Keesokkan paginya, walau weekend Friska tetap ke klinik karena akan melakukan pengecekan kepada ibu yang melakukan persalinan yang dia bantu kemarin. Friska bangun lebih awal dan menyiapkan sarapan untuknya dan Frisya.
“Risya bangun, ayo sarapan!” teriak Friska di meja makan memanggil sang adik.
Frisya yang mendengar teriakan dari Friska segera keluar dari kamar untuk sarapan, “Gak usah teriak-teriak deh kak Ris, ini bukan hutan. Aku juga tidak sedang tidur.” Ucap Frisya segera duduk di salah satu kursi di meja makan tersebut.
“Heheh,, kakak pikir kau belum bangun atau mungkin habis subuhan tiduran lagi.” Ucap Friska.
“Gak usah mengumbar keburukanku deh kak.” Ucap Frisya lalu mulai mengambil sarapan ke piringnya.
Friska pun tertawa melihat adiknya itu, “Hahah jadi kamu tersindir.” Ucap Friska tertawa.
“Kak Ris cepat sarapan atau tidak kau akan terlambat ke klinik nanti.” Ucap Frisya sebal.
“Baiklah adikku aku akan sarapan.” Ucap Friska.
Lalu kedua kakak beradik itu segera sarapan dengan damai.
“Dek kamu akan kemana hari ini?” tanya Friska saat dia mulai membersihkan sisa sarapan mereka.
“Aku gak punya kegiatan hari ini. Mungkin aku hanya akan mengunjungi keponakanku saja.” jawab Frisya.
“Ahh aku juga ingin melihat mereka. Aku akan kesana juga nanti setelah dari klinik.” Ucap Friska lalu dia segera mencuci piring bekas mereka makan. Setelah itu dia segera bersiap ke klinik.
***
Kini Frisya sudah tiba di rumah Freya. Dia segera masuk, “Aunty!” panggil Azwa begitu melihat Frisya.
Frisya pun segera mendekati keponakan kecilnya itu, “Ahh kau sangat cantik sayang.” ucap Frisya menciumi wajah keponakannya itu.
“Aunty aku membencimu!” ucap Azwa kesal.
“Kenapa sayang?” tanya Frisya pura-pura padahal dia tahu apa yang membuat keponakannya itu terlihat kesal.
“Kau membuatku tidak cantik aunty. Ahh aku benci kau.” Ucap Azwa segera meminta turun.
“Makanya aunty jangan suka membuat keponakanmu kesal. Kau tahu dia tidak menyukai hal seperti itu tapi kau melakukannya terus.” Ucap Anand dingin.
Frisya pun menghela nafasnya mendengar ucapan anak pertama kakaknya itu yang memang dingin, “Aunty itu hanya mengekspresikan kebahagiaan saja nak.” ucap Frisya membela diri.
“Bahagia sih bahagia tapi gak juga harus melakukan itu aunty.” Ucap Azlen keponakannya yang pemilik kulkas 20 pintu karena lebih dingin dari Anand.
“Ouh Anind tidakkah kau membela aunty-mu ini sayang karena aunty-mu ini sudah kalah dengan serangan dua gunung es.” Ucap Frisya dramatis.
“Gak usah lebay deh aunty.” Ujar Anind.
“Kakak! Aku malas bicara dengan anak-anakmu. Bukannya merindukanku dan menghormatiku mereka justru memojokkanku.” Ucap Frisya mengadu kepada sang kakak yang sedang menggendong Azwa.
“Maaf dek sepertinya hari ini kakak gak bisa membelamu karena kau sudah di laporkan.” Timpal Freya tersenyum sementara Azwa menatap Frisya kesal.
“Ouh kasihannya aku!” ucap Frisya penuh drama.
“Hahah, aunty sangat lucu. Lanjutkan aunty, aku suka aktingmu.” Timpal Azlan.
“Ahh aunty malas bicara dengan kalian. Aunty tidak akan membelikan mainan dan ice cream untuk kalian nanti.” Ucap Frisya.
“Kami gak butuh mainan aunty.” Jawab Anand dan Azlen bersamaan. Memang benar-benar dua gunung es.
“Kami juga bisa meminta ayah untuk belikan ice cream dan coklat.” Ujar Anind yang diangguki oleh Azwa.
“Ahh kakak lihatlah aku benar-benar kalah. Mereka benar-benar menindasku.” Ucap Frisya.
“Sudahlah dek gak usah drama begitu. Ohiya di mana Riska?” tanya Freya.
“Kak Ris masih ke klinik untuk melakukan pengecekan.” Jawab Frisya.
Freya pun hanya mengangguk mengerti.
***
Tidak terasa kini sudah siang mereka segera berkumpul di meja makan untuk makan siang bersama. Di sana juga sudah ada Friska yang sudah datang dua jam yang lalu.
“Riska, kapan kau menikah?” tanya Alvino.
“Nanti deh kakak ipar kalau jodohnya udah ketemu.” Jawab Friska.
“Mau kakak jodohin?” tanya Alvino.
“Gak deh kak aku belum tertarik. Aku ini masih muda kak. Aku masih belum ingin menikah.” Ucap Friska.
Alvino pun hanya mengangguk saja, “Kalau kamu Risya apa mau kakak jodohin?” tanya Alvino beralih kepada adik iparnya paling kecil.
“Kakak ipar gak usah pusing memikirkan jodohku karena aku yakin dia pasti akan datang sendiri jika sudah waktunya. Lagian aku ini putri terakhir jadi aku juga ingin menikah terakhir. Jadi selama kak Ris belum menikah maka aku tidak akan menikah. Selain itu juga aku belum lulus kuliah. Jadi jika kakak ipar ingin menjodohkan maka anak kakak ipar saja.” ucap Frisya menatap kelima keponakannya yang kembali menatapnya tajam.
“Kami gak mau yaa di jodohkan. Lagian kami itu masih kecil.” Ucap Azwa.
“Kamu mengerti apa itu di jodohkan sayang?” tanya Freya yang tidak menyangka akan respon putri kecilnya.
Azwa mengangguk, “Siapa yang mengajarinya? Apa kalian?” tanya Freya menatap keempat anaknya yang lain.
“Bunda bukan kakak, Azwa tahu sendiri.” Timpal Azwa.
Freya pun hanya bisa menghela nafasnya karena tidak menyangka bahwa dia akan melihat kedewasaan dalam kelima anaknya yang masih kecil, “Hubby, lain kali jangan bicara aneh-aneh di hadapan anak-anak.” Bisik Freya kepada suaminya.
“Aku gak bicara aneh-aneh sayang tapi anak kita saja yang pintarnya keterlaluan.” Bisik Alvino kembali. Friska dan Frisya yang bisa melihat itu hanya tersenyum.
Setelah makan siang itu Friska dan Frisya segera pamit kembali ke apartemen karena Frisya masih harus menulis beberapa laporan lagi sementara Friska juga masih harus mempelajari beberapa dokumen.
***
Sementara di sebuah rumah mewah ada sebuah keluarga yang terlibat pembicaraan, “Nak, kapan kau akan menikah?” tanya sang mami.
“Mih, aku sudah mengatakan berulang kali bahwa aku pasti akan menikah setelah menemukan gadis yang cocok.” Ucap Rezky.
“Sampai kapan? Apa kau tidak kasihan kepada mami dan papi yang sudah tua ini dan mungkin sebentar lagi akan mati dan tidak bisa melihat cucu kami nanti.” Ucap Mami Jasmin dramatis.
“Ouh ayolah mih gak usah dramatis begitu. Pih bujuklah mami, aku belum ingin menikah dan aku pusing mendengar hal ini. Aku sudah menuruti kalian untuk mengambil alih perusahaan. Setidaknya biarkan aku bernafas dulu dan menyesuaikan dengan perusahaan lalu berpikir untuk menikah.” Ujar Rezky.
“Tapi papi setuju dengan mamimu nak. Papi dan mami iri melihat teman bisnis kami sudah punya cucu, apalagi tuan William dan nyonya Sinta. Mereka sudah memiliki lima orang cucu di usia mereka yang hampir sama dengan usia kami nak.” ucap Papi Harry.
“Ouh aku pusing memikirkan ini.” ucap Rezky pusing.
“Makanya kamu mau yaa mami dan papi jodohkan.” Ucap mami Jasmin membujuk.
“Menjodohkan aku dengan wanita yang sudah bersuami lagi begitu. Aku gak mau mih.” Ucap Rezky.
“Kali ini mami janji gak akan salah lagi, waktu it umami hanya salah mengenali saja nak.” ucap mami Jasmin.
“Gak aku tetap menolak. Aku akan menemukan jodohku sendiri.” Ucap Rezky lalu segera ke kamarnya.
“Enak aja mau menjodohkan aku lagi. Aku gak mau di jodohkan lagi dengan wanita yang bersuami mana aku dijodohakan dengan istri dari tuan Vino lagi.” Gumam Rezky.
*
*
Yang ingin tahu perjodohan itu bisa di baca di novel berjudul Di Kala Cinta Menyapa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
Magephira
sudah seminggu gak dibaca nih karena hari lebaran😒
2023-04-29
1