2. Menginginkan Kematian

"Astaghfirullah, senja. Bangun, Nak. Aldi jangan diam aja di situ, angkat Senja. Dia demam!" pekik bu Patmi masih histeris.

Aldi yang tersadar karena teguran dari Ibunya langsung saja melesat ke kamar mandi dan membawa tubuh Senja ke kamar.

"Manda keterlaluan, bagaimana bisa dia setega ini sama anak sendiri. Ibu nggak tahu di mana hati nuraninya, anak sekecil ini tidak tahu apa-apa, kenapa dia tidak henti-hentinya menyiksa tubuh kecilnya. Kamu jangan diam aja Aldi. Panggil bidan ke sini, kamu nggak lihat dia pucat begitu!" Bu Patmi terus mengomel seraya mencari pakaian ganti untuk Senja.

Sedangkan Aldi yang mendadak linglung hanya bisa bergerak menuruti sang Ibu yang setiap hari ngomel karena tingkah anak bungsunya.

Dengan mata berkaca-kaca dan hati teriris perih, bu Patmi mengganti pakaian Senja yang basah kuyup. Entah berapa lama anak itu di sekap Ibunya di kamar mandi, hingga wajah cantiknya memucat dan suhu badan yang panas tinggi. Sambil menunggu bidan datang, wanita yang tak lagi muda itu mengompres dahi Senja dengan kain yang dibasahi air hangat.

"Maafkan Nenek yang gagal mendidik Ibumu, ya Nak. Entah sampai kapan kamu harus menanggung derita ini. Bagaimana kalau Nenek nanti sudah tidak ada, bagaimana nasibmu nanti, Senja." Bu Patmi terisak seraya terus mengompres dahi Senja.

Tak berselang lama, datanglah Aldi dan Bidan desa. Bidan itu segera memberikan pemeriksaan seperti pada umumnya.

"Demamnya tinggi sekali, Bu. Ini saya beri obat penurun panas, kalau nanti belum turun juga suhu badannya dalam waktu dua hari segera bawa ke puskesmas saja, ya Bu." Bidan itu memberikan beberapa strip obat.

Manda datang saat bidan itu bersiap akan pergi. Mereka saling tatap sejenak lalu melanjutkan langkah masing-masing.

"Manda, dari mana kamu?" tanya bu Patmi setelah bidan itu benar-benar pergi.

"Keluar sebentar, ada apa, sih Bu? Kenapa Ibu kelihatan marah begitu? Cucu kesayangan Ibu buat ulah? Lagian kenapa masih Ibu tolongin dia? Harusnya Ibu biarkan saja biar mati sekalian!" Entah sudah ke berapa Manda mengucapkan kalimat sumpah serapah untuk anaknya sendiri.

"MANDA!" Dengan wajah murka Aldi berjalan mendekati adik yang dulu menjadi kesayangannya. "Kamu seorang Ibu. Jaga bicaramu, harus dengan cara apa aku katakan kalau Senja sama sekali tidak bersalah dalam hal ini. Dia juga nggak minta dilahirkan hasil dari pemerkosaan, tapi takdir yang membawanya ke sini. Hewan saja tidak pernah memperlakukan ini pada anaknya, tapi lihat dirimu. Berubahlah sebelum kamu benar-benar kehilangan Senja. Rubah dirimu sebelum penyesalan itu datang, Manda!" Aldi mengamuk pada adiknya karena merasa sudah cukup bersabar menghadapi adiknya yang berubah menjadi orang yang tak punya hati.

"Kamu nggak tahu rasanya jadi aku, Kak. Masa depanku hancur gara-gara dia. Aku nggak punya masa depan hanya karena aku gagal melenyapkan dia dari muka bumi ini. Aku tidak akan pernah menyesal jika dia benar-benar mati, justru itu yang aku inginkan." Manda tak kalah berteriak. Ia bicara dengan lantang di depan wajah kakaknya.

Teriakan Manda membuat Senja terbangun. Tak ada satupun yang sadar bahwa anak kecil itu terganggu dengan suara teriakan dari penghuni rumah. Ia tak bersuara, anak itu berusaha duduk dengan menahan kepala yang sejak tadi terasa terus berputar.

"Kalau Senja mati apa bisa merubah semuanya? Bisa kamu kembali ke masa sepuluh tahun yang lalu dan memperbaiki semuanya? BISA? kalau Senja bisa memilih dia juga pasti akan memilih mati dari pada punya Ibu seperti kamu. Kalau kamu lenyapkan dia sekarang apa bisa menjamin masa depanmu akan indah? Siapa yang menjamin? Kalau kamu nggak bisa sayang sama dia, setidaknya jangan sakiti dia, Manda. Apa ini yang Ibu ajarkan sama kita?" Suara Aldi masih meninggi. Ia benar-benar sudah habis kesabaran dengan adiknya.

Manda terisak, air matanya jatuh berlinang. Selama ini tak pernah Aldi membentaknya sekasar ini. Bahkan saat Aldi tahu dirinya hamil hingga ingin berusaha menggugurkan pun Aldi masih berada di samping Manda dengan sejuta kasih sayangnya.

Namun, entah apa yang ada dalam pikiran Aldi hingga semarah ini? Manda benar-benar tak habis pikir, ia tak tahu apa yang salah dengan kakaknya.

"Kamu bentak aku begini karena anak pembawa sial itu, Kak? Kamu udah nggak nggak sayang sama aku? Semua kasih sayangmu kamu limpahkan pada anak haram itu?" tanya Manda dengan lemah, tanpa mendengar jawaban dari sang kakak, ia beringsut ke kamarnya. Menumpahkan tangisnya di atas kasur lapuk yang termakan usia.

Di kamar lain, ada sosok anak belia yang juga sedang mengurangi cairan bening melalui mata. Tiada hari tanpa menangis bagi Senja. Hari-harinya selalu diwarnai tangis, bahkan ia tak tau hal apa yang membuatnya tersenyum. Ia sama sekali tak punya kenangan itu.

"Manda!" Aldi masih belum puas memarahi adiknya itu, ia beranjak akan menyusul Manda, namun di cegah oleh sang Ibu.

"Al, sudah jangan. Biarkan dia sendiri, mau kamu amuk sampai bagaimana juga dia nggak akan berubah sebelum hatinya terketuk untuk berubah. Ibu nggak kenal dia sejak dia hamil. Kasihan Senja jika kalian teriak-teriak, dia..." ucapan Bu Patmi terhenti ketika sampai di ambang pintu kamarnya.

"Senja kamu sudah bangun, Sayang? Kita makan habis itu minum obat, ya." Bu Patmi duduk di tepi ranjang dan mengelus pelan puncak kepala cucunya. "Kamu pasti dengar Ibu dan Pakde bertengkar, ya?" tebak Bu Patmi.

"Nek, kenapa aku nggak mati aja biar Ibu bahagia? Kehadiranku di sini hanya membuat Ibu menderita saja. Untuk apa aku hidup jika membuat Ibu tidak bahagia, Nek? Aku mau liat Ibu bahagia, aku mau lihat senyum Ibu yang tidak pernah aku tahu." Senja menenggelamkan kepalanya lagi di lipatan tangannya.

"Senja nggak boleh ngomong gitu, Nak. Hidup dan mati seseorang sudah ada yang mengatur, kenapa kamu menginginkan kematian kamu sendiri? Kamu nggak sayang sama Nenek?"

"Tapi Ibu nggak ingin aku di sini," ucap Senja lagi dengan terisak.

Aldi yang sejak tadi berdiri di ambang pintu merasa bersalah karena sudah bicara dengan keras dan hingga terdengar oleh keponakannya. Pasti anak itu merasa sakit hati yang sudah tak ada obat untuk sembuh. Luka yang terus menganga dan dibiarkan, semakin lama semakin melebar dan luka itu di siram degan air garam setiap harinya.

"Sayang, nggak boleh bicara begitu. Coba Pakde tanya sama kamu. Sayang nggak kamu sama Nenek dan Pakde?" Aldi menghampiri dan memangku bocah sepuluh tahun itu.

"Sayang."

"Kalau sayang seharusnya nggak boleh bicara seperti itu. Karena apa? Ucapan Senja itu barusan nyakitin Nenek dan Pakde. Kami nggak mau kehilangan kamu, Nak. Bude sama Dek Gandi juga sayang sama Senja. Kamu mau buat kami semua sedih? Mau buat Nenek sama Pakde nangis? Mau kamu lihat kami nangis?"

Senja menggeleng lemah. "Tapi Ibu akan terus marah kalau lihat aku," imbuhnya.

"Hanya Ibu, kan? Kamu dengar Pakde, ya. Suatu hari nanti Ibu pasti akan sayang sama kamu. Pasti! Percaya deh sama Pakde. Waktu itu akan datang entah cepat atau lambat. Ibu pasti akan sayang sama kamu. Ditambah lagi sabarnya, ya Sayang."

"Hanya kematianku yang buat Ibu bahagia saat melihatku."

Terpopuler

Comments

Taryumi 2003

Taryumi 2003

Thor kasian amat si senja.. ikut nangis nih..

2022-11-03

0

Runia Youzhi

Runia Youzhi

thor bab pertama bikin ak nangis..😭😭 betapa hancurnya hati senja.. ank seusia itu .. hrs merasakan penderitaan.. di siksa lahir dan batin.. 😭😭😭 oleh ibu kandung nya😭😭😭

2022-10-14

0

Rea Ana

Rea Ana

semangat...

2022-10-07

0

lihat semua
Episodes
1 1. Awal Kehancuran
2 2. Menginginkan Kematian
3 3. Peluk Sebentar Saja
4 4. Aku Lahir Untuk Siapa?
5 5. Buku
6 6. Dewasa Sebelum Waktunya
7 7. Mimpi Berulang Kali
8 8. Amarah Dalam Hati
9 9. Tertawa Bukan Berarti Bahagia
10 10. Aku Adalah Luka
11 11. Kekasih Senja
12 12. Melamar
13 13. Niat Buruk
14 14. Keputusan Besar
15 15. Bertemu
16 16. Bertemu 2
17 17. Berpisah Sementara
18 18. Rumah Baru
19 19. Marah
20 20. Suasana Baru
21 21. Renungan
22 22. Sisa Rasa
23 23. Tertangkap
24 24. Sisi Lain Senja
25 25. Titik Terang
26 26. Terungkapnya Masa Lalu
27 27. Sesal Yang Dalam
28 28. Akhirnya
29 29. Janji Akmal
30 30. Senja Yang Malang
31 31. Luka Karang Dan Senja
32 32. Pertolongan
33 33. Cantik
34 34. Pikiran Bercabang
35 35. Niat Senja
36 36. Semakin ruwet
37 37. Peringatan
38 38. Pengorbanan
39 39. Obrolan Karang
40 40. Berulah
41 41. Peluk Untuk Senja
42 42. Cemburu
43 43. Jahat
44 44. Peluk Ibu
45 45. Rencana
46 46. Menjalankan Rencana
47 47. Melahirkan
48 48. Tegang
49 49. Sentuhan Ibu
50 50. Sisi Lain Leo
51 51. Kenangan
52 52. Tangisan Manda
53 53. Bismillahirrahmanirrahim Bisa
54 54. Pelukan Ayah
55 55. Pulang
56 56. Alan Dan Alana
57 57. Bertemu Seseorang
58 58. Makna Cinta Bagi Karang
59 59. Cerita Karang
60 60. Ada Apa Dengan Leo?
61 61. Sepenggal Kisah Leo
62 62. Bertemu
63 63. Berbeda
64 64. Perubahan Leo
65 65. Keseharian Senja
66 66. Si Kembar Tiga
67 67. Salah Tingkah
68 68. Rayuan Di Kamar Mandi
69 69. Mabuk
70 70. Pertengkaran
71 71. Keputusan
72 72. Hari Baru
73 73. Kakak Adik
74 74. Pertemuan Tak Disengaja
75 75. Haruskah Kembali Ada Yang Terluka?
76 76. Senja Juga Manusia
77 77. Mengetahui Fakta Besar
78 78. Sial Yang Tak Terlalu Sial
79 79. Sweet
80 80. Kecewa
81 81. Bicara Dari Hati Ke Hati
82 82. Obrolan Hangat
83 83. Salah Terus
84 84. Pertemuan Membawa Perubahan
85 85. Alan Dan Alana Versi Dewasa
86 86. Kalian Siapa?
87 87. Sedikit Cair
88 88. Maling
89 89. Keluarga Yang Hangat
90 90. Obrolan Di Atas Pohon Mangga
91 91. Niat Berubah
92 92. Niat Yang Sedikit Kuat
93 93. Curhat
94 94. Tekad Karang
95 95. Papa
96 96. Obat Untuk Senja
97 97. Isi Hati Senja
98 98. Kumpulan Keluarga
99 99. Hari Bahagia
100 100. Ranjang Bergetar
101 101. Panjang Dan Sempit
102 102. Secuil Masa Lalu
103 103. Dia Lagi?
104 104. Garis Dua
105 105. Telat
106 106. End
Episodes

