Bab 7. Dikorbankan

Usai menyuapkan semua umbi rebus, wanita muda pergi meningalkan Jaga seorang diri.

"Ahh ...! Segar rasanya bisa makan kenyang! Sekarang waktunya kabur!"

Jaga Saksena menguatkan tubuhnya terutama di bagian tangan untuk memutus tali, tetapi sia-sia. Tali terlalu kuat. Demikian juga tali di kaki, bahkan ketika Jaga berusaha menggigitnya.

'Ini terlalu kuat!' gumam hati Jaga Saksena hingga akhirnya hanya bisa berdiam diri.

Waktu terus berjalan, sore menggantikan siang dan kemudian sore pun tergeser oleh malam.

Breg!

Seseorang membuka pintu ketika Jaga Saksena mulai mengantuk.

Tiga orang lelaki masuk.

"Cepat bawa dia!"

"Bagaimana dengan senjatanya?!"

"Biarkan sebagai tanda korban kita bukan orang lemah!"

Seketika rasa kantuk Jaga Saksena hilang oleh kekasaran dua orang yang mencengkeram dua lengannya.

Si bocah dibawa keluar menuju tengah pemukiman di mana api pembakaran telah berkobar-kobar.

"Ikat dia di palang kayu!"

Kali ini yang memberi perintah adalah sang kepala suku.

Dengan cepat dua orang penyeret itu membawa si bocah. Sementara beberapa orang lelaki kekar lain membantu.

Apalah daya kekuatan seorang bocah umuran sepuluh tahun di bawah kekuatan para lelaki besar. Jaga Saksena tak bisa berkutik. Dua tangannya direntangkan kemudian pergelangan tangan diikatkan pada kayu. Demikian juga dengan kakinya.

"Lepaskan! Apa yang kalian lakukan padaku!" teriak Jaga Saksena sembari meronta, mengerahkan kekuatan untuk berusaha melepaskan diri.

Teriakan yang sia-sia. Selain orang-orang itu tidak peduli, mereka juga tidak mengerti perkataan Jaga Saksena. Kecuali wanita muda yang menyuapi Jaga, wajahnya tampak bersimpati meski dia hanya diam dalam barisan para wanita.

'Celakalah aku!"

Jaga Saksena nanar menatap orang-orang yang tampak tersenyum senang ditingkahi obrolan sesama mereka.

'Orang-orang sakit! Bagaimana bisa mereka terlihat senang di atas penderitaanku? Jangan-jangan ....'

Saat pemikiran Jaga Saksena liar menerka apa yang akan terjadi tetiba menyeruak seorang nenek membawa tongkat hitam. Siapa lagi kalau bukan Nenek Seti.

"Malam ini," Seti mulai bicara dengan suara lantang, "Sesembahan kita, Sang Baghala, Dewa Kegelapan, Sang Pelindung, Sang Penolong akan datang. Muncul di hadapan kita semua. Bukan karena permintaan Peko putra dan calon penerus kepala suku. Akan tetapi karena Sang Baghala akan menunjukkan kuasanya pada kita!"

Suasana mendadak syahdu (khusyu'_pen).

"Mari kita mulai pemujaan!" seru Nenek Seti memberi perintah.

Serentak semua duduk bersimpuh menghadap api pemanggangan, sementara Nenek Seti memberi isyarat pada seseorang untuk memasang tengkorak bertanduk pada tiang pancang di belakang api.

Seti maju beberapa langkah untuk kemudian turut duduk bersimpuh, selaku pemimpin ritual yang akan segera dimulai.

"Puja Sang Baghala!" seru Seti mengangkat lurus kedua tangannya dengan jari-jari terbuka.

Hal yang sama dilakukan oleh orang-orang di belakang seti. Mereka mengulang ucapan Seti dan menirukan gerakannya.

"Terimalah sembah kami!" Kembali Nenek Seti berseru sembari menghantamkan jidat dan telapak tangan pada tanah.

Seperti saat pertama, semua kembali mengikuti Seti.

Ketika semua sudah mengikuti, Seti mengangkat kepala dan tangannya kembali seperti gerakan awal. Hanya saja kali ini berbeda seruan,

"Puja Sang Baghala, Sang Penolong kami!"

Jaga Saksena yang melihat itu semua hanya bisa bertanya-tanya dalam hati. 'Apa yang mereka ucapkan? Apa yang mereka lakukan? Apa hubungannya denganku? Apa aku disuruh menonton? Akan tetapi kenapa aku diikat begini rupa?' Dan masih banyak pertanyaan dalam hati Jaga Saksena.

