Cecila masuk ke dalam kamar Rosalin membuka lemari pakaiannya lalu mengeluarkan semua pakaian jeleknya, dia segera merapikan pakaian pemberian Luna ke dalam lemari.
“ Akhirnya selesai juga, Setidaknya untuk sementara waktu aku tidak perlu khawatir dengan pakaian” Cecilia tersenyum melihat pakaian pemberian Luna tertata rapi di lemari.
Dia lalu duduk di depan meja rias melihat wajah Rosalin yang terlihat kusam karena kurang perawatan. Cecilia mendekatkan wajahnya ke cermin dan melihat ada dua jerawat besar dan beberapa jerawat kecil.
“ Sepertinya aku harus pergi ke klinik kecantikan untuk menghilangkan jerawat ini.” Cecilia menekan-nekan jerawatnya dengan jarinya.
Cecilia lalu membaringkan tubuhnya di tempat tidur dan memijit tulang hidungnya dia sedang berpikir keras karena perawatan kecantikan di klinik kecantikan tidaklah murah, darimana dia akan mendapatkan uang?
Tn. Bima hanya bekerja sebagai buruh di pabrik permen sudah pasti penghasilan nya hanya sebesar UMR, sedangkan Ny. Marta hanya ibu rumah tangga dia membuka warung kecil di depan rumahnya penghasilannya pasti kecil.
Sedangkan Rosalin masih mempunyai adik perempuan yang masih duduk di kelas dua SMP, tidak mungkin Cecilia meminta uang dari orang tua Rosalin untuk perawatan kecantikan.
Cecilia pun memutuskan untuk berjalan-jalan berkeliling lingkungan rumahnya mencari inspirasi.
Diapun berjalan perlahan di trotoar, Seorang tetangga melintas dengan motor menyapa nya sambil melambaikan tangan “ Hai Rosalin!”
Cecilia menoleh ke arah sumber suara itu dan membalas sapaan nya sambil ikut melambaikan tangan “ Hai... Mbak!”
Sekilas Cecilia melihat tetangganya membawa bungkusan seperti makanan mungkin tetangganya itu baru saja membeli makanan untuk makan malam, yang letaknya di depan jalan yang jaraknya lumayan jauh, hal itu memberinya ide.
Cecilia segera pulang kebetulan Tn. Bima sudah pulang dan sedang menonton televisi, sedangkan Ny. Marta sedang menyiapkan makan malam.
Cecilia duduk di samping Tn. Bima lalu berbicara kepadanya “Papa, boleh tidak aku berjualan nasi bakar sepulang kuliah?”
Tn. Bima tersenyum mendengar ucapan Rosalin “ Tentu saja boleh, papa justru merasa senang kamu mau belajar mencari uang.”
“Memangnya kamu tau bagaimana cara membuat nasi bakar?” Ny. Marta meragukan kemampuan anaknya karena selama ini Rosalin tidak pernah membantunya memasak.
Cecilia terdiam beberapa saat, lalu dia segera menjawab “ Tau dong ma, kan aku sudah lihat caranya di you tube.”
Tentu saja dia berbohong, sebenarnya Cecilia sering membantu tantenya yang memiliki usaha catering untuk membuat nasi bakar. Dia sudah belajar bagaimana cara membuat nasi bakar dari awal sampai akhir.
“ Papa, kita punya alat pangang?” Cecilia melihat ke arah Tn. Bima
“ Sepertinya ada di gudang, Papa akan cek” Tn. Bima segera berdiri dari kursinya lalu mengambil alat panggang dari gudang lalu menunjukannya kepada Cecilia.
Cecilia tersenyum melihatnya lalu meletakan alat panggang itu di halaman belakang.
“Mama, besok pagi aku ikut mama kepasar ya, mau beli bahan-bahan dan bumbu untuk membuat nasi bakar!” Cecilia menoleh ke arah Ny. Marta yang sedang sibuk mempersiapkan makan malam.
“ Ok, pasang alaram supaya bisa bangun tepat waktu!” Ny. Marta mengingatkan Rosalin karena Rosalin sangat sulit bangun pagi.
Setelah Ny. Marta selesai menyiapkan makan malam mereka berempat pun makan malam bersama. Setelah makan mereka bercengkrama sebentar lalu tidur dikamar masing-masing.
