Naira dan Lena melangkahkan kaki mamasuki lif khusus karyawan untuk segera turun dari lantai 48 itu menuju kebawah.
Sampai disana mereka bertemu dengan karyawan lain.mereka semua saling menyapanya dengan ramah. disini semua karyawan harus saling menghormati meskipun atasan mereka masih muda atau pun Tua,jika tidak mereka akan mendapatkan hukuman bahkan pemecatan.
Di ruangan Daren.
Dia juga mau turun ingin pulang karena bosnya memanggilnya tadi untuk melakukan suatu pekerjaan lagi setelah itu.
Daren tiba di lantai bawah sambil melihat karyawannya berhamburan keluar untuk pulang namun matanya tidak sengaja melihat karyawan yang menarik perhatiannya,siapa lagi kalau bukan Naira putri tama.
"Putri..kamu di lihatin sama Pak Daren, matanya sampai nggak berkedip ngelihatin kamu.."bisik Lena ketelinga Naira.
"Ahh mbak,nggak lah..mana ada Pak Daren lihatin aku,dia tu lihatin kita semua kok..yuk lah mbak.." sangkal Naira jika Daren melihat kearahnya. Naira pun meneruskan langkahnya, namun saat sampai di depan resepsionis,Naira menghentikan langkahnya menyapa mereka.
"Mbak,aku duluan pulang ya.." Ucap Naira.
"Iya Nai hati - hati,mbak juga bentar lagi lepas ship." Ucap Anisa.
Tidak jauh dari mereka seseorang yang mendengar percakapan Naira dan Anisa lansung mengkerut keningnya.
*Nai? bukankah namanya putri..,ada hubungan apa Anisa sama manajer baru itu,putri..wajahnya memang sangat tidak asing..hais..tidak, sepertinya bukan dia.*Guman Daren dalam hatinya.
Daren tersadar lalu kembali berjalan berlalu melewati karyawannya yang masih menunduk melihatnya tampa berani memandangi wajahnya sama seperti direktur mereka yaitu Jordan.
Jordan dan Daren memiliki wajah yang tampan dan sikap yang dingin.
Berapa menit kemudian Daren Sampai di Apartemen mewahnya dan segera membersihkan tubuhnya setelah itu beristirahat sejenak sebelum bertemu dengan bosnya.
****
Di tempat yang lain.
Naira baru sampai di rumahnya,dia pun segera menuju kekamarnya untuk segera membersihkan tubuhnya.
Setelah selesai Naira segera keluar menemui Mamanya yang sedang berkebun di belakang rumah mereka. Rumah Naira sangatlah nyaman karena sekeliling rumahnya di penuhi tanaman bunga dan buah-buahan dan di belakangnya di maanfaatkan Mamanya menjadi kebun sayuran. Rumahnya tidak terlalu besar hanya memiliki tiga kamar,satu ruang tamu, ruang keluarga dan ruang dapur.
"Mama lagi ngapain?" Ucapnya.
"Mama lagi bersihin daunan kering sayang,biar nggak ada siput naik kesayuran timun Mama baru berbuah nak.kamu udah makan belum,kalau belum sana makan dulu..Mama sebentar lagi masuk." Ucap Mamanya.
"Belum ma,tadi aku kedapur lihat Mama nggak ada disana makanya aku kesini.kalau gitu aku masuk ya Ma, Mama cepat masuk udah sore banget nih.." Ucap naira yang di angguki Mamanya.
Sampai di dapur Naira lansung melihat makanan yang di masak Mamanya.
Betapa senangnya Naira mengetahui mamanya memasak menu kesukaannya yaitu soto ayam, sambal petai,ikan goreng,dan sayur labu siam.
Tampa menunggu Mamanya,Naira lansung mengambil soto dan lalu memakannya dengan sangat lahap tampa dia sadari dia sampai nambah makannya.
"Ya ampun nak makannya pelan sedikit ngapa..,seperti ada yang mau mengambil makanan itu dari kamu,lihat sampai belepotan begitu makannya.." ucap Mamanya yang terkejut melihat anaknya makan seperti orang yang berapa hari tidak makan saja.
