dipermainkan

Ting!

Satu notifikasi masuk ke ponsel Cinta saat dia sedang asyik makan sambil bercanda dengan Fellis, sahabatnya.

"Eh, ada email masuk. Bentar Fel" Cinta berujar sambil melihat ponselnya.

Melihat itu, Fellis kembali sibuk dengan piringnya.

"Daftar tugas yang harus aku kerjain besok, Fel. Ternyata email dari pak Pandu" Cinta bergumam dengan pandangan fokus ke ponselnya.

"Tugas macam apa ini?" kata Cinta sambil terus membaca email di ponselnya.

"Kenapa, Ta?" tanya Fellis heran.

"Denger deh Fel tugas aku. Pagi jam delapan setelah absen, aku harus buatin kopi buat pak Gery. Secangkir kopi panas dengan dua sendok teh kopi dan sesendok gula. Lalu sajikan di meja kerjanya dan semprotkan pengharum ruangan dengan wangi apel dari brand P ke seluruh ruangan".

"Pastikan wanginya tidak terlalu menyengat tapi harus tercium di seluruh ruangan".

"Bacakan agenda kerja di depan bos saat beliau sudah di ruangannya dan bawa berkas-berkas yang perlu ditandatangani dan berkas yang perlu direvisi di ruangan bos. Beri berkas itu pada beliau setelah selesai membacakan agenda harian".

"Tanyakan apakah beliau sudah sarapan atau belum, dan berikan sarapan sesuai pesanannya jika beliau meminta".

"Ikut meeting bersama klien saat diminta. Bentar deh Fel, kok aku jadi ngerasa kayak baby sitter ya daripada jadi sekretaris" kata Cinta.

"Emangnya tugas kamu dulu nggak kayak gitu waktu kerja sama pak Jimmy, Ta?" tanya Fellis.

"Palingan cuma bikinin minuman doang, Fel. Terus ya terkadang memang ikut meeting kalau asisten pribadinya nggak bisa nemenin. Tapi nggak sampai ngurusin masalah sarapannya juga kok" jawab Cinta.

"Ya ambil positifnya aja, Ta. Mungkin karena atasan kamu yang sekarang itu belum nikah, makanya harus diperhatikan semua kebutuhannya. Kalau Pak Jimmy kan, istrinya sudah ngurusin sarapannya dirumah. Makanya kamu nggak sampai sejauh itu ngurusinnya" Fellis berpendapat sangat bijaksana.

"Iya, benar juga kamu Fel. Yang penting aku nggak nganggur ya Fel" ucap Cinta sambil terus membaca job desk nya.

"Betul, bisa dapat pekerjaan bagus kayak kita di kantoran gini harusnya sudah bersyukur banget Ta. Soalnya nyari kerjaan susah banget. Inget kan awal-awal kita nyampek di kota ini. Sampai rela nahan lapar waktu nunggu gaji pertama di tempatnya pak Jimmy" kata Fellis.

"Inget dong, waktu kamu sampai hampir nangis karena maag, hehehe" ejek Cinta.

"Sudah deh, nggak usah bahas itu. Malu aku. Mendingan kamu kalau sudah selesai makan, siapin baju kamu buat kerja besok. Jangan sampai kesan pertama jadi buruk" kata Fellis mengalihkan pembicaraan.

"Siap bos. Bentar deh Fel, pertama lihat Pak Gery itu kok kayaknya familiar ya, Fel" kata Cinta berusaha mengingat sesuatu.

"Ya ingat, Ta. Dia kan pebisnis terkenal, jadi sering kelihatan di majalah, koran bahkan televisi. Kamu nggak usah mengada-ada" Fellis mencegah Cinta untuk berandai-andai.

"Benar juga sih. Yaudah deh kita beresin yuk" kata Cinta.

★★★★★

Sedangkan di ruangannya, Gery masih saja betah untuk membaca CV dari Cinta meski jam kerjanya sudah usai sejak beberapa waktu yang lalu.

"Kenapa dia bisa berubah begitu cantik?" gumam Gery sambil memandangi foto Cinta.

"Gue inget banget dulu dia begitu tomboy. Meski rambutnya tetap panjang, tapi dulu dia nggak pernah mengurai rambutnya. Dan satu lagi, dulu dia dekil banget" kata Gery sambil terus menyunggingkan senyumnya.

"Satu hal yang bikin gue dulu suka sama dia itu cuma karena dia satu-satunya orang yang tulus mau nerima gue disaat gue lagi terpuruk. Bahkan dia juga yang bisa bikin gue bangkit lagi, disaat orang terdekat gue membuang gue" kata Gery.

"Gue masih ingat kalau kita pernah berjanji untuk saling menunggu. Kira-kira apa dia sudah punya pasangan ya? Sedangkan gue sendiri sudah berkali-kali berganti pasangan. Nggak adil banget gue kalau sampai dia benar-benar tepatin janjinya" kini timbul rasa bersalah dalam diri Gery karena janji di masa lalunya.

"Kalau sampai Cinta masih setia sama gue setelah bertahun-tahun lamanya kita pisah, gue janji sama diri gue sendiri kalau dia pasti akan gue pertahanin bagaimanapun sulitnya, bagaimanapun kondisinya nanti" tekadnya dalam hati.

"Tapi kenapa dia nggak ngenalin gue yang sekarang ya? Apa benar dia sudah punya kekasih?" kini giliran Gery yang kebingungan.

Ternyata perubahan fisik seseorang bisa membuat penilaian kita terhadapnya juga berubah. Seperti Cinta yang tak mengenali Gery, dan juga Gery yang semakin jatuh cinta terhadap Cinta yang kini terlihat semakin cantik.

Di ruangannya, meski jam kantor telah usai Gery masih saja duduk diam dengan foto Cinta dalam genggamannya.

Otaknya sudah berputar untuk mencari cara agar bisa membuat Cinta mengenali sirinya meski dia tak menyampaikan secara langsung.

Hingga lamunannya harus usai karena dering dari ponselnya.

"Hallo, kenapa ma?" tanya Gery.

(...)

"Iya, Gery pulang ke rumah" jawabnya agak malas, pasti mamanya akan membahas masalah perjodohan lagi.

Setelah menutup panggilan teleponnya, terpaksa dia harus mendatangi rumah besarnya untuk menemui sang mama.

★★★★★

Keesokan paginya, di kediaman Cinta.

"Semangat Cintaku, semoga hari ini menjadi awal baru buat hidup kamu ya" Fellis menyemangati Cinta saat keduanya sudah bersiap untuk berangkat kerja dan sudah duduk diatas motor mereka masing-masing.

"Semangat juga Fellis, semoga kita bisa melalui hari ini dengan baik ya. Sampai jumpa nanti sore si kontrakan tercinta kita ini" balas Cinta tak kalah semangatnya.

Dan keduanya pun sama-sama pergi ke tujuan masing-masing.

Masih jam tujuh pagi, jarak kantor Subagya Corp dengan kontrakan Cinta lebih dekat daripada jarak kantor Fellis.

Cinta masih punya banyak waktu dan yakin bahwa dia tidak akan terlambat.

Dan benar saja, tidak lebih dari tiga puluh menit Cinta sudah sampai di parkiran kantornya.

"Masih belum buka mbak kantornya" tegur tukang parkir saat Cinta mematikan mesin motornya.

"Oh, saya pegawai baru disini pak. Kepagian ya saya datangnya? hehe" ucap Cinta.

"Oh, mbaknya pegawai baru ya, pantesan nggak pernah lihat. Parkir pegawai di sebelah sana mbak. Yang disini biasanya untuk tamu" kata petugas parkir itu dengan sopan.

"Ehm gitu ya. Makasih ya mas" kata Cinta dan segera memindahkan motornya ke tempat yang di maksud.

Parkiran karyawan memiliki atap meski bukan di ruangan tertutup. Sepertinya ini khusus untuk motor dan untuk parkiran mobil ada sendiri di basemen kantor ini.

Selesai dengan urusan motornya, Cinta berhenti sejenak di depan cermin yang ada di lobi kantor untuk merapikan penampilannya.

Mengenakan celana bahan dan blazer berwarna abu-abu tua, Cinta terlihat semakin cantik dengan rambutnya yang terurai rapi.

"Sudah cantik" gumamnya, diapun segera ke ruangan bosnya untuk mengerjakan tugas di pagi hari.

Masih belum terlalu banyak karyawan yang datang, memang jam masuk kantor masih tiga puluh menit lagi. Mungkin kebanyakan karyawan disini lebih suka on time.