Ketika semua pertanyaan tak ada jawaban, kesadaran Jaga Saksena menyeruak, 'Tidak penting semua pertanyaan itu, yang terpenting aku harus bisa melepaskan diri dan pergi dari tempat ini!'

Sekuat tenaga Jaga Saksena berusaha menggeser tubuhnya ke arah kanan dan ke kiri sembari sedikit menarik ke depan. Bermaksud mengendorkan tali yang mengikat kuat pergelangan tangannya.

Tetapi tali pengikat terbuat dari kulit hewan pilihan yang dipilin kencang sehingga kekuatannya jauh lebih baik dari tali yang terbuat dari kulit pohon.

'Pantas saja mereka mengabaikanku di sini, tali ini sangat kuat! Tanganku telah berdarah tetapi ikatan tali belum juga kendor!'

"Huffft ...."

Jaga Saksena mendesah panjang sebelum kembali menarik napas pelan untuk mengumpulkan kekuatan dan tekad.

Namun,

"Hua hahahaha!"

Suara tawa berat nan serak menggema muncul bersama mewujudnya sosok bayangan hitam besar bermata merah di belakang api yang berkobar.

Bahkan api yang berkobar-kobar tak mampu menerangi wujud sosok hitam besar bertanduk tersebut.

'Bukankah itu belis dungu yang mengganguku malam lalu?! Rupanya orang-orang ini menyembahnya!' Jaga Saksena segera mengenali sosok hitam besar dan mulai sedikit memahami apa yang tengah terjadi.

Saat yang sama, Seti dan semua orang masih menekankan jidat dan tangan ke tanah. Kecuali Peko putra kepala suku.

Peko, lelaki yang memimpin penangkapan Jaga Saksena memandang tajam ke arah sosok tubuh hitam besar. Telah lama pemuda itu menantikan perjumpaan ini sehingga tak akan ia sia-siakan.

"Hahahaha! Akulah Sang Baghala! Penguasa kegelapan! Penguasa hutan rimba ini! Siapa pun yang menyembahku maka akan masuk ke dalam perlindunganku. Dan sebaliknya, siapa pun yang menolakku, maka akan mengalami siksaan pedih dariku!"

Sebab Baghala berbicara bahasa suku Smito, Jaga Saksena tidak mengindahkannya. Ia terus berusaha melonggarkan ikatan meski kini darah makin banyak menetes dari pergelangan tangannya.

"Puja dan bakti kami pada Sang Baghala ...!" seru Seti masih dalam posisi bersujud.

"Hahaha ... kuterima sembah kalian! Angkat kepala kalian dan duduklah! Sekarang, akan kutunjukkan kuasaku pada kalian!"

Semua orang mengangkat kepala untuk duduk bersimpuh dan melihat dewa mereka.

Semua orang segera merasakan ketakutan, karena dewa yang mereka sembah ternyata cukup mengerikan.

Sosok Sang Baghala bergeser mendekat ke bocah kecil di tiang salib.

"Bocah!" sapa Sang Baghala menggunakan bahasa Jaga Saksena, "sekarang kau sudah tahu siapa aku?!"

"Dari awal aku sudah tahu siapa kau!"

Melihat percakapan Sang Baghala dan si bocah _meski tak paham_ Nenek Seti dan semua orang terkagum-kagum. Sebab Sang Baghala bisa berkata dan memahami bahasa si bocah.

"Nah, jika kau sudah tahu. Mengapa kau tidak mau menyembahku?!"

"Ya, karena aku tahu dari awal kau hanyalah belis dungu nan goblok!" enteng saja Jaga Saksena menjawab.

Jawaban ringan, seringan meniup kapuk, tetapi bagi Sang Baghala bagai petir menyambar tepat di telinga.

"Kau sungguh meniupkan petir di telingaku! Maka aku tak segan lagi untuk membakarmu hidup-hidup! Oh ... itu terlalu ringan. Aku akan perintahkan mereka menusukkan tongkat panjang pada anusmu terlebih dahulu hingga tembus ke rongga mulutmu! Setelah itu barulah kuperintahkan mereka memanggangmu! Lalu akan kusuruh mereka memakan dagingmu!"

"Belis biadab! Kau kira aku takut pada gertakanmu, hah?!"

Dituduh menggertak, Sang Baghala terkekeh sebelum berkata,

"Siapa yang menggertakmu?!"

Berkata demikian, Sang Baghala memanggil kepala suku. "Kepala Suku Smito!"

"Hamba menghadap, Sang Baghala!"

"Ke sini dan bawalah tombak pemanggang itu!"

Tak menunggu perintah diulang, Kepala Suku Smito bergegas menyambar tombak lalu mendekat. Dadanya membusung, ada kebanggaan sebab diberi perintah oleh Sang Baghala langsung.

"Kau dekatkan ujung tombak ke anus bocah ini, dan tusuklah saat kuberi perintah!"

"Baik Dewa Kegelapan, sesuai perintahmu."

Terpopuler

Comments

Syamsu Alam

Syamsu Alam

hahaaa bocah pemberani

2023-01-01

0

🐼 𝓚𝓮𝓷𝓬𝓪𝓷𝓪 𝓦𝓪𝓷𝓰𝓲

🐼 𝓚𝓮𝓷𝓬𝓪𝓷𝓪 𝓦𝓪𝓷𝓰𝓲

hi hi hi..
Emang pada dasarnya setan dan sejenisnya tidak bisa melakukan apapun tergadap kita manusia kecuali hanya bisa menggoda, itu thok!! Jaga anak Cerdas! 😁😁😅🤭

2022-12-14

2

🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅

🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅

He he he.. sebelum dikorbankan dikasih makan dulu, baik hati sekali mereka

2022-12-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 dan 2. Keluar Pulau
2 Bab 4. Godaan
3 Bab 5. Suku Kanibal
4 Bab 6. Tertangkap
5 Bab 7. Dikorbankan
6 Bab 8. Dikabulkan Ataukah Kebetulan
7 Bab 9. Keluar Dari Hutan
8 Bab 10. Dua Pendekar Golok Buntung
9 Bab 11. Menuju Saindara Gumilang
10 Bab 12. Kusir Yang Dingin
11 Bab 13. Untung!
12 Bab 14. Masalah Pelik Mulai Muncul
13 Bab 15. Lebih Baik Mengadu Nyawa
14 Bab 16. Apes
15 Bab 17. Banaspati
16 Bab 18. Pertarungan Sengit
17 Bab 19. Sang Penolong
18 Bab 20. Jaga Ditemukan
19 Bab 21. Tiba Di Gerbang Kerajaan
20 Bab 22. Masuk Kotaraja
21 Bab 23. Gadis Kecil Itu
22 Bab 24. Tarung Sayembara
23 Bab 25. Awal Mula Masalah Besar
24 Bab 26. Kabur Menghindari Masalah
25 Bab 27. Selebaran
26 Bab 28. Woro-woro Disebar
27 Bab 29. Pria Berjubah Putih
28 Bab 30. Fitnah Wanita
29 Bab 31. Jaga Resmi Menjadi Buruan
30 Bab 32. Masih Lolos
31 Bab 33. Tak Lagi Bisa Kabur!
32 Bab 34. Nyawa Di Ujung Tanduk
33 Bab 35. Gugur Bunga
34 Bab 36. Hendak Dikuliti
35 Bab 37. Guru
36 Bab 38. Mulai Berlatih
37 Bab 39. Turun Gunung
38 Bab 40. Dikira Dukun Sakti
39 Bab 41. Hantu Kepala Tengleng
40 Bab 42. Hatif, Suara Tanpa Rupa
41 Bab 43. Kawanan Pemburu Budak Gunung
42 Bab 44. Tekad Hati Jaga Saksena
43 Bab 45. Tarung
44 Bab 46. Berlatih Kembali
45 Bab 47. Rasaning Rasa
46 Bab 48. Turun Gunung
47 Bab 49. Dendam Dua Pendekar
48 Bab 50. Pertarungan Sesungguhnya
49 Bab 51. Lurah Pasar
50 Bab 52. Hancur-hancuran
51 Bab 53. Penjajah Kecil, Gobed Hitam!
52 Bab 54. Penolong Di Saat Genting
53 Bab 55. Melawan Kelompok Gobed Hitam
54 Bab 56. Kemenangan Pihak Desa
55 Bab 57. Kembali Ke Ajaran Luluhur
56 Bab 58. Tantangan Sujiwala
57 Bab 59. Tanding
58 Bab 60. Penyelidikan
59 Bab 61. Pengemis Itu
60 Bab 62. Pertemuan Kembali
61 Bab 63. Penyerangan
62 Bab 64. Mengamuk
63 Bab 65. Penyelidikan Dua Senopati
64 Bab 66. Gerak Senyap Dua Sentana
65 Bab 67. Duel
66 Bab 68. Penyiksaan Sungsang
67 Bab 69. Terjebak
68 Bab 70. Genderang Perang Suku Lembah Kenabala
69 Bab 71. Pertemuan Kembali
70 Bab 72. Lamar