"Enak banget ma sotonya..Mama emang terhebat deh kalau soal memasak.."Ucap Naira tersenyum kepada mamanya bahkan Dia selalu memuji masakan mamanya selalu enak.
"Iya dong.Mama gitu.."Ucap Mamanya kemudian tertawa begitu juga Naira.
"Papa mana ma..?" Tanya naira yang masih mengunyah makannya.
"Papa masih lembur..tadi ngabarin Mama,agak malam pulangnya," Jawab mamanya.
"Emm..,Naira kekenyangan ma,rasa nggak mampu bangun.." Ucap naira yang membuat Mamanya mengelengkan kepala melihat kelakuan putrinya.
"kamu ini..ada-ada saja,yang suruh kamu makan sebanyak itu siapa..?," ucap Mamanya.
"Hehe..habisnya enak ma.." Jawab Naira cengengesan.
"Dasar..Gimana hari pertama kerjanya, ada yang sulit nggak,trus mereka sama kamu gimana baik..?" Tanya Mamanya beruntun.
"Kerjaanku lancar..karyawan disana juga ramah - ramah ma,Mama tau nggak..,Naira di terima kerja lansung di tempati di posisi manajer keuangan Ma..." Ucap Naira membuat Mamanya terkejut.
"Oh ya..?? kamu lansung jadi manajer keuangan sayang?."
Suara Papanya yang tiba-tiba mengejutkan Naira dan mamanya.Naira lansung menyalimi tangannya papanya dan menganggukan kepalanya.
"Iya pa,kok papa udah pulang,kata Mama,Papa lembur..?" ucap Naira.
"Nggak jadi sayang,Papa cepat menyelesaikan kerjaan Papa di bantu teman Papa juga.Kamu tadi bilang jadi menajer keuangan benarkah itu nak?." Ucap Papanya lalu bertanya.
"Iya pa benar pa,Naira menempati posisi manajer keuangan pa.Awalnya Aku kaget tapi menurut HRD perusahaan bilang aku sangat layak menempati posisi itu pa." Jelas Naira.
"Memangnya manajer keuangan sebelumnya kemana?." Tanya papanya lagi.
"Nggak tau pa,kayaknya di pecat deh pa soalnya aku melihat banyak data mengenai anggaran perusahaan yang banyak jauh selisih,bahkan dalam jumlahnya sangat besar pa.." Ucap Naira.
"Hmm begitu..tapi atasan kamu udah tau masalah itu?." Tanya papanya lagi.
"Udah tau pa,tadi Aku juga sudah memberikan laporan itu dengan asisstennya."Ucap Naira.
"Syukurlah kalau begitu.tetap bersyukur ya sayang..meski kamu menjadi atasan mereka tetaplah rendah hati dan jangan sombong.Papa juga berpesan kamu bekerjalah dengan jujur dan teliti.." Ucap papanya.
"Iya pa."Ucap Naira namun wajahnya terlihat memikirkan sesuatu.
Melihat anaknya yang kemudian diam, Papanya lansung mengerti pasti ada yang di sembunyikan anaknya itu.
"Ada apa Hmm..bicara sama Papa jangan di pendam,Papa nggak mau seperti dulu lagi.hanya kamu harta satu satunya paling berharga papa,mama miliki nak." Ucap Papanya yang ingin mengetahui masalah anaknya.
Papanya mencium lembut kepala Naira,Naira lansung memeluk papanya.
"Pa tadi aku ketemu dengan temannya Jordan,Dia bahkan menjadi asissten direktur perusahaan tempat aku kerja. untungnya dia nggak kenal sama Aku tadi,tapi Aku masih takut pa." Ucap Naira membuat orangtuanya saling pandang lalu papanya mengusap pelan belakang anaknya.
"Bekerjalah menurut kamu nyaman dan usahakan jauhi mereka.cukup kamu terlibat soal pekerjaan saja jangan hatimu.masalah ini tidak bisa di hindari karena jika Tuhan ikut andil apapun bisa terjadi.Papa tau hati kamu sangat tersakiti karena kejadian itu tapi untuk membuat hidup kamu penuh dengan kedamaian,cobalah untuk memaafkan perbuatan mereka karena manaruh dendam,hidup kamu juga tidak akan tenang sayang.Iklaskan,lanjutkan hidup kamu dengan bahagia."Ucap Papanya mencoba meminta Naira menghilangkan rasa sakitnya karena masa lalu itu.
