2. Berpikir

Setelah petugas polisi menangkap wanita asing itu dan kemudian pergi menjauh...

Tunangan Steven berkata kepadanya, "Steven, ayo kita pergi. Kita sudah terlambat, aku sudah tidak bisa menunggu dan tidak sabar untuk mencoba gaun pengantin ku."

Steven membalas wanita itu, "Lusi, kumohon. Ayo kita lakukan semua ini hari lain saja. Aku sedang tidak ingin melakukan semuanya saat ini."

Lusi berkata kepada Steven dengan raut wajah yang tampak sedih.

"Steven, jangan rusak kebahagiaan dan hari indah kita karena wanita gila yang tadi itu. Jangan biarkan air mata buaya wanita itu mempengaruhi dirimu. Aku tahu benar bagaimana watak wanita seperti itu. Dimana wanita yang seperti itu, mereka bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan seorang sugar daddy bagi mereka. Dia hanya menginginkan uang mu. Wanita seperti itu harus di berikan sebuah piala oscar karena kehebatan aktingnya itu."

Steven berkata kepada tunangannya itu dengan sedih, "aku tahu benar dengan apa yang kau bicarakan. Aku sudah sering bertemu dengan wanita seperti itu setiap hari. Tapi wanita tadi, dia sangat berbeda dan dia bukanlah wanita seperti yang kau bicarakan itu. Saat dia melihat kearah mataku, aku dapat merasakan ada banyak rasa sakit, ada rasa sedih dan penuh bersalah dalam matanya. Kau tahu, kita tidak tahu apa yang sudah dia alami selama ini. Bagaimanapun, kita tidak boleh menilai sebuah buku hanya dengan melihat sampulnya saja."

Lusi berkata kepada Steven dengan wajah yang mulai tampak kesal.

"Ayolah Sreven. Berhentilah berbicara omong kosong. Bagaimanapun juga kau itu bukan suaminya. Jadi kenapa kau harus merasa terganggu dengan apa yang dia lakukan. Jangan menyibukkan dirimu sendiri dengan ikut campur pada masalah orang lain. Bagaimanapun juga itu adalah masalah wanita gila itu dan hanya dia yang bisa menyelesaikan masalahnya sendiri."

Steven kembali berkata kepada tunangannya itu dengan sedih.

"Lusi, aku tidak tahu bagaimana cara menjelaskan semuanya kepada mu. Tapi Lusi, bisakah kau meninggalkan aku sendiri dulu. Aku butuh waktu untuk menenangkan diriku sendiri."

Lusi berkata kepada Steven, "terserah kau saja Steven, lakukan saja seperti yang kau inginkan. Aku akan memberikanmu waktu sebanyak yang kau butuhkan."

Setelah Lusi pergi....

Steven kembali masuk kedalam villa miliknya. Dia duduk sendiri dan berbicara kepada dirinya sendiri dengan suara yang keras.

"Siapa sebenarnya wanita itu?"

"Kenapa aku merasa familiar dengan nya?"

"Kenapa aku merasa sedih untuknya? Aku sama sekali tidak berpikir bahwa dia adalah wanita gila seperti yang mereka katakan. Tapi aku rasa, dia adalah wanita yang benar-benar mencintai suaminya. Aku benar-benar yakin bahwa dia cinta mati kepada suaminya."

"Bagaimana mungkin seorang wanita bisa salah mengenali suaminya sendiri dengan pria lain?"

"Apakah aku memang kehilangan ingatanku?"

"Apa yang sebenarnya sedang aku pikirkan? Jika memang semua ini benar, tempat kelahiran ku pasti sama dengan tempat kelahiran suami dari wanita itu. Tapi suami dari wanita itu adalah orang dari kota Y dan aku sendiri lahir di Amerika. Sangat tidak mungkin jika sebagian tubuhku berasal dari kota yang jauh dari kota ini dan kami jatuh cinta pada orang yang sama. Sebenarnya, apa yang sedang aku pikirkan? Ini semua hanya terjadi di cerita film atau novel.

