5. Pantai

Pukul 11 siang, semua rombongan alumni mulai diarahkan untuk menikmati fasilitas liburan yang sudah disediakan.

Karena momen ini untuk mengenang kebersamaan, mereka dikoordinasi untuk berangkat bersama-sama menuju pantai yang jaraknya hanya sepuluh menit dari letak villa.

Sesampainya di pantai, mereka mulai melakukan aktivitas seru. Karena ini acara bebas dan tidak ada runtutan jadwal kegiatan, semuanya pun dibebaskan untuk melakukan hal yang diinginkan asal masih berada di kawasan pantai.

Yakub, Ilyas, Rico, Rozi dan beberapa teman pria yang lain memutuskan untuk bermain voli pantai. Sementara Diandra dan Rina tampak sedang menikmati kegiatan berjemur mereka.

Yara sendiri bingung ingin melakukan apa, melihat pantai selalu membuatnya antusias, akan tetapi ia tidak bisa berenang.

"Ra, kamu mau kemana? Naik banana boat, yuk!" Nisa--istri Yakub--mengajak Yara untuk menaiki wahana yang tersedia.

Yara melirik Juna disisinya, tapi pria itu hanya memandangi pantai seolah tidak mendengar apa-apa.

"Mas?"

Disaat itu, barulah Juna menatap Yara yang memanggilnya.

"Eh, kenapa?" tanya pria itu.

"Ini, Mbak Nisa ngajakin aku naik banana boat."

"Yaudah, naik aja."

"Aku takut, aku gak bisa berenang, Mas."

"Gak apa-apa, ntar pasti ada penjaga pantai yang bakal jagain disana, ada pemandunya juga." Juna menjawab sembari masih serius memantau keadaan sekitar pantai. Bahkan, pandangan pria itu terlihat menyapu ke seluruh penjuru, seperti tengah mencari sesuatu? Atau seseorang?

Padahal, Yara berharap Juna mau ikut dengannya, tentu ia merasa lebih aman jika bersama sang suami. Nyatanya, Juna malah memberikan jawaban cuek seperti itu.

"Kamu gak mau ikut sama kita, Mas?"

"Enggak, deh. Aku mau pijat aja disana." Juna menunjuk kursi pantai yang tak jauh dari posisi mereka. Disana memang banyak menawarkan jasa lulur dan pijat pinggir pantai.

Yara sempat terheran dengan pilihan Juna, tapi, mungkin suaminya itu memang kelelahan dan butuh pijatan refleksi.

"Ya, udah, aku ikut Mbak Nisa, ya, Mas. Kita sama Fera juga."

"Oke."

Yara dan Nisa pun berjalan ke arah Fera yang ternyata sudah membooking jadwal menaiki banana boat.

"Abis ini giliran kita." Fera tampak antusias sekali. Gadis itu memang ceria dan memiliki adrenalin yang tinggi. Yara saja salut melihatnya.

"Fer, bukannya kamu lagi datang bulan?" tanya Yara.

"Iya, emang, tapi gak apa-apa juga, sih."

"Emang gak nyeri?"

"Nyeri, dikit. Udah tenang aja, mumpung udah di Bali ini. Kalau ngikutin badan mah gak bisa puas liburan aku." Gadis itu pun tertawa diujung kalimatnya.

Benar juga, pikir Yara.

"Kayaknya kita kurang orang, deh." Nisa mulai buka suara. Mereka hanya bertiga, sepertinya kurang dua atau minimal satu orang lagi untuk naik ke atas banana boat.

"Ajakin siapa dong?" Yara juga bingung. Semua sudah tampak sibuk dengan kegiatan pantainya masing-masing.

Disaat mereka kebingungan, seorang pria tiba tak jauh dari mereka. Pria itu membawa papan surfing sambil ber te lan jang dada. Ia hanya mengenakan sebuah celana pendek khas pantai yang tampak pas di tubuh atletisnya.

"Sky!" Fera berteriak sambil memanggil Sky dengan lambaian tangan. Pria itu pun menoleh, bersamaan dengan Yara yang membuang pandangan ke arah lain.

Dalam hati, Yara kembali berharap agar Sky menolak mentah-mentah tawaran yang pasti akan diajukan oleh Fera saat ini juga.

Dengan gaya cool nya, Sky pun mulai berjalan dan menghampiri ketiga perempuan disana.

"Kenapa, Fer?"

"Ikut naik banana boat sama kita, ya!"

Sky tidak langsung menjawab, pria itu malah melirik pada Yara yang pura-pura tidak melihatnya.

"Aku---"

"Sky mau surfing, Fer. Kayaknya dia gak bisa ikut." Yara yang angkat bicara---menyela ucapan Sky yang bahkan belum selesai diutarakan.

Mendengar itu, Sky jadi menarik sudut bibirnya. "Ya udah, aku ikut," putusnya.

Yara melotot dan pria itu hanya tersenyum tipis tapi tidak mau menunjukkannya pada Yara. Ia tampak bersikap biasa, seolah tidak memahami arti tatapan Yara yang sudah memandangnya dengan tatapan mematikan.

"Terus papan surfingnya, gimana?" Fera kembali bertanya.

"Gampang. Aku tinggalin disini, atau aku titip ke tenda itu." Sky menunjuk sebuah tempat dimana para pemandu banana boat tengah duduk disana.

Akhirnya, pria itu benar-benar akan menaiki banana boat seperti permintaan Fera.

Karena Yara tidak bisa berenang, ia meminta agar tidak duduk didepan atau paling belakang sebab ia takut. Alhasil, karena permintaan wanita itu sendiri, ia harus rela duduk ditengah. Posisinya di apit oleh Nisa yang duduk didepannya dan Sky yang duduk di belakang.

Susunannya adalah Fera duduk di paling depan, Nisa, Yara lalu Sky. Tak lupa pula, seorang pemandu turut ikut duduk di bagian paling belakang banana boat tersebut. Jadilah Yara benar-benar berada diposisi paling tengah.

Beberapa menit berselang, mereka tampak sudah siap dan duduk dengan pelampung yang sudah terpasang ditubuh masing-masing.

Sky sesekali melirik Yara, ia yakin wanita itu pasti sudah spot jantung sebelum permainan ini dimulai. Tapi, ia memilih tidak mengucapkan sepatah katapun. Ia hanya mengulumm senyuman.

"Ra, jangan takut, rileks, okey..." Nisa menyemangati Yara, sebab wanita itu juga sempat mendengar bahwa Yara tidak bisa berenang. Akan tetapi, tampaknya Yara penasaran dan tetap ingin mencoba wahana permainan ini.

Semuanya sudah berada diposisi masing-masing sambil mendengar beberapa panduan singkat sang pemandu.

Sekarang, tinggal menunggu--perahu karet besar yang berbentuk menyerupai pisang--itu akan segera ditarik menggunakan speedboat.

"Gak usah takut, aku jagain kamu."

Yara melirik sekilas pada Sky dibelakangnya. Sekarang ia bukan takut jatuh tenggelam, melainkan takut pada pria yang duduk dibelakangnya. Ralat, bukan takut pada Sky, melainkan pada dirinya sendiri. Yara takut jatuh tergoda pada pesona pria itu lagi--- seperti dulu.

Yara memutuskan diam saja tak menggubris ucapan Sky yang memang hanya dia saja yang dapat mendengarnya.

Yara menghela nafas panjang, mengatur diri agar tidak mengalami histeris yang berlebih.

Melihat itu, Sky malah senyum-senyum sendiri. Ingin sekali berbuat lebih untuk menenangkan Yara, tapi itu semua tidak dapat ia lakukan.

Secara perlahan, banana boat yang mereka naiki mulai bergerak. Dari posisi lambat sampai menjadi lebih cepat dan semakin kencang. Suara teriakan sudah semakin jelas terdengar, tapi tertutupi oleh suara Speedboat yang juga terus menyala dan berjalan.

Di tengah-tengah pantai, mereka semua kewalahan sebab banana boat itu terasa berputar-putar dan seperti sengaja diatur agar tubuh mereka semua terpental masuk ke dalam dinginnya air.

Sudah dapat ditebak jika Yara yang lebih dulu tercebur ke dalam air, pegangannya terlepas begitu saja, kepalanya terasa pusing. Tapi, ia tidak menampik keseruan yang tercipta akibat permainan itu.

Nisa dan Fera juga sudah tercebur ke arah yang berlawanan dengan Yara.

Disaat yang sama, Sky juga menceburkan diri ke dalam air. Ia sengaja melakukannya, meski sebenarnya ia tak seharusnya terjatuh, sebab ia masih sanggup mempertahankan posisi diatas banana boat yang ia duduki.

Yara tahu jika ia tidak tenggelam, sebab pelampungnya masihlah ia kenakan, akan tetapi entah kenapa tiba-tiba saja ia merasa tertarik ke dalam air.

Disaat yang sama, Yara sadar bahwa kini ada seseorang yang berada sangat dekat didepan wajahnya.

Dalam keadaan antara sadar dan tidak, Yara dapat melihat sosok itu. Sky. Ya, dia benar-benar Sky yang seolah sengaja mengajaknya menyelam dan menahan nafas didalam air.

Perasaan Yara yang sebelumnya merasa takut karena mengira dia telah tenggelam-- berubah menjadi rasa lega saat mengetahui ada Sky didekatnya. Entah kenapa, tapi tidak berontak dan seolah pasrah saja dengan hal ini.

Refleks, mereka berdua kini saling menatap singkat di kedalaman air.

Hal itu hanya berlangsung selama beberapa detik saja, sebab pelampung yang mereka kenakan seakan memaksa tubuh keduanya agar kembali naik ke permukaan air.

Fiiiuuh ....

Yara menghirup oksigen sebanyak-banyaknya saat muncul ke permukaan. Seakan ia terlalu lama menahan nafas saat berada didalam air tadi.

"Seru?" Sky bertanya. Entah kenapa Yara tidak tertarik menjawabnya.

Yara melepaskan tangan Sky--yang entah sejak kapan--menggenggam tangannya yang berada didalam air.

Yara beranjak, meski tak bisa berenang, ia ingin segera pergi dari hadapan Sky saat itu juga. Ia tidak mau ada satu pasang mata pun yang bisa melihat kebersamaan mereka saat ini.

Yara tidak mau digosipkan atau hal-hal yang semacam itu akan terjadi apabila ia terus berada didekat Sky.

Saat Yara sudah berada di pinggiran pantai, Nisa dan Fera menyambutnya.

"Ra? Jatuh di tengah, ya?" tanya Fera.

"Iya, aku jadi pusing. Aku balik ke villa duluan ya," pamit Yara. Padahal yang lebih membuatnya pusing bukan karena wahana banana boat melainkan tingkah Sky beberapa saat lalu.

Yara pun kembali ke Villa seorang diri. Ia tidak mengabari Juna. Biarlah ia sendirian beberapa saat, ia butuh waktu dan ingin menata hatinya lebih dulu.

Perjalanan Yara menuju villa tidak lama, meski itu hanya ditempuh dengan berjalan kaki.

Yara tiba di villa dan memutuskan untuk membersihkan diri. Ia mandi dan mengenakan baju yang bersih. Setidaknya kegiatan itu mungkin bisa meredam perasaannya yang bergejolak akibat kelakuan sang mantan.

Tok tok tok

Saat Yara masih melamunkan kejadian singkat beberapa waktu lalu antara dia dengan Sky, pintu kamarnya diketuk dari luar.

"Mas, maaf aku balik gak bilang---" Kalimat Yara terhenti, sebab dugaannya salah karena mengira itu adalah Juna. Didepannya sekarang bukan Juna, melainkan pria yang tadi ikut menceburkan diri kedalam air bersamanya.

Sky.

Sepertinya Sky juga sudah mandi, dia sudah mengenakan kaos hitam yang mencetak postur tegap tubuhnya.

"Ng... apa?" Akhirnya kata itu yang Yara ucapkan didepan Sky.

Pria itu menatap Yara dengan sorot mata yang tak terbaca.

"Kalau gak bilang apapun, pintunya aku tutup lagi. Gak enak kalau nanti ada yang lihat," ujar wanita itu kemudian.

Sky tetap datar. "Kenapa mesti gak enak?" tanyanya acuh tak acuh.

"Ya, gak etis aja."

"Why? Gak ada yang bisa ngelarang aku disini," kata pria itu terdengar pongah.

Yara menghembuskan nafas jengah.

"Udahlah, aku tutup pintunya."

Saat Yara mau membuktikan ucapannya, secepat kilat Sky menahan daun pintu tersebut.

"Apa-an sih, kamu!" protes Yara.

"Apa?" Sky malah balik bertanya, seakan menantang Yara. "Coba kamu lihat didepan kamu sekarang? Ini aku! Jadi, jangan berlagak cuek seolah kita gak saling mengenal, Ayara!"

"Kita emang gak saling kenal."

"Ayara?" Sky menatap Yara dengan tatapan marah dan kecewa?

Disaat itulah Yara mengambil kesempatan dan segera menutup pintu sesegera mungkin.

"Ayara, aku belum selesai bicara!"

Bersambung ....

*****

Jika suka dengan novel ini, tinggalkan Like, komen dan vote. Jangan lupa tap Love juga ya biar dapat pemberitahuan kalau novel ini update🙏🙏

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus ceria

2023-06-18

1

🦋𝖀𝖓𝖓𝖎𝖊 𝕰𝖛𝖎🍀

🦋𝖀𝖓𝖓𝖎𝖊 𝕰𝖛𝖎🍀

Aduh Sky,kamu pelan pelan mendekati Yara kembali

2023-01-03

2

Sunarti

Sunarti

Ayara.. hanya takut suami nya akan tanya yg macam "

2022-11-25

1

lihat semua
Episodes
1 1. Reuni
2 2. Desakan teman
3 3. Perjalanan yang melelahkan
4 4. Dia datang?
5 5. Pantai
6 6. Rindu kamu
7 7. Pesta Barbeque
8 8. Memilikinya (lagi)
9 9. Siapa yang akan menyerah?
10 10. Ada maunya?
11 11. Dipergoki
12 12. Bicara
13 13. Hari terakhir
14 14. Pemberian
15 15. Membuat Alasan
16 16. Truth or dare
17 17. Sebuah pilihan
18 18. Kepulangan
19 19. Kakak ipar
20 20. Menagih
21 21. Undangan
22 22. Istri orang
23 23. Pesta
24 24. Games
25 25. Dia adalah Ayara
26 26. Menghentikan
27 27. Saat Berpisah
28 28. Nekat
29 29. Berkunjung
30 30. Asupan
31 31. Kunjungan sang Kakak
32 32. Ingin pindah rumah
33 33. Jangan Kejam
34 34. Dikhianati
35 35. Pelampiasan
36 36. Melawan
37 37. Ingin Menyelidiki
38 38. Rumah Baru
39 39. Bukan dari uangmu
40 40. Permintaan pisah
41 41. Menjemput
42 42. Tepi Danau
43 43. Menjelaskan
44 44. Banyak masalah
45 45. Menjenguk Kakak Ipar
46 46. Melihat tanda itu
47 47. Hal serupa
48 48. Tak memiliki tujuan
49 49. Harus jaga jarak
50 50. Luluh
51 51. Mencari dukungan
52 52. Telepon dari Kakak
53 53. Curiga?
54 54. Mengakui
55 55. Mengikuti
56 56. Menyulut kemarahan
57 57. Mulai Kerja
58 58. Berhenti berusaha
59 59. Cemburu?
60 60. Do you like Sky?
61 61. Ingin keduanya
62 62. Bekerja tanpa beban
63 63. Menemui sang Adik
64 64. Mengajak Bertemu
65 65. Izinkan aku membahagiakanmu
66 66. Siapa pria itu?
67 67. Penyesalan
68 68. Tetap menunggu
69 69. Bertemu Mama
70 70. Kesal
71 71. Gugup
72 72. Balada motor mogok
73 73. Tak bisa ke lain hati
74 74. Khianat
75 75. Ke Mall
76 76. Backstreet
77 77. Pulang Bersama
78 78. Kencan
79 79. Nonton
80 80. Rencana mama
81 81. Peluang kesalahpahaman
82 82. Canggung
83 83. Milikku
84 84. Panggilan baru
85 85. Belajar
86 86. Doa yang terjawab
87 87. Takut Hilang
88 88. Bertemu (lagi)
89 89. Mengurus Cuti
90 90. Ingin periksa
91 91. Menitipkan
92 92. Menyalahkan
93 93. Ditunda
94 94. Mengasuh Bayi
95 95. Terkejut
96 96. Inspirasi
97 97. Ingin mengasuh
98 98. What the ...
99 99. Pink Beach
100 100. Mencari gara-gara
101 101. Terlambat
102 102. Pulau Padar
103 103. Membeli perlengkapan bayi
104 104. Keputusan
105 105. Meminta Kesempatan
106 106. Bali again
107 107. Cinta Pertama yang gagal
108 108. Apa boleh?
109 109. Sudah Menikah
110 110. Takut lupa daratan
111 111. Rasa yang tak punya nama
112 112. Optimis
113 113. Satu Bulan?
114 114. Teguran
115 115. Kecewa
116 116. Permohonan
117 117. Memberi oleh-oleh
118 118. Gugup dan Deg-degan
119 119. Berubah aneh
120 120. Sejauh mana?
121 121. Perhelatan
122 122. Meremehkan
123 123. Cemburu?
124 124. Melting
125 125. Ancaman
126 126. Ungkapan
127 127. Tiga orang asing
128 128. Surat Kaleng
129 129. Perjanjian
130 130. Kembali dan bertemu
131 131. Blue and Pink
132 132. Berubah dingin
133 133. Terus-terang
134 134. Pernyataan
135 135. Menerima
136 136. Usaha baru
137 137. Menerima apa adanya
138 138. Masa depanku
139 139. Permintaan di waktu tak tepat
140 140. Tulus
141 141. Thailand
142 142. Waiting for this
143 143. Kesiangan
144 144. Belanja
145 145. Menuai apa yang ditanam
146 146. Buy one get one
147 147. Mengantar titipan
148 148. Kewalahan
149 149. Yara-1
150 150. Yara-2
151 151. Yara-3
152 152. Yara-4
153 153. Yara-5
154 154. Sky-1
155 155. Sky-2
156 156. Mengesampingkan perasaan
157 157. Gosip
158 158. Kompensasi
159 159. Hasil penyelidikan
160 160. Perbandingan dua foto
161 161. Dunia yang terasa runtuh
162 162. Dalang
163 163. Hantu atau ...
164 164. Berhalusinasi
165 165. Aku kembali
166 166. Sangat merindukan
167 167. Siapa dia?
168 168. Welcome home
169 169. Membuat perhitungan
170 170. Berkat di waktu yang tepat
171 171. Ketahuan
172 172. Tidak mungkin
173 173. Menerima hukuman
174 174. I Love You
175 175. Kabar duka
176 176. End
177 177. Bonchap-1
178 178. Bonchap-2
179 179. Bonchap-3
180 180. Bonchap-4
181 181. Bonchap-5
182 182. Bonchap-6 (Part Ending)
183 PROMO
Episodes

Updated 183 Episodes

1
1. Reuni
2
2. Desakan teman
3
3. Perjalanan yang melelahkan
4
4. Dia datang?
5
5. Pantai
6
6. Rindu kamu
7
7. Pesta Barbeque
8
8. Memilikinya (lagi)
9
9. Siapa yang akan menyerah?
10
10. Ada maunya?
11
11. Dipergoki
12
12. Bicara
13
13. Hari terakhir
14
14. Pemberian
15
15. Membuat Alasan
16
16. Truth or dare
17
17. Sebuah pilihan
18
18. Kepulangan
19
19. Kakak ipar
20
20. Menagih
21
21. Undangan
22
22. Istri orang
23
23. Pesta
24
24. Games
25
25. Dia adalah Ayara
26
26. Menghentikan
27
27. Saat Berpisah
28
28. Nekat
29
29. Berkunjung
30
30. Asupan
31
31. Kunjungan sang Kakak
32
32. Ingin pindah rumah
33
33. Jangan Kejam
34
34. Dikhianati
35
35. Pelampiasan
36
36. Melawan
37
37. Ingin Menyelidiki
38
38. Rumah Baru
39
39. Bukan dari uangmu
40
40. Permintaan pisah
41
41. Menjemput
42
42. Tepi Danau
43
43. Menjelaskan
44
44. Banyak masalah
45
45. Menjenguk Kakak Ipar
46
46. Melihat tanda itu
47
47. Hal serupa
48
48. Tak memiliki tujuan
49
49. Harus jaga jarak
50
50. Luluh
51
51. Mencari dukungan
52
52. Telepon dari Kakak
53
53. Curiga?
54
54. Mengakui
55
55. Mengikuti
56
56. Menyulut kemarahan
57
57. Mulai Kerja
58
58. Berhenti berusaha
59
59. Cemburu?
60
60. Do you like Sky?
61
61. Ingin keduanya
62
62. Bekerja tanpa beban
63
63. Menemui sang Adik
64
64. Mengajak Bertemu
65
65. Izinkan aku membahagiakanmu
66
66. Siapa pria itu?
67
67. Penyesalan
68
68. Tetap menunggu
69
69. Bertemu Mama
70
70. Kesal
71
71. Gugup
72
72. Balada motor mogok
73
73. Tak bisa ke lain hati
74
74. Khianat
75
75. Ke Mall
76
76. Backstreet
77
77. Pulang Bersama
78
78. Kencan
79
79. Nonton
80
80. Rencana mama
81
81. Peluang kesalahpahaman
82
82. Canggung
83
83. Milikku
84
84. Panggilan baru
85
85. Belajar
86
86. Doa yang terjawab
87
87. Takut Hilang
88
88. Bertemu (lagi)
89
89. Mengurus Cuti
90
90. Ingin periksa
91
91. Menitipkan
92
92. Menyalahkan
93
93. Ditunda
94
94. Mengasuh Bayi
95
95. Terkejut
96
96. Inspirasi
97
97. Ingin mengasuh
98
98. What the ...
99
99. Pink Beach
100
100. Mencari gara-gara
101
101. Terlambat
102
102. Pulau Padar
103
103. Membeli perlengkapan bayi
104
104. Keputusan
105
105. Meminta Kesempatan
106
106. Bali again
107
107. Cinta Pertama yang gagal
108
108. Apa boleh?
109
109. Sudah Menikah
110
110. Takut lupa daratan
111
111. Rasa yang tak punya nama
112
112. Optimis
113
113. Satu Bulan?
114
114. Teguran
115
115. Kecewa
116
116. Permohonan
117
117. Memberi oleh-oleh
118
118. Gugup dan Deg-degan
119
119. Berubah aneh
120
120. Sejauh mana?
121
121. Perhelatan
122
122. Meremehkan
123
123. Cemburu?
124
124. Melting
125
125. Ancaman
126
126. Ungkapan
127
127. Tiga orang asing
128
128. Surat Kaleng
129
129. Perjanjian
130
130. Kembali dan bertemu
131
131. Blue and Pink
132
132. Berubah dingin
133
133. Terus-terang
134
134. Pernyataan
135
135. Menerima
136
136. Usaha baru
137
137. Menerima apa adanya
138
138. Masa depanku
139
139. Permintaan di waktu tak tepat
140
140. Tulus
141
141. Thailand
142
142. Waiting for this
143
143. Kesiangan
144
144. Belanja
145
145. Menuai apa yang ditanam
146
146. Buy one get one
147
147. Mengantar titipan
148
148. Kewalahan
149
149. Yara-1
150
150. Yara-2
151
151. Yara-3
152
152. Yara-4
153
153. Yara-5
154
154. Sky-1
155
155. Sky-2
156
156. Mengesampingkan perasaan
157
157. Gosip
158
158. Kompensasi
159
159. Hasil penyelidikan
160
160. Perbandingan dua foto
161
161. Dunia yang terasa runtuh
162
162. Dalang
163
163. Hantu atau ...
164
164. Berhalusinasi
165
165. Aku kembali
166
166. Sangat merindukan
167
167. Siapa dia?
168
168. Welcome home
169
169. Membuat perhitungan
170
170. Berkat di waktu yang tepat
171
171. Ketahuan
172
172. Tidak mungkin
173
173. Menerima hukuman
174
174. I Love You
175
175. Kabar duka
176
176. End
177
177. Bonchap-1
178
178. Bonchap-2
179
179. Bonchap-3
180
180. Bonchap-4
181
181. Bonchap-5
182
182. Bonchap-6 (Part Ending)
183
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!