Mulai Balas Dendam

Sesampainya Brian membawa Olive ke apartement Ola, Rani memberikan sebuah saran pada Ola.

"Ola, jika kamu ingin balas dendam pada suami Olive. Lantas kenapa kamu bawa Rere kemari? seharusnya kamu tetap tinggal di rumah itu bersama Rere, jika kamu meninggalkan Rere di sini, kasihan juga anak sekecil Rere harus melihat ibunya terbaring koma," ucap Rani.

"Oh ya ya, betapa bodohnya aku kenapa aku malah balik ke apartemen membawa Rere?" ucapnya menepuk jidatnya.

"Ya sudah kamu kembali lagi ke rumah Olive dan bawa Rere besertamu. Kamu tak perlu khawatirkan kondisi Olive, aku akan selalu merawatnya bersama dengan dua perawat pilihanku," ucap Rani.

"Baiklah, Rani. Terima kasih atas bantuanmu terhadapku, aku pergi sekarang juga. Dan Brian kamu di sini saja bersama beberapa anak buahmu ya," ucap Ola.

"Siap, bos. Jangan khawatir semua akan selalu aman terkendali."

Ola mengangkat kembali tubuh mungil Rere yang masih tertidur nyenyak.

"Maafkan, Tante ya Ola."

Hanya beberapa menit saja, Ola telah sampai di rumah Olive. Dia menyelinap masuk ke kamar Rere lewat jendela, tanpa sepengetahuan Azka dan Mela.

"Hem, rupanya mereka sudah tertidur pulas. Ya sudah, aku juga akan tidur. Tapi pagi hari aku akan buat suatu pertunjukan untuk kalian berdua," gumamnya tersenyum sinis.

Hingga tak terasa pagi telah datang, Ola bangun dan segera membersihkan diri..Dia pun melangkah ke kamar utama dan membuka dengan keras pintu kamarnya hingga Mela dan Azka terbangun karena kaget.

"Olive? ba-ba-ba....Mas.... lihatlah!" Mela tergagap pada saat melihat sesosok wanita yang dia kira adalah Olive tetapi pada dasarnya adalah Ola.

Azka pun terperangah pula melihatnya, karena selama ini Azka juga tak tahu jika Olive memiliki saudara kembar.

"Ka-ka-ka....

"Apa! kamu pikir aku sudah mati? nyawaku banyak dan tak semudah itu kalian ingin melenyapkan nyawaku dengan mendorong tubuhku ke jurang!" Ola menghampiri keduanya dan sasaran pertama dia adalah, Mela.

Dengan sangat kasar, Ola menarik tubuh Mela yang masih polos tanpa sehelai benang pun.

"Menjijikan, dasar wanita murahan! lihat saja apa yang akan aku perbuat kepadamu!" bisik Ola di telinga Mela seraya menjambak rambut Mela.

"Mas tolong aku!" rintih Mela memelas.

"Olive, hentikan! aku tak ingin kamu menyakiti, Mela!" bentaknya.

Namun Ola yang telah menyamar sebagai Olive tak mau tahu, dia tetap saja menyeret paksa membawa Mela keluar dari kamar walaupun tubuh Mela masih polos.

Ola membawa Mela ke dapur di mana saat itu Neneng akan memasak.

'Neng, kamu ambil beberapa cabe rawit dan kamu haluskan secepatnya!" perintah Ola.

"Ba-baik, nona."

Neneng merasa heran pada saat melihat tubuh polos Mela yang sedang di seret paksa oleh Ola.

"Oh iya, neng. Kamu pergi sebentar dan katakan pada, Mba Ari suruh menjaga kamar Rere. Supaya dia tak sampai melihat kejadian ini," pinta Ola.

Secepat kilat Neneng berlari ke kamar Ari dan mengatakan pesan dari Ola. Semua yang ada di rumah tak tahu jika yang mereka pikir adalah Olive adalah Ola.

"Olive, apa yang akan kamu lakukan pada Mela? lepaskan dia!" bentak Azka mencoba menarik paksa supaya melepaskan Mela.

Namun naas, kekuatan Ola lebih besar dari pada Azka. Ola marah besar dan dia menendang ************ Azka.

Neneng yang sudah kembali sempat melihat hal itu ikut begidik ngeri.

"Aduh, pasti sakit sekali tuh burungnya." batin Neneng.

"Bagaimana bisa, majikan aku berubah seperti ini ya?" batin Neneng heran.

"Neng, cepat kamu lanjutkan pekerjaan kamu! haluskan cabe rawit sepuluh biji saja," pintanya.

Setelah cabe rawit tersebut sudah dihaluskan. Ola memerintah Neneng kembali.

"Ambil tali cepat!"

Neneng lekas mengambil tali, dan memberikannya pada Ola yang di anggapnya Olive.

Saat itu juga, Ola mengikat tubuh Mela yang masih polos. Dan dia juga tak membiarkan Azka begitu saja. Dia juga menarik paksa Azka dan mengikat pula dengan tali dengan posisi membelakangi Mela.

"Neng, kamu akan melihat pertunjukan yang sangat indah. Ini adalah salah satu hukuman dari seorang istri yang telah di selingkuhi oleh suaminya."

Cabe rawit yang telah di haluskan di ambil separuh oleh Ola dengan menggunakan sendok. Dia menggosokkan cabe rawit itu ke **** ***** Mela.

"Olive, kamu sudah gila ya! apa yang kamu lakukan, hah?" Mela sudah ketakutan pada saat cabe yang telah di haluskan itu di gosokkan ke area intimnya.

"Ah, Olive! perih tahu, panas!" teriaknya.

Perlahan air mata Mela menetes.

Kini giliran Ola menghampiri Azka, dia membuka boxer Azka dan juga menaruh separuh cabe rawit yang telah di haluskan tersebut ke burung Azka.

"Ahhh sialan kamu, Olive! ini namanya penyiksaan, aku bisa melaporkanmu ke polisi!" ancam Azka.

"Silahkan saja kamu laporkan ke polisi yang ada aku juga akan membongkar kebusukan kalian berdua yang sudah selingkuh di depan mataku. Dan mencoba membunuh aku dengan melempar aku ke jurang!"

"Polisi justru akan mengecam tindakan perselingkuhan kalian berdua. Bukan aku yang akan malu, tetapi kamu dan wanita murahan ini yang akan malu!"

Olive sama sekali tak gentar dengan ancaman dari Azka. Sementara Neneng merasa heran juga dengan perubahan sifat majikan perempuannya.

"Jadi begini ya murka seorang istri jika suaminya selingkuh. Untung saja tuh burungnya nggak di potong habis, coba kalau sampai di potong habis bagaimana jadinya ya?" batin Neneng begidik ngeri.

Setelah puas menyiksa Mela dan Azka, Ola berlalu pergi begitu saja tanpa melepaskan ikatannya pada sepasang selingkuhan ini.

"Neng, kenapa kamu diam saja! cepat lepaskan talinya, aku sudah nggak kuat menahan panas perih di burungku!" bentak Azka melotot ke arah Neneng.

"Kamu pikir cuma kamu saja, mas. Aku juga panas perih, istrimu itu sungguh keterlaluan! dan kenapa pula dia bisa berubah menjadi barbar seperti itu sih?" rajuk Mela.

Neneng lekas melepaskan ikatan tali pada keduanya dan Mela langsung berlari berebutan bersama Azka ke toilet dapur.

"Mas, aku dulu! kamu pergi saja ke toilet yang ada di kamar sekalian ambilkan handuk dan pakaianku," pinta Mela.

Dia langsung menutup pintu toilet begitu kerasnya. Hingga membentur wajah Azka. Azka pun langsung berlari ke toilet kamar. Sementara saat ini Ola sedang berada di kamar pribadi Rere. Dimana Rere telah bangun dan akan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah TK.

"Aduh, anak mamah cantik sekali. Sudah sarapan belum, sayangnya mamah?" tanya Ola menciumi Rere.

"Sudah dong, mamah sayang. Seperti biasa ya, mamah antar Rere kan?"

"Pastinya dong, sayang. Mamah akan antar dan jemput Rere," Ola memainkan hidung mancung Rere.

Setelah siap, Ola pun mengantar Rere tanpa perduli dengan nasib Azka dan Mela.

Terpopuler

Comments

Bagas Langsa

Bagas Langsa

lanjut

2022-09-30

1

🍓🍓🍓

🍓🍓🍓

hhhhh knpa cuma cabe sih coba di tambah merica biar makit nendang 🤣

2022-09-29

4

Rina Y

Rina Y

wih sadis bener

2022-09-29

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!