ia mengambil seember air lalu menyiramkan air tersebut ke arah api yang berkobar melahap baju dan tumpukan kertas.

Waroh dengan berlinang air mata masih terus menambah kayu bakar kedalam kobaran api itu. Abah Ucup yang mendengar ada keributan di arah dapur pun terbangun. Ia terkejut ketika berada di halaman belakang rumah. Karena melihat istrinya sedang berusaha memadamkan api.

"Ada apa Bu?"

"Ndak tahu Pak. Ini Waroh bakar apa."

Abah Ucup terlihat menaikan sarungnya. Ia pun berlari ke arah Sumur dan menghidupkan mesin air. Lalu ia menarik selang yang biasa ia gunakan untuk menyiram bibit buah pinangnya.

Saat api mulai padam. Abah Ucup mendekati tumpukan kertas dan baju yang sudah terbakar hampir separuh. Kedua bola mata Abah Ucup terlihat membesar.

Ia melihat sebuah foto di ijazah SMA yang tinggal separuh. Ia ambil potongan ijazah yang telah terbakar itu. Foto anak bungsunya tertempel di lembaran kertas ijazah yang telah hangus separuh itu. Dada Abah Ucup terlihat Naik turun, napasnya memburu. Ia menatap tajam putri sulungnya.

Waroh yang masih berlinang air mata masih menatap tumpukan baju dan ijazah yang baru saja ia bakar. Abah Ucup yang reflek meraih kayu yang ada di sisi kanannya. Ia begitu marah pada Waroh. Putri sulung nya yang memiliki sifat dan watak yang keras kepala. Apa-apa mau nya menang sendiri.

"Waroh! Edan koe! Anak kurang ajar!"

[Waroh! Gila kamu! Anak kurang Ajar]

"Buuugh.... Buuugh.... Buuugh..."

"Uwes... Pak. Uwes... Mesake.... Uwes toh Pak!"

[Sudah.... Pak. Sudah... Kasihan... Sudah Pak!"

Suara Bu Salamah menjerit histeris. Ia tak tega putri sulungnya itu di pukul berkali-kali menggunakan kayu. Abah Ucup belum puas, ia menarik lengan anaknya ke arah sumur. Tiba di pinggir sumur ia Siram gadis itu dengan air.i

"Sini. sini. biar waras pikiran mu itu! Kamu itu dari dulu keras kepala. Kurang ajar. kamu itu dari dulu selalu menyusahkan orang tua! kapan kamu nyenangin orang tua Hah!?"

Waroh yang sudah merasa sakit hati. Ia tak ingin diam. Dengan rambut dan tubuh yang basah karena siraman air dari selang. Ia berdiri, ia menatap tajam lelaki yang biasa ia panggil Abah itu.

"Bu nu h saja Bah! Bu nu h saja sekalian! Biar Abah senang karena cuma punya anak Laila!"

Waroh memukuli dadanya dengan satu tangannya. Emosi orang tua mana yang tak kian naik ketika marah sang anak menjawab dengan lantang. Baru Abah Ucup ingin mendaratkan tamparan ke wajah Waroh. Bu Salamah menarik tangan suaminya.

"Sudah Bah. Sudah. Malu di dengar tetangga. Ini tengah Malam!"

"Terus. Terus. Belani wae terus anak mu! Inilah hasil didikan mu itu! Selalu di manja! di bela! jadi begini hasilnya! Aku enakan pelihara sapi! kambing! Bikin pusing bisa di jual! lah begini siapa yang mau!"

Baru Abah Ucup mau berbalik, emosinya kembali tersulut karena kalimat Waroh yang kembali menyalahkan dirinya.

"Lah semalam ada orang yang mau sama aku. Bapak malah menjodohkan dia sama Laila! Bapak itu selalu pilih kasih sama Laila. Apa-apa dari dulu Laila!"

"O.... Anak kurang ajar! Otak mu itu dipakek klo ngomong! Yo wajar klo kamu sama Rohim itu Ndak pantas. Kelakuan mu itu! Apa ya pantas Rohim yang guru ngaji, dihormati banyak orang nanti punya istri kayak kamu itu? terus apa kamu kuat jadi istri Rohim? Kamu itu cuma lihat wajahnya saja, lihat dia dikagumi banyak orang! Itu tok Ndak cukup modal nikah!"

"Ojo di banding-banding ke. Aku Karo Laila Bah!"

"Sini-sini mulut mu itu biar tak krawuuusss!"

Tangan Abah sudah mau menarik mulut anaknya. Sang istri kembali menghalangi. Hal yang sedari kecil terjadi setiap Abah Ucup memarahi Waroh karena ia berbuat salah. Bu Salamah akan membela anaknya seketika dihadapan sang anak. Maka tanpa disadari figur seorang Bapak yang harus disegani dan di hormati malah tak ada apa-apanya bagi Waroh.

Terlebih sedari kecil Waroh sebenarnya bisa menjadi anak yang baik. Namun karena sang ayah yang selalu membandingkan dia dengan adiknya yang hanya selisih Empat tahun. Maka perasan benci pada Laila pun tumbuh dari sejak ia masih kecil. Belum lagi Abah yang diwaktu kedua putrinya masih kecil jarang berada dirumah karena masih berprofesi sebagai sopir truk. Yang kalau pulang kerumah akan memarahi anak-anaknya dengan kata-kata kasar.

Waroh bahkan sering sekali di bentak, di marah, dicubit oleh ayahnya karena sering membuat adiknya menangis. Hal yang kadang dilakukan Waroh karena wujud interaksi ia dan adiknya. Karena akan senang ketika menggoda sang adik namun adiknya akan menangis. Namun orang tuanya menganggap dia anak nakal. Hingga kata nakal akan Waroh dengar untuk dirinya setiap Abah nya dirumah. Maka sejak sekolah pun sang anak mulai menjadi anak nakal. Karena ucapan demi ucapan nakal yang disematkan untuk dirinya. Memori nya merekam apa yang dikatakan Abahnya. Maka tanpa ia sadari otak dan hatinya tertanam jika ia anak nakal, keras kepala dan tidak sabaran.

Belum lagi, saat masih baru menikah dan hingga Waroh berusia hampir 4 tahun. Keluarga Abah Ucup gersang akan kegiatan Agama. Abah Ucup tak mengenal shalat lima waktu. Waroh juga tak tersentuh doa-doa sedari diproses hingga menjadi manusia, sampai ia memiliki adik yang bernama Laila Muzayyanah. Abah dan Bu Salamah baru mengenal shalat lima waktu dan kegiatan keagamaan.

Abah Ucup akhirnya masuk kedalam rumah dengan membawa serpihan ijazah dan sertifikat serta akte kelahiran Laila kedalam rumah. Bu Salamah membimbing Waroh kedalam rumah. Ia tuntun anaknya ke dalam kamar. Tiba di kamar Waroh. Sang anak berkeluh-kesah pada Ibunya.

"Bu. Pokoknya aku mau Kang Rohim nikahnya sama aku. Aku sudah lama sukanya sama kang Rohim."

"Lah Ibu Ndak berani Roh kalau sudah berurusan dengan Abah mu. Kamu tahu sendiri toh itu gimana Abah mu."

Bu Salamah beringsut dari kasur dan keluar meninggalkan Putri Sulungnya seorang diri. Tiba di ruangan dapur yang biasa digunakan untuk makan. Bu Salamah ikut duduk menatap potongan Ijazah yang terbakar.

Abah Ucup meneteskan air mata saat mengusap ijazah dan satu sertifikat sebagai peringkat satu nilai Ujian nasional tingkat SMP se kabupaten Dono Wijoyo. Hal yang membanggakan bagi Abah Ucup kala itu. Hingga putri bungsunya ditawari beasiswa mondok di salah satu pesantren terbesar dan terkenal di Pulau Jawa. Lalu ketika akan masuk kuliah pun. Sang anak juga kembali mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke S1 karena bisa menghapal Al-Qur'an.

Bahkan ia menjadi santri ndalem hingga ia duduk di bangku kuliah. Santri ndalem adalah seseorang yang menempuh pendidikan di suatu pesantren sekaligus mengabdikan dirinya membantu Kyai mengerjakan pekerjaan sehari-hari.