"Pagi mbak" sapa Cinta pada resepsionis yang sudah stand by di tempatnya.

Mungkin dia sudah tahu bahwa akan ada pegawai baru karena saat Cinta melewatinya, resepsionis itu tidak menegur, hanya membalas sapaan Cinta dengan senyuman.

Sampai di lift, Cinta terkekeh sendiri karena mengingat kejadian kemarin saat merobek kemeja bosnya. Beruntung bosnya itu orang profesional, kalau tidak, mungkin Cinta tidak akan diterima untuk bekerja disini.

Dan saat keluar dari lift, terlihat ruangan yang masih kosong saat Cinta datang. Tapi ada office girl yang nampaknya baru selesai membersihkan ruangan.

"Pagi Zara, kamu masih ingat saya?" tanya Cinta.

"Mbak yang kemarin ya? Mbaknya karyawan baru disini?" tanya Zara senang.

"Iya, kamu tahu letak pantri nggak? Saya mau bikinin bos minuman" kata Cinta sambil meletakkan tasnya di meja kerja.

"Dibelakang situ mbak. Biar saya saja yang buatin ya?" kata Zara menawarkan diri.

"Nggak usah Zara, pekerjaan kamu sendiri pasti masih banyak. Biar saya kerjakan tugas saya sendiri. Oh iya, biasanya pak bos datangnya jam berapa Zara?" tanya Cinta.

"Sekitar jam sembilan mbak, masih lama" kata Zara yang melihat jam dinding masih belum sampai di jam delapan.

"Biasanya pak bos sukanya minumannya masih panas atau sudah agak dingin Zara?" tanya Cinta lagi, kesan pertamanya bekerja harus perfect.

"Sepertinya suka kalau masih panas mbak. Biasanya mbak Febi bikin minumnya mepet gitu" jawab Zara.

"Ehm, mbaknya sekretaris barunya pak Gery ya?" tanya Zara yang memang belum mengenal Cinta.

"Iya, kenalin saya Cinta" kata Cinta.

"Iya mbak, maaf tangan saya kotor" ucap Zara yang tak berani membalas uluran tangan Cinta.

"Nggak apa-apa, yasudah saya kerjakan tugas yang lainnya dulu saja. Kamu juga semangat ya kerjanya" kata Cinta.

"Iya mbak" jawab Zara senang.

Baru kali ini ada atasan yang supel sekali padanya.

Setelah berbincang dengan Zara, Cinta segera mengerjakan tugasnya yang lain. Yaitu menyemprotkan pewangi dengan bau apel.

"Uwah, ternyata ruangannya luas juga ya. Kemarin kelihatannya nggak seluas ini" gumam Cinta saat memasuki ruang kerja bosnya.

"Dimana pengharum ruangannya? Ehm, harus nyari dulu nih" katanya sambil menyisir seluruh ruangan untuk mencari barang yang dicarinya.

"Nah, ketemu" gumamnya senang saat melihat pengharum dengan wangi apel berada di dalam laci lemari.

Segera saja dia menyemprotkan ke berbagai sudut ruangan, berharap saat nanti si bos datang wanginya sudah pas dan tidak terlalu menyengat.

"Semprot-semprot sudah, sekarang balik ke meja kerja terus ngecek jadwal pak bos hari ini" gumamnya penuh semangat.

Masih ada lebih dari empat puluh lima menit untuk tugas keduanya.

Duduk diatas kursi kerjanya, Cinta segera menyalakan komputer dan melihat jadwal bosnya hari ini dan mengeprint untuk dilaporkan nanti, dan berkas yang menumpuk diatas mejanya segera dia pilih untuk dilaporkan juga nantinya.

"Tugas kedua sudah" kata Cinta sambil menurunkan kacamata bacanya.

"Sekarang bikin kopi, lima belas menit lagi pak bos datang" kata Cinta dan segera pergi ke pentri.

Berkutat dengan panci, gelas dan kopi ternyata membuat waktu lima belas menitnya sudah habis.

Segera dia menyiapkan kopi bosnya di dalam ruangan.

Pas disaat Cinta selesai meletakkan kopi diatas meja, terdengar suara pintu ruangan itu dibuka dari luar.

Ceklek.

Jantung Cinta sedikit berdegup, sedikit khawatir karena ini adalah hari pertamanya bekerja.

