Epsd. 4. Hukuman Dewa

Malam ini Dewa harus menjalani hukuman dari si Fiona. Dewa tak pernah malu dengan apa yang ada di dirinya. Seperti saat ini, Dewa harus menggunakan baju dan celana serta sepatu dan semua aksesoris yang menempel di tubuhnya dengan warna dominan para cewek yaitu pinky mini sweety.

Dewa harus berdiri disamping Fiona yang sedang asyik menikmati party mininya. Sebenarnya party mini ini bertujuan untuk mensyukuri lomba balap motor yang diam-diam dijalani oleh Fiona tanpa pengetahuan siapapun termasuk mama papanya.

"Apa yang membuat seorang Dewa Mandarin bertekuk lutut kepada perintah Fiona?" tanya Devan heran.

"Udahlah sayang, jangan memikirkan mereka. Biarlah Fiona tumbuh dengan sendirinya. Kita hanya mampu untuk mengingatkan jika terdapat kekeliruan yang terjadi pada Felix dan Fio" ucap Zaskia istri Devan.

"Kau benar sayang, sekarang kita nikmati partynya..." sedikit berkata Devan langsung saja menggendong istrinya.

"Fio... apa kau tak mengajak om Dewa duduk gitu...,?" tanya Sunny.

"Apa peduliku... mau duduk, mau berdiri aku ga pe-du-li." jawab Fiona ketus.

Mendengar jawaban Fiona, Dewa merasa semakin bersalah. Seharusnya dia bisa tepat waktu menjemput Fiona.

Tiba-tiba seorang gerombolan pria asing masuk mengikuti kedalam acara party mini tersebut. Dewa terus saja memperhatikan semuanya satu persatu namun tak ada yang dia kenali sama sekali.

"Welcome my boy!" teriak Fiona sepertinya sengaja. Fiona juga sengaja memeluk salah satu dari pria tersebut.

"Kalian nikmati semua hidangan disini,"

"Kau terlihat sangat cantik Fio..." ucap pria yang sengaja Fio peluk.

"Kau bisa saja Lang.." sahut Fiona.

"Kau sangat berbeda saat berada dilap---" Fiona buru-buru menutup mulut Gilang.

"Jangan sampai ada yang mengetahui jika aku masih berada didunia balapan" bisik Fiona langsung dimengerti Gilang.

"Kerjakan saja tugasmu, tak usah membahas yang lain" ancamnya dengan berbisik lagi.

Gilang hanya bisa mengacungkan jempolnya. Fiona kemudian melepaskan tangannya dari mulut Gilang, keduanya kembali melakukan peran actingnya masing-masing. Kini Fiona dengan berani menggandeng tangan Gilang.

"Felix... apa kau mengenalnya?" tanya Nick.

"Aku baru mengetahuinya saat ini, sebelumnya aku tak pernah lihat orang itu." jawab Felix.

"Ka Felix... aku titip temanku sebentar ya..." ucap Sunny tiba-tiba.

"Sun... Sunny.... apa maksudnya ini" protes Kiara.

Sunny tak menanggapi protesnya Kiara, dia langsung saja menggandeng tangan Safira.

"Sepertinya aku ingin kekamar kecil" pamit Nick begitu saja.

Kini hanya ada Felix dan Kiara. Keduanya merasa canggung. Baru kali ini mereka didekatkan setelah peristiwa beberapa bulan yang lalu.

"Aku mau ke toilet" pamit Kiara.

"Kiara... maaf." ucap Felix.

Kiara tak meresponnya, dia pergi begitu saja meninggalkan Felix.

"Maafkan aku Kiara," gumam Felix.

Kembali kepada Dewa. Dewa terus saja memperhatikan Fiona yang begitu akrab dengan Gilang. Saking akrabnya membuat hati Dewa mulai tak bersahabat. Terlihat dari gimik wajah Dewa yang tak bisa santai. Ingin sekali dia menghampiri Fiona tetapi Dewa juga berpikir takut jika Fiona semakin marah padanya.

"Sial! kenapa aku tak bisa merasakan ketenangan" gerutu Dewa pada dirinya sendiri.

Dari jauh, terlihat Fiona sesekali mencuri kearah Dewa yang mulai tak terkontrol emosinya. Terlihat dari wajahnya yang tak bersahabat.

"Gilang, lakukan sekarang!" bisik Fiona.

Gilang yang sudah bersiap meminta mic kepada salah satu karyawan cafe.

"Ehm. Test.. test.. 1 2...1 2" ucap Gilang mengetes mikrofonnya.

"Mohon maaf, minta waktunya sebentar" pinta Gilang.

Semua para tamu undangan langsung menoleh kearah Gilang.

"Sebelumnya saya minta maaf karena mungkin banyak dari kalian bertanya-tanya siapa kami." ucap Gilang.

"Perkenalkan, saya dan teman saya merupakan salah satu sahabat Fiona dari team---" Gilang hampir saja keceplosan. Dengan cepat Fiona langsung menginjak kaki Gilang sengaja.

"Maksud saya, kami sahabat dari Fiona saat sama-sama masih berjuang dibangku Sekolah menengah pertama. Dari situ, saya sudah mulai menyukai seorang wanita yang sangat saya kagumi akan keberaniannya. Hari ini saya ingin sekali mengetahui perasaannya kepadaku," ucap Gilang.

Gilang lalu berjongkok dengan mengeluarkan sebuah gelang bertuliskan I love you, Gilang sodorkan kepada Fiona.

"Fiona... diawal aku sudah mengungkapkan isi hatiku, semuanya tak ada satupun yang direkayasa. Hari ini, aku ingin mengungkapkan maukah kau jadi pacarku?" ucap Gilang.

"Weh... ga bener ini..." protes Devan.

"Wa... Dewa...!" panggil Devan yang sebenarnya sudah merasa kepanasan.

Dewa pun menoleh kearah Devan.

"Kau mau melihat asliku?" tantang Dewa.

"Kenapa tidak, lakukanla...," jawab Devan sengaja.

Dewa menarik jaz kemejanya memainkan pemantik rokoknya. Dewa benar-benar akan memperlihatkan sosok aslinya.

'Yes... dia datang.' batin Fiona melirik kearah Dewa yang berjalan menghampirinya.

"Gilang segera lanjutkan tugasmu," ucap Fiona lirih namun terdengar oleh Gilang.

"Sekali Fio... sudah lama aku sangat mengagumi, aku sangat berharap kau mau menerimaku sebagai pacarmu," ucap Gilang sengaja menambah volume suaranya.

Fio yang masih menjalankan actingnya tersenyum haru mendengar ucapan Gilang.

"Terimakasih Gilang atas kejujuranmu, aku----" suara Fio terjeda karena mendengar Gilang kesakitan.

"E... e... e... haduh, kuping... eh kuping... kuping gue copot..." teriak Gilang kesakitan karena ternyata Dewa menjewer telinga kanannya.

"Fio... telinga gue Fi...!" panggil Gilang.

"Anak mana?" tanya Dewa dengan suara mencekam.

"E... e... e... sakit om...!" teriak Gilang.

"Anak mana...! apa pantas seorang anak sekolah pacar-pacaran. Hah!" bentak Dewa .

"Anak emak bapak om!" jawab Gilang.

Fiona merasa tak tega, dia ikut meringis setiap Dewa berteriak kesakitan.

"Fio... tolong gue dong... ini kan ide elu supaya kagak ketahuan hoby kita," sahut Gilang keceplosan pada akhirnya.

Dewa tersenyum sengit, kini dia mengerti jika ini adalah ide Fiona untuk membalas dendam kepadanya. Fiona yang sudah kepergok tujuannya, justru bersikap santai seolah-olah tak mengerti.

"Hoby banget mengarang sih Lang..." protes Fiona dengan santainya.

"Ta--tap--tapi Fi---"

"Gilang aku kan sudah bilang berulang kali kalau aku ga bisa nerima cinta kamu. Kamu kan tau aku menyukai seseorang yang lebih keren darimu." ucap Fiona sengaja.

Dewa langsung saja menoleh kearah Fiona, bibirnya tersenyum kecil dalam hatinya sangat berharap jika dirinyalah orang yang dimaksud oleh Fiona.

"Gilang... maaf ya... kita cocoknya berteman. Jangan ada cinta diantara kita" imbuh Fiona dengan tersenyum.

'Kenapa acaranya jadi begini, dasar si ratu cempedak. Kalau ga karena arena balap ogah ngikutin dramanya' batin Gilang.

"Maaf semuanya... bisa dilanjutkan lagi kok partynya..." Fiona berganti menyapa para tamu undangan.

"Dasar Fio! pinter banget mancing emosi om Dewa" gerutu Felix.

"Emangnya Fio sama om Dewa ngapain Felix?" tanya Nathan yang berada disampingnya.

"Biasa lagi rebutan wilayah kekuasaan" jawab Felix seenaknya.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!