Aku Mau Resign

"Assalamualaikum" Cinta memberi salam saat melihat Fellis, sahabatnya sedang duduk bersantai di teras kontrakan mereka.

"Waalaikumsalam, loh Ta, kamu kenapa? Kok acak-acakan gitu sih? Lagi ini, sepatu kamu mana?" tanya Fellis yang kebingungan saat melihat tampilan Cinta seperti kertas lusuh.

"Astaga, ayo masuk dulu" ajak Fellis yang mengerti jika Cinta masih belum bisa ditanyai.

Fellis menuntun Cinta untuk memasuki ruang tamu, dia juga membantu memasukkan motor Cinta agar terparkir rapi di sebelah motornya. Masih di ruang tamu juga.

Cinta duduk sambil memijit pangkal hidungnya yang terasa pegal. Kepalanya terasa sedikit pusing.

"Mau teh hangat?" tanya Fellis, gadis itu memang sangat baik. Tapi Cinta juga pasti melakukan hal yang sama saat mendapati Fellis sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja, seperti keadaannya saat ini.

"Boleh, makasih ya Fel" kata Cinta sambil menerbitkan sedikit senyumnya.

Fellis mengangguk, dan segera melangkahkan kakinya ke dapur kecil yang tersedia di rumah kontrakannya untuk membuatkan Cinta teh melati hangat, kegemaran mereka berdua.

"Nih Ta, minum dulu tehnya" kata Fellis yang sudah menyajikan dua cangkir teh diatas meja.

"Makasih ya Fel" Cinta berujar sambil menyeruput teh hangatnya sedikit demi sedikit.

"Kamu kenapa? Kok pulang kerja jadi kusut begitu?" tanya Fellis yang melihat tampilan Cinta sangat memprihatinkan.

"Pak Jimmy, Fel. Bos ganjen itu hampir saja merenggut keperawananku" kata Cinta mulai mengadukan tindakan bos ganjennya.

"Hah? Kok bisa?" tanya Fellis setengah berteriak sangking kagetnya.

"Bukannya kamu lembur?" tanya Fellis lagi.

"Ya memang awalnya aku lembur, tapi pas semuanya sudah pulang, Pak Jimmy malah hampir berhasil mencabuli aku. Dasar tua bangka, belum reda kasus skandalnya sama Melani kemarin, malah sudah ingin menambah deretan kasus lainnya" Cinta sangat geram saat mengingat kejadian hari ini.

"Astaga, dasar orang tua itu ya. Tapi kamu nggak apa-apa kan, Ta?" tanya Fellis yang memperhatikan penampilan Cinta dari ujung kepala hingga ujung kakinya.

"Alhamdulillah nggak apa-apa sih, Fel. Cuma sepatu aku jadi korbannya" kata Cinta yang melihat telapak kakinya yang terselimuti stoking jadi terlihat sangat kotor.

"Memangnya kamu kemanakan sepatunya?" tanya Fellis yang ikut memandangi kaki Cinta.

"Aku pakai buat menggetok jidat botaknya pak Jimmy sampai berdarah" Cinta sangat berapi-api saat menceritakan keberhasilannya untuk kabur dari jeratan si tua Jimmy.

"Uwah, keren banget kamu Ta. Nggak heran sih, kamu kan punya basic bela diri yang lumayan bagus ya" kata Fellis sambil mengacungkan kedua jempolnya.

"Tapi tadi semua yang aku pelajari jadi kerasa nggak berguna deh kalau lagi dalam keadaan genting kayak tadi, Fel" kata Cinta merenungi kejadian yang telah dialaminya.

"Kok bisa?" tanya Fellis.

"Nggak tahu juga sih, apa mungkin karena aku pakai rok span kependekan ya? Jadi gerakan aku terbatas banget" Cinta menjeda ucapannya, seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Mulai hari ini aku bertekad untuk tidak akan pernah pakai baju yang terlalu terbuka, Fel. Kalau aku kerja, aku mau pakai celana kerja saja daripada pakai rok span" Cinta memutuskan masa depannya.

"Sama satu lagi, aku nggak akan pakai sepatu dengan hak yang terlalu tinggi. Paling tinggi lima centi saja" kata Cinta menambah peraturan baru dalam hidupnya.

"Kamu yakin? Sebagai seorang sekretaris sepertinya baju kerja kamu yang biasanya lebih cocok daripada kalau kamu pakai celana bahan deh, Ta" kata Fellis berpendapat.

"Kayaknya aku mau resign saja deh Fel, aku mau cari kerjaan baru. Aku sudah nggak mau lagi lihat mukanya si tua Jimmy" kesal sekali Cinta saat menyebut nama bos genitnya itu.

"Loh, terus aku gimana dong Ta?" rengek Fellis yang tidak suka saat Cinta memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya.

"Kamu enak Fel nggak satu ruangan sama pak Jimmy, lah aku? Males banget kalau setiap hari masih harus bertatap muka sama dia. Mendingan aku cari kerjaan baru saja deh" kata Cinta yang sudah membulatkan tekadnya.

"Kalau kamu memang sudah memutuskan seperti itu, aku cuma bisa bantu mendoakan kamu supaya ke depannya kamu bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik ya, Cinta" kata Fellis sambil memeluk sayang pada sahabatnya itu.

"Yaudah, kamu bersih-bersih dulu ya Ta. Terus makan ya, aku tadi beli ay geprek level maut di gang depan" kata Fellis.

"Makasih banget ya, Fel. Kamu memang sahabat terbaik aku" kata Cinta yang telah mengurai pelukan mereka.

Cinta beranjak dari duduknya, memang tubuhnya sudah terasa sangat lengket karena seharian belum mandi.

Setelah masuk ke kamarnya sebentar, Cinta keluar dengan menenteng baju bersih dan menyampirkan handuk di bahunya.

Lantas dia berjalan ke kamar mandi yang hanya ada satu di rumah kontrakan sederhana ini. Letak kamar mandinya dekat dengan dapur kecil.

Sementara Fellis terlihat masih asyik dengan gawainya.

Dan tak menyadari jika sudah cukup lama Cinta melakukan ritual mandinya di dalam kamar mandi.

Saat keluar dari kamar mandi, Cinta sudah berpakaian lengkap. Terlihat lebih santai dengan setelan piyama bergambar Hello Kitty.

Cinta juga sudah membawa sepiring nasi lengkap dengan ayam dan sambal yang Fellis belikan untuknya.

"Hem... Sambalnya memang maut banget, Fel" Cinta mengomentari makanannya.

"Iya, sesuai selera pedasnya kamu" jawab Fellis.

"Ehm, by the way, aku kok jadi penasaran ya, Ta. Kamu sempat terkena ciuman maut dari pak bos nggak?" tanya Fellis yang sukses membuat Cinta tersedak makanannya hingga terbatuk.

"Uhuk-uhuk, sialan kamu Fel" Cinta segera menyambar air putih di atas meja yang sudah dibawanya.

Fellis malah tergelak melihat respon dari Cinta. Padahal niatnya hanya bercanda saja kan.

"Amit-amit jabang bebek deh Fel kalau sampai aku tercium oleh si tua Jimmy yang botak itu" kata Cinta yang kembali menjejalkan potongan ayam dan nasi ke dalam mulutnya.

"Hii ngeri" kata Fellis yang berhasil menerbitkan tawa di bibir Cinta.

★★★★★

Pagi harinya, Fellis heran karena tidak biasanya Cinta bermalas-malasan dengan masih bertahan di dalam gulungan selimutnya.

"Ta, Cinta. Kamu nggak mandi? Kan sudah siang ini, kamu nggak ke kantor?" tanya Fellis sambil menggoyangkan lengan Cinta.

"Aku mau resign Fel, malas aku masuk kerja hari ini" kata Cinta yang masih memejamkan matanya.

Semalaman gadis itu susah tidur karena terlalu memikirkan kejadian yang telah dialaminya.

"Huft, yasudah terserah kamu saja. Aku berangkat dulu ya, kamu hati-hati dirumah" kata Fellis yang kembali menutup kamar Cinta.

Sepeninggal Fellis, Cinta jadi tidak bisa tidur lagi. Diapun memutuskan untuk turun dari ranjangnya dan mandi.

"Aku ngapain ya?" gumam Cinta yang tak biasa menganggur.

"Bersihin rumah deh" gumamnya.

Dan hal pertama yang dia lakukan adalah membersihkan kamarnya sendiri. Dimulai dari mengganti sprei, merapikan kasur dan menata lemarinya.

Sesuatu terjatuh dari lemarinya saat Cinta mengeluarkan semua bajunya yang berantakan.

