4. Aku Lahir Untuk Siapa?

"Kamu yang harusnya berhenti bekerja! Apa kamu berpikir aku tidak sanggup menafkahi kamu, ha? Kamu tugasnya urus anak, didik dengan baik, duduk diam di rumah. Aku nggak mau tahu, kamu harus berhenti kerja, aku nggak mau kejadian ini terulang lagi. Jadi Ibu nggak becus, kamu itu!" sentak Akmal pada istrinya.

"Hey, urusan anak itu bukan hanya tanggung jawab aku sebagai seorang Ibu. Mengurus, mendidik, menjaga itu adalah tugas kita. Kamu nggak bisa nyalahin aku aja," balas Clara tak kalah emosi.

Akmal dan Clara, pasangan suami istri yang setiap harinya hanya meributkan sesuatu, baik hal yang kecil maupun besar. Tak pernah mereka akur barang seharipun. Keegoisan mereka yang selalu di puncak adalah pemicu mereka selalu bertengkar siang dan malam.

Seperti pagi ini, buah hati mereka satu-satunya sedang demam dan tak ingin di tinggal oleh Ibunya. Sejak tadi Karang meraung-raung meminta gendong Ibunya. Anak berusia tiga tahun itu menangis histeris melihat Ibunya yang bersiap akan pergi ke kantor.

"Mama, mama," rengek Karang di tengah-tengah menangisnya.

Balita yang sedang di gendong oleh baby sitternya itu berusaha untuk turun .

"Kamu lihat dia! Kasih sayang seorang Ibu sedang dia butuhkan! Kamu jangan kayak gembel yang menggebu dan maniak kerja. Aku masih sanggup jika harus memanjakanmu dengan harta!"

Dengan langkah kesal Clara kembali masuk ke dalam rumah. Ia mengambil Karang dari gendongan baby sitternya dan membawanya ke kamar. Dan yang benar saja, anak laki-laki tiga tahun itu seketika terdiam saat tangan lembut sang Ibu mendekapnya.

Akmal melanjutkan langkah ke halaman. Ia menutup pintu mobilnya dengan keras hingga menimbulkan suara yang keras pula. Ia lelah, ia sudah lelah dengan keadaan rumah tangganyan yang selalu dia warnai dengan keributan.

Sudah empat tahun ini ia menjalani kehidupan dengan Clara. Tapi rumah yang ia singgahi serasa membuatnya tak nyaman. Ia merasa tak bahagia dengan apa yang sudah ia jalani selama ini.

"Mutiaraku, sebenarnya di mana kamu? Apa yang terjadi setelah kejadian malam itu? Ini adalah tahun ke tujuh aku kehilangan jejakmu yang sulit aku temui. Aku masih berharap kamu baik-baik saja," ucap Akmal tertahan dengan suara bergetar.

***

Sudah tiga hari ini Senja di rawat di rumah sakit. Dan hari ini adalah hari ia terakhir ia di rawat. Anak kecil berparas cantik itu bahagia bukan kepalang. Sudah tiga hari ini, ia sangat bosan dengan hanya tiduran di ranjang sempit rumah sakit.

Tidak ada kebahagiaan di rumah, ia justru mendapat ketenangan di rumah sakit. Tidak dibentak, diamuk, dipukul dan tidak mendapat kekerasan lainnya. Namun, entah mengapa tiga hari tak bertemu dengan Ibunya membuat Senja merasakan rindu yang teramat dalam.

"Nek, apa Ibu ada di rumah?" tanyanya tiba-tiba.

Bu Patmi nampak berpikir sejenak, "Mungkin ada. Jam segini, kan Ibu belum berangkat bekerja. Memang kenapa?" Bu Patmi tak berhenti melakukan aktivitasnya mengemasi semua barang.

"Aku kangen sama Ibu. Saking kangennya aku sama Ibu, aku sampai mimpi di peluk, dan sekarang aku sembuh, deh. Aku seneng banget, Nek semalam mimpi begitu. Kalau aku bisa minta, aku akan minta sama Allah biar nggak usah bangun aja. Biar aku di peluk Ibu terus." Senja menceritakan mimpinya semalam dengan sangat antusias. Hal itu terlihat dari senyuman yang mengembang di mulutnya.

"Oh, kamu jadi nggak mau ketemu sama Nenek? Mau tidur aja biar di peluk Ibu? Nenek cemburu, Nenek tiap hari peluk kamu, tapi kamu nggak pernah sebahagia ini," protes Bu Patmi.

"Kalau sama Nenek aku bisa minta setiap hari, bahkan tanpa diminta pun, Nenek akan memelukku, kan? Tapi kalau sama Ibu." Senja merubah raut wajahnya. "Ibu pernah bilang kalau aku nggak akan pernah dapat pelukan darinya. Bahkan dalam mimpi sekalipun. Nek, aku mau tahu di mana Ayah aku. Kenapa Nenek nggak pernah cerita soal Ayah? Nenek bilang aku punya Ayah, nenek selalu marah saat ada yang mengataiku aku anak haram. Tapi aku nggak pernah tahu bagaimana Ayahku? Namanya siapa? Tinggal di mana? Apa Ayah juga tidak menginginkan lahirnya aku, Nek?" Senja mencerca bu Patmi dengan pertanyaan menyakitkan.

Bu Patmi yang mendapat pertanyaan seperti itu seketika menghentikan aktivitasnya. Menatap Senja dengan iba, terdapat raut wajah yang penuh pengharapan di sana.

"Kita pulang, yuk!" Bu Patmi lebih memilih bungkam dan mengalihkan pembicaraan. Sungguh beliau tak mau membuat Senja semakin terluka dengan asal usul kelahirannya.

"Kalau Nenek nggak jawab berarti, iya. Ayah juga tidak menginginkan aku lahir ke dunia. Lalu kenapa aku dilahirkan? Aku lahir untuk siapa?"

"Bukan seperti itu, Nak. Nenek akan cerita semuanya ketika kamu sudah dewasa. Nenek akan cerita bagaimana kamu bisa lahir dan terpisah dengan Ayah. Tapi tidak sekarang, Senja harus sabar, ya." Bu Patmi membujuk cucunya agar tak bertanya lagi.

"Sabar? Aku kurang sabar, kah Nek? Bukannya sekarang atau nanti akan sama saja? Apa jika Nenek cerita ketika aku dewasa semua akan berubah? Jika, iya. Aku mau nunggu dewasa untuk mendengar cerita Ayah."

Bu Patmi tak kuasa menahan tangis. Air mata yang sudah sejak tadi susah payah beliau tahan lolos sudah membasahi pipi. Kenapa begitu sulit untuk membuat Senja tak menanyakan ayahnya? Kenapa begitu sulit mulut Bu Patmi menceritakan Ayah cucunya yang hingga kini ia tak tahu bagaimana bentuk dan rupanya? Di mana ia? Apakah masih hidup atau sudah mati? Apakah sudah berkeluarga atau belum? Sungguh bu Patmi tak tahu bagaimana cara menjelaskan sosok Ayah pada Caca.

Hening. Hanya dentingan jam yang terus berjalan yang mendominasi di ruangan serba putih itu. Dua manusia berbeda generasi itu tampak hanyut dalam pikiran masing-masing. Hingga akhirnya pintu terbuka dan menampilkan sosok Aldi di belakangnya.

"Sudah siap pulang?" tanyanya dengan semangat.

"Pakde, aku udah nunggu dari tadi. Pakde, Ibu belum berangkat kerja, kan? Ayo kita pulang sekarang, nanti Ibu keburu berangkat kerja. Aku mau cerita ke Ibu kalau aku semalam mimpi di peluk sama Ibu." Senja berlari ke arah Aldi dan menarik-narik baju pria yang sedang menatapnya iba.

"Suah cukup, Senja! Sejak tadi kamu cerita itu, bertanya soal Ayahmu tiada henti. Kamu tahu tidak pertanyaan itu membuat Nenek terluka. Apa kasih sayang Nenek kurang buat kamu? Nenek sedih melihat kamu yang seperti ini." Bu Patmi terisak pelan. Sungguh sakit hatinya melihat Senja yang menggebu ingin bertemu Ibunya. Karena beliau tahu, Senja akan tetap disakiti oleh anaknya meskipun ia harus mengorbankan nyawa untuk Manda.

"Aku juga terluka mendengar jawaban Nenek yang tak pernah jujur sama aku. Aku adalah satu-satunya anak yang tidak tahu Ayahnya. Bahkan hanya namanya saja aku tidak tahu. Apa aku salah kalau bertanya tentang orang tua aku? Nenek udah nggak sayang aku." Senja berlari keluar ruangan dengan menangis.

"Senja tunggu, Sayang!" Aldi berlari menyusul Senja dengan berteriak. Bu Patmi pun ikut berlari dengan kencang.

Bruk!

Bu Patmi terjatuh karena berlari terlalu kencang di usia yang tak lagi muda.

"Astaghfirullah, Ibu." Aldi kembali ke belakang dan menolong ibunya, membantunya berdiri dan ia kehilangan jejak Senja.

Terpopuler

Comments

elvie

elvie

Senja yang sabar y, yang kuatbiar nanti di masa depan bahagia bisa di raih sama Senja.
Ga peduli kamu tau dan kenal Ayahmu yang pasti klo sudah suratan takdir pasti akan bertemu juga sama ayah Senja, dan senja juga bisa tnya ke mna j Ayah selama ini?
Bersyukur selama ini Senja punya Nene dan paman yang selalu ada buat Senja.
🤗🤗🤗

2022-10-03

0

lihat semua
Episodes
1 1. Awal Kehancuran
2 2. Menginginkan Kematian
3 3. Peluk Sebentar Saja
4 4. Aku Lahir Untuk Siapa?
5 5. Buku
6 6. Dewasa Sebelum Waktunya
7 7. Mimpi Berulang Kali
8 8. Amarah Dalam Hati
9 9. Tertawa Bukan Berarti Bahagia
10 10. Aku Adalah Luka
11 11. Kekasih Senja
12 12. Melamar
13 13. Niat Buruk
14 14. Keputusan Besar
15 15. Bertemu
16 16. Bertemu 2
17 17. Berpisah Sementara
18 18. Rumah Baru
19 19. Marah
20 20. Suasana Baru
21 21. Renungan
22 22. Sisa Rasa
23 23. Tertangkap
24 24. Sisi Lain Senja
25 25. Titik Terang
26 26. Terungkapnya Masa Lalu
27 27. Sesal Yang Dalam
28 28. Akhirnya
29 29. Janji Akmal
30 30. Senja Yang Malang
31 31. Luka Karang Dan Senja
32 32. Pertolongan
33 33. Cantik
34 34. Pikiran Bercabang
35 35. Niat Senja
36 36. Semakin ruwet
37 37. Peringatan
38 38. Pengorbanan
39 39. Obrolan Karang
40 40. Berulah
41 41. Peluk Untuk Senja
42 42. Cemburu
43 43. Jahat
44 44. Peluk Ibu
45 45. Rencana
46 46. Menjalankan Rencana
47 47. Melahirkan
48 48. Tegang
49 49. Sentuhan Ibu
50 50. Sisi Lain Leo
51 51. Kenangan
52 52. Tangisan Manda
53 53. Bismillahirrahmanirrahim Bisa
54 54. Pelukan Ayah
55 55. Pulang
56 56. Alan Dan Alana
57 57. Bertemu Seseorang
58 58. Makna Cinta Bagi Karang
59 59. Cerita Karang
60 60. Ada Apa Dengan Leo?
61 61. Sepenggal Kisah Leo
62 62. Bertemu
63 63. Berbeda
64 64. Perubahan Leo
65 65. Keseharian Senja
66 66. Si Kembar Tiga
67 67. Salah Tingkah
68 68. Rayuan Di Kamar Mandi
69 69. Mabuk
70 70. Pertengkaran
71 71. Keputusan
72 72. Hari Baru
73 73. Kakak Adik
74 74. Pertemuan Tak Disengaja
75 75. Haruskah Kembali Ada Yang Terluka?
76 76. Senja Juga Manusia
77 77. Mengetahui Fakta Besar
78 78. Sial Yang Tak Terlalu Sial
79 79. Sweet
80 80. Kecewa
81 81. Bicara Dari Hati Ke Hati
82 82. Obrolan Hangat
83 83. Salah Terus
84 84. Pertemuan Membawa Perubahan
85 85. Alan Dan Alana Versi Dewasa
86 86. Kalian Siapa?
87 87. Sedikit Cair
88 88. Maling
89 89. Keluarga Yang Hangat
90 90. Obrolan Di Atas Pohon Mangga
91 91. Niat Berubah
92 92. Niat Yang Sedikit Kuat
93 93. Curhat
94 94. Tekad Karang
95 95. Papa
96 96. Obat Untuk Senja
97 97. Isi Hati Senja
98 98. Kumpulan Keluarga
99 99. Hari Bahagia
100 100. Ranjang Bergetar
101 101. Panjang Dan Sempit
102 102. Secuil Masa Lalu
103 103. Dia Lagi?
104 104. Garis Dua
105 105. Telat
106 106. End
Episodes

Updated 106 Episodes

1
1. Awal Kehancuran
2
2. Menginginkan Kematian
3
3. Peluk Sebentar Saja
4
4. Aku Lahir Untuk Siapa?
5
5. Buku
6
6. Dewasa Sebelum Waktunya
7
7. Mimpi Berulang Kali
8
8. Amarah Dalam Hati
9
9. Tertawa Bukan Berarti Bahagia
10
10. Aku Adalah Luka
11
11. Kekasih Senja
12
12. Melamar
13
13. Niat Buruk
14
14. Keputusan Besar
15
15. Bertemu
16
16. Bertemu 2
17
17. Berpisah Sementara
18
18. Rumah Baru
19
19. Marah
20
20. Suasana Baru
21
21. Renungan
22
22. Sisa Rasa
23
23. Tertangkap
24
24. Sisi Lain Senja
25
25. Titik Terang
26
26. Terungkapnya Masa Lalu
27
27. Sesal Yang Dalam
28
28. Akhirnya
29
29. Janji Akmal
30
30. Senja Yang Malang
31
31. Luka Karang Dan Senja
32
32. Pertolongan
33
33. Cantik
34
34. Pikiran Bercabang
35
35. Niat Senja
36
36. Semakin ruwet
37
37. Peringatan
38
38. Pengorbanan
39
39. Obrolan Karang
40
40. Berulah
41
41. Peluk Untuk Senja
42
42. Cemburu
43
43. Jahat
44
44. Peluk Ibu
45
45. Rencana
46
46. Menjalankan Rencana
47
47. Melahirkan
48
48. Tegang
49
49. Sentuhan Ibu
50
50. Sisi Lain Leo
51
51. Kenangan
52
52. Tangisan Manda
53
53. Bismillahirrahmanirrahim Bisa
54
54. Pelukan Ayah
55
55. Pulang
56
56. Alan Dan Alana
57
57. Bertemu Seseorang
58
58. Makna Cinta Bagi Karang
59
59. Cerita Karang
60
60. Ada Apa Dengan Leo?
61
61. Sepenggal Kisah Leo
62
62. Bertemu
63
63. Berbeda
64
64. Perubahan Leo
65
65. Keseharian Senja
66
66. Si Kembar Tiga
67
67. Salah Tingkah
68
68. Rayuan Di Kamar Mandi
69
69. Mabuk
70
70. Pertengkaran
71
71. Keputusan
72
72. Hari Baru
73
73. Kakak Adik
74
74. Pertemuan Tak Disengaja
75
75. Haruskah Kembali Ada Yang Terluka?
76
76. Senja Juga Manusia
77
77. Mengetahui Fakta Besar
78
78. Sial Yang Tak Terlalu Sial
79
79. Sweet
80
80. Kecewa
81
81. Bicara Dari Hati Ke Hati
82
82. Obrolan Hangat
83
83. Salah Terus
84
84. Pertemuan Membawa Perubahan
85
85. Alan Dan Alana Versi Dewasa
86
86. Kalian Siapa?
87
87. Sedikit Cair
88
88. Maling
89
89. Keluarga Yang Hangat
90
90. Obrolan Di Atas Pohon Mangga
91
91. Niat Berubah
92
92. Niat Yang Sedikit Kuat
93
93. Curhat
94
94. Tekad Karang
95
95. Papa
96
96. Obat Untuk Senja
97
97. Isi Hati Senja
98
98. Kumpulan Keluarga
99
99. Hari Bahagia
100
100. Ranjang Bergetar
101
101. Panjang Dan Sempit
102
102. Secuil Masa Lalu
103
103. Dia Lagi?
104
104. Garis Dua
105
105. Telat
106
106. End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!