Buaya Darat Yang Terhormat
“Hei-hei! Kau sudah dengar belum.” Ida yang baru masuk ke kelas merangkul sahabatnya Ani.
“Ada apa?” sahut Ani.
“Aku tadi dengar dari kelas sebelah, kalau Leon kepergok ciuman dengan anak jurusan Keperawatan A,” ucap Ida.
“Hah! Sama siapa?” tanya Ani penasaran.
“Cleo, kau kenalkan? Dia selalu juara satu di di jurusannya,” ujar Ida.
“Iya, aku kenal, ya ampun cowok brengsek itu berulah lagi, bukankah dia sudah 10 kali selingkuh dari Chana?” Ani tak percaya kalau ada laki-laki seperti Leon di dunia ini.
“Betul, entah bagaimana tanggapan Chana kali ini, kalau dia kasih maaf lagi, luar biasa banget menurut ku, iya sih... benar kalau Leon keturunan orang kaya, tapi enggak gitu juga sikapnya Chana, murahan banget, ini yang ke sebelas kalinya di duakan loh!” Ida tak suka dengan Chana yang selalu lemah.
Keduanya pun lanjut membahas sikap buruk Adipati Leon pada wanita bucin bernama Dianna Chana yang duduk di bangku ke 4 dari barisan pertama dekat dengan pintu masuk kelas.
Chana yang membenamkan wajahnya ke meja untuk pura-pura tidur jelas-jelas mendengar itu semua.
Ia juga tak bodoh, hatinya juga sakit namun apa boleh buat, rasa takut kehilangan membuat ia tak bisa melarang kekasihnya mencari pacar baru.
Kali ini salah ku apa lagi Leon? batin Chana.
Wanita berparas cantik, bertubuh semampai dan memiliki rambut rambut hitam lurus itu selalu saja di permainkan oleh orang yang ia sayang.
Semua orang sudah menasehatinya, namun Chana tak dapat putus dari Leon, karena selain cinta ia juga sangat butuh uang yang di beri Leon tiap bulan padanya.
Karena ia yang hidup sebatang kara dan di buang sanak saudara membuatnya sangat bergantung pada Leon yang bisa memberinya materi.
Meski begitu ia tak memberatkan Leon untuk masalah makannya, karena Chana bekerja sebagai penjual gorengan di warung pinggir jalan dekat kosannya setelah pulang sekolah.
Chana yang masih bersedih akan pengkhianatan kekasihnya hanya bisa diam tak berani melawan.
Saat ia masih berduka, tiba-tiba Leon masuk ke dalam kelas.
Ia pun langsung duduk di bangkunya dengan tawa yang bahagia.
“Hei!” Aril menepuk bahu Leon.
“Ada apa?” tanya Leon dengan tatapan suka.
“Ku dengar kau ketahuan ciuman dengan Cleo, astaga Leon! Tega banget kau pada Chana, pada hal kalian sudah 2 tahun pacaran, tapi kau selalu menduakan dia.” Aril tak suka dengan sikap sabahat sekaligus teman sebangkunya pada Chana yang memiliki citra luhur.
“Enggak usah sibuk dengan urusan orang lain, kalau Chana mau putus ya silahkan saja, aku tidak pernah memaksa dia buat bertahan dengan ku.” Leon yang tampan dan punya segalanya tak pernah memikirkan perasaan Chana.
Chana yang mendengar itu menelan salivanya.
Ia juga tak berani mengangkat kepalanya, karena ia amat malu bila bertemu mata dengan orang lain.
Drakkk!!
Jesika yang baru datang duduk di bangkunya, lalu ia menoleh ke arah Chana yang duduk di belakangnya.
“Sudahlah, angkat kepala mu, toh kau akan tetap mau padanya kan?” Jesika yang telah muak dengan Chana langsung bicara pada intinya.
Lalu Chana pun mendongak dan tersenyum pada Jesika.
“Kau sudah datang? Hehehe....” Chana tertawa lebar untuk menutupi kesedihannya.
Leon yang melihat wajah ceria Chana menyunggingkan bibirnya. Ia seolah tak suka kekasihnya bahagia.
“Astaga, kau masih saja jadi orang bodoh, kenapa enggak putus saja sih dengan buaya rawa itu?” Jesika sangat kesal pada Chana yang selalu memberi maaf pada Leon.
“Sudahlah enggak usah di bahas, oh ya... kau sudah selesai PR Matematika belum?” Chana menyodorkan pekerjaan rumahnya yang telah selesai sebagai pengalihan topik, karena ia yakin sahabatnya yang malas belum mengerjakannya.
“Belum, aku boleh contek nih?” tanya Jesika sebagai sebagai basa-basi.
“Iya, boleh.” Chana tersenyum lebar.
Sebelum Jesika sempat memindahkan jawaban yang ada di buku Chana, tiba-tiba bel berbunyi.
Tet.. tet... tet...
“Sial! Enggak akan terkejar ini.” Jesika marah pada dirinya yang lamban.
“Jangan mengeluh, sebaiknya tulis yang mana kau bisa,” ujar Chana.
Saat Jesika baru ingin menggoreskan penanya, sang guru galak pun masuk ke dalam kelas.
“Asslaamu'alaikum, anak-anak!” ucap Ariana, guru jurusan matematika untuk seluruh kelas XII jurusan Farmasi.
“Walaikumsalam warahamtullahi wabarokatuh.” sahut seluruh siswa siswi yang berjumlah 20 orang yang ada dalam kelas.
“Selamat pagi, salam sejahtera semuanya, oh ya, cepat kumpul tugas kalian semua, bagi yang belum selesai, lupa ingatan dan geger otak, segera maju ke depan.” Ariana yang tegas tak mau menerima alasan apapun dari siswa/siswinya apabila tak mengerjakan tugas.
“Aku duluan ya.” Chana bangkit dari duduknya dengan tawa nakal yang ia tunjukkan pada Jesika.
“Teganya!” pekik Jesika.
“Aku bisa apa kalau bu Ariana yang bilang?” ucap Chana.
Kemudian Chana beranjak ke depan dan meletakkan bukunya di atas meja Ariana.
Saat ia balik kanan, tanpa sengaja Chana menabrak tubuh bidang kekasihnya.
Bruk!
“Aduh!” sontak Chana mendongak dan melihat wajah Leon yang dingin padanya.
“Maaf.” ucap Chana seraya menahan air matanya.
Leon yang menganggap Chana tidak penting, tentu tak merespon perkataan kekasihnya.
Hal itu membuat Chana semakin sakit hati, ia pun mengambil jalan lain, lalu kembali ke bangkunya.
Semua orang menyaksikan hal itu, mereka pun mengejek Chana yang terlihat murahan karena masih mau menerima Leon.
“Kalau aku jadi dia, pasti sudah ku ludahi wajah cowok sombong itu!” pekik Ida, ia sangat kesal dengan lelaki buaya seperti Leon.
Chana pun mendengar suara jahat yang membahas dirinya.
Ia yang butuh uang harus terlihat kuat dan tegar, meski pada kenyataannya ia ingin menangis histeris.
Ia yang baru duduk ke bangkunya melempar senyum pada Jesika.
“Sial!” umpat Jesika.
“Kenapa Jes?” sapa Chana.
“Hanya aku seorang yang tidak mengerjakan tugas.” Jesika semakin jantungan, karena Ariana pasti menghajarnya habis-habisan.
“Lain kali di kerjakan, kalau beginikan jadi repot urusannya? Maaf ya, bukan aku enggak mau kasih bantuan Jes.” Chana mengelus puncak kepala Jesika.
“Sudahlah, jangan di pikirkan.” Jesika yang berdosa pada mata pelajaran itu pun dengan terpaksa maju ke depan.
Ariana yang melihat ada satu siswi yang membandel geleng-geleng kepala.
“Astaga! Bandit langganan, selalu saja membuat ulah, pada hal sudah kelas 3, kalau enggak lulus nanti malah nangis.” kata-kata Ariana begitu menusuk jantung Jesika.
“Maaf bu, saya lupa.” Jesika menggaruk-garuk kepalanya.
“Terserah kau mau bilang apa, yang jelas hari ini kau dapat hukuman istimewa,” ujar Ariana.
“Hukuman apa bu?” Jesika merasa beruntung, ia pikir jika Ariana akan membuatnya mengepel ruangan atau mencuci piring di kantin.
“Chana!” Ariana memanggil nama Chana.
“Apa bu?” sahut Chana.
“Isi air di emper anti pecah itu, jangan lupa minta sendok ke kantin,” titah Ariana.
“Baik bu.” meski tak tahu tujuannya apa, Chana tetap melaksanakan apa yang di katakan gurunya.
Ia pun beranjak menuju kantin untuk mengambil sendok, kemudian mengisi air ke dalam ember dari kran air yang ada di depan ruangan mereka.
...Bersambung.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
TadashiI Ryuji
lagian cowo kek gitu jugaa
2023-04-04
0
🎤A-HA🎧
aaah si chana terlalu bodoh apa gimana sih
2022-10-21
0
pensi
bisa dapat gelar nih 😳
2022-10-21
1