"Aku tahu kau punya hidupmu sendiri dan aku tidak akan mengganggu dirimu lagi. Tapi kumohon, bisakah kau ikut denganku ke kantor polisi, sekali saja. Dan aku akan berterima kasih kepadamu sepanjang hidupku." Ucap Mama Willa.
"Pergi ke kantor polisi! Untuk apa?" Tanya Steven dengan wajah yang terkejut.
"Untuk menenangkan Willa." Ucap Mama Willa. "Dalam pikiran Willa, kau adalah suaminya, Dion. Dan selama dia bisa melihatmu, dia akan menjadi tenang. Kumohon, aku tidak mau kondisinya menjadi lebih buruk lagi."
"Aku benar-benar prihatin kepadanya. Aku akan merasa begitu senang untuk membantu dirinya." Ucap Steven kepada Mama Willa dengan senyuman yang menyedihkan di wajahnya. "Ngomong-ngomong, aku sudah membatalkan semua janjiku hari ini. Kalau begitu ayo kita pergi untuk menemuinya sekarang."
Dengan begitu cepat Steven dan Mama Willa mengendarai mobil mereka dan pergi ke kantor polisi.
15 menit kemudian mereka tiba di kantor polisi...
Tapi saat mereka memasuki gerbang, mereka sudah mendengar suara teriakan yang begitu keras dari seorang wanita yang memukul jeruji besi dengan tangannya dan berteriak dengan begitu keras, "keluarkan aku dari sini."
"Ayo, kita harus cepat. Itu adalah suara Willa." Ucap Mama Willa kepada Steven.
"Bisakah kau pergi untuk menemui dirinya dan aku akan pergi ke ruangan kepala polisi untuk mengatakan semua kisah Willa dan meminta padanya untuk melepaskan Willa."
Steven lantas dengan cepat melangkah masuk ke dalam ruangan di mana Willa ditahan. Dia melihat Willa terus memukuli jeruji besi itu dengan tangannya dan tangannya tampak berdarah dengan begitu parah. Namun secara tiba-tiba saat Willa menatap kedatangan Steven, dia langsung berhenti menangis dan tersenyum kepada Steven dan berkata,
"Aku sangat yakin bahwa kau tidak akan pernah mengecewakan aku dan bahkan jika kau tidak mengingat siapa aku, akan selalu ada tempat bagiku di dalam hatimu."
Steven membalas senyuman Willa.
Willa langsung menarik tangan Steven dari balik jeruji besi untuk memegang nya. Steven begitu mematung melihat Willa yang tampak begitu bahagia setelah memegang tangannya.
Pria yang menyedihkan itu untuk pertama kalinya menghadapi situasi yang seperti itu. Hal itu membuatnya bingung. Dia pun berbicara pada dirinya sendiri dan bertanya.
'Aku belum pernah bertemu dengannya sebelum hari ini. Tapi kenapa aku merasa begitu familiar dengannya dan merasakan sakit yang begitu dalam di hatiku untuknya. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Apakah aku harus berinteraksi dengannya dan merespon terhadap apapun yang dia katakan dan lakukan? Apakah aku harus melanjutkan untuk berpura-pura menjadi suaminya dan merespon terhadap apa yang akan selalu terjadi selanjutnya setelah ini? Ini bukanlah sebuah solusi. Aku akan memberikan dia harapan dan dia akan semakin mendekat denganku.'
'Tapi apa yang akan dilakukan wanita yang malang ini setelah semua ini berakhir, saat dia mendengar di berita bahwa aku akan menikah dengan wanita lain hanya dalam waktu 2 minggu lagi. Aku benar-benar menyesal karena aku dengan begitu terburu-buru dan datang kemari untuk dirinya tanpa berpikir lebih dulu. Karena semua yang aku lakukan ini tidak akan pernah membantu dirinya tapi malah akan membuat semuanya semakin buruk dan lebih sulit baginya.'
'Aku merasa kasihan kepadanya karena itulah aku datang kemari untuk membantunya. Sebenarnya aku ingin membantunya bahkan sebelum ibunya meminta ku untuk melakukan semua ini. Tapi sekarang aku menyadari bahwa aku akan merasa lebih kasihan kepadanya setelah semua ini karena sudah melakukan semua ini padanya.'
'Dan sekarang aku berada di bawah tekanan karena dia benar-benar memegang ku dan ingin menyentuh diriku.'
'Matanya benar-benar menunjukkan bahwa dia sangat merindukan suaminya dan ingin merasakan kehangatan dari suaminya dan aku sekarang terpaksa berpura-pura menjadi suaminya. Tapi Tuhan tidak akan pernah memaafkan aku karena melakukan semua ini kepadanya.'
Tiba-tiba Willa berkata kepadanya,
"Tidak perduli siapa dirimu atau dari mana asal mu atau kau lahir di mana atau apa yang kau lakukan atau kau tinggal bersama siapa, cintamu akan terus berada di dalam hatiku, seperti darahku sampai akhir hidupku. Dan kau akan selalu menjadi satu-satunya dan hanya dirimu yang bisa hidup di dalam diriku karena cintamu sudah merasuk ke dalam diriku dan menjadi bagian dari setiap sudut tubuhku selamanya."
"Kau sudah menyatu dengan nafasku, darahku, jiwaku, tulang ku sampai tidak ada tempat di dalam diriku yang bisa mencintai yang lainnya atau siapapun itu kecuali dirimu. Karena cintamu memenuhi diriku sampai aku tenggelam di dalamnya."
"Jadi, mataku tidak bisa melihat yang lainnya kecuali dirimu."
"Hatiku tidak bisa mencintai yang lainnya kecuali dirimu."
"Aku tidak bisa merasakan kehadiran yang lainnya kecuali dirimu."
"Percaya padaku, aku tidak bisa menemukan kenyamanan saat jauh dari dirimu. Karena kau adalah tempat yang ternyaman bagi diriku dalam hidup ini."
Tiba-tiba kepala polisi masuk dan memerintahkan kepada anak buahnya untuk melepaskan Willa.
Tepat saat mereka membuka jeruji besi itu, dalam sekejap mata Willa langsung berdiri di hadapan Steven.
Mama Willa hendak mendekat kepada Willa dan menarik Willa menjauh dari Steven. Namun Steven mengangkat tangannya ke arah Mama Willa untuk menghentikan dia.
"Jangan takut padaku, aku tidak akan menyakitimu. Tidak ada orang yang bisa menyakiti cintanya sendiri bukan?" Ucap Willa kepada Steven.
Steven tampak terkejut. Diapun berbicara kepada dirinya sendiri,
'Oh ya Tuhan, aku tidak pernah takut padamu. Tapi merasa takut pada diriku sendiri. Aku rasa bahwa jantungku akan berhenti berdetak.'
'Ini adalah pertama kalinya bagiku melihat seorang manusia yang mempunyai perasaan yang begitu tulus. Untuk pertama kalinya aku melihat cinta seseorang kepada orang lain yang begitu besar seperti ini. Aku merasa bahwa aku akan kehilangan akal, karena dia berpikir bahwa aku adalah suaminya.'
'Aku benar-benar bingung. Aku harap bahwa bumi akan terbelah dan menelan ku agar bisa menghilangkan diriku dari sini dengan cepat. Aku benar-benar takut jika aku mungkin percaya kepadanya, melupakan diriku sendiri dan berpikir bahwa aku ini benar-benar suaminya. Ya Tuhan, ampunilah aku.'
Tiba-tiba Willa kembali berkata kepada Steven.
"Aku sudah hidup untuk selalu berharap suatu hari akan bertemu denganmu. Kau adalah jiwaku dalam tubuhku yang kosong ini. Tanpa dirimu, aku sudah mati. Tanpa dirimu, tidak ada artinya dalam hidupku."
Steven lagi-lagi berbicara pada dirinya sendiri.
'Kumohon, aku sudah cukup menerima semuanya. Aku tidak bisa menahan lebih banyak lagi dari ini.'
Tiba-tiba Willa mulai mendekat kearah Steven seraya berkata kepadanya.
"Di dalam hidup ini, hanya kaulah pundak yang aku pilih untuk bersandar. Jadi, tanpa dirimu di sisiku, aku tidak berarti apa-apa. Tidak ada orang yang bisa menyembuhkan luka ku kecuali dirimu. Sampai hari terakhir dalam hidupku, tidak peduli seberapa lama aku hidup, aku tidak akan pernah merasa puas akan dirimu. Aku butuh satu juta kehidupan dalam hidupku untuk bisa merasa puas dengan dirimu."
Steven mendengar ucapan Willa dan tetap berbicara pada dirinya sendiri.
'Kumohon pengampunan mu, kata-katamu sudah membuat hatiku luluh. Jangan mendekat padaku...'
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments