4. Dia datang?

"Fera? Kenapa, sih? Kamu buat aku kaget, tau gak!" protes Yara pada ulah Fera yang menarik tangannya secara tiba-tiba.

"Sorry, Ra. Aku cuma ada perlu nih, mendadak banget. Urgent. Bantuin aku, ya?"

Yara menghela nafas. "Bantu apaan? Masih pagi banget loh ini."

Fera menyengir, menunjukkan deretan giginya yang dipagari. "Aku dapet, kamu ada p e m b a l u t, gak? Aku lupa bawa. Mau beli masih pagi banget, gak enak juga minta tolong sama pengurus Villa. Nah, sprei di kamar juga sampe kotor gara-gara aku. Gimana dong? Aku gak enak ninggalinnya dalam keadaan begitu."

"Ya ampun, Fer... ya, udah aku ambilin p e m b a l u t nya dulu. Itu spreinya udah kamu buka, belum?"

Fera pun mengangguk secara berulang.

"Ntar aku temenin cari laundry, deh... atau kamu mau cuci sendiri? Kayaknya di villa ini ada mesin cucinya juga, kok."

"Laundry aja, ya, Ra. Males repot."

"Oke."

"Tapi... temenin," rengek gadis itu manja.

"Iya, iya. Ya udah, aku ambilin p em ba lut nya dulu di kamar."

"Oke, makasih banget ya, Ra. Sorry udah buat kamu kaget."

Yara pun mengacungkan jempol pada Fera.

*****

Pagi menjelang siang, Yara dan Fera kembali ke Villa setelah sebelumnya mereka pergi ke laundry yang terdekat dengan tempat villa mereka berada.

Teman-teman yang lain ada yang masih nge-gym, ada pula yang lari pagi di sekitar villa dan belum kembali.

"Fer, aku ke kamar dulu, ya. Mau lihat Mas Juna, sekalian mau ajakin sarapan bareng."

"Iya, Ra. Sekali lagi makasih ya udah temenin aku ke laundry tadi."

"Iya, gak apa-apa, kok."

Yara pun kembali ke kamarnya. Ia ingin membangunkan Juna. Rupanya sang suami sudah tidak berada di kamar lagi.

Sebelumnya, Juna memang sudah bangun dan Yara juga sudah pamit mau menemani Fera ke laundry. Juna pun mengizinkan.

Tapi, Yara pikir setelah itu Juna akan tidur kembali, nyatanya pria itu sudah pergi entah kemana.

"Mungkin Mas Juna jalan-jalan disekitar Villa," batin Yara.

Memang pemandangan pagi di Bali juga sudah sangat indah. Tadi Fera juga sudah mengajak Yara jalan-jalan, tapi Yara ingin mengabari suaminya dulu, makanya ia memutuskan langsung kembali ke Villa saja. Sayangnya, Juna sudah tidak berada disana.

Yara pun mulai membersihkan kamar itu. Menarik setiap sudut sprei dan melipat selimutnya.

Tak lupa, Yara juga menyibak gorden jendela sebab matahari sudah mulai meninggi.

Yara berdiri didepan jendela lebar tersebut, dengan tatapan lurus yang mengarah ke pemandangan dihadapannya. Kebetulan kamar yang Yara tempati berada di lantai dua dan view nya mengarah langsung pada pantai yang sangat indah.

Yara jadi melamun disana, pemandangan itu seakan melarutkannya.

Tanpa sengaja, mata Yara menangkap sosok seseorang yang tampaknya baru tiba. Sky. Pria itu sudah berada disana dengan penampilan casualnya yang membuat mata Yara tak berkedip.

"Dia datang?" Entah kenapa kalimat itu terucap dari bibir Yara. Seakan-akan ia memang menanti kehadiran pria tersebut.

Sky tampak santai, ia mengenakan kaos putih dengan bawahan celana berwarna khaki-- yang hanya menutupi sampai batas lututnya. Sebuah kacamata hitam juga tampak bertengger di pangkal hidung mancungnya.

Pria itu terlihat sedang berbicara dengan seseorang--yang setelah Yara sadari--malah membuat mata Yara semakin melotot.

"Ya ampun, Mas Juna sedang bicara apa sama Sky?" gumam Yara.

Juna memang tidak mengetahui kalau Sky adalah mantan kekasih Yara saat SMA. Kisah percintaan itu Yara tutup rapat-rapat. Bukan karena apapun, Yara hanya ingin menyimpannya rapi untuk dirinya sendiri.

"Duh, mudah-mudahan gak ada temen-temen yang keceplosan bilang sama Mas Juna kalau Sky itu mantan aku." Yara menepuk jidatnya sekilas kemudian mulai menuruni tangga.

"Yara?"

Wanita itu menoleh dan mendapati Rina, Yakub, Diandra dan Rico di meja makan, ada pula pacar Rina dan istri Yakub disana.

"Mau kemana? Gak sarapan dulu?"

"Ehm, aku mau panggil Mas Juna dulu, ya."

"Oh, oke." Yakub mengacungkan jempol pertanda setuju.

Sekarang Yara sudah berada diluar, tapi ia jadi bingung bagaimana caranya memanggil Juna, sebab pria itu kan sedang terlibat percakapan dengan Sky. Yara tidak mau hadir tiba-tiba disana dan menarik perhatian Sky nanti. Tapi, apa itu mungkin? Ah, sepertinya Sky tidak akan peduli sekalipun Yara menarik Juna dihadapannya.

"Mas..." Yara akhirnya memberanikan diri memanggil Juna. Saat itu pula, kedua orang yang sedang mengobrol disana langsung menoleh ke arah Yara.

Melihat Yara, Juna langsung permisi pada Sky saat itu juga.

"Oh, itu Yara. Saya temui dia dulu. Kapan-kapan kita lanjut lagi bicaranya, Pak," kata Juna pada Sky. Yara sedikit mendengar, tapi ia buru-buru mengalihkan pandangan agar tidak bertemu mata dengan mantan kekasihnya itu.

Sky hanya mengangguk samar. Dia menatap Juna yang menghampiri Yara. Tapi, tanpa sepengetahuan siapapun-- tangan pria itu terkepal erat disisi tubuhnya.

"Kenapa?" Juna menghampiri Yara, sang pria bahkan merangkul pundak istrinya dan mengajak Yara berjalan ke arah berlawanan dari tempatnya semula bersama Sky.

Tentu pemandangan itu tampak di pelupuk mata Sky, pria itu pun langsung memilih untuk buang badan dan pergi ke arah yang berbeda.

"Kamu ngapain disitu, Mas?" tanya Yara pada Juna.

"Oh, itu tadi bicara sama Pak Sky. Aku baru nyadar kalau dia itu ternyata temen sekolah kamu, waktu acara reuni kemarin aku gak lihat, mungkin beliau enggak datang ya."

"Datang, kok!" jawab Yara spontan.

Juna mengernyit menatap istrinya. "Oh, datang, ya? Berarti waktu itu aku yang gak ngelihat dia," ujarnya masih dengan raut aneh pada Yara, seakan menatap wanitanya penuh dengan selidik.

"Emangnya Mas kenal sama Sky?"

"Gak kenal juga, tapi tahu sih sama dia. Siapa yang gak kenal beliau, dia kan arsitek terkenal, Ra."

Yara manggut-manggut mendengar ucapan suaminya.

"Aku pikir orangnya sombong, ternyata enggak. Kamu dulu pas sekolah deket gak sama Pak Sky?"

"Hah?" Yara bingung mau menjawab apa. Entah kenapa ia justru menggelengkan kepalanya.

"Oh, aku pikir kamu sempat berteman dekat gitu. Soalnya pas aku bilang aku suami kamu, dia langsung tau sama kamu."

Yara pun memaksakan untuk tersenyum didepan Juna, ia tak mau berkomentar lebih lanjut mengenai Sky pada suaminya.

