Target Baru

Setelah terisi penuh Chana membawanya ke dalam kelas.

“Ini bu.” Chana meletakkan ember berisi air di atas lantai, ia juga menyerahkan sendok makan pesanan gurunya yang tak jelas untuk apa.

“Terimakasih, kau bisa duduk kembali, Chana,” titah Ariana.

“Baik bu.” Chana pun bergegas ke bangkunya dengan tersenyum tipis menatap Jesika yang akan kena hukum.

Leon yang ada di bangkunya pun memperhatikan wajah kekasihnya yang nampak biasa saja setelah mendengar kabar perselingkuhannya.

Dasar, perempuan mata duitan, batin Leon.

“Ayo Jesika, maju ke depan,” ujar Ariana.

Jesika yang malu menggaruk kepalanya yang terasa gatal akibat grogi.

“Cepat Jesika!” pekik Ariana.

Kemudian Jesika bangkit dari bangkunya, ia pun maju ke depan dengan langkah yang ragu.

“Astaga! Lamban sekali!’ Ariana yang marah-marah membuat anggota kelas tertawa cekikikan.

“Hahahaha...” tingkah Jesika pagi itu membuat anggota terhibur.

“Diam kalian!” Jesika memelototi teman-temanya yang membuat dirinya jadi bahan lelucon.

“Kau yang diam Jesika!” Ariana mengomeli siswanya kembali.

“Maaf bu.” Jesika pun berdiri di samping meja kerja gurunya.

“Tugas mu sangat mudah Jes, silahkan kau pindahkan air yang ada dalam ember ini ke wastafel dengan menggunakan sendok!” Ariana menyerahkan sendok yang ada di tangannya pada Jesika.

“Apa?” Jesika melihat ukuran sendok makan yang akan membuat dirinya repot.

“Kalau pakai ini kapan selesainya bu?” Jesika menunjuk ke arah sendok yang ada di tangan gurunya.

“Kalau tidak sanggup kau boleh menolak, tapi kau harus ikhlas kalau ibu memberi mu nilai mu D!” Ariana yang sensitif malah mengundang gelak tawa di kalangan siswanya.

Jesika yang tak ingin gagal di mata pelajaran Arina terpaksa menjalankan hukuman yang di berikan padanya.

Jesika mengelus dadanya saat melihat ember berisi 20 liter air itu.

Menyebalkan! batin Jesika.

Raut wajah sedih Jesika membuat teman-temannya makin cekikikan.

Sialan! Mereka pikir aku badut? batin Jesika.

“Ayo anak-anak, buka buku halaman 102!” titah Ariana.

Leon yang sedang membuka buku paket matematikanya melirik Jesika yang ingin menangis.

Ternyata hal itu di lihat langsung oleh Chana, hatinya menjadi tak tenang, saat tatapan mempesona kekasihnya menyorot gadis lain.

Tolong, jangan Jesika, batin Chana.

Chana tak dapat membayangkan jika sahabatnya di dekati kekasihnya juga.

Chana yang gelisah tanpa sadar menatap wajah Leon tanpa henti, hingga Arian melempar Chana dengan spidol.

Puk!

“Aduh!” Chana memegang wajahnya yang terasa sakit.

“Hahaha...” tawa semua siswa siswi kembali memenuhi kelas.

“Lebih baik cari yang baru Chana, untuk apa mempertahankan Leon yang tidak suka pada mu.” Ariana melirik sinis ke arah Leon yang pernah merayunya dengan menawarkan uang bulanan yang cukup fantastis.

Sontak Leon menoleh ke Chana yang bangkunya berbeda satu baris dengannya.

Chana yang menundukkan kepalanya, karena ia tak percaya diri mendapat tatapan dingin dari Leon.

“Sudah-sudah! Kita lanjutkan belajarnya!” Ariana pun kembali menjelaskan materi pelajaran mereka.

Sedang Jesika masih saja memindahkan air dari ember ke wastafel dengan sendok di tangannya, ia yang kelelahan berniat untuk taubat karena hukuman yang di beri Ariana semakin hari kian tak masuk akan di kepalanya.

2 jam kemudian pelajaran matematika pun selesai.

Tet... tet... tet...

“Oke anak-anak, kalian kerjakan 10 pertanyaan yang ada di halaman 104, ingat jangan ada lagi yang tidak mengerjakan!” ucap Ariana dengan tegas.

Kemudian Ariana menoleh ke arah Jesika yang masih sibuk memindahkan air ke wastafel.