"Selamat pagi, pak" sapa Cinta saat melihat wajah datar bosnya seperti baju yang baru selesai di setrika, sangat lurus.

Gery hanya mengangguk dan mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.

"Kenapa pak?" tanya Cinta heran.

"Kenapa ruangan saya bau kemenyan?" tanya Gery sambil menutup hidungnya.

"Hah? Kemenyan? Yang benar saja pak. Wangi gini dibilang kemenyan" balas Cinta santai.

"Kamu kasih wangi apa sih di sini? Kenapa jadi bau begini?" tanya Gery sedikit kesal.

"Wangi apel sesuai permintaan bapak lah. Pewanginya masih yang sama yang ada di dalam laci itu" kata Cinta, diapun mengambil pewangi yang tadi dipakainya.

"Ini bukan dari brand P seperti yang saya inginkan. Cepat buka semua jendela dan pintu ruangan ini. Kamu ini ceroboh sekali" Gery sedikit membentak Cinta pagi ini, membuat gadis itu sedikit terpaku di tempatnya.

"Tunggu apa lagi, cepat kerjakan" bentaknya lagi.

"Ah, iya pak" kata Cinta sedikit kesal, tapi dilakukannya juga perintah Gery.

Dibukanya seluruh jendela dan pintu ruangan Gery, dan tak lupa Cinta membuang beberapa botol pengharum ruangan dari brand lain yang tidak sesuai dengan keinginan Gery.

"Aneh, semua merknya bukan dari brand P. Terus kenapa pak bos mintanya dari brand itu ya?" gumam Cinta sambil mengamati botol yang sudah masuk ke dalam tempat sampah.

Gery memandangi semua perbuatan Cinta tanpa ada yang terlewatkan, bibirnya mengukir sedikit senyum saat melihat semuanya.

Dia masih ingin mengerjai Cinta rupanya.

"Weekk, minuman apa ini? Kenapa rasanya seperti ini. Kamu pakai air apa untuk membuatnya?" lagi-lagi ada kesalahan yang Cinta lakukan.

"Air dispenser pak, memangnya salah ya?" tanya Cinta polos.

Melihat ekspresi Cinta sebenarnya Gery ingin sekali tertawa, tapi dia menahannya sekuat tenaga.

"Pakai air mendidih, bukannya air dispenser. Kamu mau perut saya kembung? Cepat ganti" perintah Gery.

Cinta segera mendekat, memungut cangkir kopi yang hanya berkurang sedikit tapi malah disemburkan lagi.

Segera dia pergi ke pentri untuk segera menggantinya.

"Dia lucu sekali" gumam Gery sambil terkekeh pelan.

"Salah sendiri dia tidak segera mengenali gue. Memangnya gue berubah banget sampai dia lupa begitu" kesal Gery karena Cinta tak juga mengenalinya.

Beberapa menit berlalu, Cinta kembali datang dengan sebuah nampan berisi kopi pesanannya.

"Silahkan pak, semoga sesuai keinginan bapak. Apa pagi ini bapak sudah sarapan? Apa bapak membutuhkan sesuatu untuk dimakan?" tanya Cinta sedikit manyun, masih pagi sudah beberapa kali kena omel bosnya.

"Saya tidak butuh perhatian kamu. Cepat beritahu jadwal saya hari ini" balas Gery.

Terlihat Cinta mengepalkan tangannya, kesal sekali sepertinya dia. Dan Gery merasa sangat terhibur pagi ini.

"Baik pak. Saya ambil dulu berjas dan jadwal bapak hari ini. Permisi pak" pamit Cinta tanpa senyuman, wajahnya sudah tertekuk sempurna.

Gery kembali terkekeh, "Masih Cinta yang dulu. Wajahnya sangat lucu saat marah" gumamnya.

"Untung bos, kalau bukan sudah aku bikin perkedel itu muka gantengnya. Nyebelin banget sih masih pagi sudah diomelin" Cinta menggerutu sambil mengerjakan tugasnya.

Kembali dia harus menarik nafas panjang sebelum memasuki ruangan bosnya untuk menyampaikan jadwalnya hari ini.

Dia masih berdiri di depan pintu sebelum mengetuknya. Semoga tidak lagi ada drama saat dia memasuki ruangan bosnya kali ini.

.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!