5. Buku

Atas suruhan Ibunya, Aldi mengejar Senja yang ia sendiri tak tahu lari ke mana. Ia sudah keluar dari rumah sakit dan berada di jalanan sekitar rumah sakit, tapi tak ada ia temui sosok yang ia cari.

"Anak itu, cepat sekali larinya. Ya Allah ku mohon lindungi dia," harap Aldi dalam kepanikan. Matanya masih ****** mencari sosok Senja. Anak kecil yang ia sayangi sepenuh hati. Meskipun tak diinginkan oleh Ibunya dan mungkin saja Ayahnya, tapi Senja adalah harta berharga bagi Aldi dan Ibunya.

"Aaaaaa." Senja berteriak, mendudukkan dirinya dengan menutup telinga.

Tak terjadi apa-apa? Anak itu mendongak dan menatap sekelilingnya, "Aku belum mati, kan?" gumamnya pelan.

Tak berselang lama, datang seorang pria dengan wajah panik ia cetak dengan jelas. Berpakaian sangat rapi, terlihat tampan dan menawan.

"Adek nggak apa-apa? Apa ada yang terluka? Kita ke pinggir dulu, yuk!" ajak pria yang hampir saja menabrak Senja itu.

Senja yang sejak tadi berlari masih mengatur nafasnya. Wajahnya masih nampak pucat dan tubuhnya melemah. Dengan tangan bergetar ia menerima sebotol air mineral dan menenggaknya sedikit.

"Orang tua kamu mana? Kenapa lari-larian di jalan?" tanya pria itu

"Aku..."

"Senja, astaghfirullah kamu nggak apa-apa, kan?" Aldi datang dengan wajah khawatirnya, ia meraba seluruh tubuh Senja dengan tangan dan tatapan cemas.

"Nggak apa-apa, Pakde."

Aldi tak memperhatikan ada orang yang duduk bersama Senja. Ia terlalu fokus dengan keponakannya. Hingga sebuah suara membuatnya sadar bahwa Senja tak sendirian.

"Apa perlu saya bawa ke rumah sakit? Maaf saya tadi hampir menabrak...."

"Senja. Namanya Senja. Saya rasa tidak perlu. Tidak ada terluka. Nggak ada yang luka, kan Sayang?" Aldi menjawab dan bertanya pada dua orang yang ada ia depannya bergantian."

"Nggak ada," jawab Senja enteng seraya menggeleng.

'Senja? Namanya mengingatkan aku pada sesuatu. Ah tidak mungkin, bukankah banyak orang di dunia ini yang bernama Senja. Lagipula belum tentu juga kejadian malam itu membuat dia hamil," batin Akmal berusaha meredam pikirannya.

Akmal memperhatikan setiap garis kulit di wajah anak sepuluh tahun itu. Begitu cantik untuk usia anak kecil. Tanpa sadar bibirnya melengkung membentuk senyuman.

"Kalau gitu saya permisi dulu ya, Mas. Terima kasih sudah menolong Senja." Aldi bangkit berdiri untuk berpamitan.

"Oh, iya. Saya tidak melakukan apapun, justru saya hampir menabraknya. Lain kali lebih hati-hati ketika menjaga anak."

Aldi hanya mengangguk, ia kemudian memutar badan dan berjalan dengan menggenggam tangan kecil Senja. Meninggalkan jalanan yang penuh sesak dengan kendaraan, penuh dengan polisi udara dan penuh dengan kematian.

Aldi harus membawa Senja kembali ke rumah sakit, karena memang mobilnya masih terparkir di sana. Nampak bu Patmi yang menunggu di sisi mobil dengan cemas. Beliau tak henti-hentinya mondar-mandir sejak Aldi memutuskan mencari Senja ke jalan.

Bu Patmi kembali berlari seperti saat di rumah sakit saat melihat Senja dari ujung netranya. Seperti menemukan berlian di tumpukan sampah, wanita itu benar-benar merasa lega dan bahagia Senja kembali dengan keadaan sehat.

"Ya Allah alhamdulillah, Senja. Kamu buat Nenek khawatir. Jangan seperti ini atau Nenek akan mati berdiri kalau ada apa-apa sama kamu." Bu Patmi memeluk cucunya dengan erat.

"Iya, maaf udah buat Nenek khawatir. Tidak seharusnya aku berkata begitu tadi ke Nenek. Aku janji mulai besok tidak akan bertanya lagi siapa Ayahku dan di mana dia. Sudah Nenek yang sayang sama aku."

