Dua hari kemudian ....
Pertemuan yang singkat dan pernikahan singkat, begitu saja terjadi tanpa permisi.
Dua orang yang tidak saling menyukai, duduk bersama dalam satu tempat yang sangat tidak nyaman.
Ijab qobul sudah usai, mereka bersiap untuk bersalaman dengan para tamu undangan.
Posisi mereka yang ada di panggung pernikahan, terlihat dari segala arah, terutama oleh kekasih sang gadis bernama Tama.
Dia datang karena undangan ayah dan ibu Haira.
Beberapa teman sekelas Haira juga datang, kebanyakan dari mereka merasa senang karena akan sering bertemu dengan pria tampan berwujud suami sang teman.
"Tama, apa kau sudah ikhlas saat Haira bersama dengan Paman itu?' tanya sang teman yang menjadi kompor agar emosi sang pria makin meledak.
"Aku tidak rela dan tidak ikhlas, aku berhak berjuang demi Haira, tapi apalah daya, aku hanya seorang siswa SMA yang tidak punya masa depan."
Tama sudah merasa kalah start oleh sebab sang saingan merupakan seorang pria yang memiliki kedudukan serta berwajah tampan.
Pria yang menjadi suami Haira juga berpendidikan dan usianya sama dengan adik sang ayah.
Sementara waktu, dia mengalah dan akan mencari celah agar bisa mendekati Haira lalu merebut gadis itu kembali.
"Tama, ayo bersalaman dengan Haira dan Paman Zakie."
Seorang teman yang merupakan sahabat Haira, meminta lima temannya termasuk Tama untuk beranjak dari tempat duduknya, setelahnya bersalaman.
Langkah Tama sangat berat, dia tidak bisa menahan perasaan hancurnya yang tidak terkira.
Akan tetapi, dia harus menyembunyikan semua itu demi kewarasannya.
Dia harus menjadi pria yang gentle.
Tama mengikuti kata hatinya dan bersalaman dengan Haira sesaat setelah berada di atas panggung pernikahan.
Dia berhadapan langsung dengan sang kekasih yang bahkan belum ada kata pisah diantara keduanya.
"Ra, selamat," ucap Tama mencoba gentle meski tangannya bergetar.
Haira juga meneteskan air matanya, tapi tak mengakui jika dia bersedih.
Sang suami yang memahami kondisi ini masa bodoh karena dia sama sekali tidak memiliki perasaan cinta terhadap Haira.
Dia hanya terfokus dengan seorang teman yang baru saja datang, wanita itu seorang guru yang bekerja di tempat sang istri mencari ilmu.
"Rashi?" ucap sang suami yang membuat sang istri terkejut karena sang suami tahu nama wali kelasnya.
Tama yang memilih untuk pergi, membuat Haira harus pura-pura tersenyum.
Dia kembali fokus pada sang suami sambil bersalaman dengan para tamu undangan.
"Apa kau mengenal bu Rashi?"
"Iya, dia adik kelasku di kampus. Dia sempat dekat denganku tetapi karena aku menikah, kami menjadi jauh."
"Oh."
"Kenapa? jangan bilang kau cemburu."
"Dih, mana ada hal yang demikian tuan es kopyor?"
"Astaga, kau sangat kurang ajar."
Keduanya hampir saja berkelahi tetapi kehadiran Rashi membuat kondisi aman lagi.
"Selamat menempuh hidup baru ya sayang? Ibu tidak pernah menyangka jika kau akan melangkahi ibu," ujar sang wali kelas.
"Iya bu."
Sang gadis yang tidak begitu akrab dengan Haira, hanya bisa mengatakan itu lalu bersalaman dengan gadis itu.
Sang bu guru memahami jika orang yang ada di depannya adalah Zakie.
Dia hanya pura-pura tidak melihat.
Selama ini Rashi masih mengharapkan sang mantan sahabat, bahkan sampai sang pria yang sangat dia kagumi menikah untuk kedua kalinya.
Dia berada dalam kegalauan yang cukup panjang.
"Selamat," ucap sang wanita lalu berjalan menjauh dari kedua mempelai.
Semua tamu undangan sudah bersalaman dengan kedua pengantin.
Serangkaian acara pernikahan sudah berhasil terselenggara dengan aman dan nyaman di tempat itu.
Sebuah gedung mewah, tempat yang sudah di sewa orang tua Zakie jauh-jauh hari karena pernikahan ini sangat diimpikan oleh kedua orang tua Akie yang tidak mau sang putra menjadi bujang lapuk.
"Hoam, aku mengantuk." Sang gadis menguap dan tidak di tutupi mulutnya, membuat Zakie menasehati sang istri.
Akan tetapi sang istri cuek, dia memilih untuk pergi dari gedung itu.
Dia ingin sekali sampai di rumah dan tidur. Pernikahannya hari ini tak ayal seperti mendengarkan ceramah dari kepala sekolah yang membuat rasa kantuk melanda.
...
Di luar gedung ...
Sang gadis mendapatkan sambutan yang sangat baik dari sang mantan kekasih, ya otomatis Tama menjadi mantan kekasihnya meskipun tidak ada kata putus sama sekali.
Sang gadis berjalan melewati Tama namun tangan Haira di cekal oleh sang mantan kekasih.
"Tunggu Haira," ucap Tama lirih.
"Kisah kita sudah usai," jawab Haira.
"Mana ada? bahkan kau belum memutuskan hubungan denganku."
"Kau ingin putus? mari kita putus dan tinggalkan aku sendiri."
"Haira, apa kau merasa bahwa kita ini sebuah lelucon? aku memang masih anak ingusan, tetapi aku berjanji kelak setelah lulus dan bekerja, aku akan memberikan kebahagiaan untukmu?'
Sang mantan kekasih bahkan terus membujuk sang gadis agar mau mempertimbangkannya lagi.
Haira sepertinya masih bimbang, dia sangat mencintai Tama dari lubuk hati yang paling dalam.
"Kita bisa selingkuh sayang, apa kau mau?"
Tama memang tidak ada matinya, dia mengajak gadis manis itu berselingkuh.
"Ini tidak benar Tama."
"Sangat benar, sebelum semua orang tahu kita ada di tempat ini, putuskan apa yang menurut kata hatimu benar. Kau dan Paman itu, sama sekali tidak serasi. Kau hanya milikku sayang! Ayahku juga pemilik perusahan besar. Aku pewaris tunggal, hidupmu akan terjamin denganku nanti."
Sang pria sangat percaya diri dan berharap sang gadis mau mengikuti apa yang dia inginkan.
"Aku akan memberikan jawabannya besok," ujar sang gadis.
"Kau menerimaku?"
"Bisa jadi iya, bisa jadi tidak. Aku harus berpikir dengan matang."
Sang pria melepaskan tangan Haira.
"Aku tunggu jawabanmu besok di sekolah."
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments