Rubah Kecil Yang Licik

"Ayo ikut saya, Cinta. Kamu sudah ditunggu sama pak Jimmy" kata kepala HRD di tempat Cinta bekerja.

"Sebenarnya ada apa ini, Cinta? Kenapa kamu sampai lalai dalam pekerjaan? Saya sangat menyayangkan perbuatan kamu" kata kepala HRD sedikit kecewa.

Karena selama lebih dari satu tahun Cinta bekerja disini, belum pernah sekalipun Cinta melakukan kesalahan. Bahkan untuk terlambat pun, Cinta belum pernah melakukan itu.

Ditanyai seperti itu, Cinta hanya diam. Tak berniat menjawabnya sama sekali. Tapi tentu saja dia merasa geram karena tuduhan yang dilayangkan padanya.

"Selamat siang, pak" kata Kepala HRD sebelum memasuki ruangan Jimmy.

"Siang, ayo silahkan masuk" kata Jimmy dengan senyum mengembang melihat kedatangan Cinta.

"Apa kabar, Cintaku?" tanya Jimmy seperti biasanya.

Dan entah kenapa, mendengar panggilan itu keluar dari mulut Jimmy membuat Cinta bergidik ngeri.

"Saya baik, pak. Sangat baik" jawab Cinta sambil menekan emosinya.

"Bagaimana dengan penawaran saya? Apa kamu setuju?" tanya Jimmy.

"Penawaran apa ya, pak?" tanya Cinta yang memang belum mengetahui penawaran yang disebutkan oleh mantan atasannya itu.

"Jadi begini, Cinta" rupanya kepala HRD yang berniat menjelaskan semuanya.

Cinta dan Jimmy terlihat serius mendengarkan perkataan yang akan kepala HRD itu sampaikan.

"Kamu masih diberikan kesempatan untuk tetap bekerja di perusahaan ini meski telah melakukan sebuah kesalahan fatal dengan meninggalkan bapak pimpinan kita saat masih dalam waktu kerja, meski dalam masa lembur" kepala HRD menjelaskan dengan cukup baik sejauh ini.

"Karena dalam surat perjanjian kontrak kerja yang telah kamu tandatangani sebelumnya, ada pasal yang menyebutkan kalau kamu bersedia untuk menerima permintaan dari atasan kamu untuk melakukan lembur asalkan tidak lebih dari jam sembilan malam".

"Tapi kamu malah meninggalkan pimpinan kamu sebelum masa lembur kamu habis. Malah dari yang saya dengar, sekarang kamu berencana untuk resign, ya?" tanya kepala HRD yang tidak tahu duduk permasalahannya.

"Pak, asal bapak tahu ya. Saya meninggalkan jam lembur saya karena perlakuan tidak menyenangkan yang telah pak Jimmy lakukan terhadap saya" kata Cinta dengan tegas.

"Kamu jangan asal bicara ya, Cintaku. Buktinya kening saya ini, terluka karena kamu yang ingin mencuri di ruangan saya. Dan kebetulan sekali saya memergoki perbuatan kamu, Cintaku" kata Jimmy yang memang keningnya masih terbungkus kassa.

"Bapak menuduh saya? Bapak yakin berani menuduh saya?" tanya Cinta sedikit emosi, tapi segera dia berusaha menurunkan emosinya agar tetap bisa berfikir jernih.

"Kenapa saya harus takut, nyatanya semua bukti menyudutkan kamu, Cintaku" kata Jimmy dengan seringai jahatnya.

"Maafkan saya, Cinta. Karena dengan terpaksa kamu harus membayar sejumlah denda kalau kamu resign sebelum masa kontrak kamu di perusahaan ini berakhir" kata kepala HRD.

"Dan jumlahnya tidak main-main, Cinta. Lima puluh juta rupiah" kata kepala HRD menegaskan jumlah dendanya.

Tentu Cinta merasa syok, dia tidak salah. Tapi kenapa harus membayar denda?

"Bapak yakin mau melakukan itu terhadap saya?" tanya Cinta dengan senyuman rak kalah licik.

"Kenapa saya harus takut, Cintaku?" tanya Jimmy yang sangat betah untuk mengobrol dengan wanita secantik Cinta.

"Asal bapak tahu, ya. Saya punya rekaman kejadian yang sebenarnya, kejadian kemarin" kata Cinta sambil memperlihatkan layar ponselnya pada kepala HRD agar melihat perilaku cabul bos genitnya ini.

Kepala HRD menonton Video rekaman itu dengan mata melotot, tak percaya jika ternyata bosnya sangat kurang ajar.

"Astaga, bapak yang keterlaluan" komentar kepala HRD.

"Kalian, cepat ambil dan hapus rekamannya" perintah Jimmy langsung ditindaklanjuti oleh anak buahnya.

Merampas ponsel Cinta dari tangan Kepala HRD dan segera menghapus rekaman itu. Sedangkan yang lainnya mengamankan Cinta dan kepala HRD agar tetap duduk di tempatnya.

"Hahah, takut pak?" tanya Cinta yang masih bisa tertawa.

"Hahahaha" Jimmy tertawa tak kalah kerasnya dari Cinta.

"Saya sudah menghapus semua rekamannya, Cintaku. Sekarang kamu harus patuh sama saya, kalau tidak kamu pasti akan saya penjarakan" ancam Jimmy.

"Saya tidak takut sama sekali, pak. Karena saya bukan orang yang bodoh" kata Cinta.

"Saya sudah menyimpan rekaman itu di akun pribadi saya di G**gle. Dan asal bapak tahu, sampai nanti sore, jika saya masih belum log in lagi di akun saya, pihak G"?**gle akan secara otomatis akan melaporkan bapak pada pihak yang berwajib" kata Cinta.

Padahal bohong, bisa-bisanya Cinta saja membual agar Jimmy takut. Dan sepertinya, itu berhasil.

"Kalau saya tidak takut, Cinta?" masih dengan keyakinannya, Jimmy masih ingin Cinta bertahan di perusahaannya.

"Bagaimana kalau saya kirimkan rekaman itu ke istri bapak? Ke orang tua bapak? Ke relasi bisnis bapak?" tanya Cinta dengan penuh keyakinan juga.

"Dan dalam sekejap, karir bapak akan hancur. Bapak akan menjadi orang miskin" kata Cinta menekankan setiap ucapannya dengan nada tegas.

Jimmy berpikir keras kali ini, ancaman Cinta tidak main-main.

Jimmy adalah orang yang serakah dan suka sekali dengan harta. Kalau sampai istrinya tahu dan ingin pergi darinya kan bisa gawat.

Karena separuh dari saham perusahaan ini adalah atas nama istrinya. Bisa benar-benar bangkrut kalau istrinya sampai menarik semua saham miliknya, kan.

"Kamu ini ternyata adalah rubah yang sangat licik ya, Cintaku" kata Jimmy yang sudah tidak bisa tertawa.

"Baiklah, kamu boleh keluar tapi masih harus membayar denda itu" akhirnya Jimmy mengalah.

"Tapi saya butuh waktu untuk membayarnya, pak. Beri waktu sampai satu tahun ke depan, dan saya janji saya akan membayarnya dan saya pastikan kalau saya tidak akan ingkar janji" Cinta meminta waktu pada mantan atasannya.

"Hem... Baiklah, karena kamu pasti akan memberikan saya ancaman lainnya kalau saya tidak mengabulkan syarat darimu kan, Cintaku?" kata Jimmy.

"Dan satu lagi, pak" kata Cinta dengan senyum manisnya kali ini.

"Apa itu Cintaku?" tanya Jimmy dengan senyum tak kalah mengembang dari Cinta.

"Jangan lupa gaji saya bulan ini, ya. Kalau tidak, bapak pasti tahu akibatnya" kata Cinta.

"Huft, kamu sangat nakal ya Cintaku. Mentang-mentang kamu pegang kartu As saya, kamu jadi semena-mena pada saya" kata Jimmy yang tengah cemberut kali ini.

"Saya anggap bapak menyetujuinya, sekarang tolong kembalikan ponsel saya. Karena audah tidak ada lagi yang bisa bapak perbuat dengan ponsel itu" kata Cinta sambil menengadahkan tangannya, meminta ponselnya yang masih ada dalam genggaman si bodyguard.

"Bagaimana, bos?" tanya si bodyguard.

"Berikan saja, lagipula ponsel jelek seperti itu sangat tidak menarik bagiku" kata Jimmy sambil mengibaskan tangannya.

Cinta hanya bisa memonyongkan bibirnya mendengar ejekan si Jimmy yang kurang ajar itu.

"Meskipun jelek, tapi berkat ponsel ini saya bisa selamat dari bos mesum seperti bapak" Cinta menggerutu, tapi masih terdengar di telinga Jimmy yang melotot.

"Baiklah pak, jika sudah tidak ada yang diperlukan lagi, lebih baik saya segera pergi dari sini" Cinta sudah berdiri, bersiap keluar dari ruangan itu tanpa berfikir untu berjabat tangan dengan bos mesumnya ini.

Jimmy hanya bisa melihat kepergian Cinta dengan tatapan hampa. Niat hatinya ingin memeras gadis kecil ini, nyatanya malah dia sendiri yang kalah darinya.

"Dasar rubah kecil yang licik" gumam Jimmy yang masih tak bisa melepas pandangannya dari tubuh Cinta yang kali ini memakai celana panjang.

Hari terakhir di gedung perkantoran ini, ada satu hal yang masih ingin dia lakukan.

Saat memasuki lift, Cinta menekan angka empat karena ada cafetaria di sana. Dan Cinta ingin menikmati seporsi soto Betawi kegemarannya di cafe itu untuk terakhir kalinya.

Ting!

Pintu lift terbuka, suasana ramai sudah menyambutnya krena memang ini adalah jam istirahat.

Langkahnya mantap menuju stand soto Betawi, setelah mendapat pesanannya, dia segera mencari tempat kosong.

"Ta, kamu masih berniat resign dari sini?" tanya Fellis yang ikut bergabung dengan Cinta di mejanya.

"Hai, Fel. Iya nih, tadi aku sudah menemui pak Jimmy. Dan semuanya sudah beres, aku resmi resign dari sini sejak hari ini" jawab Cinta, mengulum senyum untuk menutupi kegundahannya akibat nominal denda yang didapatkan olehnya.

"Tapi kok mukanya sedih gitu?" tanya Fellis.

"Nggak apa-apa kok, cuma aku lagi mikir saja, mau nyari kerja dimana ya?" pertanyaan Cinta juga terdengar oleh teman Fellis yang kebetulan juga bergabung dengan mereka.

"Ehm, maaf nih aku jadi ikut campur. Kamu mau nggak kalau aku rekomendasikan ke teman aku? Kebetulan kemarin aku ditawari kerja di Subagya Corp. untuk kerja sebagai anggota accounting disana" kata Mona, teman satu tim Fellis.

"Uwah, bisa kebetulan banget ya. Aku mau banget dong, Mona. Itu kan juga perusahaan besar" Cinta sangat antusias dengan penawaran Mona.

"Sebentar, aku telpon teman aku sekarang juga" kata Mona yang gercep, langsung menghubungi temannya untuk merekomendasikan Cinta.

Sembari menunggu Mona berbincang dengan temannya, Cinta tentu meneruskan kegiatannya untuk menghabiskan makanannya.

Tak lama menunggu, Mona dengan senyum di wajahnya segera melanjutkan informasi dari temannya.

"Lowongannya masih ada, Ta. Kamu besok langsung ke Subagya Corp. untuk interview ya. Langsung temui orang yang namanya Pandu disana" kata Mona.

"Alhamdulillah, semoga itu memang rezeki aku ya" kata Cinta, perasaannya terasa sangat lega mendengarnya.

Satu harapan baru ada di hatinya. Setidaknya, meski gajinya akan lebih kecil karena memang posisinya nanti adalah staf biasa, Cinta masih bisa mengirim uang ke kampung halamannya pada kedua orang tuanya untuk biaya sekolah sang adik.

"Atau gini saja deh, Ta. Aku kirim nomor hapenya Mas Pandu, ya. Kamu janjian sendiri saja sama dia jam berapa ketemuannya" kata Mona yang sibuk mengetikkan sesuatu di layar hapenya.

Rupanya dia sedang meminta izin pada Pandu untuk memberikan nomor ponselnya pada Cinta.

"Sip, sudah aku kirim sama kamu nomornya Mas Pandu, Ta" kata Mona yang sudah meletakkan kembali ponselnya diatas meja dan kembali berkutat dengan makanannya.

"Makasih banget ya, Mon. Beruntung aku ketemu sama kamu hari ini" kata Cinta sambil melihat layar ponselnya sendiri.

Melihat nomor yang Mona kirimkan padanya. Seseorang bernama Pandu.

Semoga besok Cinta bisa menuliskan cerita baru dalam hidupnya. Cerita yang lebih baik dari sebelumnya.

Dan harapannya baru tercipta hari ini.

.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!