Vol 4

"*Buktikan!"

"Buktikan jika sungai itu ada dan aku tidak akan membunuh kalian*."

Kata-kata sang jenderal membuat ayah Gem mengambil kesempatan itu, meskipun gemetar ketakutan ia menuruti keinginan sang jenderal. Hembusan angin begitu dingin, langit mulai menggelap tertutupi dengan langit yang mendung hingga bulan tidak akan tampak.

"Baik ... baiklah aku akan menunjukkan tempat itu," ujarnya pasrah.

Mereka berjalan sepanjang jalan ditengah-tengah hutan yang gelap. Setiap detik nyawa mereka bisa melayang. Mereka berhenti di sebuah tempat yang begitu terjal, beberapa anak sungai mengalir di tempat itu. Batu-batu besar membuat mereka berjalan dengan kesusahan.

Setelah beberapa sungai kecil yang terlewati akhirnya mereka menjumpai sebuah sungai yang cukup besar, aliran airnya juga kencang, Ayah Gem berhenti tepat di atas batu besar lalu menunjuk sebuah sungai kecil yang di pagari oleh beberapa bambu.

"Sungai ini ... sungai kyusu," kata ayah Gem takut-takut. Nyonya Lee dan kakak Kang berdiri tidak jauh darinya. Sang jenderal berjongkok melihat sekeliling sungai itu.

"Minum!" titahnya.

Lee Ming kyung tersentak, meskipun takut dia akan pasrah dan menuruti ucapan Jendral itu.

Ap...apa?" lututnya tiba-tiba lemas dia jatuh berlutut diatas batu itu.

"Minumlah air terkutuk itu." Perintah sang Jenderal.

Nyonya Lee, Gem dan Kang memandangnya dengan ketakutan, mereka menggelengkan kepalanya sepelan mungkin. Tapi kelihatannya ayah Gem telah membulatkan tekadnya.

"Baik. Aku ... aku akan meminum air dari sungai itu."

"Inilah salah satunya cara melindungi mereka, tidak ada jalan lain," bisiknya. Sambil menguatkan dan memberanikan dirinya Lee Ming kyung menatap sang jenderal.

"Berjanjilah satu hal padaku, jangan bunuh mereka."

Sang jenderal menganggukkan kepalanya, membuat ayah Gem sedikit lega.

Udara malam yang dingin dan hujan telah turun diiringi gemuruh dan kilat yang menyambar-nyambar pepohonan, membuat mereka berlindung dibalik pepohonan yang besar. Hanya ayah Gem dan jenderal itu tetap berdiri di sekitar sungai Kyusu.

Lee Ming kyung sedikit turun di antara bebatuan, deras air sungai karena air hujan membuat batu-batu di tempat itu mulai tertutupi air.

Dia berbalik memandang sosok sang jenderal yang menatapnya.

"A-aku akan meminumnya," ujarnya dengan takut-takut sambil menatap sang jenderal.

Dia lalu menatap anak dan isterinya, tekadnya sudah bulat demi keluarganya. Ayah Gem melompati satu batu besar dan menurunkan kedua tangannya untuk mengambil air dari sungai itu, dia meneguknya sambil menutup kedua matanya, menunggu sesuatu terjadi.

Beberapa menit berlalu, dia menunggu apa yang akan terjadi. Lee Ming kyung membuka matanya, menyentuh wajahnya dan kedua tangannya.

"T-tidak ada yang terjadi," bisiknya.

Dia mengambil air itu lagi dan kembali meneguknya, menunggu lagi tapi tidak ada apapun terjadi dengannya. Dia tidak tahu bagaimana reaksi sang jenderal, karena wajahnya tidak terlihat.

Ayah Gem memeriksa dirinya sendiri, lalu menatap kedua tangannya.

"A-aku tidak menjadi buih, apa yang telah terjadi? Sepertinya kisah itu hanya dongeng belaka," gumamnya.

"Apakah ayahku membohongiku agar tidak bermain di tepi sungai?" ucap Lee Ming kyung mengingat kembali nasehat Ayahnya.

Kemudian dia teringat sang jenderal yang berdiri di atas batu. Lee Ming kyung memutar tubuhnya, tapi sang jenderal sudah tidak ada di sana, dia telah pergi dan menepati janjinya tidak membunuh keluarganya.

"Paman apa yang terjadi? Apakah paman sudah meminumnya?" tanya Kang padanya. Ayah Gem mengangguk, dia terduduk di atas batu, mengambil napas panjang.

"Kisah itu hanya dongeng belaka, tidak ada apapun yang terjadi." Tapi ucapan Lee Ming kyung dijawab Gem dengan begitu mudahnya.

"Apakah ayah kejam atau orang jahat?"

Lee Ming kyung tersentak, dia berdiri kembali lalu menatap anaknya, dia kemudian tersenyum pertanyaannya kini terjawab. Dia lalu berlutut menatap langit, kemudian berterima kasih kepada kakek Gem, berkat didikannya yang mengajarkan tentang kehidupan untuk selalu berbuat baik, mereka semua selamat.

Terpopuler

Comments

Ray

Ray

Apa yg kita tanam dan itu juga yg kita tuai, didikan kebaikan nantinya juga akan berbuah kebaikan, semangat terus Outhor🙏😘

2022-08-03

0

B-M

B-M

mantaap

2020-07-20

1

Riri

Riri

oooo....
gitu...

2020-04-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!