"Nona alisya ini tanaman apa?." tanya istri pak mayor yg sedang berada di dapur.
"Ini tanaman, tanaman...tanaman yg cocok untuk di konsumsi." Ucap Alisya yang sebenarnya ia juga tak tahu.
"Mmm, iya, cocok untuk di konsumsi tapi maksud saya, nona, tanaman ini namanya apa." Ucap istri pak mayor.
"Mmmm, kalau itu saya juga tidak tahu, tanya saja sama pak Albar kan dia yg ambil." Ucap Alisya.
"Pak Albar?, nona, pak Albar kan suami nona apa tidak baik jika nona memanggilnya bapak lagi, panggil gitu dengan nama yg lain." Ucap istri pak Mayor.
"Emang kamu panggil pak Mayor siapa?." tanya Alisya.
"Mas." Ucap istri pak Mayor.
"Mas?, Mas cendol kali." Ucap Alisya.
"Tidak mejik, tidak kekinian gitu, meningan kamu panggil pak Mayor itu, darling atau beb itu baru kekinian dan kebarat baratan gitu." Ucap Alisya.
"Di desa seperti ini, Itu memang nama yg kami panggil untuk para suami kami, beda dengan orang orang yang berada di kota nona." Ucap istri pak Mayor yg bernama Lilis.
"Oh iya saat sebelum bencana ini, apa kamu sebelumnya sudah menikah." Tanya Alisya.
"Sudah, mantan suami saya seorang petani, kami baru menikah 2 hari, tapi bencana itu datang dan menyebabkan suami saya meninggal." Ucap Lilis yg terlihat sedih.
"Mmm maaf saya tidak bermaksud membuat kamu sedih." Ucap Alisya.
"Tidak papa, lagian itu sudah takdir." Ucap Lilis.
"Iya, kan sekarang sudah ada pak Mayor iyakan." Ucap Alisya.
"Nona, tadi kan lagi ngombrol tentang nona tapi sekarang kenapa tiba tiba ngomong tentang saya." Ucap Lilis yg tersenyum.
Alisya kembali ke kamarnya dan terkejut dengan adanya pak Albar di kamarnya.
"Kamu ngapain di sini." Ucap Alisya.
"Ini bukannya kamar saya juga." Ucap Pak Albar sambil mengelus si moci kelinci peliharaan Alisya.
"Iy....,iya, ini juga kamar kamu". Ucap Alisya.
"Kamu tidak ingat hari ini hari apa." Ucap Pak Albar.
"Bagaimana saya tahu, hari ini hari apa, kan tidak ada kelender, tidak ada hp tidak TV." Ucap Alisya.
"Emang siapa yg bertanya hari ini hari apa." Ucap Pak Albar.
"Bapak sendiri tadi yang bilang." Ucap Alisya.
"Ooo, saya lupa, hari ini hari bapak di sini ya, iyakan, maaf saya lupa, hari ini saya sangat sibuk jadi saya lupa." Ucap Alisya.
"Sibuk, sibuk apa?, sibuk lagi gosip." Ucap pak Albar.
"Ha? Gosip, mmm, kamu diam diam ikutin saya terus ya." Ucap Alisya.
"Tempat ini kecil, gampang saya melihat kamu di mana mana." Ucap pak Albar.
"Iy kah.mmm yaudah saya mau tidur duluh, capek, oh iya sebelum kamu tidur tolong bobok kan moci duluh ya." Ucap Alisya yang tersenyum.
Istri pak Albar yg bernama Rini menghampiri Alisya yg sedang bermain dengan moci.
"Hey, kamu sangat terlihat sayang sama moci." Ucap Rini.
"Hey, Rini, iya sangat sayang, dia ini saya sudah anggap anak aku sendiri." Ucap Alisya.
"Mmm, oh iya, istri istri lain sudah hamil loh." Ucap Rini.
"Oh iy?, bagus dong, apa yg di rencanakan berhasil." Ucap Alisya.
"Apa kamu tidak mau hamil juga seperti yg lainnya?." Ucap rini
"Saya masih mudah belum mau jadi ibu,saya mau ningmati masa mudah saya duluh." Ucap Alisya.
"Tapi bukannya bagus ya, kalau kita punya anak pada saat masih muda kan nantinya ibu dan anak terlihat adek kakak." Ucap Rini.
"Itu bukan keinginan saya, keinginan saya itu ingin jadi wanita karir, memiliki banyak uang, membangun rumah, ada mobil. Keren bukan." Ucap Alisya.
"Iya, iya keren tapi bukannya kalau mau cerita tentang itu semua saat ini sudah tidak berlaku ya, sekarang kan sudah beda." Ucap Rini.
"Iya, yah kamu betul, aku kangen dengan yg duluh, ada tv, hp, internet, yang memudahkan kita, sekarang kita kembali ke zaman purba." Ucap Alisya.
"Udah sekarang ini adalah yg sekarang dan yg duluh adalah yg duluh, kita hanya perluh memulai hidup baru dan menjalani kehidupan kita." Ucap Rini.
Hari ini pak Albar berulang tahun,semua orang merayakan hal tersebut, terlihat istri istri pak Albar berlomba memasak makanan yang enak untuk pak Albar, lain halnya dengan Alisya yang hanya menonton mereka dan bermasa bodo.
Lilis bertanya tentang apa yang akan Alisya persiapkan di hari spesial pak Albar namun Alisya mengatakan bahwa itu bukan spesial untuk nya.
Alisya meninggalkan mereka yang sedang bersenang-senang dan lebih mengajak moci ke tepi pantai untuk bermain.
Tak berselang lama, Dony datang memanggil manggil Alisya, mengatakan bahwa pak Albar terluka saat sedang ingin mencicipi makanan dari salah satu istri nya, hidangan yang panas tersebut mengenai tangannya.
Alisya dan Dony segera kembali, namun sudah tidak mendapatkan pak Albar di tempat tersebut, istri Radinal mengatakan pak Albar sudah di bawah di kamar Rani dan di rawatnya.Mendengar penuturan istri Radinal, Alisya segera kembali ke kamar nya.
Alisya terlihat belum bisa memejamkan matanya, ia sesekali memikirkan pak Albar namun ia masih tetap menyangkal hal tersebut.
"kenapa aku harus memikirkan dia, iiihh." Ucap Alisya
Malam semakin sunyi, angin mulai berhembus, perlahan Alisya mulai dapat memejamkan matanya, tak berselang lama pak Albar datang, ia mengelus kepala istri nya tersebut, menyelimutinya dan mencium keningnya.
Pak Albar terus memandangi wajah Alisya dengan senyuman, memeluk nya dan tidur bersamanya.
Paginya, Alisya yang terbangun, melihat pak Albar berada di sampingnya dan memeluknya segera mendorong Pak Albar yang menyebabkan Pak Albar meringis kesakitan karena luka di tangannya masih terasa sakit.
Melihat hal tersebut Alisya segera meminta maaf dan mengelus tangan Pak Albar yang terluka.
Pak Albar bertanya mengapa Alisya tidak datang menemui nya kemarin, Alisya mengatakan bahwa untuk apa ia kesana karna sudah ada istri Pak Albar yang lain merawatnya. Perkataan Alisya membuat pak Albar tersenyum melihat Alisya sedikit terlihat cemburu.
Pak Albar perlahan memegang wajah Alisya dan menatapnya penuh cinta, perlahan pak Albar mulai mendekatkan wajahnya, jantung Alisya mulai berdetak kencang tak karuan, semakin mendekat pak Albar semakin Alisya gugup, Pak Albar mulai ingin mencium bibir Alisya namun seketika Alisya menghentikannya dan bergegas keluar dengan pipi yang memerah.
Di dapur, Alisya masih memikirkan hal yang terjadi tadi, hingga hingga ia salah memasukkan sayur yang seharusnya yang ia masukkan sayur, malah memasukkan cabe di air panas yang sudah mendidih.
Melihat hal tersebut Lilis segera memberi tahukan nya dan bertanya tentang apa yang ia pikirkan sehingga mengganggu konsentrasi nya, tentu Alisya tidak mengatakan nya takut ia malu dan beralasan hal yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments