Bab 5. Suku Kanibal

Tak putus asa, kembali sosok hitam besar berkomat-kamit membaca mantra.

Bull! Asap pekat menghembus.

"Anak manusia! Lihatlah aku! Bukankah sekarang aku lebih tampan darimu?!"

Jaga Saksena yang hampir memejam kembali membuka mata, kemudian berkata ogah-ogahan,

"Dasar belis goblok! Bagaimana matamu tidak bisa melihat bentuk hitam pekat jelek tubuhmu sendiri?! Sudahlah, jangan ganggu aku lagi. Aku mau tiduuuurr!"

"Ba-bagaimana bisa?!" tergagap si belis.

'Sihirku benar-benar tidak berpengaruh sama sekali padanya. Siapa sebenarnya anak ini?! Tunggulah, kau pasti akan menyembahku nanti. Untuk sekarang kau boleh menang! Akan tetapi masa depan adalah milikku. Hahahaha!'

Sosok bayangan hitam menghilang.

"Mengganggu saja!" gerutu Jaga Saksena.

Jaga Saksena sejak kecil hidup di tengah pulau terisolir yang dikelilingi sungai besar. Tidak hanya sekali dirinya dan Byung didatangi makhluk halus yang mencoba mengganggu.

Dari wujud gelap besar, putih, berdarah-darah, kecil plontos telanjang bulat, asap, kecil tinggi melebihi pohon, wanita terbang, api melayang, kepala tak berbadan, dan banyak lagi.

Namun, Byung selalu mengajarkan bahwa "Manusia makhluk paling sempurna, jangan pernah takut pada jin, pada belis, pada mereka yang tak kasat mata. Mereka hanyalah makhluk rendah yang akan meridu, mengganggu kita. Mengajak kita ke dalam kesesatan."

Sebab itulah, Jaga Saksena tak pernah merasa takut.

Pluk! Tetiba si bocah memukul pelan jidatnya sendiri.

"Kenapa aku lupa? Bukankah aku harus mencari api yang kemarin malam kulihat?!"

Jaga Saksena segera melupakan sosok hitam yang sempat mengganggunya untuk kemudian memasang mata melihat ke arah utara.

"Mungkin yang kemarin kulihat hanya belis kemamang atau malah banaspati!" gumamnya setelah lama tak jua menemukan apa yang ia cari.

Belis kemamang merupakan penampakan berwujud api melayang, sementara banaspati adalah belis yang memiliki sosok api.

*

Di sebuah gubuk reot di pemukiman tengah hutan seorang nenek yang belum renta tengah duduk bersila.

Di depan si nenek terdapat sebuah tengkorak hewan yang memilik dua tanduk.

"Seti!"

Tiba-tiba tersengar suara dari tengkorak bertanduk memanggil nama si nenek.

Seketika, nenek renta buka matanya.

"Junjungan Sesembahanku, hamba di sini." Suara nenek itu parau, matanya yang cekung menatap patuh pada sumber suara yang memanggilnya barusan.

"Akan datang seorang bocah lelaki. Tangkap dia, jadikan persembahan untukku. Tetapi kalian tidak boleh menusuknya hidup-hidup. Ikat saja tubuhnya pada sebuah kayu salib lalu siapkan kayu bakar. Aku akan datang langsung untuk menerima persembahanmu!"

Seketika nenek tua bernama Seti berbinar mata. Telah lama _sejak dirinya menjadi dukun penerus dukun lama yang telah mati karena usia_ Seti meminta agar sang sesembahan menunjukkan diri di hadapan warga tetapi baru terkabul malam ini.

Demi meningkatkan pamornya, juga agar warga makin menghormatinya, Seti telah melakukan banyak hal. Menyembuhkan warga yang sakit, meramal, melihat yang tak kasat mata, menerawang barang hilang dan sebagainya. Akan tetapi semua itu belum memuaskan semua orang. Sebab anak kepala suku dan beberapa kawannya ingin melihat wujud Sang Baghala langsung.

Sang Baghala adalah dewa kegelapan yang mereka sembah selama ini. Dewa yang _menurut sang dukun turun temurun_ menguasai setiap kegelapan. Saat malam, ketika pekat datang, di sanalah sang dewa berkuasa penuh. Apa pun yang mereka minta akan dikabulkan olehnya.

Seti melakukan gerakan menyembah beberapa kali pada tengkorak bertanduk di hadapannya sembari berkata,

"Hamba selalu siap sedia, Wahai Sang Baghala. Kapan pun itu."

Tubuh Seti tetiba rebah sebelum mulai menggelinjang perlahan. Kedua kaki nenek itu membuka lebar, penutup perabotannya pun tersingkap lalu lepas entah ke mana.

******* kenikmatan terdengar menerobos sunyi malam. Tetapi siapa yang peduli. Jika pun ada, maka mereka _para warga pemukiman ini_ tak akan berani. Sebab semua sudah tahu, sang dukun adalah pelayan Sang Baghala. Siapa pun yang berani mendekat kala mendengar suara aneh tersebut, maka akan terkena kutukan.

**

Pagi tiba, dengan rambut awut acak-acakan, Seti menemui kepala suku dan menceritakan perintah Dewa Baghala semalam.

"Jadi pengorbanan akan diajukan?! Dan Sang Baghala akan menunjukkan wujudnya pada kita saat pengorbanan tersebut?!"

"Kau tidak perlu risau, Kepala!" Seti menyeringai menunjukkan barisan gigi hitam berbau busuknya. "Bukankah sudah kukatakan, yang menjadi persembahan adalah seorang bocah yang akan datang. Bukan seperti biasanya yang harus kalian cari atau dari warga sendiri!"

Ritual pengorbanan _sebagaimana yang semalam apinya sempat dilihat oleh Jaga Saksena_ diadakan suku pemakan daging manusia setiap tiga puluh lima malam sekali.

Mereka akan melakukan ritual penyembahan besar-besaran sembari memanggang seorang manusia yang dikorbankan. Setelah ritual penyembahan selesai, mereka akan makan daging manusia panggang tersebut secara bersama-sama.

Manusia yang dikorbankan sendiri mereka tangkap dari suku lain. Jadi kepala suku memiliki tim khusus pemburu yang beranggotakan sebelas orang. Mereka akan berangkat berburu setelah tujuh hari pengorbanan.

Andai tim khusus ini gagal mendapatkan buruan, atau belum kembali di malam ritual, maka persembahan akan diganti. Seti dan kepala sukulah yang akan menentukan siapa di antara warganya yang akan dijadikan persembahan pengganti.

"Kapan bocah itu datang?!" tanya kepala suku.

"Kurasa dalam waktu dekat, jika tidak hari ini maka besok. Perintahkan orang-orangmu untuk memasang jebakan di beberapa tempat. Dan suruh mereka berjaga siang malam. Dan sampaikan juga pada putra pewarismu, bahwa keinginannya akan terkabulkan!"

"Akan kulakukan! Dia pasti senang mendengar ini! Hehehehe!"

***

Jaga Saksena terus melangkah, sekarang di hatinya tidak lagi bersemangat untuk segera bertemu dengan para manusia.

"Sudahlah, jalani perjalanan ini dengan santai. Jika waktunya tiba pastilah aku akan bertemu mereka."

Sesekali Jaga Saksena membabatkan kapak kayu untuk menyingkap jalan.

Hutan yang benar-benar perawan, sesekali terdengar suara-suara asing di pepohonan. Seram, menakutkan. Tetapi itu semua sama sekali tidak menarik perhatian Jaga Saksena apalagi menakutinya.

Bocah itu terus berjalan, kali ini berharap ada sungai agar ia bisa menangkap ikan.

'Dari sejak pertama meninggalkan sungai, kenapa hingga hari ini belum ada sungai lagi?!' tanya hati Jaga Saksena.

Sebuah pertanyaan yang tidak bisa ia jawab bahkan mungkin jika pertanyaan itu ia lontarkan pada orang dewasa.

'Daripada berharap pada sesuatu yang bisa saja tidak pernah akan kutemui, lebih baik aku memakan apa pun yang bisa kumakan! Nah! Jamur!'

Membesar kelopak mata Jaga Saksena. Pada sebuah pohon yang tumbang dan mulai membusuk, terdapat banyak jamur berwarna putih kecoklatan tumbuh subur.

Jaga Saksena teringat pernah memakan tumbuhan mirip ini bersama Byung, dan rasanya enak. Maka ia tak ragu untuk memakannya.

"Nyammm! Empuk dan segar!" Jaga Saksena memakan lahap jamur mentah-mentah.

Tidak butuh waktu lama bagi si bocah untuk menghabiskan semua jamur, rakus, seolah tidak akan pernah makan lagi.

Namun,

'Oh ... oh ... ada apa ini? Kenapa jagat terasa berputar? Oh kenapa pula kunang-kunang mengelilingi kepalaku?!'

Terpopuler

Comments

childe aja

childe aja

Iblis kali thor

2024-07-25

0

Roni Sakroni

Roni Sakroni

beneran masih primitif

2024-07-19

0

🐼 𝓚𝓮𝓷𝓬𝓪𝓷𝓪 𝓦𝓪𝓷𝓰𝓲

🐼 𝓚𝓮𝓷𝓬𝓪𝓷𝓪 𝓦𝓪𝓷𝓰𝓲

lagian sih main makan bae, itu jamur ada racunnya kalii walaupun ga bikin mati tapi bisa bikan pusing dan bisa bikin halu.. 🤣🤣

2022-12-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 dan 2. Keluar Pulau
2 Bab 4. Godaan
3 Bab 5. Suku Kanibal
4 Bab 6. Tertangkap
5 Bab 7. Dikorbankan
6 Bab 8. Dikabulkan Ataukah Kebetulan
7 Bab 9. Keluar Dari Hutan
8 Bab 10. Dua Pendekar Golok Buntung
9 Bab 11. Menuju Saindara Gumilang
10 Bab 12. Kusir Yang Dingin
11 Bab 13. Untung!
12 Bab 14. Masalah Pelik Mulai Muncul
13 Bab 15. Lebih Baik Mengadu Nyawa
14 Bab 16. Apes
15 Bab 17. Banaspati
16 Bab 18. Pertarungan Sengit
17 Bab 19. Sang Penolong
18 Bab 20. Jaga Ditemukan
19 Bab 21. Tiba Di Gerbang Kerajaan
20 Bab 22. Masuk Kotaraja
21 Bab 23. Gadis Kecil Itu
22 Bab 24. Tarung Sayembara
23 Bab 25. Awal Mula Masalah Besar
24 Bab 26. Kabur Menghindari Masalah
25 Bab 27. Selebaran
26 Bab 28. Woro-woro Disebar
27 Bab 29. Pria Berjubah Putih
28 Bab 30. Fitnah Wanita
29 Bab 31. Jaga Resmi Menjadi Buruan
30 Bab 32. Masih Lolos
31 Bab 33. Tak Lagi Bisa Kabur!
32 Bab 34. Nyawa Di Ujung Tanduk
33 Bab 35. Gugur Bunga
34 Bab 36. Hendak Dikuliti
35 Bab 37. Guru
36 Bab 38. Mulai Berlatih
37 Bab 39. Turun Gunung
38 Bab 40. Dikira Dukun Sakti
39 Bab 41. Hantu Kepala Tengleng
40 Bab 42. Hatif, Suara Tanpa Rupa
41 Bab 43. Kawanan Pemburu Budak Gunung
42 Bab 44. Tekad Hati Jaga Saksena
43 Bab 45. Tarung
44 Bab 46. Berlatih Kembali
45 Bab 47. Rasaning Rasa
46 Bab 48. Turun Gunung
47 Bab 49. Dendam Dua Pendekar
48 Bab 50. Pertarungan Sesungguhnya
49 Bab 51. Lurah Pasar
50 Bab 52. Hancur-hancuran
51 Bab 53. Penjajah Kecil, Gobed Hitam!
52 Bab 54. Penolong Di Saat Genting
53 Bab 55. Melawan Kelompok Gobed Hitam
54 Bab 56. Kemenangan Pihak Desa
55 Bab 57. Kembali Ke Ajaran Luluhur
56 Bab 58. Tantangan Sujiwala
57 Bab 59. Tanding
58 Bab 60. Penyelidikan
59 Bab 61. Pengemis Itu
60 Bab 62. Pertemuan Kembali
61 Bab 63. Penyerangan
62 Bab 64. Mengamuk
63 Bab 65. Penyelidikan Dua Senopati
64 Bab 66. Gerak Senyap Dua Sentana
65 Bab 67. Duel
66 Bab 68. Penyiksaan Sungsang
67 Bab 69. Terjebak
68 Bab 70. Genderang Perang Suku Lembah Kenabala
69 Bab 71. Pertemuan Kembali
70 Bab 72. Lamar
71 Bab 73. Pengkhianatan
72 Bab 74. Penyerbuan Dari Belakang
73 Bab 75. Kekuatan Sang Putri
74 Bab 76. Anjian Gumbolo Wojo
75 Bab 77. Serangan Masal
76 Bab 78. Membalik Arus
77 Bab 79. Jaga Saksena Masuki Medan Perang
78 Bab 80. Nyali Mereka Menciut
79 Bab 81. Kedigdayaan Sundara Watu
80 Bab 82. Pertarungan Menggila
