"Silahkan!! kalau memang apa yang saya sampaikan semuanya kepada Anda dan situ tidak percaya, monggo dicek hingga Anda capek," sarkas Pak Johnny lagi.
Pak Ferdy segera menyusul Angkasa untuk mencari keberadaan dari adiknya Samudra tapi, langkahnya terhenti ketika melihat Angkasa berjalan dengan lunglai, loyo dan tidak bersemangat sedangkan wajahnya sudah dibanjiri oleh air matanya.
"Ya Allah… aku sangat tidak percaya, jika ada manusia yang berhati kejam dan tega melakukan kejahatan seperti ini," Pak Johnny membatin dan sangat tidak menduga jika semuanya berubah 180 derajat hanya dalam hitungan detik saja.
"Makanya pernah loh diajak gabung dengan Nyonya besar kamu terlalu songon dan bangga jadi pengikut setianya Tuan Permana ginilah jadinya," cibir Pak Johnny dengan melipat kedua tangannya di depan dadanya dan di tempatnya dengan seringai liciknya.
Pak Ferdy spontan memeluk tubuhnya Angkasa agar segera menghentikan tangisannya. Pak Ferdy terharu, sangat sedih dan iba melihat kondisinya Angkasa yang kecewa karena tidak berhasil menemukan adik kembarnya di dalam istana itu.
"Sudah nangisnya yah, bagaimana kalau kita ke rumah sakit untuk jenguk Mami, apa Angkasa setuju?" Bujuknya Pak Ferdy dengan sembari melap air matanya Angkasa tumpah ruah yang seakan-akan tidak ada habisnya.
Saat menyebut nama Maminya, Angkasa secepatnya menghentikan tangisannya lalu melap semua air matanya yang masih betah menetes membasahi pipinya.
"Angkasa mau Kakek, tapi kalau Mami tanya Angkasa dimana, aku harus ngomong apa sama Mami Kek?" Ucapnya Angkasa dengan raut wajah yang kebingungan.
Angkasa yang baru berusia 9 tahun harus dihadapkan pada kenyataan pahit, setelah Papi sambungnya meninggal dunia. Ia dan adiknya serta maminya kehidupannya berubah drastis. Seakan-akan hal ini semuanya terjadi karena atas dasar kehendak orang lain.
Pak Ferdy tidak ingin melihat Angkasa dan Nafeesa bersedih dan terbebani lagi dengan kejahatan dan kelakuan dari Nyonya Dwi Handayani.
"Ya Allah…apa salahnya anak sekecil ini harus menderita dan menanggung beban dari keserakahan dan ketamakan orang dewasa?" Batinnya Pak Ferdi dan menerawang hingga jauh ke depan.
"Kalau gitu kita berangkat saja ke Rumah Sakit Pelita Harapan, saya kangen dengan Mami Kek," tuturnya Angkasa yang segera menghapus jejak air matanya yang sedari tadi menetes membasahi wajahnya yang chubby itu.
"Oke, tapi apa boleh kakek minta sesuatu sama kamu nak?" Pinta Pak Ferdy sembari memegang kedua lengannya Angkasa dengan wajah yang serius.
"Emangnya kakek minta apa sama aku?" Tanya balik Angkasa yang sesekali masih terdengar suara sesegukan dari bibir mungilnya itu.
"Apa yang kamu dengar dari mulutnya Nyonya Dwi, Kakek minta jangan sekali-kali katakan atau pun menyampaikan hal tersebut kepada orang lain, cukuplah kamu yang tahu, nanti kakek yang akan urus semuanya dan jika Angkasa sudah cukup dewasa barulah kamu sampaikan kepada Mami, apa Angkasa mengerti dengan penjelasan dan permintaannya Kakek?" Harap Pak Ferdy yang meminta kesepakatan kepada anak kecil itu.
Dia melakukan hal itu,agar kelak tidak terjadi lagi hal besar yang tidak semestinya mereka hadapi lagi. Dan supaya kondisi dari Nafeesa tidak semakin terguncang hebat jika ia mengetahui kebenarannya itu.
"Oke Kakek, Daffa bisa kakek untuk melakukan hal itu, yang penting Mami bisa secepatnya pulih dan sembuh total dari sakitnya," timpal Daffa anak kecil yang baru berusia kurang lebih 11 tahun harus pintar dan berani menanggung beban dan permasalahan kerasnya kehidupan.
"Anak yang pintar," puji Pak Ruslan yang salut dan bangga dengan karakter dari anak sambungnya almarhum Sakti.
Daffa hanya tersenyum menimpali dan menanggapi perkataan dari kakeknya pengacara dari keluarganya.
"Aku yakin kelak kamu yang akan berhasil menumbangkan tembok kekuasaan dan rezim otoriter dan kejahatan dari Nyonya Dea," batinnya Pak Ruslan dengan menaruh harapan besar pada Daffa.
"Ayo jalan kek, kasihan dengan Mami harus sendirian di rumah sakit," ajak Daffa dengan menarik tangannya Pak Ruslan.
Pak Ferdy diam-diam menyeka air matanya. Ia tak ingin bocah kecil yang ada di samping kanannya tahu jika dia rapuh dan lemah untuk saat ini. Ia sedih melihat Angkasa walaupun hubungan mereka hanya sebatas salah satu anggota tim pengacara keluarga besar papi sambungnya yaitu Ariel Sananta Perkasa.
Sedangkan di dalam suatu ruangan di tempat yang sangat jauh dan tidak diketahui keberadaannya itu.
"Tolong!!!!!! Lepaskan aku dari sini!" Pekiknya seorang anak kecil yang berada di dalam suatu ruangan khusus.
Dia terbaring lemah di dalam ruangan yang sangat pengap, gelap tanpa ada ventilasi dan sanitasi dari ruangan itu.
"Mami!!! Aku ingin pulang, tolong Mami!! Kakak, Papi huhuhuhu," raung seseorang bocah kecil yang sangat ketakutan karena harus tinggal di dalam satu ruangan yang sangat sempit dan kecil.
Raungan dan tangisannya sama sekali tidak mampu membuat hati seseorang yang ada di balik tembok tersentuh, terenyuh dan iba serta prihatin dengan keadaannya.
Suara tangisannya sangat menyayat hati sanubari yang mendengar raungannya itu, tetapi tidak berlaku untuk beberapa orang yang sedari kemarin menjaganya.
"Sampai kapan dia kita sekap di sini Bos?" Pria yang berambut plontos itu bertanya pada bosnya yang berambut panjang dan gondrong itu dengan sedikit ikal berombak ujungnya dengan ikatan rambutnya.
"Kita tunggu sampai perintah dari Nyonya Besar memerintahkan kepada kita untuk berhenti," jawabnya Si Gondrong.
"Yang penting makanannya dan minumannya terjamin dan tidak boleh terlambat sedikit pun," imbuhnya lagi yang menambahkan penuturan dan perintah dari orang nomor satu yang menjadikan mereka sebagai anak buahnya.
Hahahaha,"rencana kita berhasil dan aku sangat tidak menyangka jika semuanya berjalan sukses dan semudah itu," terangnya sambil menyesap minuman berwarnanya dengan kandungan alkohol yang cukup tinggi itu.
"Kamu sangat pintar sayang, kita akhirnya jadi konglomerat hingga tujuh turunan!" sahutnya dengan sesekali mengelus punggung polos dari kekasihnya itu.
Malam itu mereka merayakan kemenangan sekaligus keberhasilan untuk merebut semua harta yang sudah lama mereka impikan. Tawa bahagia kegirangan mereka menggema di seluruh penjuru dan pojok ruangan yang berukuran 6x8 meter itu.
...****************...
Makasih banyak atas dukungannya terhadap "Makna Cinta"..
Tetap dukung MC dengan cara:
Like Setiap babnya, Rate bintang lima, Favoritkan agar selalu mendapatkan notifikasi updatenya, Berikan sarannya dan gift poin atau koinnya yah..
Jangan lupa untuk mampir ke Novel aku yang lain judulnya:
Hanya Sekedar Baby Sitter
Pesona Perawan
Ketika Kesetiaanku Dipertanyakan
Cinta Kedua CEO
Pelakor Pilihan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
MaLika Fardi
ceritanya bagus kalau dibaca dari awal
2023-01-06
0
Erika Erca
angkasa dan Samudera pasti jadi anak yang berbakti
2023-01-03
0
Irmha febyollah
belom mudeng cerita nya. lanjut aja dulu
2022-10-30
1