“Lanjutkan! Karena ada cctv yang akan memantau mu!” ucap Ariana.

“Baik bu.” sahut Jesika dengan tangan yang sudah kelelahan.

“Baguslah kalau kau sudah mengerti.” usai memberi peringatan pada Jesika, Ariana pun meninggalkan kelas kelas XII Farmasi A.

Semua siswa yang ada ruangan tak ada yang berani mendekat apa lagi membatu Jesika yang malang karena setiap sudut kelas di pantau oleh cctv.

“Jes, aku ke kantin dulu ya, nanti aku bawa roti dan minuman dingin untuk mu.” Chana tak mengajak Jesika, karena ia melihat air dalam ember sahabatnya masih penuh.

“Iya Chan, enggak apa-apa kok.” Jesika tak marah pada Chana yang tak menemaninya menjali hukuman yang sedang ia kerjakan.

“Tunggu sebentar ya.” Chana pun keluar dari kelas menuju kantin.

Leon yang merasa lapar pun bangkit dari kursinya bersama Aril.

“Katanya ada bakso pedas level 12, kau mau coba tidak?” ujar Aril.

“Boleh.” Leon yang suka makanan pedas penasaran untuk mencoba makanan tersebut.

Saat mereka lewat dari hadapan Jesika, Leon yang nakal mulai melancarkan gombalan mautnya pada Sahabat kekasihnya itu.

“Jes, jangan cemberut, nanti cantik mu berkurang loh,” ucap Leon.

Aril menatap aneh pada Leon yang memberi candaan pada Jesika secara tiba-tiba.

“Coba kau yang di hukum, pasti ekspresi wajah mu akan sama!” pekik Jesika.

“Kalau aku jadi kau akan beda cerita, karena bu Ariana tidak akan berani menghukum ku.” Leon yang kaya raya dapat mengendalikan guru di SMK Kesehatan Bumi Agung itu dengan mudah.

“Jangan banyak bicara, kalau tidak bisa membereskan masalah ku!”Jesika yang lelah melampiaskan amarahnya pada Leon.

“Baiklah, aku akan membantu mu.” Leon yang mempunyai niat bulus bersedia melakukan negoisasi pada Ariana.

Ku kirim 10 juta, tapi hentikan hukuman gila yang ibu berikan pada Jesika. ✉️ Leon.

Ariana yang membaca pesan itu pun tersenyum, ia yang butuh uang tentu tak menolaknya.

Baiklah, suruh dia ke kantin. ✉️ Ariana.

Mendapat respon seperti biasa Leon tersenyum getir.

Asal ada uang, semua urusan jadi lebih mudah, batin Leon.

“Semua sudah beres, sekarang kau bisa istirahat,” ujar Leon.

“Kau serius?” mata Jesika membelalak tak percaya.

“Iya, semua sudah ku urus.” Leon merasa bangga dengan dirinya yang selalu bisa menyelesaikan masalah setiap orang yang ingin ia bantu.

“Terimakasih banyak, Leon.” pandangan Jesika berubah 100% setelah Leon membantunya bebas dari hukuman yang membuatnya prustasi.

“Sama-sama, apa kau mau ke kantin dengan kami makan bakso pedas?” Leon mengajak Jesika karena ia ingin mendekati gadis cantik itu.

“Terimakasih, tapi aku mau istirahat disini saja,” ujar Jesika.

“Ya sudah kalau begitu, ayo Ril! Nanti bakso pedasnya habis lagi.” Leon berjalan terlebih dahulu, kemudian di susuk oleh Ariel.

Jesika yang di tinggal di kelas tersenyum malu.

“Pantas Chana tidak mau berpisah dengan Leon, ternyata Leon orangnya baik.” Jesika yang lelah pun duduk di kursinya.

Beberapa orang yang melihat perhatian khusus yang Leon berikan dapat menebak, jika Jesika akan di jadikan koleksi baru dalam perjalan cinta lelaki buaya darat itu.

“Kalau Jesika mau jadi pacarnya Leon parah banget sih,” ucap Ida.

“Aku setuju, enggak punya otak kalau Jesika menikung Chana.” Ani yakin jika Jesika pasti jatuh hati pada Leon.

...Bersambung......

Terpopuler

Comments

TadashiI Ryuji

TadashiI Ryuji

najiss

2023-04-04

0

TadashiI Ryuji

TadashiI Ryuji

anyingg guru juga di embatt

2023-04-04

0

TadashiI Ryuji

TadashiI Ryuji

fakk

2023-04-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!