Cinta memang bukan tipe wanita yang sangat rapi, biasanya dia akan menggosok bajunya saat mendekati deadline untuk dipakai.

"Apa ini?" gumamnya sambil memungut sesuatu yang tadi terjatuh.

"Buku harianku" katanya sambil tersenyum.

Cinta duduk diatas ranjang, dan mulai membuka halaman pertama dari buku hariannya semasa SMA.

"Jeje, aku kangeeennn banget sama kamu. Sekarang kamu dimana ya? Masih ingat nggak kamu sama aku?" tanya Cinta pada selembar foto usang yang ditempel di halaman depan dari bukunya.

Foto dirinya dengan seorang cowok semasa mereka SMA.

Cinta lupa pada nama panjang cowok itu, hanya panggilannya saja yang selalu diingatnya. Dan dia adalah Jeje.

Seorang cowok yang datang dalam hidupnya, dan telah membuat pintu hati Cinta terkunci rapat untuk pria lain, siapapun itu.

Buliran bening menuruni pipi mulusnya, seketika ingatannya tertuju pada masa dimana dia baru saja mengenal kata Cinta. Cinta dalam hatinya untuk Jeje.

"Aku kangen banget sama kamu, Je. Kamu dimana sekarang?" masih mengulang pertanyaan yang sama. Cinta mulai membuka halaman selanjutnya.

Dan lagi-lagi, ingatannya tertuju pada masa lalunya yang tak bisa menghentikan kekasih hatinya pergi dengan menyematkan satu janji padanya.

Janji untuk akan kembali lagi di lain waktu, dan janji keduanya untuk saling setia dan menunggu hingga waktu mempertemukan mereka lagi. Janji dari dua anak remaja yang masih mengalami cinta monyet.

Tapi nyatanya, Cinta malah tidak bisa berpaling darinya. Dari sosok Jeje yang telah memenuhi seluruh hari dan pikirannya.

Melihat masih banyak halaman kosong di dalam bukunya, Cinta kembali menuliskan kisah hidupnya yang terloncat selama lebih dari lima tahun dari terkahir kali Cinta menulis disana.

Cerita tentang kejadian kemarin yang membuatnya sangat terpukul dan memutuskan untuk mengganti penampilannya.

"Oh, aku tahu sekarang harus apa" kata Cinta setelah menutup buku hariannya.

Berdiri di depan lemarinya, Cinta kembali mengacak isinya dan mengambil semua rok span yang biasanya dipakai kerja.

"Banyak juga ya, tapi nggak apa-apa. Biar kesialan hidupku berakhir dengan hilangnya semua rok ini" gumam Cinta yang telah menggenggam gunting untuk menyobek semua rok itu.

Puas dengan aksinya, Cinta memasukkan tumpukan rok rusak ke dalam kresek hitam dan akan membuangnya di tong sampah depan rumah.

Tapi langkahnya terhenti saat ponselnya berdering dan menampilkan nama Fellis disana.

"Hallo, iya kenapa Fel?" tanya Cinta setelah menggeser ikon hijau di layar ponselnya.

(....)

"Hah? Memangnya harus hari ini juga?" tanya Cinta.

(....)

"Bilang sama pak HRD nya ya, besok aku ke kantor sekalian bawa surat pengunduran diri" geram sekali Cinta yang dituduh tidak becus saat bekerja.

(....)

Tanpa menunggu ucapan Fellis selanjutnya, Cinta sudah menutup panggilannya dengan nafas yang memburu.

Dia sedang marah karena dituduh tidak profesional saat bekerja karena meninggalkan bosnya saat sedang lembur.

"Dasar bos mesum, awas saja kalau sampai dia berani macam-macam sama aku. Dikiranya aku ini orang bodoh yang bisa diperlakukan dengan seenaknya?" gumamnya sambil menyalakan laptop untuk membuat surat pengunduran diri.

"Untung saja aku punya bukti akurat untuk melawannya. Dengan rekaman ini, pasti dia akan berpikir ulang untuk meneruskan ke meja hijau" kata Cinta.

"Karena sebelum dia melaporkan aku ke polisi, lebih dulu akan aku berikan rekaman ini ke keluarganya. Terutama pada istrinya. Dia kan suami-suami yang takut istri" kata Cinta yang berusaha mengamankan rekamannya terlebih dahulu.

.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!