Bakso Pedas

“Hei! Kau enggak berniat untuk memacari Jesika jugakan?” Aril tak dapat membayangkan jika Leon berbuat hal jahat itu.

“Masih ku pikirkan.” ucap Leon dengan tenang.

“Leon, apa kau gila? Jesika itu sahabatnya Chana, terlalu kejam kalau kau merusak persahabatan mereka.” Aril yang selalu menyaksikan perselingkuhan Leon tak tega bila Chana yang baik hati di sakiti lagi.

“Tenang saja, mereka akan tetap akur.” Leon percaya jika ia masih bisa membeli harga diri Chana dengan uangnya yang banyak.

“Leon... Leon... kau tidak akan dapat gadis sebaik Chana untuk kedua kalinya jika kau kehilangan dia.” Aril dapat menebak kalau Chana tidak akan memaafkan Leon apabila menjalin hubungan dengan Jesika.

“Aku enggak perduli kalau dia mau pergi.” Leon yang memiliki banyak kekasih tak merasa rugi jika Chana meninggalkannya.

Kau tak tidak tahu Ril, Chana itu sama saja seperti wanita lain, yang mereka sukai hanyalah uang ku, bukan aku, batin Leon.

Sesampainya di kantin Leon dan Aril menuju ke etalase tempat menu makanan di taruh berjejer.

“Bakso pedas 2, jus semangka dingin 2,” ucap Leon.

“Bu, saya mau permen 4, roti sisir 1, Aqua gelas satu.” ucap Chana yang berdiri di sebelah Leon.

Dia cuma pesan itu? batin Leon.

Chana yang telah memegang pesanannya langsung membayar pada ibu kasir dengan mengeluarkan uang senilai 10.000 dari dalam sakunya.

Setidaknya dia makan roti, batin Leon.

Meski ia berkata tak perduli, namun hati kecilnya tak bisa membiarkan gadis cantik itu kelaparan.

“Oh ya bu, bakso pedasnya di bungkus satu,” ucap Leon.

Chana yang mendengar kekasihnya memesan seporsi lagi berpikir jika itu untuknya.

Ia pun menoleh ke arah Leon yang ada di sebelahnya dengan penuh senyuman.

“Dasar gila!” kata-kata menyakitkan Leon membuat Chana menelan salivanya.

Ia pun langsung meninggalkan kantin, sebab banyak pasang telinga dan mata yang mendengar dan menyaksikan Leon berkata demikian padanya.

🏵️

Ariel sangat iba pada Chana yang di perlukan kasar oleh Leon.

“Leon, jangan lakukan di depan orang juga dong, apa kau enggak kasihan padanya? Pasti dia malu banget tadi,” ucap Leon.

“Memangnya aku melakukan apa?” Leon sama sekali tak merasa bersalah pada Chana.

“Sudahlah, enggak usah di bahas lagi.” Aril yang takut hilang kontrol memilih diam.

Sejurus dengan itu ibu penjaga kantin pun memberikan pesanan mereka.

“Ini nak.” ucap si ibu kantin.

Lalu Leon membayar makanan mereka berdua.

Kemudian Aril yang di traktir pun membawa bakso pedas dan jus semangka mereka yang ada di atas nampan ke meja kosong yang ada dalam kantin.

“Jangan bahas apapun lagi, karena sekarang waktunya kita mengisi perut.” ucap Leon seraya duduk di atas kursi.

“Iya, kalau itu aku setuju.” Aril yang lapar meletakkan makanan mereka di atas meja, lali ia pun duduk dan melahap bakso pedasnya.

“Wah!! Gila, bisa-bisa kita mencret seminggu nih!” Aril merasa pening walau baru menyeruput kuah baksonya yang merah pekat.

“Untuk itu rumah sakit di bangun,” ujar Leon.

🏵️

Chana yang baru masuk ke dalam kelas melihat Jesika yang duduk di kursi seraya bermain handphone.

“Hei, kau sedang apa?” tanya Chana seraya berjalan menuju Jesika.

“Cuma update status di Instagram,” sahut Jesika.

“Oh, ini untuk mu.” Chana memberi roti sisir dan Aqua yang ia beli untuk sahabatnya.

“Buat mu saja, aku lagi diet.” Jesika menolak karena merasa masih kenyang.

“Makanlah, nanti perut mu sakit lagi.” Chana yang banyak hutang budi pada Jesika selalu memberi sesuatu yang ia mampu untuk mengurangi beban terimakasih untuk sahabatnya itu.

“Ya sudah, nanti ku makan.” karena di paksa perut Jesika malah menjadi lapar.

