"Gimana Fio, apa om Dewa sudah berhasil meminta izin om Devan?" tanya Safira yang baru tiba dikediaman Zacklee.
"Aku sedang malas menanyakannya," jawab Fiona.
"Kau terlihat tak bersemangat Fio...," sahut Sunny.
"Bagaimana aku bersemangat Sunny... hampir 2 jam om Dewa belum memberi kabar pastinya," ucap Fiona.
"Fio... sepertinya om Dewa sudah kembali," Safira melihat dan mendengar kendaraan Dewa masuk kedalam halaman parkir.
"Awas saja kalau tidak berhasil," gerutu Fiona sambil mengepalkan tangannya.
"Kalian sedang apa?" tanya Felix terkejut melihat ketiga gadis didepannya sedang bersiap menghakimi seseorang.
"Lah kok kaka sih yang masuk...," protes Fiona.
"Harusnya kan om De--"
Belum selesai Fiona berbicara, suara Dewa terdengar dibelakang Felix. Rupanya, Dewa menjemput Felix setelah dari tempat Devan.
"Fiona, aku sudah bertemu dengan bos Devan" ucap Dewa.
Fiona dan yang lain merubah ekspresi wajahnya, lalu mendekati Dewa mendengarkan apa yang akan Dewa sampaikan.
"Bos Devan mengijinkan kalian melakukan party disana, tetapi dengan satu syarat" lanjut Dewa kembali.
Ekspresi wajah bahagia seketika berubah saat mendengar satu syarat yang belum disampaikan oleh Dewa.
"Syaratnya apa om?" tanya Fiona.
"Bos Devan meminta bos Revan, bos Alex, dan bos Shandy untuk turut serta" jawab Dewa.
"Ga bisa... ga bisa... ga bisa...," tolak Fiona langsung.
"Ini party buat kawula muda bukan untuk kaum expayed," ucap Fiona.
Safira dan Sunny menyetujui pendapat Fiona.
"Siapa yang expayed?" tanya Devan yang ternyata ikut kedalam kendaraan Dewa.
"Om Devan lah...," sahut Fiona pada akhirnya.
"Lee... anak lu gue kutuk jadi baskom boleh ga si" ucap Devan kesal.
"Jangan baskom dong om Devan, Selena gomez atau siapa gitu," sahut Fiona tanpa bersalah.
"Nih bocah mulutnya sepaket sama istri gue ternyata," gumam Devan.
"Pokoknya keputusan tak bisa diganggu gugat. Kita-kita juga harus ikut," imbuh Devan.
"Apa om Devan ga mikirin perasaan papaku yang ga diajak sendiri," drama queen Fiona mulai on.
"Salah sendiri papamu pergi. Pokoknya ga bisa diganggu gugat keputusan sudah sah!" ucap Devan sengaja mengeraskan kata sah diakhir ucapannya.
"Oke kalau begitu om.. Om Devan dan yang lain boleh ikut tetapi Fiona juga punya syarat" sahut Fiona sedikit menantang.
"Syarat apa Fio...?" tanya Devan menurunkan nada bicaranya.
"Om Devan dan om yang lain kudu pakai costum sama dengan kita," jawab Fiona.
Dewa dan Felix mengedipkan matanya dan melambaikan tangannya dari arah berlawanan dari Devan.
"E--emang costumnya apa?" tanya Devan sedikit ragu, perasaannya mulai tak enak.
"Om Devan dan yang lain harus memakai baju berwarna pink sama seperti kita," jawab Fiona dengan bahagia begitupun dengan Safira dan Sunny.
Felix dan Dewa langsung lemas seketika. Rencana ingin membubarkan rencana Fiona malah dirinya terjebak dengan rencananya sendiri. Nasib... nasib...
Selesai perdebatan panjang antara Om dan keponakan akhirnya Devan sepakat mengikuti persyaratan Fiona begitupun sebaliknya. Setelah itu Devan dan Dewa kembali menyelesaikan tugasnya. Sedangkan Fiona kembali murung, karena Dewa meninggalkannya lagi.
"Om Dewa... kenapa sih pergi lagi, baru saja nyampai sudah pergi lagi" gerutu Fiona.
"Ngapain sih dek, daritadi ngomel mulu..." sahut Felix saudara kembar Fiona.
"Itu loh ka... bukannya tugas om Dewa menjaga kita, tapi kita kok malah ditinggal melulu" gerutu Fiona lagi.
"Fio... tugas om Dewa itu ga hanya menjaga kita, dari dulu kita kan ngerti tugas om Dewa ngapain aja," Felix mencoba memberi pengertian Fiona.
"Mending sekarang tidur, biar besok ga telat berangkat sekolahnya".
" Eh... kaka mau kemana?" tanya Fiona melihat Felix akan keluar rumah.
"Bukannya tadi ka Felix nyuruh Fio tidur, kok sekarang malah kaka ga tidur?"
"Kaka ada urusan sebentar, kau tidurlah lebih dulu" jawab Felix kemudian melangkahkan kakinya.
"Dasar... kaka yang aneh!" gerutu Fiona.
Fiona kembali memasuki kamarnya, di rumah yang sangat itu Fiona merasa kesepian. Fiona lalu mengambil ponselnya, dia mencoba menghubungi mamanya,
"Fio... apa kau belum tidur?" tanya Ellena dalam ponsel.
"Bagaimana aku bisa tidur ma, semua orang meninggalkanku. Mama dan papa cepatlah pulang...," jawab Fiona.
"Do'akan grandfa lekas sembuh sayang, mama dan papa akan segera kembali. Sekarang kau tidurlah, tak baik seorang gadis seusiamu tidur larut malam" Ellena menyarankan Fiona untuk segera tidur.
"Baiklah mam..," ucap Fiona kemudian menutup panggilannya.
Fiona kemudian merebahkan tubuhnya, menatap langit-langit kamarnya. Saat akan menutup matanya, tiba-tiba saja lampu mati.
"Aaaaaaaaa.....!" teriak Fiona ketakutan.
"Sial! kenapa harus mati lampu disaat tidak ada orang"
Fiona mencari ponselnya untuk memberikan sedikit cahaya, sayangnya selesai menelfon mamanya, Fiona lupa mengecharge ponselnya. Cahaya tersebut hanya mampu menerangi sekejap saja lalu kembali gelap.
"Papa... mama... ka Felix... Kaisar... hiks... hiks...," Fiona berteriak memanggil seluruh keluarganya ketakutan didalam kegelapan.
Tiba-tiba saja sebuah cahaya masuk kedalam kamarnya, ternyata Dewa tiba diwaktu yang tepat.
"Fio... kau tak apa?" tanya Dewa baru tiba.
"Fio takut om... hiks.. hiks..," jawab Fio tak bisa membendung ketakutannya.
"Kau aman Fio, sudah ada aku disini" ucap Dewa.
"Fio takut om... hiks.. hiks..," Fio tanpa sadar memeluk tubuh Dewa dengan erat dan menangis dalam pelukannya.
Lagi-lagi jantung Dewa kembali diuji, tak dipungkiri jika perasaan cinta itu sudah mulai tumbuh dihatinya. Sayangnya Dewa masih menjaga prinsipnya untuk tak mencampur adukkan pekerjaan dan perasaannya.
"Sudahlah Fio tenanglah... sudah ada aku disini, sekarang kau istirahatlah" ucap Dewa. Namun Fiona tetap tak mau melepaskan pelukannya, hingga Fiona terlelap tidur di pelukan Dewa.
Keesokan pagi, tanpa sadar ternyata semalam Dewa masih menemani Fio yang ketakutan dalam gelap. Masih dalam pelukannya, Dewa mulai bangun dari tidurnya. Dewa sedikit terkejut melihat Fio tertidur masih dengan memeluknya.
"Fi... Fio...," Dewa membangunkan Fiona dengan pelan.
"Bagaimana ini. Sebenarnya apa yang terjadi semalam," gerutu Dewa pelan. Dewa mencoba mengingat kejadian semalam, dia tersenyum setelah mengingatnya. Lalu dipandanginya Fiona yang masih terlelap tidur. Dewa menyibakkan rambut yang menutupi wajahnya dibelakang telinganya.
"Kau sangat cantik Fio...," ucap Dewa tanpa sadar keluar dari mulutnya.
"Dewa... sadar ga ada kamusnya seorang Dewa Mandala jatuh cinta," imbuh Dewa dengan pelan.
"Tapi ada apa dengan jantungku,"
"Om Dewa jangan tinggalkan Fio...," Fiona mengigau tanpa sadar Dewa menoleh kearahnya, gerakan tubuh Fiona membuat wajah mereka semakin dekat bahkan hanya berjarak beberapa inci saja.
Merasa ada hembusan nafas hangat, Fiona menyadarkan diri dari tidurnya.
"Aaaaaaaa....!" teriak Fiona saat membuka matanya tanpa sadar dia menendang tubuh Dewa hingga terjatuh.
"Aduh... Fio...," keluh Dewa.
"Om ngapain disini, mau mencoba memperk*osaku ya?"
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Sri Ayudesrisya46
waduh fio main tendang dan tuduh aja tu lidah tak bertulang. paraaaah...
dewa udah mulai sadar jatuh cinta pada fio nih tapi menghempaskan semua rasa yg baru muncul tak mau menggubrisnya tak yakin joka dewa telah jatuh cinta
2022-10-01
1
💞 NYAK ZEE 💞
duh mulut mu fio pedes bener .....
kasihan sekali om dewa udah ditendang masih dituduh yg enggak2 ....
2022-10-01
1