71 Bab 73. Pengkhianatan
72 Bab 74. Penyerbuan Dari Belakang
73 Bab 75. Kekuatan Sang Putri
74 Bab 76. Anjian Gumbolo Wojo
75 Bab 77. Serangan Masal
76 Bab 78. Membalik Arus
77 Bab 79. Jaga Saksena Masuki Medan Perang
78 Bab 80. Nyali Mereka Menciut
79 Bab 81. Kedigdayaan Sundara Watu
80 Bab 82. Pertarungan Menggila
81 Bab 83. Serangan Pamungkas Sundara Watu
82 JS 84. Jalan Keselamatan
83 Bab 85. Jaga Saksena Sang Pahlawan
84 Bab 86. Meja Makan Dan Kebencian
85 Bab 87. Kasam Raden Bakintal
86 Bab 88. Pembuktian
87 Bab 89. Masalah Pelik
88 Bab 90. Mujahadah
89 Bab 91. Pendekar Peniup Bledeg
90 Bab 92. Kelicikan Raja Basukamba
91 Bab 93. Raja Basukamba Jalankan Siasatnya
92 Bab 94. Kalah
93 Bab 95. Jalan Keluar Terbaik
94 Bab 96. Ritual Raden Bakintal
95 Bab 97. Persekutuan Terlarang
96 Bab 98. Nyai Kinasih Bergerak
97 Bab 99. Kejutan Dari Anesha Sari
98 Bab 100. Rencana Bakintal
99 Bab 101. Perjalanan Menuju Gunung Parigi
100 Bab 102. Tulul Amal
101 Bab 103. Penyatuan
102 Bab 104. Angkara Murka Kama Kumara
103 Bab 105. Menjajal Kekuatan
104 Bab 106. Petaka Kama Kumara
105 Bab 107. Mendung Kelabu Saindara Gumilang
106 Bab 108. Musuh Lama, Raden Bakintal
107 Bab 109. Tak Mengerti
108 Bab 110. Kemunculan Jaga
109 Bab 111. Strategi Jaga
110 Bab 112. Sumpah Sang Putri
111 Bab 113. Penyelidikan
112 Bab 114. Polah Sang Raja Baru
113 Bab 115. Kala Manusia Lebih Rendah Dari Binatang
114 Bab 116. Pemicu
115 Bab 117. Diracuni
116 Bab 118. Kakak Yang Kejam
117 Bab 119. Duel Dua Saudara
118 Bab 120. Sengit
119 Bab 121. Rencana Pembelotan
120 Bab 122. Dia Kembali!
121 Bab 123. Kemunculan Jaga Saksena
122 Bab 124. Tarung Berhari-hari
123 Bab 125. Kakek Penempa
124 Bab 126. Kakek Misterius Itu
125 Bab 127. Puncak Pertarungan
126 Bab 128. Pemuda Berpakaian Aneh
127 Bab 129. Pertemuan Kembali
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Bab 1 dan 2. Keluar Pulau
2
Bab 4. Godaan
3
Bab 5. Suku Kanibal
4
Bab 6. Tertangkap
5
Bab 7. Dikorbankan
6
Bab 8. Dikabulkan Ataukah Kebetulan
7
Bab 9. Keluar Dari Hutan
8
Bab 10. Dua Pendekar Golok Buntung
9
Bab 11. Menuju Saindara Gumilang
10
Bab 12. Kusir Yang Dingin
11
Bab 13. Untung!
12
Bab 14. Masalah Pelik Mulai Muncul
13
Bab 15. Lebih Baik Mengadu Nyawa
14
Bab 16. Apes
15
Bab 17. Banaspati
16
Bab 18. Pertarungan Sengit
17
Bab 19. Sang Penolong
18
Bab 20. Jaga Ditemukan
19
Bab 21. Tiba Di Gerbang Kerajaan
20
Bab 22. Masuk Kotaraja
21
Bab 23. Gadis Kecil Itu
22
Bab 24. Tarung Sayembara
23
Bab 25. Awal Mula Masalah Besar
24
Bab 26. Kabur Menghindari Masalah
25
Bab 27. Selebaran
26
Bab 28. Woro-woro Disebar
27
Bab 29. Pria Berjubah Putih
28
Bab 30. Fitnah Wanita
29
Bab 31. Jaga Resmi Menjadi Buruan
30
Bab 32. Masih Lolos
31
Bab 33. Tak Lagi Bisa Kabur!
32
Bab 34. Nyawa Di Ujung Tanduk
33
Bab 35. Gugur Bunga
34
Bab 36. Hendak Dikuliti
35
Bab 37. Guru
36
Bab 38. Mulai Berlatih
37