"Kamu ngapain nyari aku, Ra?" tanya Juna kemudian.

"Eh, iya, aku mau ngajak Mas sarapan."

"Oh iya, yuk. Aku juga udah laper."

Akhirnya Yara dan Juna pun sarapan di villa yang mereka tempati. Karena teman-teman yang lain sudah sarapan lebih dulu dari mereka, jadi sekarang di meja makan itu hanya diisi oleh Yara dan Juna saja.

Saat mereka baru hendak sarapan, tiba-tiba suara Juna memecah keheningan. Pria itu tampak memanggil seseorang yang baru saja memasuki ruang makan, hal itu pun berhasil membuat mata Yara membola.

"Pak Sky? Udah sarapan? Ayo sarapan bareng disini."

Rupanya Sky baru saja masuk ke dalam villa. Dari enam Villa yang ada, kenapa pria itu memasuki villa yang ini? Apa Sky juga akan menginap di Villa yang ditempati Yara dan Juna?

Astaga.... Mas Juna ngajak makan semeja dengan Sky?

Tuhan, kalau mau menguji perasaanku, atau mau mencoba rumah tanggaku, tolong .... jangan seperti ini.

Dalam hati Yara pun berdoa. Entah kenapa ia berharap agar Sky menolak tawaran Juna untuk sarapan bersama.

"Oh, boleh...." sahut Sky terdengar tenang.

Yara memejamkan matanya rapat-rapat. Kenapa juga Sky harus menerima tawaran Juna? Dan lagi, ia dan Sky sudah tak ada hubungan, tapi kenapa rasanya seperti ini? Sangat canggung dan entahlah. Rasanya sulit untuk dideskripsikan.

Tap

Tap

Tap

Sky pun melangkah mendekat.

Segala pergerakan pria itu terdengar masih sama di telinga Yara, bahkan derap langkahnya saja sudah dapat Yara perhitungkan. Tak ada perubahan, Yara hafal luar kepala, termasuk.... aroma parfum Sky yang tercium di indera penciuman Yara--sebab sekarang pria itu sudah berada semakin dekat.

Tepat. Semuanya, masih sama seperti dulu. 11 tahun yang lalu.

Drettt....

Sky mulai menarik kursi makan. Dengan gaya santainya, pria itu malah duduk disebelah Yara. Astaga....

Sedangkan Juna, sejak awal pria itu memang duduk didepan Yara agar bisa berhadapan dengan istrinya.

Yara tidak berani menatap ke samping. Ia tertunduk seakan tafakur dengan piring makannya yang ada diatas meja.

"Silahkan, Pak." Juna mempersilahkan Sky untuk mengambil makanan.

Sky menarik sudut bibirnya sambil mengangguk.

"Boleh tolong ambilkan nasinya, Ayara?"

Demi apapun, mendengar suara Sky yang seperti ini membuat Yara ingin beranjak saat itu juga dan meninggalkan meja makan. Ia tahu betul, pria ini sedang menggodanya. Hanya Sky yang selalu senang memanggil namanya seperti itu. 'Ayara'. Garis bawahi, hanya Sky.

Dengan menarik nafas dalam, akhirnya Yara meraih mangkuk nasi dan menyerahkannya ke hadapan Sky.

"Ra, sekalian sendokin aja nasinya ke piring. Gak sopan kayak begitu." Juna angkat bicara, seakan protes dengan tindakan Yara.

Mendengar itu, Yara hanya bisa menelan ludahnya beberapa kali dalam hitungan detik. Bagaimana jika Juna tahu bahwa Sky adalah mantan kekasihnya? Apa mungkin suaminya ini masih mau memintanya menyendokkan nasi untuk Sky?

Jika Juna tahu, jangankan menyendokkan nasi atau duduk bersebelahan seperti ini, Yara bernafas didekat Sky saja pasti tidak diperbolehkan.

"Gak apa-apa, saya bisa sendiri," kata Sky terdengar pengertian.

Yara mencoba cuek. Situasi ini membuatnya ingin menggigit ayam goreng dalam gigitan yang besar. Entahlah....