Air mata kembali menerobos memaksa untuk keluar. Bu Patmi adalah wanita yang sangat sensitif, beliau tak bisa mendengar ungkapan-ungkapan kesedihan dari mulut orang lain. Jangankan bicara mengenai Senja, bicara mengenai kesedihan dan penderitaan orang lain saja bisa membuatnya merasa sedih sepanjang hari.

"Sudah, ya. Kita pulang sekarang, jangan sedih-sedih." Aldi menggandeng keduanya untuk masuk mobil.

***

Manda yang sejak tadi sibuk mencari sesuatu tak kunjung menemukannya membuatnya tergerak untuk mencarinya di kamar ibunya. Kakinya ia ringankan untuk melangkah ke tempat istirahat sang Ibu dan anaknya.

Manda mulai mencari di lemari, entah apa yang ia cari hingga ia bersikeras mencari hingga menemukannya. Baju yang sudah terlipat rapi membuatnya mencari benda itu dengan hati-hati agar tak merusak lipatan-lipatan pakaian di dalamnya.

Saat membuka laci yang terkunci manda tersentak dengan isinya. Air mukanya langsung berubah penuh amarah, matanya memerah dan nafasnya pun menjadi tersengal-sengal.

Dengan emosi yang di puncak Manda mengambil benda itu dan membawanya keluar. Sungguh ia benci sekali dengan benda itu. Satu-satunya benda yang ditinggalkan oleh pria bejat yang merusak hidupnya.

Brak

Benda itu dibuangnya di teras dan seakan kebetulan yang sangat luar biasa  benda itu jatuh tepat mengenai kaki Senja yang baru sampai rumah. Mereka semua hening dan saling tatap, hingga pergerakan dari Senja membuat bu Patmi bersuara.

"Nenek ambil lagi bukunya, ya Sayang. Kamu belum saatnya tahu buku ini." Bu Patmi mengambil buku yang berada di tangan Senja degan lembut.

"Memang ada apa dengan buku ini, Nek?" Senja bertanya dengan tangan yang memegang erat buku ditangannya. Seakan ia tak mau mengembalikan pada sang Nenek.

"Buku ini berisi apa saja yang dilakukan oleh orang dewasa. Kamu belum cukup umur untuk membacanya."

Senja berpikir sejenak dengan memperhatikan sampul dan judul di buku tersebut.

"Aku sudah buang buku itu. Kenapa Ibu ambil dan malah menyimpannya? Buku itu menyakitiku, Bu," seru Manda dengan keras dan mata yang berair.

Senja hanya menatap bingung Ibu dan Neneknya. Banyak pertanyaan yang bergantungan manja di kepala anak kecil itu. Ia kembali menatap heran buku yang masih ia genggam. Ada apa gerangan sampai membuat Ibunya marah dan hampir menangis?

"Bu, apa buku ini menceritakan cerita sedih? Kenapa Ibu menangis?"

"DIAM KAMU! kamu tahu apa soal kesedihan?" bentak Manda dengan menunjuk-nunjuk Senja penuh amarah.

Seperti mendapatkan sarapan, bentakan sudah menjadi hal yang biasa bagi Senja. Ia tak lagi menangis hanya karena bentakan dari Ibunya. Amarah, pukulan hanyalah sebagian kecil penderitaan yang ia jalani sepanjang hidupnya.

Pertengkaran yang mereka lakukan diteras membuat para tetangga yang berlalu lalang mengalihkan perhatian kearah mareka. Aldi, Satu-satunya manusia yang sadar akan keadaan membawa mereka masuk ke dalam rumah yang kemudian di susul oleh istri dan anaknya.

"Kenapa lagi, sih Mas?" tanya Laura seraya menggendong anaknya yang masih berusia delapan bulan. "Teriakan Manda membuat anak kita nangis, loh," imbuhnya dengan suara sedikit kesal.

"Kembalikan buku itu!" Manda menghampiri Senja dan merebutnya. Namun entah mengapa anak kecil itu sangat melindungi buku itu. Ia menyembunyikan buku tersebut ke punggungnya.

"KEMBALIKAN AKU BILANG!" bentak Manda sekali lagi dengan keras.

"Nggak, kalau Ibu tidak suka dengan buku ini, biar aku yang simpan." Entah apa yang terjadi dengan Senja, seakan ada ikatan batin antara buku itu dengan dirinya. Ia begitu melindungi buku itu dengan caranya. Bahkan untuk pertama kalinya ia berani menjawab perintah dari Ibunya.