Updated 106 Episodes

1
1. Awal Kehancuran
2
2. Menginginkan Kematian
3
3. Peluk Sebentar Saja
4
4. Aku Lahir Untuk Siapa?
5
5. Buku
6
6. Dewasa Sebelum Waktunya
7
7. Mimpi Berulang Kali
8
8. Amarah Dalam Hati
9
9. Tertawa Bukan Berarti Bahagia
10
10. Aku Adalah Luka
11
11. Kekasih Senja
12
12. Melamar
13
13. Niat Buruk
14
14. Keputusan Besar
15
15. Bertemu
16
16. Bertemu 2
17
17. Berpisah Sementara
18
18. Rumah Baru
19
19. Marah
20
20. Suasana Baru
21
21. Renungan
22
22. Sisa Rasa
23
23. Tertangkap
24
24. Sisi Lain Senja
25
25. Titik Terang
26
26. Terungkapnya Masa Lalu
27
27. Sesal Yang Dalam
28
28. Akhirnya
29
29. Janji Akmal
30
30. Senja Yang Malang
31
31. Luka Karang Dan Senja
32
32. Pertolongan
33
33. Cantik
34
34. Pikiran Bercabang
35
35. Niat Senja
36
36. Semakin ruwet
37
37. Peringatan
38
38. Pengorbanan
39
39. Obrolan Karang
40
40. Berulah
41
41. Peluk Untuk Senja
42
42. Cemburu
43
43. Jahat
44
44. Peluk Ibu
45
45. Rencana
46
46. Menjalankan Rencana
47
47. Melahirkan
48
48. Tegang
49
49. Sentuhan Ibu
50
50. Sisi Lain Leo
51
51. Kenangan
52
52. Tangisan Manda
53
53. Bismillahirrahmanirrahim Bisa
54
54. Pelukan Ayah
55
55. Pulang
56
56. Alan Dan Alana
57
57. Bertemu Seseorang
58
58. Makna Cinta Bagi Karang
59
59. Cerita Karang
60
60. Ada Apa Dengan Leo?
61
61. Sepenggal Kisah Leo
62
62. Bertemu
63
63. Berbeda
64
64. Perubahan Leo
65
65. Keseharian Senja
66
66. Si Kembar Tiga
67
67. Salah Tingkah
68
68. Rayuan Di Kamar Mandi
69
69. Mabuk
70
70. Pertengkaran
71
71. Keputusan
72
72. Hari Baru
73
73. Kakak Adik
74
74. Pertemuan Tak Disengaja
75
75. Haruskah Kembali Ada Yang Terluka?
76
76. Senja Juga Manusia
77
77. Mengetahui Fakta Besar
78
78. Sial Yang Tak Terlalu Sial
79
79. Sweet
80
80. Kecewa
81
81. Bicara Dari Hati Ke Hati
82
82. Obrolan Hangat
83
83. Salah Terus
84
84. Pertemuan Membawa Perubahan
85
85. Alan Dan Alana Versi Dewasa
86
86. Kalian Siapa?
87
87. Sedikit Cair
88
88. Maling
89
89. Keluarga Yang Hangat
90
90. Obrolan Di Atas Pohon Mangga
91
91. Niat Berubah
92
92. Niat Yang Sedikit Kuat
93
93. Curhat
94
94. Tekad Karang
95
95. Papa
96
96. Obat Untuk Senja
97
97. Isi Hati Senja
98
98. Kumpulan Keluarga
99
99. Hari Bahagia
100
100. Ranjang Bergetar
101
101. Panjang Dan Sempit
102
102. Secuil Masa Lalu
103
103. Dia Lagi?
104
104. Garis Dua
105
105. Telat
106
106. End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!