Akhirnya, Yara hanya bisa kembali menyuap makanannya tanpa menggubris sama sekali keberadaan Sky yang duduk disampingnya.

Bersambung ....

...*...

...Jika menyukai novel ini, jangan lupa berikan ⭐⭐⭐⭐⭐ dan tulis juga komentarnya 🙏 trims💚...

Terpopuler

Comments

kalea rizuky

kalea rizuky

suami pelit buang aja gk guna

2025-01-15

0

Selamet Cahyadi

Selamet Cahyadi

mampir ni

2025-02-22

0

Ficky Amalia

Ficky Amalia

jadi gw yg deh deg an ya.. 🤣🤣🤭

2023-08-23

1

lihat semua
Episodes
1 1. Reuni
2 2. Desakan teman
3 3. Perjalanan yang melelahkan
4 4. Dia datang?
5 5. Pantai
6 6. Rindu kamu
7 7. Pesta Barbeque
8 8. Memilikinya (lagi)
9 9. Siapa yang akan menyerah?
10 10. Ada maunya?
11 11. Dipergoki
12 12. Bicara
13 13. Hari terakhir
14 14. Pemberian
15 15. Membuat Alasan
16 16. Truth or dare
17 17. Sebuah pilihan
18 18. Kepulangan
19 19. Kakak ipar
20 20. Menagih
21 21. Undangan
22 22. Istri orang
23 23. Pesta
24 24. Games
25 25. Dia adalah Ayara
26 26. Menghentikan
27 27. Saat Berpisah
28 28. Nekat
29 29. Berkunjung
30 30. Asupan
31 31. Kunjungan sang Kakak
32 32. Ingin pindah rumah
33 33. Jangan Kejam
34 34. Dikhianati
35 35. Pelampiasan
36 36. Melawan
37 37. Ingin Menyelidiki
38 38. Rumah Baru
39 39. Bukan dari uangmu
40 40. Permintaan pisah
41 41. Menjemput
42 42. Tepi Danau
43 43. Menjelaskan
44 44. Banyak masalah
45 45. Menjenguk Kakak Ipar
46 46. Melihat tanda itu
47 47. Hal serupa
48 48. Tak memiliki tujuan
49 49. Harus jaga jarak
50 50. Luluh
51 51. Mencari dukungan
52 52. Telepon dari Kakak
53 53. Curiga?
54 54. Mengakui
55 55. Mengikuti
56 56. Menyulut kemarahan
57 57. Mulai Kerja
58 58. Berhenti berusaha
59 59. Cemburu?
60 60. Do you like Sky?
61 61. Ingin keduanya
62 62. Bekerja tanpa beban
63 63. Menemui sang Adik
64 64. Mengajak Bertemu
65 65. Izinkan aku membahagiakanmu
66 66. Siapa pria itu?
67 67. Penyesalan
68 68. Tetap menunggu
69 69. Bertemu Mama
70 70. Kesal
71 71. Gugup
72 72. Balada motor mogok
73 73. Tak bisa ke lain hati
74 74. Khianat
75 75. Ke Mall
76 76. Backstreet
77 77. Pulang Bersama
78 78. Kencan
79 79. Nonton
80 80. Rencana mama
81 81. Peluang kesalahpahaman
82 82. Canggung
83 83. Milikku
84 84. Panggilan baru
85 85. Belajar
86 86. Doa yang terjawab
87 87. Takut Hilang
88 88. Bertemu (lagi)
89 89. Mengurus Cuti
90 90. Ingin periksa
91 91. Menitipkan
92 92. Menyalahkan
93 93. Ditunda
94 94. Mengasuh Bayi
95 95. Terkejut
96 96. Inspirasi
97 97. Ingin mengasuh
98 98. What the ...
99 99. Pink Beach
100 100. Mencari gara-gara
101 101. Terlambat
102 102. Pulau Padar
103 103. Membeli perlengkapan bayi
104 104. Keputusan
105 105. Meminta Kesempatan
106 106. Bali again
107 107. Cinta Pertama yang gagal
108 108. Apa boleh?
109 109. Sudah Menikah
110 110. Takut lupa daratan
111 111. Rasa yang tak punya nama
112 112. Optimis
113 113. Satu Bulan?
114 114. Teguran
115 115. Kecewa
116 116. Permohonan
117 117. Memberi oleh-oleh
118 118. Gugup dan Deg-degan
119 119. Berubah aneh
120 120. Sejauh mana?
121 121. Perhelatan
122 122. Meremehkan
123 123. Cemburu?
124 124. Melting
125 125. Ancaman
126 126. Ungkapan
127 127. Tiga orang asing
128 128. Surat Kaleng
129 129. Perjanjian
130 130. Kembali dan bertemu
131 131. Blue and Pink
132 132. Berubah dingin
133 133. Terus-terang
134 134. Pernyataan
135 135. Menerima
136 136. Usaha baru
137 137. Menerima apa adanya
138 138. Masa depanku
139 139. Permintaan di waktu tak tepat
140 140. Tulus
141 141. Thailand
142 142. Waiting for this
143 143. Kesiangan
144 144. Belanja
145 145. Menuai apa yang ditanam
146 146. Buy one get one
147 147. Mengantar titipan
148 148. Kewalahan
149 149. Yara-1
150 150. Yara-2
151 151. Yara-3
152 152. Yara-4
153 153. Yara-5
154 154. Sky-1
155 155. Sky-2
156 156. Mengesampingkan perasaan
157 157. Gosip
158 158. Kompensasi
159 159. Hasil penyelidikan
160 160. Perbandingan dua foto
161 161. Dunia yang terasa runtuh
162 162. Dalang
163 163. Hantu atau ...
164 164. Berhalusinasi
165 165. Aku kembali
166 166. Sangat merindukan
167 167. Siapa dia?
168 168. Welcome home
169 169. Membuat perhitungan
170 170. Berkat di waktu yang tepat
171 171. Ketahuan
172 172. Tidak mungkin
173 173. Menerima hukuman
174 174. I Love You
175 175. Kabar duka
176 176. End
177 177. Bonchap-1
178 178. Bonchap-2
179 179. Bonchap-3
180 180. Bonchap-4
181 181. Bonchap-5
182 182. Bonchap-6 (Part Ending)
183 PROMO
Episodes

