Kobaran Api terlihat dari arah dapur di kediaman Abah Ucup. Istri Abah Ucup terbangun karena mendengar suara benda yang jatuh dari arah dapur. Ia keluar dari kamar dengan tergopoh-gopoh, karena mencium bau angit. Saat tiba di ambang pintu dapur, perempuan berusia 45 tahun itu dikagetkan dengan asap yang mengepul dari arah luar dapur. Ia cepat berlari karena melihat pintu yang terbuka.
“Astaghfirullah… Ono opo iki?”
[Astaghfirullah... Ada apa Ini?]
Saat tiba di luar, ia kaget melihat Putri Sulungnya sedang membakar baju-baju adiknya. Bahkan kedua mata Istri Abah Ucup itu semakin membesar melihat ada separuh ijazah dan akte ikut terbakar. Istri Abah Ucup itu menjerit histeris.
"Ono Opo Toh Roh... OPO seng mbok bakar iki... Ya Allah Gustiii.... Tolong... Bah.. Abah.... Tangio Bah...."
[Ada apa sih Roh... Apa yang kamu bakar ini.... Ya Allah Tuhan.., Tolong.... Bah.... Abah... Bangun Bah.,.]
Bu Salamah terlihat berlari ke arah sumur. Ia mengambil seember air lalu menyiramkan air tersebut ke arah api yang berkobar melahap baju dan tumpukan kertas.
Waroh dengan berlinang air mata masih terus menambah kayu bakar kedalam kobaran api itu. Abah Ucup yang mendengar ada keributan di arah dapur pun terbangun. Ia terkejut ketika berada di halaman belakang rumah. Karena melihat istrinya sedang berusaha memadamkan api.
"Ada apa Bu?"
"Ndak tahu Pak. Ini Waroh bakar apa."
Abah Ucup terlihat menaikan sarungnya. Ia pun berlari ke arah Sumur dan menghidupkan mesin air. Lalu ia menarik selang yang biasa ia gunakan untuk menyiram bibit buah pinangnya.
Saat api mulai padam. Abah Ucup mendekati tumpukan kertas dan baju yang sudah terbakar hampir separuh. Kedua bola mata Abah Ucup terlihat membesar.
Ia melihat sebuah foto di ijazah SMA yang tinggal separuh. Ia ambil potongan ijazah yang telah terbakar itu. Foto anak bungsunya tertempel di lembaran kertas ijazah yang telah hangus separuh itu. Dada Abah Ucup terlihat Naik turun, napasnya memburu. Ia menatap tajam putri sulungnya.
Waroh yang masih berlinang air mata masih menatap tumpukan baju dan ijazah yang baru saja ia bakar. Abah Ucup yang reflek meraih kayu yang ada di sisi kanannya. Ia begitu marah pada Waroh. Putri sulung nya yang memiliki sifat dan watak yang keras kepala. Apa-apa mau nya menang sendiri.
"Waroh! Edan koe! Anak kurang ajar!"
[Waroh! Gila kamu! Anak kurang Ajar]
"Buuugh.... Buuugh.... Buuugh..."
"Uwes... Pak. Uwes... Mesake.... Uwes toh Pak!"
[Sudah.... Pak. Sudah... Kasihan... Sudah Pak!"
Suara Bu Salamah menjerit histeris. Ia tak tega putri sulungnya itu di pukul berkali-kali menggunakan kayu. Abah Ucup belum puas, ia menarik lengan anaknya ke arah sumur. Tiba di pinggir sumur ia Siram gadis itu dengan air.i
"Sini. sini. biar waras pikiran mu itu! Kamu itu dari dulu keras kepala. Kurang ajar. kamu itu dari dulu selalu menyusahkan orang tua! kapan kamu nyenangin orang tua Hah!?"
Waroh yang sudah merasa sakit hati. Ia tak ingin diam. Dengan rambut dan tubuh yang basah karena siraman air dari selang. Ia berdiri, ia menatap tajam lelaki yang biasa ia panggil Abah itu.
"Bu nu h saja Bah! Bu nu h saja sekalian! Biar Abah senang karena cuma punya anak Laila!"
Waroh memukuli dadanya dengan satu tangannya. Emosi orang tua mana yang tak kian naik ketika marah sang anak menjawab dengan lantang. Baru Abah Ucup ingin mendaratkan tamparan ke wajah Waroh. Bu Salamah menarik tangan suaminya.
"Sudah Bah. Sudah. Malu di dengar tetangga. Ini tengah Malam!"
"Terus. Terus. Belani wae terus anak mu! Inilah hasil didikan mu itu! Selalu di manja! di bela! jadi begini hasilnya! Aku enakan pelihara sapi! kambing! Bikin pusing bisa di jual! lah begini siapa yang mau!"
Baru Abah Ucup mau berbalik, emosinya kembali tersulut karena kalimat Waroh yang kembali menyalahkan dirinya.
"Lah semalam ada orang yang mau sama aku. Bapak malah menjodohkan dia sama Laila! Bapak itu selalu pilih kasih sama Laila. Apa-apa dari dulu Laila!"
"O.... Anak kurang ajar! Otak mu itu dipakek klo ngomong! Yo wajar klo kamu sama Rohim itu Ndak pantas. Kelakuan mu itu! Apa ya pantas Rohim yang guru ngaji, dihormati banyak orang nanti punya istri kayak kamu itu? terus apa kamu kuat jadi istri Rohim? Kamu itu cuma lihat wajahnya saja, lihat dia dikagumi banyak orang! Itu tok Ndak cukup modal nikah!"