"Berani kamu membantahku?"

Raut wajah Senja seketika berubah, ia seakan sadar dengan apa yang barusan ia katakan adalah sebuah kedurhakaan terhadap Ibunya.

"Maaf, Bu. Bukan maksud aku untuk berani sama Ibu. Tapi..."

Manda menghampiri Senja dan mencengkram kuat lengan anak itu agar mengembalikan buku yang ia sembunyikan.

"Cepat kembalikan atau tanganmu, ku buat patah!" ancam Manda yang semakin menekan cengkramannya membuat Senja semakin kesakitan.

Terpopuler

Comments

💖 NAMA Q CINTA 💖

💖 NAMA Q CINTA 💖

apa salah nya kalo kamu gasuka dia ada knpa plihara sampai besar ha..ibu macam apa kamu' hewan jg bringas ajah bisaha tu lindungi anak2 nya..hedew

2022-10-03

0

elvie

elvie

Cuma ingetin ke Manda ja, di masa depan klo Senja dh g da jgn nyesel.

2022-10-03

0

Tatya Faza

Tatya Faza

astaghfirullah... segitunya yah sama anak sendiri...


kalau aku yang jadi tetangga nya udah aku maki2 udah aku peyot bibir nya... gregeten aku

2022-10-03

0

lihat semua
Episodes
1 1. Awal Kehancuran
2 2. Menginginkan Kematian
3 3. Peluk Sebentar Saja
4 4. Aku Lahir Untuk Siapa?
5 5. Buku
6 6. Dewasa Sebelum Waktunya
7 7. Mimpi Berulang Kali
8 8. Amarah Dalam Hati
9 9. Tertawa Bukan Berarti Bahagia
10 10. Aku Adalah Luka
11 11. Kekasih Senja
12 12. Melamar
13 13. Niat Buruk
14 14. Keputusan Besar
15 15. Bertemu
16 16. Bertemu 2
17 17. Berpisah Sementara
18 18. Rumah Baru
19 19. Marah
20 20. Suasana Baru
21 21. Renungan
22 22. Sisa Rasa
23 23. Tertangkap
24 24. Sisi Lain Senja
25 25. Titik Terang
26 26. Terungkapnya Masa Lalu
27 27. Sesal Yang Dalam
28 28. Akhirnya
29 29. Janji Akmal
30 30. Senja Yang Malang
31 31. Luka Karang Dan Senja
32 32. Pertolongan
33 33. Cantik
34 34. Pikiran Bercabang
35 35. Niat Senja
36 36. Semakin ruwet
37 37. Peringatan
38 38. Pengorbanan
39 39. Obrolan Karang
40 40. Berulah
41 41. Peluk Untuk Senja
42 42. Cemburu
43 43. Jahat
44 44. Peluk Ibu
45 45. Rencana
46 46. Menjalankan Rencana
47 47. Melahirkan
48 48. Tegang
49 49. Sentuhan Ibu
50 50. Sisi Lain Leo
51 51. Kenangan
52 52. Tangisan Manda
53 53. Bismillahirrahmanirrahim Bisa
54 54. Pelukan Ayah
55 55. Pulang
56 56. Alan Dan Alana
57 57. Bertemu Seseorang
58 58. Makna Cinta Bagi Karang
59 59. Cerita Karang
60 60. Ada Apa Dengan Leo?
61 61. Sepenggal Kisah Leo
62 62. Bertemu
63 63. Berbeda
64 64. Perubahan Leo
65 65. Keseharian Senja
66 66. Si Kembar Tiga
67 67. Salah Tingkah
68 68. Rayuan Di Kamar Mandi
69 69. Mabuk
70 70. Pertengkaran
71 71. Keputusan
72 72. Hari Baru
73 73. Kakak Adik
74 74. Pertemuan Tak Disengaja
75 75. Haruskah Kembali Ada Yang Terluka?
76 76. Senja Juga Manusia
77 77. Mengetahui Fakta Besar
78 78. Sial Yang Tak Terlalu Sial
79 79. Sweet
80 80. Kecewa
81 81. Bicara Dari Hati Ke Hati
82 82. Obrolan Hangat
83 83. Salah Terus
84 84. Pertemuan Membawa Perubahan
85 85. Alan Dan Alana Versi Dewasa
86 86. Kalian Siapa?
87 87. Sedikit Cair
88 88. Maling
89 89. Keluarga Yang Hangat
90 90. Obrolan Di Atas Pohon Mangga
91 91. Niat Berubah
92 92. Niat Yang Sedikit Kuat
93 93. Curhat
94 94. Tekad Karang
95 95. Papa
96 96. Obat Untuk Senja
97 97. Isi Hati Senja
98 98. Kumpulan Keluarga
99 99. Hari Bahagia
100 100. Ranjang Bergetar
101 101. Panjang Dan Sempit
102 102. Secuil Masa Lalu
103 103. Dia Lagi?
104 104. Garis Dua
105 105. Telat
106 106. End
Episodes

