Terimakasih sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan jejak ya.. 😘😘😘
❤️❤️❤️❤️
Abelia
"Sebelum pulang, aku ingin berkunjung ke kediaman Baron Denian."
Meski merasa, hari ini Nona Abelia sedikit aneh, Tasya selalu melaksanakan perintahnya tanpa bertanya. Gadis yang berasal dari keluarga Aratruen, salah satu bangsawan yang sudah kehilangan kekuasaan itu, segera menyampaikan keinginan Abelia kepada kusir dan pengawal.
Sesampainya di kediaman Baron Denian, mereka disambut oleh anak angkat Baron. Mariana. Dia adalah seorang penyihir yang baru saja bergabung ke menara sihir kekaisaran. Mariana merupakan satu-satunya sahabat Abelia di akademis dulu.
Abelia
"Lama sekali kita tidak bertemu."
Mariana
"Kamu yang terlalu sibuk, sampai tidak ada waktu untuk membalas suratku."
Abelia merasa senang, sahabatnya nanti akan menjadi salah satu penyihir yang diakui oleh menara sihir dan kekaisaran. Namun dia juga sedih karena akan sulit untuk menemui Mariana setelah itu.
Abelia
"Aku ingin melihat koleksi novel terbarumu. Apa ada yang bisa kamu pinjamankan untuk dibaca?"
Mariana
"Ayo kita ke perpustakaan kalo begitu."
Mereka menuju ke perpustakaan keluarga Baron. Bukan sekedar untuk membaca novel. Tapi juga untuk berdiskusi sesuatu yang penting.
Abelia
"Mariana aku ingin bercerita tentang kesedihanku sebagai putri ke dua."
Mariana paham dengan kode dari sahabatnya itu. Dia segera membuat pelindung sihir, yang membuat orang lain tidak bisa mendengar isi percakapan mereka.
Abelia
"Apakah ada orang yang bisa menjelajah waktu?"
Tasya dan Mariana hanya terdiam, mereka tidak mengerti arah pembicaraan dari Abelia Grafin .
Abelia
"Seseorang yang bisa kembali ke masa lalu misalnya."
Mariana
"Aku ingat sesuatu. Tunggu sebentar."
Mariana bangkit dari kursinya lalu mengambil sebuah buku yang terlihat usang
Mariana
"Ini adalah buku tentang sejarah sihir. Ada seorang penyihir yang berhasil menemukan sihir pembalik waktu. Tapi sihir itu ilegal karena bisa saja membawa kehancuran jika digunakan oleh orang yang salah."
Abelia mengangguk mengerti, dia bertekad untuk menceritakan apa yang dia alami ke pada kedua orang yang paling dia percaya.
Abelia
"Aku takut kalian akan menganggap aku gila. Tapi ini terlalu nyata, untuk dianggap sebagai mimipi. Aku sepertinya aku mengulang waktu. Kembali ke masa dia tahun lalu."
Mariana
"Maksudnya?"
Tasya
"Maksud Nona?"
Abelia menceritakan semua yang dia alami selama dua tahun yang akan datang. Dia juga menceritakan tentang kematian Tasya dan keberhasilan Mariana yang akan diakui sebagai penyihir menara.
Tasya
" Nona kan tau saya anak yatim-piatu Nona. Sejak kecil saya dirawat oleh keluarga paman saya."
Abelia
"Aku tau itu. Sayangnya meski aku meminta penyelidikan ulang berkali - kali, aku tidak bisa menemukan petunjuk apapun. Maafkan aku Tasya."
Tasya
"Ah Nona... Tidak apa-apa. Terimakasih
Tasya hanya terkejut mendengar cerita Abelia. Tapi dia tau Nona tidak akan berbohong untuk hal sebesar itu. Begitu pula, Mariana dia sangat percaya pada sahabatnya itu.
Mariana
"Orang tua angkatku pasti bangga melihat aku menjadi penyihir yang diakui oleh menara sihir."
Abelia
"Tentu saja."
Tasya
"Jika kita tau masa depan. Bisakah kita menghindar dari peristiwa yang buruk Nona?"
Mariana
"Kita harus berusaha untuk menghindarinya. Jadi apa rencanamu sekarang Abelia?"
Abelia
"Aku akan menikah dengan Duke Dylan."
Mariana
"Sepertinya kau beneran gila Abelia. Duke Dylan dan Ariel akan menikah besok.”.
Abelia
"Karena itulah aku butuh bantuanmu, Maria."
Mariana
"Katakan apa yang harus aku lakukan?"
Mendengar permintaan Abelia membuat Mariana sedikit bimbang. Tapi gadis itu mengingat kebaikan hati Abelia padanya dulu, dan juga penderitaan Abelia karena perlakuan kakak tirinya. Apalagi mendengar cerita barusan, membuatnya ingin membatu sahabat itu.
Mariana
"Baiklah akan aku coba bantu sebisaku."
Abelia
"Terimakasih Mariana. Kau yang terbaik."
Mariana
"Semoga saja kita tidak gagal. Karena kalo kita gagal, menjadi penyihir menara hanya akan menjadi mimpi saja."
Comments