Sammy terbangun, dia merasakan sakit pada punggung bagian atasnya.
"Awww ... di mana ini." Sammy mengingat-ingat apa yang terjadi padanya. Dia ingat tadi berada di ruangan bersama atasannya lalu tiba-tiba ada yang memukulnya. "Siiaall!! Ini pasti ulah Mr. Song itu. Aku harus segera menyelamatkan nona Rae sebelum terlambat. Aarrggghhh ...."
Dia kesulitan berdiri karena rasa sakitnya tapi dia terus memaksakan diri. Dia harus segera keluar dari ruangan yang gelap dan pengap itu untuk menyelamatkan nonanya. Dia mencoba membuka pintu tapi ternyata terkunci.
"Buka sialaaan!! Buka pintunya!!" teriak Sammy tapi percuma karena penjaga yang ada di depan pintu tidak akan mungkin membiarkannya keluar.
...
"Hahaha akhirnya sebentar lagi aku bisa mencicipi tubuh wanita arogant ini. Siapa suruh dia terlalu jual mahal, dia harus tau kalau di dunia bisnis itu selalu ada uang dan wanita sebagai pelancar bisnis. Dari pertama aku melihat wanita ini aku sudah tertarik, sialnya dia selalu bertingkah dan menolak kerjasama yang aku tawarkan. Aku beruntung karena tiba-tiba dia sendiri yang datang padaku, mana mungkin aku sia-siakan kesempatan sebagus ini."
Mr. Song tergelak menatap Rae yang tergeletak tak berdaya di atas ranjang.
"Panaaass ... airr ..."
"Rupanya kau sudah sadar, aku sangat puas melihatmu yang tidak berdaya ini. Sebentar lagi aku akan membuatmu bertekuk lutut di bawahku. Hahaha ...."
Mr. Song pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri terlebih dahulu.
"Panaaass aaarrrggghhh ... aku ingin air ...." Rae bergerak tidak tenang karena merasakan hawa panas di sekujur tubuhnya. Perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
...
Sementara Sammy, berusaha mencari cara lain agar bisa keluar dari ruangan itu tapi sepertinya tidak ada jalan lain selain pintu itu. Sambil memegangi kepalanya yang berdenyut, Sammy bersiap untuk mendobrak pintu.
Brak! Percobaan pertama ia gagal karena tenaga belum cukup pulih.
"Hahaha, apa yang kau lakukan. Percuma saja, kau tidak akan bisa mendobrak pintu ini," ejek pengawal yang ada di depan pintu. Dia tertawa bersama rekannya, menertawakan kebodohan pria yang mereka sekap.
Mereka tidak tau kalau Sammy pernah mengikuti pelatihan militer dan di sekolah dia juga juara taekwondo.
"Aku harus membuka pintu ini dan menyelamatkan nona Rae." Sammy menatap fokus pada titik yang akan serang, dia mundur lalu berlari kencang ke depan dan menghantam pintu itu hingga berhasil terbuka.
Brakk!! Dua orang yang ada di depan pintu pun terlempar.
"Kurang ajar, cepat halangi dia!" Mereka menyerang Sammy bersamaan.
Dengan satu gerakan memutar Sammy berhasil melumpuhkan lawan dengan kakinya. Dua orang itu pun terkapar dengan sesuatu berwarna merah yang mengalir dari sudut bibir dan hidung mereka.
"Cepat katakan di mana majikan kalian menyembunyikan nonaku?!" sentak Sammy sambil menginjak salah satu tangan mereka.
"Aaaa!! Lepaskan tanganku ... kami hanya disuruh, kami tidak tau apa-apa."
Sammy tidak percaya begitu saja, dia menekan semakin keras. "Katakan! Atau aku patahkan tanganmu!" tegas Sammy.
"Baik-baik, tapi tolong lepaskan tanganku terlebih dahulu. Aaaa ...." Tapi Sammy malah menginjaknya semakin keras.
"Ya ya, Bos ada ada di kamar VVIP. Kau tidak akan bisa masuk karena penjagaannya sangat ketat."
Sammy tidak peduli dengan itu, yang terpenting dia harus menyelamatkan nonanya. Dia segera berlari menuju kamar VVIP yang ada di hotel itu. Dia menekan tombol lift dengan tergesa-gesa, tapi sepertinya jalannya memang tidak mudah karena anak buah Mr. Song yang lain mengejarnya.
"Mau lari kemana kau!" Dua orang ikut memasuki lift itu.
Sammy mendengus kesal lalu bersiap melawan mereka. Bug bug bug!
Ting. Pintu lift terbuka dan Sammy berhasil keluar dari sana dengan selamat. Meski ada luka di beberapa wajahnya. Sementara dua orang tadi tergelak di sana.
"Sial, bagaimana aku menemukan kamarnya." Sammy berlari mencari ke sana kemari. Sampai dia melihat kamar yang dijaga beberapa orang. "Pasti itu kamarnya." Dia segera ke sana.
Ada sekitar enam orang di depan pintu kamar itu. Lebih banyak dari sebelumnya. Sammy berhenti sebentar untuk mengambil nafas, tenaganya hampir terkuras untuk menghadapi orang-orang di yang di lantai bawah. "Enam berandal itu, haahh kalau aku tidak kelelahan pasti bisa mengalahkannya dengan mudah," gumam Sammy.
Dia merasa tidak punya waktu lagi, apapun yang terjadi dia harus berhasil melawan mereka. Tapi tunggu, sepertinya dia punya ide.
Beberapa saat kemudian. Sammy sudah kembali dengan menggunakan pakaian pelayan hotel dan mendorong troli makanan. Dia akan menggunakan alasan itu untuk masuk ke sana.
"Tunggu! Mau apa kau?!" tanya salah satu pengawal.
"Tadi orang di kamar ini menghubungi kami untuk mengantarkan makanan," jawab Sammy sedikit menunduk. Beruntungnya dia menemukan topi juga untuk menutupi wajahnya.
Para pengawal tampak saling pandang karena ragu.
"Apa kalian tidak akan membiarkanku masuk. Apa kalian mau Tuan kalian marah," kata Sammy.
"Baiklah." Mereka mengetuk pintu.
...
Di kamar. Pria tua itu baru saja selesai mandi. Dia keluar hanya menggunakan jubah mandi, memperlihatkan dadanya yang ditumbuhi rambut.
"Sepertinya kau sudah sangat tidak sabar ya. Baiklah, aku akan memulainya sekarang. Aku juga sudah tidak sabar mencicipimu." Dia tertawa melihat Rae kepanasan. Dia juga ikut terbakar melihat tubuh Rae yang sangat seksi karena dress-nya sudah terangkat ke mana-mana.
"Kemarilah sayang, aku akan membantumu meredakan rasa panas ini. Kita akan bersenang-senang." Pria itu menyentuh kaki Rae yang terbuka tapi sepertinya Rae menyadari itu. Alam bawah sadarnya mengatakan kalau dia dalam bahaya.
Kaki Rae pun berusaha memberontak dengan menendangi pria itu. "Lepas!! Jangan sentuh saya!"
"Rupanya kucing ini belum jinak juga setelah kepanasan seperti itu tapi tidak masalah karena aku lebih suka yang galak seperti ini saja di atas ranjang." Pria itu menyeringai. Dia sangat yakin kalau Rae pasti akan luluh setelah menerima sentuhannya karena pengaruh obat itu.
Pria itu merangkak naik, mengungkung tubuh Rae. Mencengkeram kedua tangan wanita itu yang berusaha memberontak.
"Lepas! Dasar kau baji**gan!!" teriak dan umpat Rae bahkan dia meludahi laki-laki itu.
"Hahaha, apa kau mau bermain-main denganku! Sebentar lagi kau hanya akan mengeluarkan suara indah nona. Mulutmu itu lebih pantas untuk mengeluarkan suara indah itu dari pada mengumpat. Tidak usah jual mahal lagi, karena tubuhmu menginginkannya." Dia berusaha mencium bibir Rae tapi wanita itu memalingkan wajahnya.
"Sudah aku katakan, diamlah Nona! Sebelum aku menggunakan cara yang kasar."
"Tidak, aku tidak sudi disentuh olehmu. Lebih baik aku mati karena obat ini," kekeuh Rae.
Pria itu sangat marah mendengarnya, dia menampar pipi Rae hingga memerah. Plaak!!
"Dasar ja**ng!! Tidak usah sok suci! Tubuhmu ini pasti sudah biasa disentuh laki-laki kan!"
Rae memejamkan matanya, dia berusaha untuk tidak menangis tapi air matanya keluar juga. Mungkinkah dia harus berakhir seperti ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
𝐘𝐖💋🅁🄸🄽🄰👻ᴸᴷ
Sammy, buruan, selamatkan Nona Bosss mu itu 🙈🙈🙈 ... Lanjutkn,Adeq 👍🌹❤️🤗😘
2022-10-02
1