Kini Frisya sudah kembali ke apartemen dan dia mulai memasak untuk makan malam mereka. Friska juga baru saja kembali dari klinik karena baru selesai membantu persalinan hingga dia terlambat pulang.
“Kau masak apa?” tanya Friska.
“Hanya nasi goreng kok sama ayam kecap.” Jawab Frisya. Kedua kakak beradik itu tinggal bersama dan mereka memiliki jadwal memasak secara bergantian dan berhubung hari ini jadwal Frisya memasak tapi tidak menutup kemungkinan mereka saling bertukar jika salah satu dari mereka terlambat pulang.
Friska pun segera duduk di meja makan lalu Frisya juga segera bergabung dengan kakak keduanya itu yang hanya berjarak dua tahun darinya tapi pendidikan mereka hanya terpaut satu tahun, “Kak Ris apa kau akan keluar hari ini?” tanya Frisya menatap sang kakak yang mulai mengunyah makanannya.
Friska mengangkat alisnya, “Kok kamu tahu aku akan keluar?” tanya Friska balik.
Frisya hanya tersenyum menanggapinya, “Tentu saja aku tahu kak, aku tahu semuanya tentangmu. Aku tahu apa yang kau lakukan setiap akhir pekan.” Jawab Frisya.
Friska menghentikan makannya lalu menatap adiknya itu dalam untuk mencari kebohongan di sana tapi sayang sepertinya adiknya ini tidak sedang berbohong, “Mau kau tatap bagaimanapun kak tetap sama saja jawabannya karena aku memang tahu apa yang kau lakukan.” Ujar Frisya.
“Sejak kapan kau tahu? Terus kau tahu dari mana?” tanya Friska menyelidik.
Frisya lagi-lagi tersenyum, “Seminggu setelah kau melakukan itu, aku tidak sengaja membaca naskahmu saat itu. Tapi tenang saja kak aku tidak akan mengatakan apapun kepada siapapun karena tanpa aku katakan pun kak Reya sudah tahu.” Jawab Frisya.
“Sungguh? Kakak juga tahu hal ini? Kamu tahu dari mana hal itu?” tanya Friska kaget karena ternyata selama ini apa yang dia lakukan secara diam-diam dan rahasia sudah diketahui oleh keluarganya. Dia pikir masih bersifat rahasia tahunya sudah jadi rahasia umum.
“Mungkin dari awal kau bekerja. Kau tahu kan kita itu tidak bisa menyembunyikan apapun dari kak Reya. Aku saja yang jadi vocal band di restonya saja dari awal dia yang sudah mewancaraiku tapi dia mengizinkannya selama itu tidak merusak moral dan menganggu pendidikan.” Jawab Frisya.
“Sudah kau karena kau bekerja di restonya jadi tentu saja kakak tahu tapi aku kan bekerja bukan di tempat kakak.” Ucap Friska masih saja belum percaya bahwa kakaknya tahu akan apa yang dia kerjakan.
“Apa kau tidak tahu bahwa pendiri siaran radio itu adalah kakak ipar. Dia adalah pemiliknya.” Ucap Frisya.
“Sungguh?” tanya Friska kaget untuk kesekian kalinya karena saat dia melamar disana tidak ada yang mengatakan apapun akan hal ini.
“Gak usah kaget begitu kak Ris. Kau kan tahu kak Vino itu memiliki usaha di berbagai bidang tapi sekarang kak Vino tidak begitu turun langsung dengan stasiun siaran itu. Dia hanya menerima laporannya saja dari direktur stasiun itu.” jawab Frisya.
“Terus apa kamu tahu siapa direkturnya?” tanya Friska.
Frisya menggeleng, “Kakak gak tahu siapa direkturnya tapi kau yang bekerja di sana. Apa kau tidak pernah ketemu dengannya?” tanya Frisya bingung.
Friska menggeleng, “Aku hanya ketemu dengan manajer saja dan hanya beberapa orang saja yang mengenalku karena aku hanya siaran untuk program setiap weekend saja. Aku juga datang dengan suasana misterius karena aku tidak ingin siapapun mengetahui aku. Jadi mungkin gak penting juga mengenal siapa direkturnya. Sudah ahh lebih baik aku siap-siap kesana saja.” ucap Friska segera menyelesaikan makannya karena dia memang harus segera menuju stasiun radio tempat dia menyiar salah satu program yang terkenal di kalangan remaja setiap weekend bertajuk ‘Nyayian Rindu’. Seperti namanya program ini adalah program yang menemani weekend-nya para remaja yang menikmati waktu mereka di rumah dengan mendengarkan lagu-lagu hits tentang rindu. Mereka juga bisa melakukan request lagu serta ada sesi curhat di program itu.
Frisya juga hanya mengangguk saja melihat Friska pergi ke kamarnya untuk bersiap karena dia juga harus bersiap segea ke resto sang kakak untuk ngeband di sana. Tidak jauh berbeda dengan Friska yang menemani para remaja yang jomblo untuk melewati weekendnya dengan mendengarkan music rindu. Frisya juga menemani para remaja tapi perbedaannya Frisya menemani para remaja yang memiliki pasangan yang sedang berkencan dengan menyanyikan lagu-lagu cinta untuk melewati kencan mereka sambil menikmati aneka hidangan di restoran sang kakak yang sudah memiliki beberapa cabang.
Frisya sebelum bersiap-siap dia mengatur dulu sisa makan malam mereka. Setelah memastikannya semuanya rapi dia segera ke kamar untuk bersiap-siap menuju Freya Resto.
***
“Kakak duluan yaa!” pamit Friska yang sudah ada di mobilnya kepada sang adik yang juga sudah ada pada sepeda motornya. Perlu di garis bawahi Frisya itu sedikit tomboy hingga menyukai naik motor daripada mobil walau Freya sudah menawarkan untuk di belikan mobil tapi Frisya menolak. Alasannya tidak jauh berbeda dengan Friska yang ingin memiliki mobil dengan hasil usaha sendiri karena berhubung dia belum lulus jadi dia belum memiliki uang untuk membeli mobil.
Frisya pun menggunakan motor kesayangannya yang memang pemberian papa Khabir dan mama Najwa. Yah, kedua orang tua mereka tidak pernah membedakan ketiga putrinya, baik Freya,Friska maupun Frisya mereka di belikan sepeda motor masing-masing saat awal mereka masuk SMA. Jadi ketiga bersaudara itu memiliki motor masing-masing pemberian orang tua mereka. Jika milik Freya ada di garasi rumahnya masih sesekali dia pakai tapi walaupun di simpan tetap terawat, hal yang sama juga di lakukan untuk sepeda motor milik Friska walau sesekali dia pakai tetap di rawat dengan baik.
Sekitar 30 menit kemudian akhirnya Friska sudah sampai di stasiun radio biasa dia menyiar. Dia tiba di sana setengah jam sebelum programnya itu di mulai. Dia pun segera bersiap-siap di ruangan. Friska bekerja di sana hanya beberapa yang mengenalnya karena dia memang menutupi identitasnya. Mereka lebih mengenalnya dengan nama saat dia siaran yaitu 3F (Three Ef). Friska juga tidak memperlihatkan wajahnya dia selalu memakai masker dan kaca mata hitam jika kesana. Dia terkenal sebagai penyiar misterius karena itu adalah permintaannya saat dia di tawari pekerjaan ini saat itu.
“3F kau sudah bisa bersiap di sana karena acaranya sebentar lagi akan di mulai.” Ucap kru yang bertugas membantu Friska bekerja.
Friska pun sudah bersiap di tempat dan semua alat sudah terpasang saat jam menunjukkan pukul 21.00 tepat dia segera mulai siarannya.
“Selamat malam para pendengar setia radio 90.01 FM radio milik remaja kekinian. Selamat berjumpa lagi di program para kesayangan remaja Nyanyian Rindu dengan saya penyiar kesayangan kalian 3F yang akan menemani kalian selama satu jam ke depan. Bagaimana kabar weekendnya hari ini? Apa masih galau atau rindu seseorang? Hmm,, rindu itu memang berat jadi sebelum masuk ke dalam topic hari ini mari kita dengarkan satu lagu pembuka untuk menemani weekend kalian.”
“Okay playlist pembuka ini dari Arsy Widianto dan Brisia Jodi berjudul Rindu dalam Hati. Happy Enjoy!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
aminah nizam
suka cerita 3 bersaudara
2023-01-08
1