81 Bab 83. Serangan Pamungkas Sundara Watu
82 JS 84. Jalan Keselamatan
83 Bab 85. Jaga Saksena Sang Pahlawan
84 Bab 86. Meja Makan Dan Kebencian
85 Bab 87. Kasam Raden Bakintal
86 Bab 88. Pembuktian
87 Bab 89. Masalah Pelik
88 Bab 90. Mujahadah
89 Bab 91. Pendekar Peniup Bledeg
90 Bab 92. Kelicikan Raja Basukamba
91 Bab 93. Raja Basukamba Jalankan Siasatnya
92 Bab 94. Kalah
93 Bab 95. Jalan Keluar Terbaik
94 Bab 96. Ritual Raden Bakintal
95 Bab 97. Persekutuan Terlarang
96 Bab 98. Nyai Kinasih Bergerak
97 Bab 99. Kejutan Dari Anesha Sari
98 Bab 100. Rencana Bakintal
99 Bab 101. Perjalanan Menuju Gunung Parigi
100 Bab 102. Tulul Amal
101 Bab 103. Penyatuan
102 Bab 104. Angkara Murka Kama Kumara
103 Bab 105. Menjajal Kekuatan
104 Bab 106. Petaka Kama Kumara
105 Bab 107. Mendung Kelabu Saindara Gumilang
106 Bab 108. Musuh Lama, Raden Bakintal
107 Bab 109. Tak Mengerti
108 Bab 110. Kemunculan Jaga
109 Bab 111. Strategi Jaga
110 Bab 112. Sumpah Sang Putri
111 Bab 113. Penyelidikan
112 Bab 114. Polah Sang Raja Baru
113 Bab 115. Kala Manusia Lebih Rendah Dari Binatang
114 Bab 116. Pemicu
115 Bab 117. Diracuni
116 Bab 118. Kakak Yang Kejam
117 Bab 119. Duel Dua Saudara
118 Bab 120. Sengit
119 Bab 121. Rencana Pembelotan
120 Bab 122. Dia Kembali!
121 Bab 123. Kemunculan Jaga Saksena
122 Bab 124. Tarung Berhari-hari
123 Bab 125. Kakek Penempa
124 Bab 126. Kakek Misterius Itu
125 Bab 127. Puncak Pertarungan
126 Bab 128. Pemuda Berpakaian Aneh
127 Bab 129. Pertemuan Kembali
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Bab 1 dan 2. Keluar Pulau
2
Bab 4. Godaan
3
Bab 5. Suku Kanibal
4
Bab 6. Tertangkap
5
Bab 7. Dikorbankan
6
Bab 8. Dikabulkan Ataukah Kebetulan
7
Bab 9. Keluar Dari Hutan
8
Bab 10. Dua Pendekar Golok Buntung
9
Bab 11. Menuju Saindara Gumilang
10
Bab 12. Kusir Yang Dingin
11
Bab 13. Untung!
12
Bab 14. Masalah Pelik Mulai Muncul
13
Bab 15. Lebih Baik Mengadu Nyawa
14
Bab 16. Apes
15
Bab 17. Banaspati
16
Bab 18. Pertarungan Sengit
17
Bab 19. Sang Penolong
18
Bab 20. Jaga Ditemukan
19
Bab 21. Tiba Di Gerbang Kerajaan
20
Bab 22. Masuk Kotaraja
21
Bab 23. Gadis Kecil Itu
22
Bab 24. Tarung Sayembara
23
Bab 25. Awal Mula Masalah Besar
24
Bab 26. Kabur Menghindari Masalah
25
Bab 27. Selebaran
26
Bab 28. Woro-woro Disebar
27
Bab 29. Pria Berjubah Putih
28
Bab 30. Fitnah Wanita
29
Bab 31. Jaga Resmi Menjadi Buruan
30
Bab 32. Masih Lolos
31
Bab 33. Tak Lagi Bisa Kabur!
32
Bab 34. Nyawa Di Ujung Tanduk
33
Bab 35. Gugur Bunga
34
Bab 36. Hendak Dikuliti
35
Bab 37. Guru
36
Bab 38. Mulai Berlatih
37
Bab 39. Turun Gunung
38
Bab 40. Dikira Dukun Sakti
39
Bab 41. Hantu Kepala Tengleng
40
Bab 42. Hatif, Suara Tanpa Rupa
41
Bab 43. Kawanan Pemburu Budak Gunung
42
Bab 44. Tekad Hati Jaga Saksena
43
Bab 45. Tarung
44
Bab 46. Berlatih Kembali
45
Bab 47. Rasaning Rasa
46
Bab 48. Turun Gunung
47
Bab 49. Dendam Dua Pendekar
48
Bab 50. Pertarungan Sesungguhnya
49
Bab 51. Lurah Pasar
50
Bab 52. Hancur-hancuran
51
Bab 53. Penjajah Kecil, Gobed Hitam!
52
Bab 54. Penolong Di Saat Genting
53
Bab 55. Melawan Kelompok Gobed Hitam
54
Bab 56. Kemenangan Pihak Desa
55
Bab 57. Kembali Ke Ajaran Luluhur
56
Bab 58. Tantangan Sujiwala
57
Bab 59. Tanding
58
Bab 60. Penyelidikan
59
Bab 61. Pengemis Itu
60
Bab 62. Pertemuan Kembali
61
Bab 63. Penyerangan
62
Bab 64. Mengamuk
63
Bab 65. Penyelidikan Dua Senopati
64
Bab 66. Gerak Senyap Dua Sentana
65
Bab 67. Duel
66
Bab 68. Penyiksaan Sungsang
67
Bab 69. Terjebak
68
Bab 70. Genderang Perang Suku Lembah Kenabala
69
Bab 71. Pertemuan Kembali
70
Bab 72. Lamar
71
Bab 73. Pengkhianatan
72
Bab 74. Penyerbuan Dari Belakang
73
Bab 75. Kekuatan Sang Putri
74
Bab 76. Anjian Gumbolo Wojo
75
Bab 77. Serangan Masal
76
Bab 78. Membalik Arus
77
Bab 79. Jaga Saksena Masuki Medan Perang
78
Bab 80. Nyali Mereka Menciut
79
Bab 81. Kedigdayaan Sundara Watu
80
Bab 82. Pertarungan Menggila
81
Bab 83. Serangan Pamungkas Sundara Watu
82
JS 84. Jalan Keselamatan
83
Bab 85. Jaga Saksena Sang Pahlawan
84
Bab 86. Meja Makan Dan Kebencian
85
Bab 87. Kasam Raden Bakintal
86
Bab 88. Pembuktian
87
Bab 89. Masalah Pelik
88
Bab 90. Mujahadah
89
Bab 91. Pendekar Peniup Bledeg
90
Bab 92. Kelicikan Raja Basukamba
91
Bab 93. Raja Basukamba Jalankan Siasatnya
92
Bab 94. Kalah
93
Bab 95. Jalan Keluar Terbaik
94
Bab 96. Ritual Raden Bakintal
95
Bab 97. Persekutuan Terlarang
96
Bab 98. Nyai Kinasih Bergerak
97
Bab 99. Kejutan Dari Anesha Sari
98
Bab 100. Rencana Bakintal
99
Bab 101. Perjalanan Menuju Gunung Parigi
100
Bab 102. Tulul Amal
101
Bab 103. Penyatuan
102
Bab 104. Angkara Murka Kama Kumara
103
Bab 105. Menjajal Kekuatan
104
Bab 106. Petaka Kama Kumara
105
Bab 107. Mendung Kelabu Saindara Gumilang
106
Bab 108. Musuh Lama, Raden Bakintal
107
Bab 109. Tak Mengerti
108
Bab 110. Kemunculan Jaga
109
Bab 111. Strategi Jaga
110
Bab 112. Sumpah Sang Putri
111
Bab 113. Penyelidikan
112
Bab 114. Polah Sang Raja Baru
113
Bab 115. Kala Manusia Lebih Rendah Dari Binatang
114
Bab 116. Pemicu
115
Bab 117. Diracuni
116
Bab 118. Kakak Yang Kejam
117
Bab 119. Duel Dua Saudara
118
Bab 120. Sengit
119
Bab 121. Rencana Pembelotan
120
Bab 122. Dia Kembali!
121
Bab 123. Kemunculan Jaga Saksena
122
Bab 124. Tarung Berhari-hari
123
Bab 125. Kakek Penempa
124
Bab 126. Kakek Misterius Itu
125
Bab 127. Puncak Pertarungan
126
Bab 128. Pemuda Berpakaian Aneh
127
Bab 129. Pertemuan Kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!