"Aku sudah memaafkan mereka pa tapi aku masih sakit hati pa,sakit hati Aku pa.bersyukur tadi Daren tidak mengenali aku jadi aku masih bisa menahan perasaan aku,tapi aku ngak tau kalau ketemu sama Jordan,jujur pa aku sangat membenci dia pa.." ucap Naira sedih.Dia tidak ingin sekali bertemu dengan orang-orang dimasa lalunya dulu.
"Berusahalah mencobanya nak hanya itu pesan Papa." Ucap papanya mencoba menyuruh anaknya menghilangkan kebenciannya, sedangkan Naira hanya menganggukan kepalanya.
"Ya sudah papa mau kekamar dulu, mau mandi dulu masih bau asem papa duh..anak cantik papa bau jadinya kan.."
Ucap papanya yang mengajak anaknya bercanda.
"Nggak apalah pa,papa tetap wangi kok.." Ucap naira yang sudah tersenyum lagi.
Mama yang melihat suami dan anaknya bercanda ria,ikut tersenyum senang
***
Di Apartemen,
Jordan sudah kembali dari markasnya dan melanjutkan lagi istirahatnya dikamarnya.
Entah kenapa tidak biasanya dia seperti ini mungkin karena dia kembali bermimpi hal yang sama.
*Ingat baik baik perkataanku meskipun hanya kau laki laki di dunia ini,sampai mati pun aku tidak akan pernah jatuh cinta kepadamu,aku membencimu mulai dari hatiku,pikiranku dan juga seluruh tubuhku,aku membencimu Jordan berneo murai..*triak seorang wanita yang selalu memasuki mimpi Jordan.
"NAIRAA...!!"
Jordan terbangun karena mimpinya lagi dengan napas tak beraturan.
"Aku selalu di hantui kata - kata wanita itu,Begitu menyakitkan kah perkataanku sampai dia sangat membenciku." Jordan menyandar di tempat tidurnya namun berapa menit kemudian dia bangun menuju kamar mandi membersihkan tubuhnya yang berkeringat karena mimpinya tadi.
Setelah selesai Jordan lansung keluar dari kamarnya menuju ruang tamu melihat sudah ada Daren disana menunggunya,Jordan lansung duduk di sebelah Daren.
"Ada apa,Kau bermimpi dia lagi?" Daren menatap Jordan yang lesu.selain atasannya Jordan juga sahabatnya.
"Bahkan aku tiga kali bermimpi dia hari ini,aku juga melihat bayangannya di kantor tadi,menurutmu apakah itu tidak aneh?."Ucapnya.
*Aku juga melihatnya Jor bahkan bukan dalam mimpi tapi aku belum bisa memberitau kamu,aku takut salah orang..* Dalam hati Daren.
"Apa yang tidak aku ketahui Ren..!" Jordan menatap tajam kearah Daren.
"Tidak ada!aku juga sama denganmu, seperti melihat bayangannya juga tadi tapi aku sadar itu hanya pikiranku saja. Aku sudah berusaha mencarinya.maaf aku belum menemukannya untukmu." Ucap Daren menepuk bahu Jordan.
"Aku bersalah kepadanya Ren,
sepertinya perkataanku sangat menyakiti dia." Ucap Jordan lirih.
*Iya iyalah..kau sangat keterlaluan, aku pun sakit hati melihat kau waktu itu dan ingin sekali aku memukul kau* Batin Daren melirik sahabatnya itu.
"Jangan mengumpatku." ucap Jordan yang mengetahui isi pikiran Daren.
"kau ini tau aja dalam pikiranku,tapi kau memang menyebalkan.."Ucap Daren terlihat kesal dengan Jordan.
"Jangankan pikiranmu bahkan warna boxer yang saat ini kau pakai saja aku tau." Ucap Jordan tersenyum liciknya membuat Daren kesal dengannya benar selalu bisa menebak.
"Sialan kau!sudahlah..ayok kita pergi ke Bar.."Daren bangun yang di ikuti Jordan juga.mereka berdua kemudian pergi kesana untuk bertemu dengan teman mereka yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments