Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, Julia kembali turun kebawah untuk menemui Erich laki-laki yang baru saja menikahinya.
Terlihat oleh Julia Erich sedang menata piring di meja dan makanan yang baru saja di antar oleh kurir sudah di tata dengan baik oleh sang suami, Julia tersenyum.
“Perlu bantuan mas?” Tanya Julia mencoba mencairkan suasana.
Erich mengangkat wajahnya dan melihat Julia tepat di sebelah sisi meja.
“Duduk aja, aku tinggal siapin minum kok.” Sambil mempersilahkan Julia duduk di bangku.
Julia masih merasa canggung dengan keadaan yang sekarang, dia bingung harus memulai obrolan dari mana?
“Ayok makan!” Imbuh Erich kembali berbicara kepada Julia yang masih tak karuan mengatur perasaan dan ritme jantungnya.
“Iya Mas.” Julia menarik kursi dan duduk dengan sangat hati-hati seperti takut kursi itu bergeser dan menghasilkan bunyi.
“Gak usah tegang gitu mukanya, makan yang lahap abis itu baru kita bicara, santai aku belum perna makan orang kok.” Erich mencoba mencairkan suasana padahal dalam hatinya pun merasa canggung dengan keadaan saat ini.
“Iya mas, Terima Kasih.” Ucap Julia kembali.
“Sama-sama. Ayok silahkan keburu makanannya dingin ntar gak enak lagi.” Erich mempersilahkan Julia untuk makan.
Mereka makan tanpa ada suara, masing-masing berusaha mengatur suasana hati dan pikiran mereka yang berkecamuk bingung, apa yang harus mereka bicarakan, pernikahan seperti apa yang sedang mereka jalani.
Erich mencoba menerka pikiran Julia begitupun sebaliknya Julia mencoba menerka apa yang akan menjadi topik pembicaraan mereka sesudah makan nanti.
***
Sementara itu di tempat lain Winda kekasih yang sudah di tinggalkan Erich sedang meringkuk menangisi kekasihnya yang kini sudah menjadi suami orang. Winda tidak perna menyangka kisah cintanya akan berakhir seperti ini, baginya Erich adalah dunia, hubungan yang sudah lama terjalin itu membuat mereka sempat bercita-cita menikah dan punya anak serta hidup bahagia. Namun, siapa sangka? Takdir membawa mereka ke arus yang berbeda.
Dalam hatinya Winda berharap ini hanya mimpi, namun lagi-lagi kenyataan seakan menampar dirinya berulang kali, kenyataan seakan mengguncang tubuhnya untuk bangun dan sadar bahwa kini Erich sudah bukan lagi miliknya, Kekasih yang sangat ia Cintai kini mungkin sedang menjalani malam pertama yang begitu indah dengan istri yang baru saja dia nikahi.
Bayangan tentang perjalanan kisah cinta mereka kembali terngiang bagaimana pertemuan mereka berdua, bagaimana cara Erich mendekati Dirinya. Semua itu seakan terputar kembali dan sangat jelas di ingatan Winda. Dia mengerang dan berteriak mencoba meluapkan semua rasa yang tertahan di dada. Dia juga tidak menyangka bahwa pertemuan yang kemarin adalah pertemuan terakhirnya dengan Erich sebagai kekasih.
***
Setelah selesai dengan urusan perut, Erich membereskan piring dan lagi Julia hanya terdiam.
“Biar aku aja Mas.” Sembari mencoba mengambil piring dari tangan Erich.
“Gak Apa-apa kamu duduk aja, biar aku yang beresin, atau gak kamu ambil lap terus bersihin meja aja.”
“Baik Mas.” Julia melakukan seperti perkataan Erich.
“Selesai beres-beres baru kita bicara yah.” Ucap Erich Kembali.
“Iya mas.” Julia kembali berbicara sembari menganggukkan kepala.
Erich mencuci piring sedang Julia membersihkan meja dengan kain lap, Diam-diam Julia tersenyum simpul sikap Erich yang seperti ini saja sudah membuat Julia tersenyum, Dasar Baperan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Mamta Ary
nnti jg bucin smpe luluh lantah tuh si erick nya
2021-01-29
3
Elly Kilah
semoga nantinya tumbuh cinta dan kasih sayang di antara mereka 🤗
2021-01-16
1
Desak Fery
mirip gpplah tetep dibaca klo bagus ceritax
2021-01-14
0