Ketika kuliah, Laila mondok di Pesantren salaf, Yaitu pesantren yang masih melestarikan nilai- nilai pengajaran tradisional dan menekankan pada pengajaran kitab kuning. Ia diajak oleh anak Kyai yang sewaktu ia Mondok saat SMA. Maka ketika ia telah menyelesaikan kuliahnya. Ia tak diizinkan pulang oleh Buk Nyai dan Pak Kyai.

Abah Ucup tak tertidur hingga pagi. Ia menatapi Ijazah-ijazah yang terbakar hampir 70 % itu. Saat pagi tiba, Kembali Abah Ucup di kagetkan oleh teriakan Bu Salamah dari arah kamar Waroh.

"Abaaaaaahhh.,.. Waroh Bah.... Bah... Sini Bah. Cepat Bah. Waroh Bah..... Hiks..."

Terpopuler

Comments

Rozh

Rozh

hmmm

2024-01-03

2

Jak Mkp

Jak Mkp

loro bah 🤣🤣

2022-11-13

2

Jak Mkp

Jak Mkp

la kok aq dadi nyair 😅😅😅🤸‍♀️🤸‍♀️

2022-11-13

2

lihat semua
Episodes
1 EPISODE 1 AHMAD ROHIM
2 EPISODE DUA MELAMAR PUTRI ABAH UCUP
3 EPISODE 3 KEMARAHAN WAROH
4 EPISODE 4 PENDIRIAN ABAH UCUP
5 EPISODE 5 WAROH VS ABAH UCUP
6 EPISODE 6 SURAT ABAH UCUP
7 EPISODE 7 LAILA DI LAMAR LAGI
8 EPISODE 8 PERSAHABATAN MUKIDI DAN ROHIM
9 EPISODE 9 KEPULANGAN LAILA
10 EPISODE 10 Waroh, Laila dan Mukidi
11 EPISODE 11 MUKIDI DAN BU SRI
12 EPISODE 12 JAWABAN LAILA
13 EPISODE 13 SMS Laila dan Rohim
14 EPISODE 14 Firasat Laila
15 EPISODE 15 PENANTIAN LAILA
16 EPISODE 16 Cinta Yang Baru Tumbuh
17 EPISODE 17 Laila Jatuh Hati
18 EPISODE 18 LAILA TERSIPU-SIPU
19 EPISODE 19 Rohim Menggoda Laila
20 EPISODE 20 ISI HATI LAILA
21 EPISODE 21 Akhlak dan Adab Rohim
22 EPISODE 22 Laila mengenal Sosok Mukidi
23 EPISODE 23 Munajat Cinta Seorang Ibu
24 EPISODE 24 Layu Sebelum Berkembang
25 EPISODE 25 Tawa Rohim
26 EPISODE 26 Aku Cinta Padamu
27 EPISODE 27 GOSIP TENTANG LAILA
28 EPISODE 28 LAILA TANPA KELUH KESAH
29 EPISODE 29 Mukidi Mendambakan Istri Sholehah
30 EPISODE 30 Hujan Lebat Di Sumber Sari
31 EPISODE 31 Kediaman Rohim
32 EPISODE 32 Cinta Laila da Rohim
33 EPISODE 33 Isu Tentang Rohim
34 EPISODE 34 Mukidi Melamar Gadis
35 EPISODE 35 Jawaban Untuk Mukidi
36 EPISODE 36 Hati Bu Salamah
37 EPISODE 37 COBAAN MUKIDI
38 EPISODE 38 Lebih Baik Sakit Gigi
39 EPISODE 39 Mukidi Kembali Di coba
40 EPISODE 40 Kekompakan Tim Mukidi
41 EPISODE 41 Desa Sumber Sari Guyup
42 EPISODE 42 Sepatu Tanpa Telapak
43 EPISODE 43 Kesedihan Abah Ucup.
44 EPISODE 44 Kisah Kasur Butut Rohim
45 EPISODE 45 Bu Sri dan Telur
46 EPISODE 46 Kejujuran Abah Ucup
47 EPISODE 47 Laila di mata anak Didiknya
48 EPISODE 48 Laila dan Rohim
49 EPISODE 49 Bu Toha Di Kediaman Laila
50 EPISODE 50 Isi Hati Lulu 1
51 EPISODE 51 Isi Hati Lulu 2
52 EPISODE 52 Sejarah Kali Bening
53 EPISODE 53 ROHIM MENDIDIK FURQON
54 EPISODE 54 Santri Baru
55 EPISODE 55 Pak Toha dan Keluh Kesahnya
56 EPISODE 55 Ummu Shibyan
57 Mukidi Melamar lagi
58 EPISODE 58 Mukidi Bahagia
59 EPISODE 59 Kekaguman Imam
60 EPISODE 60 Tangis Imam
61 EPISODE 61 Kedatangan Imam
62 EPISODE 62 Asal Muasal Panggilan Abi dan Umi
63 EPISODE 63 Kabar Bahagia Mukidi
64 EPISODE 64 Mukidi Bikin Gemes
65 EPISODE 65 Mukidi Bikin Gemes 2
66 66 Rohim dan Dokter Non Muslim
67 67 Orang Tua Bisa Juga Durhaka
68 68 Ajeng mengenal Laila
69 69 Umi Laila dan Santri ndalemnya
70 70 Waroh masih Waroh yang Lama
71 71 Semua ada Sebab nya
72 72 Umi Laila dan Ke 5 santrinya
73 73 Tamu dari kota untuk Rohim
74 74 Meminta Pendapat Abi Rohim
75 75 Telepon di Pagi Hari
76 76 Sosok Rohim di Mata Mukidi dan Istri
77 77 "Laila Untuk Kang Rohim"
78 78 Kelembutan Hati Laila
79 79 Mediasi Umi Laila pada Orang Tua
80 Bab 80 Cobaan Umi Laila
81 Bab 81 Kebahagiaan harus diperjuangkan
82 Bab 82 Kesedihan Umi Laila dan Abi Rohim
83 Bab 83 Harapan Furqon dan Umi Laila
84 Bab 84 Musyawarah Hak Asuh Ayra
85 Bab 85 Kesabaran Umi Laila
86 Bab 86 Tirakat
87 Bab 87 Kegundahan Umi Laila akan Santrinya
88 Bab 88 Umi Ku, Idola ku
89 Bab 89 Cermin Ajaib
90 Bab 90 Reuni Kali Bening
91 Bab 91 Flashback Kisah Masalalu
92 Bab 92 Ngaji Kebangsaan dan Kesedihan Hati Umi Laila
93 Bab 93 Khidmah
94 BAB 94 Laila Untuk Kang Rohim (The End)
Episodes

Updated 94 Episodes

1
EPISODE 1 AHMAD ROHIM
2
EPISODE DUA MELAMAR PUTRI ABAH UCUP
3
EPISODE 3 KEMARAHAN WAROH
4
EPISODE 4 PENDIRIAN ABAH UCUP
5
EPISODE 5 WAROH VS ABAH UCUP
6
EPISODE 6 SURAT ABAH UCUP
7
EPISODE 7 LAILA DI LAMAR LAGI
8
EPISODE 8 PERSAHABATAN MUKIDI DAN ROHIM
9
EPISODE 9 KEPULANGAN LAILA
10
EPISODE 10 Waroh, Laila dan Mukidi
11
EPISODE 11 MUKIDI DAN BU SRI
12
EPISODE 12 JAWABAN LAILA
13
EPISODE 13 SMS Laila dan Rohim
14
EPISODE 14 Firasat Laila
15
EPISODE 15 PENANTIAN LAILA
16
EPISODE 16 Cinta Yang Baru Tumbuh
17
EPISODE 17 Laila Jatuh Hati
18
EPISODE 18 LAILA TERSIPU-SIPU
19
EPISODE 19 Rohim Menggoda Laila
20
EPISODE 20 ISI HATI LAILA
21
EPISODE 21 Akhlak dan Adab Rohim
22
EPISODE 22 Laila mengenal Sosok Mukidi
23
EPISODE 23 Munajat Cinta Seorang Ibu
24
EPISODE 24 Layu Sebelum Berkembang
25
EPISODE 25 Tawa Rohim
26
EPISODE 26 Aku Cinta Padamu
27
EPISODE 27 GOSIP TENTANG LAILA
28
EPISODE 28 LAILA TANPA KELUH KESAH
29
EPISODE 29 Mukidi Mendambakan Istri Sholehah
30
EPISODE 30 Hujan Lebat Di Sumber Sari
31
EPISODE 31 Kediaman Rohim
32
EPISODE 32 Cinta Laila da Rohim
33
EPISODE 33 Isu Tentang Rohim
34
EPISODE 34 Mukidi Melamar Gadis
35
EPISODE 35 Jawaban Untuk Mukidi
36
EPISODE 36 Hati Bu Salamah
37
EPISODE 37 COBAAN MUKIDI
38
EPISODE 38 Lebih Baik Sakit Gigi
39
EPISODE 39 Mukidi Kembali Di coba
40
EPISODE 40 Kekompakan Tim Mukidi
41
EPISODE 41 Desa Sumber Sari Guyup
42
EPISODE 42 Sepatu Tanpa Telapak
43
EPISODE 43 Kesedihan Abah Ucup.
44
EPISODE 44 Kisah Kasur Butut Rohim
45
EPISODE 45 Bu Sri dan Telur
46
EPISODE 46 Kejujuran Abah Ucup
47
EPISODE 47 Laila di mata anak Didiknya
48
EPISODE 48 Laila dan Rohim
49
EPISODE 49 Bu Toha Di Kediaman Laila
50
EPISODE 50 Isi Hati Lulu 1
51
EPISODE 51 Isi Hati Lulu 2
52
EPISODE 52 Sejarah Kali Bening
53
EPISODE 53 ROHIM MENDIDIK FURQON
54
EPISODE 54 Santri Baru
55
EPISODE 55 Pak Toha dan Keluh Kesahnya
56
EPISODE 55 Ummu Shibyan
57
Mukidi Melamar lagi
58
EPISODE 58 Mukidi Bahagia
59
EPISODE 59 Kekaguman Imam
60
EPISODE 60 Tangis Imam
61
EPISODE 61 Kedatangan Imam
62
EPISODE 62 Asal Muasal Panggilan Abi dan Umi
63
EPISODE 63 Kabar Bahagia Mukidi
64
EPISODE 64 Mukidi Bikin Gemes
65
EPISODE 65 Mukidi Bikin Gemes 2
66
66 Rohim dan Dokter Non Muslim
67
67 Orang Tua Bisa Juga Durhaka
68
68 Ajeng mengenal Laila
69
69 Umi Laila dan Santri ndalemnya
70
70 Waroh masih Waroh yang Lama
71
71 Semua ada Sebab nya
72
72 Umi Laila dan Ke 5 santrinya
73
73 Tamu dari kota untuk Rohim
74
74 Meminta Pendapat Abi Rohim
75
75 Telepon di Pagi Hari
76
76 Sosok Rohim di Mata Mukidi dan Istri
77
77 "Laila Untuk Kang Rohim"
78
78 Kelembutan Hati Laila
79
79 Mediasi Umi Laila pada Orang Tua
80
Bab 80 Cobaan Umi Laila
81
Bab 81 Kebahagiaan harus diperjuangkan
82
Bab 82 Kesedihan Umi Laila dan Abi Rohim
83
Bab 83 Harapan Furqon dan Umi Laila
84
Bab 84 Musyawarah Hak Asuh Ayra
85
Bab 85 Kesabaran Umi Laila
86
Bab 86 Tirakat
87
Bab 87 Kegundahan Umi Laila akan Santrinya
88
Bab 88 Umi Ku, Idola ku
89
Bab 89 Cermin Ajaib
90
Bab 90 Reuni Kali Bening
91
Bab 91 Flashback Kisah Masalalu
92
Bab 92 Ngaji Kebangsaan dan Kesedihan Hati Umi Laila
93
Bab 93 Khidmah
94
BAB 94 Laila Untuk Kang Rohim (The End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!