"Ojo di banding-banding ke. Aku Karo Laila Bah!"
"Sini-sini mulut mu itu biar tak krawuuusss!"
Tangan Abah sudah mau menarik mulut anaknya. Sang istri kembali menghalangi. Hal yang sedari kecil terjadi setiap Abah Ucup memarahi Waroh karena ia berbuat salah. Bu Salamah akan membela anaknya seketika dihadapan sang anak. Maka tanpa disadari figur seorang Bapak yang harus disegani dan di hormati malah tak ada apa-apanya bagi Waroh.
Terlebih sedari kecil Waroh sebenarnya bisa menjadi anak yang baik. Namun karena sang ayah yang selalu membandingkan dia dengan adiknya yang hanya selisih Empat tahun. Maka perasan benci pada Laila pun tumbuh dari sejak ia masih kecil. Belum lagi Abah yang diwaktu kedua putrinya masih kecil jarang berada dirumah karena masih berprofesi sebagai sopir truk. Yang kalau pulang kerumah akan memarahi anak-anaknya dengan kata-kata kasar.
Waroh bahkan sering sekali di bentak, di marah, dicubit oleh ayahnya karena sering membuat adiknya menangis. Hal yang kadang dilakukan Waroh karena wujud interaksi ia dan adiknya. Karena akan senang ketika menggoda sang adik namun adiknya akan menangis. Namun orang tuanya menganggap dia anak nakal. Hingga kata nakal akan Waroh dengar untuk dirinya setiap Abah nya dirumah. Maka sejak sekolah pun sang anak mulai menjadi anak nakal. Karena ucapan demi ucapan nakal yang disematkan untuk dirinya. Memori nya merekam apa yang dikatakan Abahnya. Maka tanpa ia sadari otak dan hatinya tertanam jika ia anak nakal, keras kepala dan tidak sabaran.
Belum lagi, saat masih baru menikah dan hingga Waroh berusia hampir 4 tahun. Keluarga Abah Ucup gersang akan kegiatan Agama. Abah Ucup tak mengenal shalat lima waktu. Waroh juga tak tersentuh doa-doa sedari diproses hingga menjadi manusia, sampai ia memiliki adik yang bernama Laila Muzayyanah. Abah dan Bu Salamah baru mengenal shalat lima waktu dan kegiatan keagamaan.
Abah Ucup akhirnya masuk kedalam rumah dengan membawa serpihan ijazah dan sertifikat serta akte kelahiran Laila kedalam rumah. Bu Salamah membimbing Waroh kedalam rumah. Ia tuntun anaknya ke dalam kamar. Tiba di kamar Waroh. Sang anak berkeluh-kesah pada Ibunya.
"Bu. Pokoknya aku mau Kang Rohim nikahnya sama aku. Aku sudah lama sukanya sama kang Rohim."
"Lah Ibu Ndak berani Roh kalau sudah berurusan dengan Abah mu. Kamu tahu sendiri toh itu gimana Abah mu."
Bu Salamah beringsut dari kasur dan keluar meninggalkan Putri Sulungnya seorang diri. Tiba di ruangan dapur yang biasa digunakan untuk makan. Bu Salamah ikut duduk menatap potongan Ijazah yang terbakar.
Abah Ucup meneteskan air mata saat mengusap ijazah dan satu sertifikat sebagai peringkat satu nilai Ujian nasional tingkat SMP se kabupaten Dono Wijoyo. Hal yang membanggakan bagi Abah Ucup kala itu. Hingga putri bungsunya ditawari beasiswa mondok di salah satu pesantren terbesar dan terkenal di Pulau Jawa. Lalu ketika akan masuk kuliah pun. Sang anak juga kembali mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke S1 karena bisa menghapal Al-Qur'an.
Bahkan ia menjadi santri ndalem hingga ia duduk di bangku kuliah. Santri ndalem adalah seseorang yang menempuh pendidikan di suatu pesantren sekaligus mengabdikan dirinya membantu Kyai mengerjakan pekerjaan sehari-hari.
Ketika kuliah, Laila mondok di Pesantren salaf, Yaitu pesantren yang masih melestarikan nilai- nilai pengajaran tradisional dan menekankan pada pengajaran kitab kuning. Ia diajak oleh anak Kyai yang sewaktu ia Mondok saat SMA. Maka ketika ia telah menyelesaikan kuliahnya. Ia tak diizinkan pulang oleh Buk Nyai dan Pak Kyai.
Abah Ucup tak tertidur hingga pagi. Ia menatapi Ijazah-ijazah yang terbakar hampir 70 % itu. Saat pagi tiba, Kembali Abah Ucup di kagetkan oleh teriakan Bu Salamah dari arah kamar Waroh.
"Abaaaaaahhh.,.. Waroh Bah.... Bah... Sini Bah. Cepat Bah. Waroh Bah..... Hiks..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Rozh
hmmm
2024-01-03
2
Jak Mkp
loro bah 🤣🤣
2022-11-13
2
Jak Mkp
la kok aq dadi nyair 😅😅😅🤸♀️🤸♀️
2022-11-13
2