"Kok lo ngomongnya jadi lembut gitu?" Tanya Eiza memiringkan kepalanya, Arga tersentak, pria itu juga tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya, namun ia dapat menjawab dengan yakin bahwa sepertinya ia menderita penyakit kronis sehingga mempengaruhi detak jantung dan gaya bicaranya.
...********...
"maksud lo?" Tanya pria itu berpura-pura tidak mengerti maksud dari pertanyaan gadis didepannya.
"ya, tadi lo ngomongnya beda, lo ngomong nya 'Aku' bukan 'gue' kayak biasanya," Ucap gadis itu berusaha menjelaskan, namun Arga hanya diam tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.
🥀🥀🥀
Hari mulai gelap, jam telah menunjukkan pukul 17:00 dan siswa-siswi SMA Garuda mulai berhamburan pulang ke rumah dan asramanya masing-masing.
"lo ngapain di sini?" Tanya Arga menurunkan kaca mobilnya saat melihat Eiza yang duduk diam di kursi taman depan sekolah.
"ngitung pasir! ya nunggu jemputan lah!" Jawab gadis itu sedikit meninggikan suaranya kesal.
"siapa yang jemput?" Tanya pria itu lagi, seakan sedang menginterogasi gadis didepannya.
Eiza terdiam, gadis berambut pirang itu tidak tahu bagaimana caranya mengatakan bahwa tidak akan ada seorangpun dari keluarganya yang menjemput.
Berbagai hal telah terjadi di dalam keluarganya yang memaksa gadis itu kabur dari rumah dengan memalsukan seluruh data dirinya, kecuali nama depannya.
Dan disinilah ia sekarang, sendirian, namun setidaknya ia sedikit lebih bahagia daripada di saat ia masih tinggal bersama keluarganya.
"Ini gue mau pesan taksi online" Ucap gadis itu menunjukkan aplikasi taksi online di handphonenya.
Arga, pria berambut hitam itu keluar dari mobilnya, dan tanpa aba-aba mengelus lembut pucuk kepala gadis didepannya. "mau mampir?" Tanya pria itu tersenyum lembut kepada Eiza.
Tidak tau mengapa, namun pria itu merasa bahwa ia harus melakukannya, bahkan ia terus merasa berkewajiban melakukan hal yang lebih untuk membahagiakan gadis di depannya itu di masa depan.
🥀🥀🥀
"Assalamu'alaikum"
Arga membuka pintu rumahnya, rumah yang tidak terlalu mewah, namun juga bukan rumah yang dapat dikatakan sederhana.
Rumah dengan nuansa Putih itu benar-benar membuat hatinya nyaman, tidak terlalu luas, namun juga tidak kecil, rumah itu memiliki ukuran yang pas untuk ditinggali sebuah keluarga kecil dengan sepasang suami-istri dan beberapa orang anak mereka.
Gadis berambut pirang itu mulai tenggelam dalam pikirannya yang merindukan sosok orang tua, bagaimana tidak?. Beberapa tahun yang lalu gadis itu masih lah seorang gadis manja yang menjadi putri kesayangan orang tuanya, sampai beberapa masalah muncul dan memaksa gadis itu merelakan masa kecilnya untuk menjadi dewasa dan mandiri.
"Ma? kok udah pulang?" Tanya Arga, membuat Eiza keluar dari lamunannya.
"oh, hari ini kan hari pertama kamu sekolah, takutnya ada yang mau kamu curhat-in ke mama, sekolahnya gak enak, gak punya temen, atau apa gitu?" Jawab Ana, ibu Arga, mengelus pucuk kepala anaknya dan tersenyum hangat.
Ana, wanita itu adalah wanita yang hangat, ia cukup lembut, penyayang dan penuh cinta. Dan itulah penyebab Depresinya, hingga hampir melakukan bunuh diri saat melihat suami yang begitu ia cintai menjadi korban tuduhan palsu, dan terpaksa pergi meninggalkannya dengan cara yang begitu kejam.
"eh? kamu bawa siapa? kok gak dikenalin ke mama?" Tanya Ana yang baru menyadari ada seorang wanita di belakang putra semata wayangnya itu.
Arga tersenyum, entah mengapa ia cukup bangga saat diminta ibunya untuk memperkenalkan gadis yang ia bawa pulang ke rumah. Seakan ia telah menemukan kotak harta karun di sekolahnya, dan diminta untuk memberitahu perhiasan apa saja yang ada didalam kotak itu.
"Ini Eiza, temen pertama Arga di sekolah" Ucap pria itu menarik tangan Eiza untuk berdiri di sampingnya.
"Eiza tante, maaf ngerepotin karena mampir Sore-sore gini tan" Ucap Eiza mencium punggung tangan wanita yang diketahui sebagai ibu dari pria disampingnya itu.
"eh? kok tante? gak panggil Mama aja? biar sama kayak Arga?" Tanya Ana yang langsung To The Point untuk segera menggaet Eiza sebagai menantunya.
"Eh, Ma? ini bau apa? woah, mama nanak nasi lupa dimatiin ya? ini udah bau gosong Ma!" Ucap Arga mengalihkan topik sembari mendorong ibunya kembali ke dapur.
"Eh??? ta-tapi mama masak pake Rice cooker kok" Tolak Ana tidak ingin kembali ke dapur, namun Arga terus mendorongnya.
huh!
pria itu menghela nafas lega, walau sebenarnya ia cukup malu dengan alasannya yang menjadikan nasi gosong sebagai alasan, sedangkan ibunya memasak nasi dengan Rice cooker, namun alasan rendahan itu berhasil membuat ibunya kembali kedapur dan mencegah gadis di sampingnya merasa tidak nyaman dengan pertanyaan tidak masuk akal dari ibunya.
Namun, tunggu, kenapa gue harus peduli si Eiza nyaman apa engga di rumah gue?.Batin pria itu merasa ada yang aneh dengan dirinya.
"Lo pasti capek 'kan? itu disebelah kanan ada kamar kosong, pakek aja sesuka lo, baju gantinya nanti gue minta tolong mama anterin" Jelas pria itu melipat tangannya dan menunjuk ke arah kamar kosong di lantai dua dengan mulutnya.
Pftt
Gadis berambut pirang itu terkekeh melihat tingkah Arga yang baru dilihatnya, padahal saat pertama kali bertemu gadis itu merasa bahwa Arga adalah pria yang dingin, namun saat ia berada lebih dekat dengannya, semua pemikiran itu sirna, Arga adalah pria hangat dengan berjuta tingkah lucu yang masih belum ia ketahui. kita memang tidak dapat menilai buku dari sampulnya.
Akan seberuntung apa wanita yang dapat memilikinya dimasa depan?. Pikir gadis itu membayangkan betapa bahagianya wanita yang dapat bersama dengan pria di sampingnya itu.
🥀🥀🥀
Cek lek
pintu kamar mandi dibuka dan menampilkan sosok gadis berkulit putih dengan rambut pirang yang disanggul kebelakang berjalan keluar hanya dengan sehelai handuk yang menutupi tubuhnya.
"Arghhh!!!! mata gue!!!!" Sergah Arga yang mengantar pakaian Eiza menutup matanya mengerang tanpa rasa sakit.
"Apa??? kenapa mata lo?" Tanya Eiza mendekati pria itu dengan wajah panik.
"Tutup dulu pantat kedua lo tol*l!!! keliatan tuh belahan dunianya!!!!" Ucap pria itu lagi, semakin meninggikan suaranya.
"Pantat kedua apaan?! pantat gue cuma satu Toge!!! mana mata lo? kenapa matanya, sini gue liatin!!!" Bentak gadis berambut pirang itu tidak mengerti apa yang dimaksud Arga dan malah semakin mendekat ke pria itu, bermaksud memeriksa matanya.
"Aaaaaa!!!! jangan deket-deket! jangan!!!!deket-deket!!!!! Tet*k lo!!!! lo tutup dulu anj*ng!!!!!!!" Pekik pria itu mendorong Eiza menjauh, dan sekuat tenaga berlari keluar dari kamar itu dengan mata tertutup.
Eiza, gadis itu membatu tidak percaya dengan apa yang telah terjadi kepadanya.Bagaimana bisa seorang pria berteriak begitu histeris saat melihat belahan dada seorang wanita? ditambah itu bukanlah wanita biasa, melainkan seorang wanita cantik dengan kulit seputih salju dan rambut pirang yang menjadi pelengkapnya.
Pftt
Kekeh Ana yang sedari tadi mendengar dengan jelas perdebatan konyol putranya dari dapur, ia semakin tidak sabar untuk segera menyatukan putranya dengan gadis itu, akan seramai apa rumah sepi ini bila ia berhasil menggaet Eiza sebagai menantunya?.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Xiao Yan
Itu reflek gak sih? biasanya kita jadi lembut kalo sama orang yang kita sayang
2022-10-10
1