Kepergok

“Untuk mu saja Jes, lagi pula dia memberikannya pada mu.” Chana yang tak kuat membendung air matanya bangkit dari duduknya.

“Mau kemana?” tanya Jesika.

“Ke toilet, kalian lanjutkan saja ngobrolnya.” Chana memilih meninggalkan kekasihnya bersama sahabatnya.

Ia pun beranjak ke toilet dengan langkah tergesah-gesah, karena ia takut jika air matanya di lihat orang lain.

“Dasar perempuan bodoh!” pekik Aril pada Jesika.

“Apa?” Jesika bingung dengan maksud perkataan kasar Aril.

“Makan saja bakso mu biar cepat pintar!” Aril yang emosi ingin melempar Jesika ke laut.

“Sudahlah, kenapa kau yang jadi marah?” Leon merangkul Aril seraya berjalan bangku mereka.

Jesika yang di tinggal pun menatap bakso pemberian Leon.

“Memangnya bakso ini salah apa?” Jesika yang tergiur dengan bakso itu dengan cepat membuka bungkusnya.

Ia pun menyantap bakso pemberian tanpa menunggu Chana datang.

Maaf ya Chana, aku lapar banget, batin Jesika.

🏵️

Chana yang ada dalam bilik toilet menitikkan air matanya.

“Leon, aku tahu kau banyak berjasa pada ku, tapi apa kau harus menyiksa batin ku sesuka hati mu? Hiks...” Chana menyeka buliran air mata yang membasahi pipinya.

“Apa aku harus katakan kalau aku tak suka sikapnya yang sekarang?” Chana ingin sekali mengungkapkan isi hatinya pada Leon namun ia takut jika kekasih dinginnya memarahinya.

Tet... tet... tet...

Suara bel sekolah menghentikan isak tangis Chana, ia pun mengeringkan air mata yang masih menempel di kelopak matanya.

Setelah itu Chana keluar dari bilik toilet, kemudian ia bercermin di kaca yang tertempel di dinding untuk merapikan penampilannya.

Selanjutnya Chana kembali ke kelasnya. Ia yang baru masuk ke ruangan melihat Jesika baru selesai makan bakso yang Leon berikan.

“Huffft!!” Chana menghela napas panjang, setelah itu ia menuju bangkunya.

“Eh, kau sudah datang?” Jesika tersenyum seolah tak ada beban bersalah.

“Iya.” sahut Chana lalu membuka pelajaran farmasinya.

Chana menyibukkan diri agar tak di ajak bicara oleh Jesika yang berhasil membuatnya sakit hati.

Jesika pun merapikan duduknya, ia sama sekali tak tahu jika Chana sakit hati atas perbuatannya.

Sedang Leon yang ada di bangkunya menatap lekat wajah Chana yang baru saja menangis.

🏵️

Setelah semua orang telah ada dalam kelas, Lisa sang guru Farmasi masuk ke dalam ruangan.

“Assalamu'alaikum,” ucap Lisa.

“Walaikumsalam warahmatullaahi wabarokaatuh.” jawab semua anggota kelas.

“Selamat pagi anak-anak, maaf kalau ibu agak sedikit terlambat.” Lisa pun duduk di atas kursinya.

“Oh ya, buka buku farmasi kalian, sekarang pembelajaran kita mengenai Farmasi Fisika, Chana! Coba baca bagian awal,” titah Lisa.

“Baik bu, Farmasi merupakan salah satu bidang ilmu yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pengobatan karena Farmasi adalah inti dari pengobatan itu sendiri. Farmasi menyediakan zat aktif yang berefek pengobatan pada suatu penyakit yang dikenal sebagai obat. Di sinilah Farmasi menghasilkan obat yang disesuaikan dengan jenis penyakit, kebutuhan, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Farmasi bukan merupakan ilmu pasti, akan tetapi berupa ilmu terapan ketika ilmu ini adalah gabungan antara ilmu pasti dan seni. Farmasi membutuhkan ilmu lain seperti ilmu fisika, ilmu biologi, ilmu kedokteran, ilmu manajemen, ilmu kimia, ilmu teknologi, ilmu seni, dan lain-lain. Salah satu ilmu di atas yaitu ilmu fisika, dapat digabungkan menjadi suatu ilmu yang disebut Farmasi Fisika.” Chana membaca bagian pembelajaran mereka dengan sangat tangkas.

“Nah! Seperti yang kalian dengar sendiri, bahwa fisika dan farmasi memiliki hubungan yang sangat erat.” Lisa pun menjelaskan lebih terperinci mengenai pelajaran yang mereka bahas saat itu.

“Oke, apa masih ada yang tidak di mengerti?” tanya Lisa yang telah selesai menerangkan.

Semua siswa siswi yang ada dalam kelas itu pun diam, seolah mereka telah faham dengan semua yang di jelaskan guru mereka.

“Oke, karena tidak ada pertanyaan, maka pelajaran hari ini kita tutup!” ucap Lisa.

