Menikah Dengan Bocil
Zakie terlihat sangat kesal karena sang ibu, begitu membanggakan sang calon menantu.
"Zakie, usia kamu sudah 30 tahun lho nak? apa tidak ada niat untuk menikah? gadis itu sangat cantik dengan cara bicara yang lembut. Dia juga berasal dari keluarga yang jelas," ucap sang ibu sambil memeluk sang putra dari belakang.
"Bukan tidak ada niat, hanya saja aku sulit untuk menerima orang baru dalam hidupku. Kehilangan seorang gadis, membuatku trauma. Apakah ibu tidak paham juga?" jawab sang putra sambil perlahan melepaskan pelukan sang ibu.
"Oleh sebab itu juga, ibu ingin membuatmu tersenyum lagi. Gadis itu meninggal dunia memang sudah takdir sayang, kau juga sudah membawanya ke rumah sakit. Kedua orang tua gadis itu bahkan tidak menyalahkan dirimu. Pernikahan yang gagal, tidak boleh kau meratapinya terlalu lama," ujar sang ibu mencoba membuka mata hati sang putra yang sudah tertutup sejak lima tahun lalu oleh sebab pesta pernikahan yang gagal.
Dia harus kehilangan sang calon istri saat pulang dari fitting baju pengantin.
Sang gadis sempat di larikan ke rumah sakit, tetapi nyawanya tidak terselamatkan.
Zakie, merasa menjadi penyebab kematian itu dan berjanji tidak akan menikah karena dia pantas mendapatkan kesedihan ini.
Sang ibu tidak setuju dengan sang putra yang menutup diri.
Dia dan sang suami mencoba mencarikan jodoh.
"Zakie, mau tidak mau kau harus menerima apa yang sudah menjadi takdirmu Zakie, hari ini kau akan kedatangan calon istri, setelah itu kalian berkenalan ya? kau harus menikah dengannya karena kami sudah setuju. Ibu ingin cucu! bersiap-siaplah!"
Sang ibu sangat semena-mena, bagaimana bisa mengatakan semua ini dengan sangat enteng, Zakie sudah memberikan ultimatum tidak ingin menikah, tetapi sang ibu justru membuat keputusan sendiri.
Zakie kesal dan ingin kabur.
Sang ibu mendorong Zakie agar masuk ke dalam kamarnya.
"Ibu!" teriak Zakie.
Sang ibu tidak menggubris, dia justru mengatakan," Cepat siap-siap! mana ada mau bertemu besan cuma pakai kolor dan kaos!"
"Ini menyebalkan!" teriak sang putra.
"Kau yang berisik Zakie, sok idealis! cepat lakukan apa yang ibu minta."
"Tidak mau!"
"Zakie!! sudah tua tetapi bandelnya minta ampun!"
Dua orang itu terlibat keributan dan mengundang sang ayah untuk berkomentar.
"Besok kan masih bisa, kenapa Zakie di kurung di dalam kamar? dia sudah 30 tahun ibu, bukan anak kecil lagi."
Sang suami menyayangkan sikap sang istri yang terlalu kolot.
Sebagai seorang pria, dia juga tidak mau jika harus dikejar-kejar untuk menikah.
"Ayah tidak boleh seperti itu, kita sudah sepakat dengan semuanya dan besan juga setuju saat kita memperkenalkan profil Zakie."
Sang ibu berdalih jika semua ini demi kebaikan Zakie.
Dia tidak merasa semua ini salah.
Sang istri berjalan menuju kamarnya dan meminta sang suami untuk bersiap-siap.
...
Dua jam kemudian ...
Zakie telah keluar dari kamarnya, ayah dan ibunya juga sudah siap menyambut kedatangan sang calon menantu.
"Mana orangnya, lama sekali," sungut Zakie.
"Sebentar lagi juga datang."
Tok ... Tok ... Tok ...
Pintu sudah di ketuk dan sang ibu sangat bersemangat membuka pintu untuk sang besan.
Beberapa menit kemudian, calon besan masuk ke dalam rumah Zakie.
"Selamat datang Haira Farans? Kau cantik sekali!" ucap sang ibu Zakie.
Zakie yang semula membelakangi sang ibu, terkejut saat mendengar nama yang sangat familiar itu.
Zakie dan Haira saling menatap.
"Kepala geng?"
"Gadis tong sampah?"
Kedua orang itu terlihat penuh amarah, terlihat jelas di matanya.
Kedua orang tua mereka terkejut karena dua orang itu ternyata sudah saling mengenal.
"Wah bagus, kalian sudah saling kenal."
Haira Farans berjalan mendekati Zakie," Aku menikah dengannya? Tidak mau! Dia kan ketua geng, mana ada merusak motorku seperti anggota gangster!"
"Dih, siapa juga yang mau menikahimu? Gadis tong sampah! duit receh hilang saja sampai di cari ke semak-semak, tong sampah juga kau berantakan! Dasar gadis tong sampah!"
"Kepala geng tua bangka!"
"Bocil ingusan!"
Dua orang itu justru bertengkar dan saling menjambak, membuat kedua keluarga harus memisahkannya.
"Stop! apa kalian tidak merasa malu? Sudah besar, masih saja bertengkar! Dasar kurang kerjaan! Jika sudah seperti ini, kami sepakat untuk segera menikahkan kalian berdua?"
"Apa?"
Dua sejoli yang bermusuhan, terlihat tidak setuju dengan semua ini, dia merasa jika keduanya tidak cocok dan tidak bakat menjadi pasangan suami istri.
"Kami tidak mau menuruti apa yang kalian katakan."
"Ayah pastikan uang jajanmu tidak ada bulan ini, mau ikuti keputusan ayah atau membangkang?"
Ayah Haira sangat pandai mengancam, Haira yang sangat tidak tega meninggalkan uang yang banyak, begitu mudah menyerah.
Uang baginya sangat penting karena dia memang suka menabung, dia yang masih duduk di bangku SMA kelas 3 tidak bisa hidup tanpa uang, dia suka jajan tapi lebih suka menabung.
Uang receh yang jatuh, pasti dia cari sampai ketemu.
Dia merasa uang harus di hargai, bukan berarti dia matre, tapi sejak kecil memang dibiasakan menghargai hal sekecil apapun, apalagi uang.
Sedangkan Zakie mendapatkan tekanan dari kedua orang tuanya.
"Aku tidak akan bertanggung jawab apapun dengan perusahaan jika ada masalah, ayah akan menyerahkan semuanya padamu!"
"Ayah tega sekali, perusahaan sangat banyak masalah dan ayah memberikan beban yang sangat berat. Ayah! Jangan seperti ini!"
Zakie dan Haira mendapatkan tekanan dari sang ayah masing-masing dan segera mungkin harus memberikan keputusan.
"NIkah saja, daripada ribet."
"Hm, terserah saja!"
Zakie dan Haira menuruti apa yang dikatakan oleh sang ayah dan menepiskan permusuhan yang terjadi lima bulan lalu di depan sebuah mini market dekat kantor Zakie.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Itarohmawati Rohmawati
ya ampun ada karya baru ..dan aku tydack tahu ...mampir ya kak ...kelihatannya seru
2022-10-01
1