Bab 39. Turun Gunung
38
Bab 40. Dikira Dukun Sakti
39
Bab 41. Hantu Kepala Tengleng
40
Bab 42. Hatif, Suara Tanpa Rupa
41
Bab 43. Kawanan Pemburu Budak Gunung
42
Bab 44. Tekad Hati Jaga Saksena
43
Bab 45. Tarung
44
Bab 46. Berlatih Kembali
45
Bab 47. Rasaning Rasa
46
Bab 48. Turun Gunung
47
Bab 49. Dendam Dua Pendekar
48
Bab 50. Pertarungan Sesungguhnya
49
Bab 51. Lurah Pasar
50
Bab 52. Hancur-hancuran
51
Bab 53. Penjajah Kecil, Gobed Hitam!
52
Bab 54. Penolong Di Saat Genting
53
Bab 55. Melawan Kelompok Gobed Hitam
54
Bab 56. Kemenangan Pihak Desa
55
Bab 57. Kembali Ke Ajaran Luluhur
56
Bab 58. Tantangan Sujiwala
57
Bab 59. Tanding
58
Bab 60. Penyelidikan
59
Bab 61. Pengemis Itu
60
Bab 62. Pertemuan Kembali
61
Bab 63. Penyerangan
62
Bab 64. Mengamuk
63
Bab 65. Penyelidikan Dua Senopati
64
Bab 66. Gerak Senyap Dua Sentana
65
Bab 67. Duel
66
Bab 68. Penyiksaan Sungsang
67
Bab 69. Terjebak
68
Bab 70. Genderang Perang Suku Lembah Kenabala
69
Bab 71. Pertemuan Kembali
70
Bab 72. Lamar
71
Bab 73. Pengkhianatan
72
Bab 74. Penyerbuan Dari Belakang
73
Bab 75. Kekuatan Sang Putri
74
Bab 76. Anjian Gumbolo Wojo
75
Bab 77. Serangan Masal
76
Bab 78. Membalik Arus
77
Bab 79. Jaga Saksena Masuki Medan Perang
78
Bab 80. Nyali Mereka Menciut
79
Bab 81. Kedigdayaan Sundara Watu
80
Bab 82. Pertarungan Menggila
81
Bab 83. Serangan Pamungkas Sundara Watu
82
JS 84. Jalan Keselamatan
83
Bab 85. Jaga Saksena Sang Pahlawan
84
Bab 86. Meja Makan Dan Kebencian
85
Bab 87. Kasam Raden Bakintal
86
Bab 88. Pembuktian
87
Bab 89. Masalah Pelik
88
Bab 90. Mujahadah
89
Bab 91. Pendekar Peniup Bledeg
90
Bab 92. Kelicikan Raja Basukamba
91
Bab 93. Raja Basukamba Jalankan Siasatnya
92
Bab 94. Kalah
93
Bab 95. Jalan Keluar Terbaik
94
Bab 96. Ritual Raden Bakintal
95
Bab 97. Persekutuan Terlarang
96
Bab 98. Nyai Kinasih Bergerak
97
Bab 99. Kejutan Dari Anesha Sari
98
Bab 100. Rencana Bakintal
99
Bab 101. Perjalanan Menuju Gunung Parigi
100
Bab 102. Tulul Amal
101
Bab 103. Penyatuan
102
Bab 104. Angkara Murka Kama Kumara
103
Bab 105. Menjajal Kekuatan
104
Bab 106. Petaka Kama Kumara
105
Bab 107. Mendung Kelabu Saindara Gumilang
106
Bab 108. Musuh Lama, Raden Bakintal
107
Bab 109. Tak Mengerti
108
Bab 110. Kemunculan Jaga
109
Bab 111. Strategi Jaga
110
Bab 112. Sumpah Sang Putri
111
Bab 113. Penyelidikan
112
Bab 114. Polah Sang Raja Baru
113
Bab 115. Kala Manusia Lebih Rendah Dari Binatang
114
Bab 116. Pemicu
115
Bab 117. Diracuni
116
Bab 118. Kakak Yang Kejam
117
Bab 119. Duel Dua Saudara
118
Bab 120. Sengit
119
Bab 121. Rencana Pembelotan
120
Bab 122. Dia Kembali!
121
Bab 123. Kemunculan Jaga Saksena
122
Bab 124. Tarung Berhari-hari
123
Bab 125. Kakek Penempa
124
Bab 126. Kakek Misterius Itu
125
Bab 127. Puncak Pertarungan
126
Bab 128. Pemuda Berpakaian Aneh
127
Bab 129. Pertemuan Kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!