“Oke.” Lalu Chana duduk di bangkunya yang ada di belakang Jesika.

Ia yang tak makan apapun dari pagi mengambil permen cium yang ada di sakunya.

Chana yang ingin melahapnya memilih menunda untuk istirahat kedua, sebab ia ingin menyembunyikan bau mulutnya yang naik karena asam lambung.

“Chan,” ucap Jesika.

“Ya?” sahut Chana.

“Apa menurut mu Leon mencintai mu?” sapa Jesika dengan penasaran penuh.

“Tentu saja, walau pun enggak banyak.” jawab Chana dengan penuh ragu di hatinya.

“Oh, Saran ku sih, kalau ada yang lain lebih baik kau ganti saja,” ujar Jesika.

“Iya, kalau ada yang lebih baik pastinya aku akan berpindah hati.” Chana mengatakan isi hatinya yang sebenarnya.

“Baguslah, ternyata otak mu kau masih beres.” ujar Jesika yang tak suka hubungan Chana dan Leon sedari awal.

Saat keduanya masih berbincang Leon dan Aril masuk ke dalam kelas.

Leon yang membawa bakso pedas pun menuju barisan Chana.

Ternyata memang untuk ku, batin Chana.

Chana yang lapar berpikir perutnya akan terobati.

“Ini untuk mu.” Leon meletakkan makanan yang ia bawa di meja Jesika.

Deg!

Jantung Chana seketika berdetak dengan kencang, matanya pun langsung berkaca-kaca saat menyaksikan kekasihnya memberi perhatian pada sahabatnya.

“Apa ini?” tanya Jesika dengan tertawa canggung, sebab ia tak enak pada Chana.

“Makanan untuk mu, aku lihat kau tak pergi ke kantin karena lelah, makanya aku membelinya untuk mu, Jesika.” Leon yang tampan tersenyum pada Jesika di hadapan kekasihnya.

Glek!

Chana menelan salivanya dengan bersusah payah.

Andai Chana bisa, ia ingin sekali membentak Leon.

“Apa ini? Aku enggak suka bakso darimu, lagi pula aku punya roti sisir.” Jesika menunjukkan roti pemberian Chana.

Leon menatap roti itu dengan seksama karena ia ingat yang membeli roti itu adalah Chana.

Ia pun melirik ke arah kekasihnya yang terlihat menahan tangis namun bersikap tak perduli dengan yang ia lalukan.

”Jadi kau enggak mau?” tanya Leon memperjelas ucapan Jesika.

“Tentu saja, harusnya kau memberikan itu pada Chana, bukan aku,” ujar Jesika.

“Enggak Jes, tadi aku sudah makan di kantin, lagi pula Leon memberikannya untuk mu, hehehe...” Chana yang hampir menitikkan air mata mengalihkan wajahnya ke arah dinding.

Aril tentu tahu jika Chana menangis, begitu pula dengan Leon.

Namun Leon yang benci pada Chana tak perduli dengan apa yang di rasakan gadis malang itu.

“Ya kalau dia mau apa salahnya, ku yakin dia belum makan.” kemudian Leon memindahkan bakso yang ia beli ke meja Chana.

Chana pun menyeka air matanya lalu menoleh ke arah Leon.

“Aku sudah makan, terima saja Jesika, tidak usah sungkan pada ku.” Chana tersenyum dengan bibir bergetar.

Leon yang melihat sudut mata Chana basah malah merasa lucu.

Hebat juga dia, sudah ku sakiti masih saja tersenyum, kalau orang normal pasti sudah marah-marah, batin Leon.

“Benar nih?” Jesika melirik Chana dengan tersenyum penuh.

“Iya Jes.” meski sakit karena sahabatnya tak mengerti perasaannya, namun Chana tak mau berteriak pada siapapun

7 bulan lagi, aku harus menahannya, batin Chana.

Kemudian Jesika menerima pemberian Leon dengan senyum yang sangat lebar.

“Terimakasih, aku akan makan bersama Chana,” ucap Jesika.

“Terserah kau saja.” Leon tak keberatan bila Jesika mau berbagai dengan kekasihnya.

...Bersambung......

Terpopuler

Comments

TadashiI Ryuji

TadashiI Ryuji

semangat yaa

2023-04-04

0

TadashiI Ryuji

TadashiI Ryuji

biar Leon buat kmu yaa??

2023-04-04

0

🎤A-HA🎧

🎤A-HA🎧

chana bukan gak normal hanya berpura pura normal saja

2022-10-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!