Updated 183 Episodes

1
1. Reuni
2
2. Desakan teman
3
3. Perjalanan yang melelahkan
4
4. Dia datang?
5
5. Pantai
6
6. Rindu kamu
7
7. Pesta Barbeque
8
8. Memilikinya (lagi)
9
9. Siapa yang akan menyerah?
10
10. Ada maunya?
11
11. Dipergoki
12
12. Bicara
13
13. Hari terakhir
14
14. Pemberian
15
15. Membuat Alasan
16
16. Truth or dare
17
17. Sebuah pilihan
18
18. Kepulangan
19
19. Kakak ipar
20
20. Menagih
21
21. Undangan
22
22. Istri orang
23
23. Pesta
24
24. Games
25
25. Dia adalah Ayara
26
26. Menghentikan
27
27. Saat Berpisah
28
28. Nekat
29
29. Berkunjung
30
30. Asupan
31
31. Kunjungan sang Kakak
32
32. Ingin pindah rumah
33
33. Jangan Kejam
34
34. Dikhianati
35
35. Pelampiasan
36
36. Melawan
37
37. Ingin Menyelidiki
38
38. Rumah Baru
39
39. Bukan dari uangmu
40
40. Permintaan pisah
41
41. Menjemput
42
42. Tepi Danau
43
43. Menjelaskan
44
44. Banyak masalah
45
45. Menjenguk Kakak Ipar
46
46. Melihat tanda itu
47
47. Hal serupa
48
48. Tak memiliki tujuan
49
49. Harus jaga jarak
50
50. Luluh
51
51. Mencari dukungan
52
52. Telepon dari Kakak
53
53. Curiga?
54
54. Mengakui
55
55. Mengikuti
56
56. Menyulut kemarahan
57
57. Mulai Kerja
58
58. Berhenti berusaha
59
59. Cemburu?
60
60. Do you like Sky?
61
61. Ingin keduanya
62
62. Bekerja tanpa beban
63
63. Menemui sang Adik
64
64. Mengajak Bertemu
65
65. Izinkan aku membahagiakanmu
66
66. Siapa pria itu?
67
67. Penyesalan
68
68. Tetap menunggu
69
69. Bertemu Mama
70
70. Kesal
71
71. Gugup
72
72. Balada motor mogok
73
73. Tak bisa ke lain hati
74
74. Khianat
75
75. Ke Mall
76
76. Backstreet
77
77. Pulang Bersama
78
78. Kencan
79
79. Nonton
80
80. Rencana mama
81
81. Peluang kesalahpahaman
82
82. Canggung
83
83. Milikku
84
84. Panggilan baru
85
85. Belajar
86
86. Doa yang terjawab
87
87. Takut Hilang
88
88. Bertemu (lagi)
89
89. Mengurus Cuti
90
90. Ingin periksa
91
91. Menitipkan
92
92. Menyalahkan
93
93. Ditunda
94
94. Mengasuh Bayi
95
95. Terkejut
96
96. Inspirasi
97
97. Ingin mengasuh
98
98. What the ...
99
99. Pink Beach
100
100. Mencari gara-gara
101
101. Terlambat
102
102. Pulau Padar
103
103. Membeli perlengkapan bayi
104
104. Keputusan
105
105. Meminta Kesempatan
106
106. Bali again
107
107. Cinta Pertama yang gagal
108
108. Apa boleh?
109
109. Sudah Menikah
110
110. Takut lupa daratan
111
111. Rasa yang tak punya nama
112
112. Optimis
113
113. Satu Bulan?
114
114. Teguran
115
115. Kecewa
116
116. Permohonan
117
117. Memberi oleh-oleh
118
118. Gugup dan Deg-degan
119
119. Berubah aneh
120
120. Sejauh mana?
121
121. Perhelatan
122
122. Meremehkan
123
123. Cemburu?
124
124. Melting
125
125. Ancaman
126
126. Ungkapan
127
127. Tiga orang asing
128
128. Surat Kaleng
129
129. Perjanjian
130
130. Kembali dan bertemu
131
131. Blue and Pink
132
132. Berubah dingin
133
133. Terus-terang
134
134. Pernyataan
135
135. Menerima
136
136. Usaha baru
137
137. Menerima apa adanya
138
138. Masa depanku
139
139. Permintaan di waktu tak tepat
140
140. Tulus
141
141. Thailand
142
142. Waiting for this
143
143. Kesiangan
144
144. Belanja
145
145. Menuai apa yang ditanam
146
146. Buy one get one
147
147. Mengantar titipan
148
148. Kewalahan
149
149. Yara-1
150
150. Yara-2
151
151. Yara-3
152
152. Yara-4
153
153. Yara-5
154
154. Sky-1
155
155. Sky-2
156
156. Mengesampingkan perasaan
157
157. Gosip
158
158. Kompensasi
159
159. Hasil penyelidikan
160
160. Perbandingan dua foto
161
161. Dunia yang terasa runtuh
162
162. Dalang
163
163. Hantu atau ...
164
164. Berhalusinasi
165
165. Aku kembali
166
166. Sangat merindukan
167
167. Siapa dia?
168
168. Welcome home
169
169. Membuat perhitungan
170
170. Berkat di waktu yang tepat
171
171. Ketahuan
172
172. Tidak mungkin
173
173. Menerima hukuman
174
174. I Love You
175
175. Kabar duka
176
176. End
177
177. Bonchap-1
178
178. Bonchap-2
179
179. Bonchap-3
180
180. Bonchap-4
181
181. Bonchap-5
182
182. Bonchap-6 (Part Ending)
183
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!