Hampir saja Sammy menabrak mobil di depannya, untunglah dia bisa berhenti mendadak. Kalau sampai dia menabrak, entah berapa biaya yang harus ia ganti untuk memperbaiki kedua mobil itu. Mobil milik bos yang pastinya sangat mahal dan milik orang di depannya.
Namun, ada hal yang lebih penting sekarang. Karena dia mengerem mendadak, membuat tubuh Rae terhuyung ke depan dan keningnya menghantam kursi.
"Nona, anda tidak apa-apa? Maaf saya benar-benar tidak sengaja."
"Siapa yang menyuruhmu terus melihat ke belakang! Apa kau mau membuatku celaka! Ssshh aawww!" kesal Rae. Dia sudah dandan secantik itu tapi sekarang keningnya pasti tidak baik-baik saja.
"Nona, maafkan saya. Lain kali saya akan berhati-hati. Apa sebaiknya kita ke rumah sakit?" usul Sammy.
"Tidak perlu, teruskan saja. Kita tidak bisa membuat Mr. Song menunggu lama," ujar Rae. Dia akan menyamarkan lukanya menggunakan bedak nanti.
Mereka akhirnya sampai di tempat tujuan. Sammy membukakan pintu untuk nonanya.
Dengan anggun, satu persatu kaki cantik Rae yang menggunakan hak tinggi itu turun dari mobil. Semua orang yang melihat terpukau dengan pesona Rae.
"Sshh ...." Tiba-tiba tubuh Rae sedikit limbung. Sepertinya benturan tadi cukup keras menghantam kepalanya.
"Nona anda baik-baik saja?" Sammy yang melihat langsung menangkap tubuh nonanya secara reflek dia memegang pinggang Rae.
Itu kali pertama Rae sedekat itu dengan laki-laki, saat ini tubuhnya tiba-tiba terasa aneh saat merasakan tubuh laki-laki yang merupakan sekretarisnya itu menempel padanya. Seharusnya itu adalah pelukan pertama Rae juga.
"Nona, apa anda merasa pusing?" tanya Sammy cemas.
Menyadari itu, Rae langsung melepaskan diri. Menetralkan degup jantungnya yang terasa kencang. "Aku tidak apa-apa," jawabnya sambil memalingkan wajah.
Mereka memasuki ruangan pria yang sudah di pesan oleh Mr. Song. Di sana pria itu di temani oleh dua orang wanita cantik.
"Selamat datang Nona Rae. Saya tidak menyangka kalau ternyata anda sangat cantik." Mr. Song itu menyambut kedatangan mereka. Sebenarnya hal yang wajar di negara itu jika bertemu dengan seseorang akan melakukan salam dengan cipika-cipiki. Tapi melihat tatapan Mr. Song yang aneh itu membuat Rae tak nyaman.
"Terimakasih Mr, anda terlalu memuji. Senang bertemu dengan anda."
"Hahaha, silahkan duduk. Santai saja, tidak perlu terlalu formal. Kita bukan sedang di kantor. Ohh iya, siapa yang anda bawa ini Nona Rae." Mr. Song menatap Sammy tidak suka, seakan kehadirannya tidak di harapkan.
"Ohh, dia sekretaris saya Mr. Nanti dia yang akan menjelaskan proyek yang akan kita kerjakan," jawab Rae.
"Ohh iya sudah, mari kita makan malam terlebih dahulu sebelum membicarakan bisnis. Saya sudah menyiapkan menu spesial untuk nona Kim."
"Tentu, saya merasa terhormat untuk itu."
Mereka pun menikmati makan malam itu sambil mengobrol ringan seputar kehidupan pribadi. Rae hanya berusaha sopan saja berusaha menimpali setiap ucapan Mr. Song. Meski dia risih karena kadang, pria itu sengaja menyentuh tangannya dan menatapnya seperti pria mesum.
"Makanannya sungguh sangat lezat Mr. Selera anda sangat bagus," puji Rae.
"Hahaha tentu saja, ini sangat cocok di lidahku. Senang jika nona Rae menyukainya juga. Sekarang waktunya kita menikmati minuman spesial yang sudah aku siapkan juga." Mr. Song memanggil pelayan untuk mengambil sesuatu.
"Apa ini Mr?"
"Ini adalah anggur berusia ratusan tahun yang saya beli spesial untuk nona Kim," ujar Mr. Song.
"Ohh ya ampun ... saya sungguh tersanjung mendengarnya." Rae pura-pura senang.
"Mari bersulang nona, rasanya sungguh terhormat bisa bersulang dengan wanita secantik anda." Mr.Song mengangkat gelasnya.
"Nona tapi anda--" cegah Sammy. Dia ingat pesan asisten Vera kalau nonanya tidak bisa minum minuman beralkohol.
"Tidak apa-apa."
"Ada apa nona Rae, sepertinya sekretaris anda sangat khawatir?" tanya Mr. Song.
"Tidak apa-apa Mr. Maklum dia itu terlalu patuh pada orangtuaku, dia takut kalau aku akan mabuk."
"Ohh tenang saja, ini tidak akan terlalu memabukkan. Kita hanya menikmatinya sedikit," ujar Mr. Song.
Mereka pun akhirnya mulai membahas bisnis setelah Rae menghabiskan minuman yang ada di gelasnya. Sammy mulai menjelaskan bagaimana proyek yang akan mereka jalankan. Tanpa sadar Mr. Song terus menuangkan minuman itu pada gelas Rae.
"Hahaha ... luar biasa, saya sangat suka dengan rencana anda nona Rae. Itu proyek yang luar biasa."
"Terimakasih Mr. Saya yakin mesin robot yang akan kita buat ini lebih canggih dari pada yang sudah ada di pasaran."
"Mari bersulang, saya sangat menyukai pemikiran dan percaya diri anda. Demi kesuksesan bisnis kita."
"Nona, anda sudah terlalu banyak minum." Sammy mencegah nonanya yang akan menenggak minuman itu lagi.
"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja."
Semakin lama mereka semakin seru menikmati minuman itu. Karena rasanya yang manis membuat Rae menyukainya. Mr. Song itu sungguh mengerti akan Rae sepertinya.
"Hai kau, sekretaris. Apa kau tidak ingin minum juga," ujar Mr. Song pada Sammy.
"Tidak Mr, saya menyetir."
"Hahaha sayang sekali Sam, padahal ini sangat manis rasanya seperti buah ceri. Aku saja sangat menyukainya," sahut Rae.
"Nona, anda itu sudah mabuk." Sammy membatin.
"Uhh ... saya mau ke kamar mandi dulu Mr. Nanti kita lanjutkan lagi minumnya."
"Tentu saja nona Rae."
"Biar saya antar Nona." Sammy mengikuti nonanya yang tampak sempoyongan. Dia akan membujuk nonanya untuk pulang saat tidak ada Mr. Song.
Sementara itu di ruangan. Mr. Song menggeram kesal. Seharusnya akan mudah jika tidak ada sekretaris sialaaan itu menurutnya.
"Pelayan ... mana obatnya, cepat masukkan ke gelas itu."
...
Rea berjalan dengan tidak seimbang, sesekali menabrak apapun yang ada di depannya.
"Nona, biar saya bantu." Sammy memegang tangan Rae tapi ditepis oleh wanita itu.
"Lepas Sam, aku bisa sendiri. Jangan pernah menyentuhku lagi tanpa seijinku. Kamu terlalu berbahaya."
Sammy tidak mengerti apa yang di maksud nonanya. Dia hanya ingin membantu, kenapa dianggap berbahaya. Akhirnya dia pun hanya mengikuti wanita itu dari belakang. Dia tidak tau kalau perbuatan itu sudah membuat jantung seorang Rae yang dingin jadi berdebar kencang.
"Nona, bagaimana kalau kita pulang saja. Bukankah urusan kita sudah selesai. Laki-laki itu tidak baik Nona, dia selalu melihat anda dengan tidak sopan," bujuk Sammy setelah Rae keluar dari kamar mandi.
"Aku masih ingin minum. Kalau kau mau, pulang saja sendiri."
Sammy gagal membujuk Rae, wanita itu bersikeras kembali ke ruangan itu. Kembali minum dan Sammy hanya bisa melihat mereka berdua mabuk.
"Nona ayo pulang, anda sudah mabuk."
"Tidak mau. Hehehe ... ehh kenapa aku panas."
"Anda kenapa Nona?" Sammy cemas.
"Tidak apa-apa, dia hanya mabuk. Sebaiknya kau bawa dia beristirahat di kamar yang ada di hotel ini saja untuk beristirahat," ujar Mr. Song.
"Terimakasih Mr, tapi saya harus membawa nona pulang. Kalau begitu kami permisi." Sammy memapah tubuh Rae tapi tiba-tiba seseorang memukulnya dari belakang hingga dia pingsan.
"Dasar sekretaris menyusahkan, singkirkan dia," perintah Mr. Song. "Dan bawa wanita itu ke kamarku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
𝐘𝐖💋🅁🄸🄽🄰👻ᴸᴷ
waaahhh, ne org minta dibunuh ama Papah Rae, klo smpe mau macam² ama Putri Kcygnnya 👹👹👹
2022-10-01
1