Updated 106 Episodes

1
1. Awal Kehancuran
2
2. Menginginkan Kematian
3
3. Peluk Sebentar Saja
4
4. Aku Lahir Untuk Siapa?
5
5. Buku
6
6. Dewasa Sebelum Waktunya
7
7. Mimpi Berulang Kali
8
8. Amarah Dalam Hati
9
9. Tertawa Bukan Berarti Bahagia
10
10. Aku Adalah Luka
11
11. Kekasih Senja
12
12. Melamar
13
13. Niat Buruk
14
14. Keputusan Besar
15
15. Bertemu
16
16. Bertemu 2
17
17. Berpisah Sementara
18
18. Rumah Baru
19
19. Marah
20
20. Suasana Baru
21
21. Renungan
22
22. Sisa Rasa
23
23. Tertangkap
24
24. Sisi Lain Senja
25
25. Titik Terang
26
26. Terungkapnya Masa Lalu
27
27. Sesal Yang Dalam
28
28. Akhirnya
29
29. Janji Akmal
30
30. Senja Yang Malang
31
31. Luka Karang Dan Senja
32
32. Pertolongan
33
33. Cantik
34
34. Pikiran Bercabang
35
35. Niat Senja
36
36. Semakin ruwet
37
37. Peringatan
38
38. Pengorbanan
39
39. Obrolan Karang
40
40. Berulah
41
41. Peluk Untuk Senja
42
42. Cemburu
43
43. Jahat
44
44. Peluk Ibu
45
45. Rencana
46
46. Menjalankan Rencana
47
47. Melahirkan
48
48. Tegang
49
49. Sentuhan Ibu
50
50. Sisi Lain Leo
51
51. Kenangan
52
52. Tangisan Manda
53
53. Bismillahirrahmanirrahim Bisa
54
54. Pelukan Ayah
55
55. Pulang
56
56. Alan Dan Alana
57
57. Bertemu Seseorang
58
58. Makna Cinta Bagi Karang
59
59. Cerita Karang
60
60. Ada Apa Dengan Leo?
61
61. Sepenggal Kisah Leo
62
62. Bertemu
63
63. Berbeda
64
64. Perubahan Leo
65
65. Keseharian Senja
66
66. Si Kembar Tiga
67
67. Salah Tingkah
68
68. Rayuan Di Kamar Mandi
69
69. Mabuk
70
70. Pertengkaran
71
71. Keputusan
72
72. Hari Baru
73
73. Kakak Adik
74
74. Pertemuan Tak Disengaja
75
75. Haruskah Kembali Ada Yang Terluka?
76
76. Senja Juga Manusia
77
77. Mengetahui Fakta Besar
78
78. Sial Yang Tak Terlalu Sial
79
79. Sweet
80
80. Kecewa
81
81. Bicara Dari Hati Ke Hati
82
82. Obrolan Hangat
83
83. Salah Terus
84
84. Pertemuan Membawa Perubahan
85
85. Alan Dan Alana Versi Dewasa
86
86. Kalian Siapa?
87
87. Sedikit Cair
88
88. Maling
89
89. Keluarga Yang Hangat
90
90. Obrolan Di Atas Pohon Mangga
91
91. Niat Berubah
92
92. Niat Yang Sedikit Kuat
93
93. Curhat
94
94. Tekad Karang
95
95. Papa
96
96. Obat Untuk Senja
97
97. Isi Hati Senja
98
98. Kumpulan Keluarga
99
99. Hari Bahagia
100
100. Ranjang Bergetar
101
101. Panjang Dan Sempit
102
102. Secuil Masa Lalu
103
103. Dia Lagi?
104
104. Garis Dua
105
105. Telat
106
106. End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!