Cecilia masuk ke kamar berusaha untuk mengingat bumbu apa saja yang di perlukan, lalu dia membuat daftar belanjaan keperluan untuk membuat nasi bakar, supaya tidak ada yang terlupakan satu pun. Tidak lupa dia juga memasang alaram di ponselnya.
Pagi hari alaram ponselnya berbunyi dia segera bangun dari tidurnya. Lalu segera pergi ke pasar bersama Ny. Marta
Setelah memastikan tidak ada satupun yang terlupakan mereka segera pulang ke rumah, Cecilia segera mandi dan bersiap untuk pergi ke kampus sedangkan Ny. Marta mempersiapkan sarapan.
Selesai sarapan Cecilia meminta bantuan Ny. Marta untuk memotong daun pisang sebesar daun yang sudah dia potong sebagai contoh. Tentu saja Ny. Marta tidak keberatan dengan senang hati dia membantu anaknya.
Seperti biasa Rosalin pergi ke kampus diantar Papanya, Julia cukup berjalan kaki karena jarak sekolah nya tidak terlalu jauh dari rumah.
Sampai di kampus Cecilia menghampiri Luna dan Yoan “Hai girls, nanti sore datang ke rumah ya, aku mau membuat nasi bakar percobaan untuk besok berjualan aku perlu saran dan kritik kalian!”
“Ok, kami pasti datang.” Luna dan Yoan menyahut bersamaan.
Cecilia mengeluarkan buku dan mulai mengingat-ingat tahapan membuat nasi bakar yang telah dipelajarinya dari tantenya lalu mencatat nya dia ingin memastikan tidak ada yang salah dalam pembuatannya.
Syukurlah hari ini Miranda tidak pergi ke kampus karena ada urusan penting sehinga Cecilia tidak harus mendengar ejekannya.
Kuliah telah selesai Cecilia segera pulang, sampai di rumah dia langsung mengerjakan tahap demi tahap pembuatan nasi bakar. Ny. Marta membantunya membuat api di alat panggang. Nasi yang sudah berisi ayam bumbu dan daun kemangi dibungkus dengan daun pisang siap untuk di panggang. Bau harum tersebar sampai ke rumah tetangga.
Yoan dan Luna sudah sampai di rumah Rosalin, mereka langsung menuju halaman belakang “ Rosalin..... Baunya enak sekali, kita bantu ya!”
Yoan dan Luna pun menghampiri Rosalin lalu ikut membantunya, mereka bertiga sibuk di halaman belakang.
Cecilia membuat beberapa bungkusan yang lebih kecil untuk dibagikan ke tetangga sebagai promosi. Sedangkan bungkusan yang lebih besar untuk makan keluarga dan kedua sahabatnya.
Setelah semuanya selesai dipanggang Rosalin menghidangkan nasi bakarnya di meja makan, semuanya sudah berkumpul tidak sabar untuk mencicipi.
“ Nah....ini dia nasi bakar buatan Chef Rosalin silahkan dicicipi.” Cecilia mempersilahkan semua orang untuk menyantap nasi bakarnya.
Semua memuji nasi bakar buatan Cecilia, bahkan Luna dan Yoan meminta tambahan nasi bakar untuk mereka bawa pulang.
Setelah selesai makan Yoan dan Luna berpamitan pulang, mereka senang membawa tiga bungkus nasi bakar untuk dibawa pulang.
Tn. Bima dan Ny. Marta mengacungkan dua jempol mereka ke arah Rosalin “ Nasi bakarnya layak untuk di jual, papa akan buatkan meja kecil untuk kamu berjualan.”
Cecilia sangat puas, ini adalah pertama kali dia membuat nasi bakar tanpa di temani tantenya, tetapi hasilnya sangat enak. Setelah semuanya selesai Cecilia segera beristirahat dia sangat lelah.
Keesokan harinya Cecilia kembali pergi ke pasar bersama Ny. Marta, sebenarnya dia lelah tetapi demi mewujudkan rencananya untuk merubah penampilan Rosalin, Cecilia rela harus bangun pagi lebih awal.
Sore nanti adalah hari pertamanya berjualan nasi bakar dia berharap orang-orang di sekitar lingkungannya membeli dan menyukai nasi bakar nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Damar Pawitra IG@anns_indri
bagus, menarik
semangat berkarya ya 🦾🦾🦾
jangan patah semangat
2022-11-30
1