Tet.. tet... tet...

Seiring dengan itu bel tanda pulang berbunyi, semua siswa dan siswi keluar dari dalam kelas.

Chana yang ingin bekerja menyusun perlengkapan belajarnya ke dalam tasnya.

“Hei, kita karaokean yuk! Aku ada voucher gratis untuk dua orang nih!” Jesika mengajak Chana bersenang-senang siang itu.

“Aku sih mau, tapi ibu pemilik warung lagi sakit, karena itu aku harus cepat pulang,” ujar Chana.

“Ya ampun kau selalu begitu, pada hal ini cuma sesekali loh!” Jesika kesal dengan Chana yang selalu sibuk kerja.

“Maaf ya Jes, kau juga tahu sendirikan, aku harus menghidupi diriku sendiri, disana juga aku hanya gaji harian, kalau absen berarti enggak dapat uang.” Chana menceritakan kembali betapa sulitnya kehidupan yang ia jalani.

“Ya sudahlah, aku akan pergi dengan yang lain.” Jesika yang mengerti keadaan Chana tak memaksa sahabatnya untuk ikut.

“Kalau begitu aku pergi ya.” Chana bangkit dari duduknya seraya menyandang tasnya. Lalu ia pun pulang terlebih dahulu.

“Dada!” Chana melambaikan tangannya pada Jesika

Stelah berpamitan Chana meninggalkan pun kelas.

Chana yang berjalan di koridor sekolah tiba-tiba ingin buang air kecil, ia pun buru-buru menuju toilet yang tak jauh dari tempat ia berdiri.

Untuk mencapai toilet Chana harus melewati jurusan keperawatan.

Ia yang teringat akan Cleo selingkuhan baru kekasihnya menoleh ke arah kelas saingannya.

Deg!

Jantungnya berdetak dengan sangat kencang, sebab ketidak beruntungan menghampiri dirinya di sore itu.

“Le-Leon.” bibir indahnya bergetar saat mengucapkan nama orang yang ia cintai.

Sang kekasih Adipati Leon ia dapati sedang asyik bercumbu mesra dengan wanita cantik bernama Cleo.

Chana yang tak sanggup menyaksikan penghianat kekasihnya memilih pergi.

Karena ingin menangkap basah dan mengeluarkan makian pun ia yang akan rugi.

“Hiks... apa yang harus ku lakukan?” Chana yang miskin terisak.

“Andaikan aku tidak sekolah disini, pasti kehidupan ku akan lebih ringan, dan Leon juga tidak akan semena-mena pada ku.” Chana yang tak sanggup berjalan pun berjongkok di tempat.

Kemudian ia membenamkan wajahnya ke kedua lututnya.

Suasana sekolah yang sepi membuatnya leluasa untuk bertingkah kanak-kanak.

“Ayah... ibu... andaikan kalian masih hidup, pasti aku enggak akan jadi pengemis cinta.” Chana yang ingat kalau ia harus bekerja menguatkan hatinya

Ia pun bangkit dari jongkoknya, lalu memutuskan pulang tanpa ke toilet terlebih dahulu.

Ia yang kembali melintas dari kelas keperawatan tanpa sengaja berpapasan dengan Leon dan Cleo.

Astaga, kok bisa bertemu sih?! batin Chana.

Ia yang belum menghapus air matanya menjadi salah tingkah.

Leon yang melihat wajah kacau kekasihnya malah berkata yang semakin membuat hati Chana tersayat.

“Kau memata-matai kami ya? Apa kau kurang kerjaan?” ucap Leon.

Mata Chana membulat sempurna karena Leon salah sangka padanya.

“Aku hanya kebetulan lewat dan melihat kalian, maaf kalau kalian merasa terganggu.” Chana yang malu setengah mati memilih pergi, meninggalakan kekasihnya tanpa meminta penjelasan.

“Jadi kau belum putus dengannya?” Cleo merasa kesal karena Leon tidak tepat janji padanya.

“Apa itu penting?” Leon tak suka jika Cleo mendesaknya.

...Bersambung......

Terpopuler

Comments

❤️⃟Wᵃf🍁Ꮮιͣҽᷠαͥnᷝαͣ❣️🌻͜͡ᴀs

❤️⃟Wᵃf🍁Ꮮιͣҽᷠαͥnᷝαͣ❣️🌻͜͡ᴀs

kak knp bkn chana lemah bgt dah

2022-10-21

0

🍭ͪ ͩSUHU🐝₆₉🔵

🍭ͪ ͩSUHU🐝₆₉🔵

suka sedih kalo lihat karakter cewek lemah kayak chana gini.. terus disakiti tanpa berani membalas dan tdk berani membela diri 😞

2022-10-21

1

💋ShasaVinta💋

💋ShasaVinta💋

Menurutku tanpa sadar Leon juga gak mau pisah sm Chana. Lain di mulut lain di hati

2022-10-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!