Sangat tidak mungkin bahwa ada dua orang diriku di dunia ini. Tapi hanya akulah satu-satunya putra dari keluargaku yang lahir di Amerika dan besar di kota ini dan aku bahkan tidak pernah mempunyai kembaran dan jika memang aku mempunyai kembaran, dia juga pasti terlahir di Amerika dan juga besar di kota ini, sama seperti diriku. Tapi suami wanita tadi itu berasal dari bagian barat negara ini. Dunia kami sangat jauh dan begitu berbeda. Kami terlahir di kota yang berbeda dengan tradisi dan juga kebudayaan yang berbeda.

Hah, betapa menyedihkan nya aku ini. Apakah aku ini memang terlihat seperti suami dari wanita itu?

Apakah aku ingin mendapatkan cinta yang asing bagi diriku sendiri?

Entah kenapa aku merasa cemburu dengan suami dari wanita itu dan juga sangat marah kepadanya. Bagaimana mungkin seorang pria bisa begitu bodoh untuk bisa meninggalkan seorang wanita yang sangat mencintai dirinya dengan setulus hatinya?

Apakah aku memang terlahir dengan rutinitas kehidupan seperti ini, dimana aku tinggal dengan seorang wanita yang harus aku nikahi yang bahkan aku sendiri tidak pernah tahu apakah aku mencintai dia atau tidak.

Wanita asing tadi itu terlihat begitu murni dan tampak polos dan juga tidak bersalah. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi kepadaku.

Para wanita selalu berusaha mendekatkan diri mereka kepadaku dengan berbagai cara dan alasan. Beberapa di antara mereka menginginkan uang dan yang lainnya untuk kepuasan mereka. Tapi wanita asing tadi adalah wanita yang pertama yang bisa membuat aku merasa, bahwa dia hanya menginginkan diriku sendiri. Tanpa adanya embel apapun."

Kemudian Steven menghela nafas dalam dan dia kembali berkata kepada dirinya sendiri dengan wajah tampak sedih, "bahkan jika aku memang bukan suami dari wanita itu, dia benar-benar sudah membuat aku merasa gila."

Steven lantas menutup matanya dengan menaruh kakinya diatas meja ruang tamu. Wajah wanita tadi terus saja terbayang-bayang dalam ingatannya.

"Sihir apa yang sudah dilakukan wanita itu kepadaku?" Pikir Steven.

Dua jam kemudian...

Penjaga villa Steven masuk ke dalam ruang tamu dan berkata kepadanya, "Tuan, maaf sudah mengganggu. Ada seorang wanita yang sedang berdiri di depan pintu dan sejak tadi memaksa untuk berbicara dengan anda."

Steven bertanya kepada penjaga villa nya itu. "Siapa dia dan apa yang dia inginkan?"

Penjaga itu kembali membalas ucapan Steven, "Tuan, wanita tadi berkata bahwa dia adalah ibu dari wanita asing yang menyerang anda pagi tadi."

Steven tampak begitu terkejut dan berkata kepada penjaga nya, "cepat, biarkan dia masuk dengan segera."

Setelah itu, ibu dari wanita asing tadi masuk ke dalam rumah Steven. Dia berkata kepada Steven, "halo Tuan, senang bertemu dengan anda."

Steven juga membalas, "senang bertemu dengan anda juga Nyonya. Silahkan duduk."

Wanita itu lantas duduk dan menatap wajah Steven dengan raut wajah yang tampak keheranan.

Tiba-tiba wanita paruh baya itu berkata kepada Steven, "sekarang saya tidak akan menyalahkan apa yang dilakukan oleh Willa, karena andai jika saya tidak menghadiri pemakaman Dion sendiri, dan saya melihat dengan jelas waktu itu saat mereka mengubur kan tubuh Dion di dalam tanah dengan kedua mata saya sendiri, maka saya akan berkata bahwa anda adalah Dion."

'Apa maksud wanita ini?' tanya Steven dalam hati.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!